UNSUR ALKALI TANAH (Sri Rizka Fadila Guci)
UNSUR ALKALI TANAH (Sri Rizka Fadila Guci)
UNSUR ALKALI TANAH (Sri Rizka Fadila Guci)
Daftar Isi
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I.............................................................1
(UNSUR-UNSUR ALKALI TANAH).............................................................................. 1
Daftar Isi.................................................................................................................. 2
Daftar Tabel............................................................................................................... 3
UNSUR-UNSUR ALKALI TANAH................................................................................ 4
A.
Tujuan............................................................................................................... 4
B.
Teori Dasar......................................................................................................... 4
Kecenderungan Golongan Alkali Tanah.........................................................................4
Sifat Umum Senyawa Alkali Tanah............................................................................... 5
Karakter inonik.................................................................................................... 5
Kelarutan garam alkali tanah.................................................................................... 5
Faktor Entalpi...................................................................................................... 6
Faktor Entropi...................................................................................................... 6
Alat dan Bahan.................................................................................................... 7
C.
Alat...................................................................................................................... 7
Bahan................................................................................................................... 7
Prosedur Kerja..................................................................................................... 8
D.
E.
F.
1.
2.
3.
4.
Kesimpulan....................................................................................................... 14
H.
Daftar Pustaka................................................................................................... 15
Daftar Tabel
Tabel 1 data beberapa sifat logam alkali tanah.........................................................................
Tabel 2 Faktor Entropi pada proses pelarutan MgCl2 dan NaCl.....................................................
Tabel 3 Faktor Entropi pada proses pelarutan MgCl2 dan NaCl (dinyatakan dalam T
S )...............
B. Teori Dasar
Unsur-unsur blok s dalam sistim periodic adalah unsur-unsur yang paling reaktif.
Semua unsur alkali sangat reaktif. Unsur-unsur alkali tanah kurang reaktif bila dibandingkan
dengan unsur alkali. Kereaktifan unsur-unsur alkali menunjukkan kecenderungan perubahan
yang jelas. (Tim Kimia Anorganik, 2014)
Potensi reduksi logam-logam berilium jauh lebih kecil dari pada logam alkali tanah
yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa sifat elektro positif berilium jauh lebih kecil
digandingkan logam alkali tanah yang lain. Berilium tidak bereaksi dengan air, reaksinya
dengan uap air membentuk BeO masih diragukan. Magnesium tidak bereaksi dengan air
dingin, tetapi bereaksi dengan air panas dan membentuk lapisan oksida pelindung.
(Andromeda dkk, 2003)
Karakteristika
Konfigurasi Elektron
Titik leleh/ oC
Titik didih/ oC
Densitas/ g cm-3 (20 oC)
Jari-jari atomik/ pm
Jari-jari ionic M2+/ pm
Energy ionosasi Idan II /
kJ mol-1 (0K)
Potensial reduksi standar
H atomisasi / kJ mol-1
4Be
[2He]
2s2
1283
2770
1,85
111
900
1757
-1,85
12Mg
[10Ne]
3s2
649
1107
1,74
160
86
738
1450
-2,36
149
20Ca
[18Ar]
4s2
839
1487
1,54
197
114
590
1145
-2,36
149
38Sr
[36Kr]
5s2
768
1384
2,58
215
132
550
1058
-2,89
164
56Ba
[54Xe]
6s2
727
1850
3,65
217
149
503
958
-2,91
175
88Ra
[86Rn]
7s2
~700
~1700
5,5
509
975
-2,92
-
Elektronegatifan
Warna nyala
1,5
-
1,2
-
1,0
1,0
Merah bata krimson (merah tua)
0,9
hijau
Logam alkali tanah berwarna putih keperakan dan mempunyai densitas (rapatan)
relatif rendah yang semakin besar dengan naiknya nomor atom kecuali (tabel 1). Ikatan
metalik logam-logam alkali tanah lebih kuat daripada ikatan metalik logam alkali
sebagaimana ditunjukkan oleh data entalpi atomisasi, data titik leleh, dan kekerasan yang
lebih besar pula. Walaupun densitas naik dengan naiknya nomor atom seperti halnya
golongan alkali, titik leleh, dan entalpi atomisasi berubah hanya sedikit saja berbeda dari
golongan alkali. Logam alkali tanah kurang reaktif dari pada logam-logam yang lain.
Sebagai contoh, Ca, Sr, dan Ba bereaksi dengan air dingin dan reaksinya paling hebat
untuk barium menurut persamaan reaksi:
Ba(s) +2 H 2 O(l) Ba(OH )2(aq) + H 2 (g)
Ion logam alkali tanah selalu mempunyai tingkat oksidasi +2, dan senyawanya
bersifat stabil, padatan bersifat ionik, tak berwarna kecuali hadirnya anionik
berwarna.sebagian sifat kovalen dijumpai untuk senyawa magnesium, terlebih- lebih
senyawa berilium didominasi oleh ikatan kovalen.
