Landasan Teologi Teknologi Pendidikan Sebuah Paradigma Baru
Landasan Teologi Teknologi Pendidikan Sebuah Paradigma Baru
Landasan Teologi Teknologi Pendidikan Sebuah Paradigma Baru
Rinawaty
Sri Rahayu S.
Thomas Sutana
LANDASAN TEOLOGI
TEKNOLOGIPENDIDIKAN:Sebuah Paradigma Baru
Perpektif Islam,Khatolik dan
Kritest Protestan
OLEH:
JAMRIDAFRIZAL
RINAWATY
SRI RAHAYU SURTININGTYAS
THOMAS SUTANA
Abstrak
Para pemikir dan praktisi bidang teknologi pendidikan terus berupaya
memperbaiki definisi dan cakupan teknologi pendidikan, hal itu terlihat dari defenisi
terakhir teknologi pendidikan
Pendahuluan
Teknologi pendidikan adalah cabang pengetahuan yang membahasa
bagaimana orang menciptakan, menggunakan dan mengelola sumber dan
lingkungan
yang
tepat
guna
dengan
kebutuhan
pembelajaran.
Untuk
yaitu Teknologi
yaitu
1. Kawasan Desain
Desain adalah proses untuk menentukan kondisi belajar dengan tujuan untuk
menciptakan strategi dan produk. Kawasan desain bermula dari gerakan psikologi
pembelajaran, terutama diilhami dari pemikiran B.F. Skinner (1954) tentang teori
pembelajaran berprogram (programmed instructions). Selanjutnya, pada tahun 1969
dari pemikiran Herbert Simon yang membahas tentang preskriptif tentang desain
turut memicu kajian
tentang desain.
Pendirian
pusat-pusat
desain
bahan
Development
Center pada tahun 1960 semakin memperkuat kajian tentang desain. Dalam
kurun waktu tahun 1960-an dan 1970-an, Robert Glaser, selaku Direktur dari
Learning Resource and
tentang desain pembelajaran sebagai inti dari Teknologi Pendidikan. Tujuan desain
adalah untuk menciptakan strategi dan produk pada tingkat makro seperti program
dan kurikulum; dan pada tingkat mikro seperti pelajaran dan modul. Kawasan
desain meliputi studi mengenai :
a) desain sistem pembelajaran,
b) desain pesan,
c) strategi pembelajaran, dan
d) karateristik peserta didik
3. Kawasan Pemanfaatan
Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk
belajar. Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk
belajar mereka yang terlibat dalam pemafaatan mempunyai tanggung jawab untuk
mencocokan peserta didik dengan bahan dan aktivitas yang specifik, menyiapkan
peserta didik agar dapat berintekrasi dengan bahan aktivitas yang dipilih,
memberikan bimbingan selama kegiatan, membekan penilaian atas hasil yang
dicapai peserta didik serta memasukkannya ke dalam prosedur organisasi yang
berkelanjutan.
4. Kawasan Pengelolaan
Pengelolaan meliputi pengendalian Teknologi Pembelajaran melalui :
perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian
dan
supervisi.
Kawasan
pengelolaan bermula dari administrasi pusat media, program media dan pelayanan
3
Dimensi teologis islam pada Studi dan praktek etis Teknologi Pendidikan
Apakah itu studi dan praktek etis dalam Teknologi Pendidikan? Untuk dapat
memahami hal tersebut kita mesti mengacu kepada kode etik yang dibuat oleh komite
etik AECT. Bila penulis perhatikan satu persatu kode etik yang dibuat oleh komite etik
AECT yang terdiri dari 30 point, semuanya mengarah pada studi dan prinsip etis yang
berdasarkan prinsip-prinsip kemanusiaan yang mungkin berbeda satu negara dengan
negara lain, satu daerah dengan daerah lain dalam negara.
Jelaslah penjelasan tentang kode etik ini tidak memiliki dimensi Teologis. dalam
konteks teologi islam sebagai agama rahmatan lil alamin ( rahmat sekalian alam),
Allah mestilah menjadi alasan bagi setiap orang untuk beraktivitas.
Dalam tulisan ini penulis mengusulkan sebuah dimensi baru dari kajian dan
praktek etis, yaitu sebuah kajian dan praktek didasarkan pada nilai-nilai yang islami,
hal ini dimaksudkan agar adannya sandaran vertikel terhadap praktek etis sendiri.
Sebab sebuah praktek yang etis yang tidak didasarkan pada tauhid kepada Allah maka
tidak dapat nilai kebaikan di sisi Allah atau balasan dari Allah swt di akhirat kelak.