Kelarutan garam alkali tanah
pada umumnya garam alkali tanah yang larut dalam air adalah garam dari
anionik valensi tunggal seperti nitrat dan klorida, sedangkan yang sukar larut adalah
garam dari anionik valensi ganda seperti karbonat, dan fosfat. Beberapa anion khusus
menunjukkan kecenderungan kelarutan yang cukup mencolok; misalnya untuk garan
sulfat, dari atas ke bawah dalam golongannya menunjukkan kecenderungan mudah
larut menjadi sukar latur; sebaliknya, hidroksidanya menunjukkan kelarutan yang
semakin membesar.
Faktor Entalpi
Tahap pertama siklus entalpi yaitu penguapan kisi Kristal. Garam kation
dipositif (alkali tanah) membutuhkan energy penguapan kisi ktistal kira-kira sebesar
tiga kali lipat dari energy yang sama untuk garam kation monopositif (alkali), karena
adanya gaya atraksi elektrostatik yang jauh lebih besar dalam garam kation dipositif.
Tambahan pula, bagi tiap mol garam kation dipositif, tiga ion (M 2+ dan X-) bagi garam
kation monopositif.
Tabel 2 Faktor Entropi pada proses pelarutan MgCl2 dan NaCl
senyawa
MgCl2
NaCl
+ 2526
+ 788
-2659
-784
H /kJ m
ol-133
+4
Faktor Entropi
Entropi kisi magnesium klorida hamper satu setengah kali entropi kisi natrium
klorida (Tabel 3). Hal ini paralil dengan jumlah ion gas yang dihasilkan yaitu tiga ion
gas untuk tiap molekul MgCl2 dan dua ion gas untuk tiap NaCl. Tetapi karna densitas
muatan ion Mg2+ jauh lebih besar daripada densitas muatan ion Na +, maka entropi
hidrasi untuk ion Mg2+ negative jauh lebih besar daripada entropi hidrasi untuk Na+.
Lapisan molekul-molekul air diseputar ion Mg2+ yang terikat kuat merupakan
lingkungan yang jauh lebih teratur sehingga secara keseluruhan faktor entropi tidk
mendukung proses pelarutan garam MgCl2.
Tabel 3 Faktor Entropi pada proses pelarutan MgCl2 dan NaCl (dinyatakan dalam T
senyawa
MgCl2
NaCl
+109
+68
-143
-55
(Sugiarto, 2001)
Tabung reaksi
Penjepit Tabung
Pipa Penyalur Gas
Gelas Kimia 400 ml
S )
S / kJ mol-1
-34
+13
Corong
Bahan
Kertas
Larutan indicator
Serbuk Mg
Pita Mg
Logam kalsium
Magnesium oksida
Kalsium oksida
Barium hidroksida
Mg klorida
Kalsium klorida
Magnesium karbonat
Kalsium karbonat
Barium karbonat
Air Kapur
D. Prosedur Kerja
Eksperimen 1: reaksi dengan air
Sekeping logam kalsium
air dingin
Amati reaksi
reaksi
Menambahkan 10 ml air ke dalam masing-masing
reaksi
Dipanaskan beberapa menit
Timbul gas dan air keruh
yang berbeda
Ditambahkan volume yang sama larutan ion
hidroksida 0.1 M kedalam masing-masing
tabung
Endapan
E. Hasil Pengamatan
1. Reaksi dengan Air
Persamaan Reaksi
Pengamatan
Mg+ H 2 O
Ca+ H 2 O
pH
Ca 2+
(aq ) +2 H 2 O (aq) Ca(OH )2 (s) + H 2(g )
10
+
Ba2(aq)
+2 H 2 O(aq ) Ba(OH )2(s) + H 2 (g)
MgCO 3
Timbulnya gas
-
Ada gelembung
Keruh
Ada gelembung
Keruh
OH
Banyak endapan
SO4
Tidak ada endapan
CO4
Keruh,
tidak
Ca(OH )2+ H 2 O
endapan
Banyak
endapan
Ba(OH )2+ H 2 O
Endapan putih
Endapan putih
Sedikit
endapan
ada
F. Diskusi
Eksperimen 1: reaksi dengan air
Pada reaksi antara logam magnesium dengan air, menurut hasil pengamatan tidak
terjadi reaksi (Mg tidak terlarut). Reaksi antara magnesium dengan air menghasilkan gas
hidrogen.
Reaksinya sebegai berikut:
Mg(s) + H 2 O(l) MgO(s) + H 2 (g)
Menurut reaksi diatas adanya gas hidrogen dapat dilihat oleh adanya gelembunggelembun gas, namun hal ini tidak ditemukan pada saat praktikum, kemungkinan karena
logam Mg bereaksi sangat lambat pada suhu dingin. Sehingga reaksi tidak terlihat pada
waktu yang cepat.
Pada reaksi pita magnesium dengan air yang dipanaskan, terjadi reaksi tetapi
lambat, dan tampak gelembung gas hidrogen serta membentuk larutan asam.
Reaksi yang terjadi adalah:
MgO( s) + H 2 O( aq) Mg ( OH )2 (s )
Air panas digunakan untuk mempercepat reaksi. Logam magnesium merupakan
unsur elektron positif dan reduktor kuat serta kurang reaktif. Dari hasil pengamatan, Mg
dengan menggunakan air panas reaksi terjadi lebih cepat daripada dengan air dingin, hal
ini di tunjukkan dengan lebih cepatnya terbentuk gelembung gas pada tabung reaksi. Hal
in menunjukkan bahwa suhu mempercepat reaksi.
Mg ( OH )2( s)
2+ +2OH
Mg
Logam ini bersifat sebagai alkalis (pembentuk basa). Mg(OH) 2 digolongkan basa
lemah dan MgO dalam air bersifat basa sehingga disebut oksida basa, karena hidroksida
larut dalam air dn kelarutannya makin besar dengan bertambahnya endapan putih yaitu
Mg(OH)2, hal ini dikarnakan larutan tersebut leewat jenuh atau Ksp larut < konsentrasi
ion-ionnya sehingga dalam air.
Pada teaksi antara Ca(OH)2 dengan air menghasilkan yang keruh da terdapat
endapan putih. Setelah itu diukur pH-nya dengan menggunakan kerta indikatorr dan
ternyata pH-nya adalah 10 yang menunjukkan larutan bersifat basa kuat yang di sebut
kapur, dengan raksi yang terjadi adalah:
2+ +2OH
Ca(OH )2 Ca
2+
Ca(aq)
+2 H 2 O(s) Ca(OH )2 (s) + H 2(g )
Reaksi dengan Ba(OH)2 dengan air menghasilkan larutan yang keruh terdapat
endapan. Setelah itu diukur pH-nya dengan kertas indikator adalah 7. Hasil uji
menunjukan bahwa larutan bersifat netral. Tapi seharusnya adalah larutan bersifat basa
kuat karena dengan bertambahnya nomor ataom dan makin besarnya jari-jari sehingga
makin mudah melepas ion OH-. Dengan reaksinya adalah:
2+
B a(aq)
+2 H 2 O(s) Ba(OH )2 (s) + H 2(g )
Reaksi antara logam alkao tanah dengan ion OHPada reaksi Mg2+ dengan ion hidroksida menghasilkan larutan yang keruh dan
terdapat endapan. Reaksi yang terjadi adalah:
Mg ( OH )2( s)
2+ +2OH
Mg
Reaksi ion Ca2+ dengan ion hidroksoda tidak terjadi perubahan atau tidak ada
endapan dan larutan menjadi keruh. Seharusnya pada reaksi ion Ca 2+ dengan ion
hidroksoda terbentuk endapan dan larutan menjadi keruh yang lebih banyak
dibandingkan reaksi ion Mg2+ dengan ion hidroksida. Hal ini terjadi karena kesalahan
yang dilakukan pada proses percobaan. Dan reaksi yang terbentuk adalah:
2+
Ca(aq ) +2 H 2 O(aq) Ca(OH )2 (s)
Dalam reaksi ion Ba+ dengan ion hidroksida menghasilkan larutan yang keruh
dan endapan yang lebih banyak dibandingkan ion Mg2+ dan ion Ca2+ , dan reaksinya
adalah:
+
Ba2(aq)
+2 H 2 O(aq ) Ba(OH )2(s)
Reaksi logam alkali tanah dengan ion SO42Reaksi antara ion Mg2+ dengan ion sulfat menghasilkan larutan bening tanpa
terbentuknya endapan. Reaksi yang terjadi:
2
SO 4(aq)
MgSO 4(aq)
+
Mg2(aq)
+
Reaksi antara logam Ca2+ dengan ion sulfat menghasilkan larutan tetap bening
dan tanpa tebentuk endapan, seharusnya pada percobaan ini terbentuk endapan putih
(CaSO4). Reaksi yang terjadi adalah:
2
SO 4(aq)
CaSO 4 (s)
2+
Ca(aq)
+
Reaksi ini akan menghasilkan kalsium sulfat CaSO 4 merupakan zat padat putih.
Kesalahan yang terjadi disebabkan kesalahan pada saat melakukan percobaan.
Reaksi antara logam Ba2+ dengan ion sulfat menghasilkan larutan yang putih
keruh dan terdapat endapan putih yang banyak. Reaksi yang terbentuk adalah:
2
SO 4(aq)
BaSO 4(s )
2+
Ba(aq)
+
Reaksi ion Ba2+ dengan ion karboanta menghasilkan larutan putih keruh dan
endapan yang lebih sedikit. Seharusnya endapan yang dihasilkan lebih sedikit karean
kelarutan ion Ba2+ dalam karboant lebih sedkit. Reaksinya yang terjadi adalah:
2
CO3(aq)
BaCO 3(s)
+
Ba2(aq)
+
G. Kesimpulan
1. Pita Mg lebih cepat bereaksi dengan air panas dibandingkan air dingin karena
2.
3.
4.
5.
6.
H. Daftar Pustaka
Andromeda dkk. (2003). Kimia Anorganik III (p. 23). Padang: Forum Heds FMIPA UNP.
Sugiarto, K. H. (2001). Kimia Anorganik II (pp. 5154). Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Tim Kimia Anorganik. (2014). penuntun praktikum kimia anorganik 1. Padang: universitas
negeri padang.