Sebagaimana dapat dipahami dari firman Allah:
Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya
Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan
sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang
tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang
telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka
kerjakan? (QS Hud 15-16)
Demi masa. Sesungguhnya manusia benar benar berada dalam kerugian.
Kecuali orang orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan saling
menasehati supaya menaati kebenaran dan saling menasehati supaya
menetapi kesabaran... (QS. Al-Ashr: 1-3)
Artinya: Ibnu Masud RA berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW
bersabda, Barang siapa yang mempelajari satu bab dari ilmu dengan tujuan
untuk menyampaikan kepada umat manusia, maka ia diberi pahala seperti tujuh
puluh sodikin. (H.R. Abu Daud
Dari dua ayat dan satu hadis nabi tersebut dapat kita pahami bahwa praktek etis
yang hanya bersadarkan kepada iman kepada Allah maka saja yang dinilai memiliki
nilai kebaikan disisi Allah, demikain bula halnya dengan kajian yang memiliki nilai
ibadah (berpahala)
5
diorientasikan untuk meraih ridha Allah (ibadah). Dalam hal ini tidak ada aturan baku
dari Rasulullah s.a.w.Dalam hadis Jarir ibn `Abdullah disebutkan bahwa Rasulullah
s.a.w. saw. bersabda:
Barangsiapa merintis jalan yang baik dalam Islam (man sanna fl Islm sunnatan
hasanah), maka ia memperoleh pahalanya dan pahala orang-orang yang
melakukannya sesudahnya, tanpa berkurang sedikit pun pahala mereka; dan
barangsiapa merintis jalan yang buruk dalam Islam (man sanna fl Islm sunnatan
sayyi-ah), maka dia menanggung dosanya dan dosa orang-orang yang
melakukannya sesudahnya, tanpa berkurang sedikit pun dosa mereka. (Lihat
antara lain: Shahih Muslim, II: 705, Hadis senada diriwayatkan oleh 5 imam antara
lain, Nasai, Ahmad, Turmudi, Abu Dawud dan Darimi).
Atau dengan kata lain definisi dari Ibadah Ghairu Mahdhah atau umum ialah: segala
amalan yang diizinkan oleh Allah. misalnya ibadaha ghairu mahdhah ialah belajar,
dzikir, dakwah, tolong-menolong dan lain sebagainya. Prinsip-prinsip dalam ibadah
ini, ada 4:
6
a.
Allah dan Rasul-Nya tidak melarang maka ibadah bentuk ini boleh diselenggarakan.
Selama tidak diharamkan oleh Allah, maka boleh melakukan ibadah ini.
b.
Karenanya dalam ibadah bentuk ini tidak dikenal istilah bidah , atau jika ada yang
menyebutnya, segala hal yang tidak dikerjakan rasul bidah, maka
bidahnya
disebut bidah hasanah, sedangkan dalam ibadah mahdhah disebut bidah dhalalah.
c.
manfaat atau madharatnya, dapat ditentukan oleh akal atau logika. Sehingga jika
menurut logika sehat, buruk, merugikan, dan madharat, maka tidak boleh
dilaksanakan.
d.
Azasnya Manfaat, selama itu bermanfaat, maka selama itu boleh dilakukan.
Maka segala bentuk kegiatan baik yang ditujukan untuk meraih ridha Allah masuk ke
dalam ranah ibadah ghairu Mahdhah.
Dengan demikian bahwa praktek creating, using dan managing adalah
bernilai ghairu mahdah, karena ini memang tidak ada dalil yang melarang, karena
dianggap perbuatan baik,rasional dan memiliki azas manfaat.
Adapun dalam operasionalnya praktek creating, using and managing dalam
teologi islam harus berdasarkan niat karena Allah. Karena sesuatu ibadah ditentukan
oleh niatanya, sebagaimanan dapat dipahami dari firman Allah dan hadis Nabi
Muhammad SAW.
Barangsiapa yang mengerjakan amal sholeh, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Allah berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan. (QS:An-Nahl:97)
amal
perbuatan
itu
tergantung
pada
niatnya,
dan
sesungguhnya setiap orang itu tergantung terhadap apa yang dia niatkan,(HR.
Bukhori 1, Muslim )
Shallallahu
alaihi
wa
sallam
bersabda.
Nabi SAW berkata Setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan bismillah
(dalam riwayat lain : dengan mengingat Allah) maka amalan tersebut terputus (kurang)
keberkahannya ( Hadits)
Dimensi Teologi Islam Pada Fungsi Teknologi Pendidikan
Tujuan utama dari Teknologi Pendidikan adalah memudahkan belajar dan
meningkatkan kinerja. Fungsi meningkatkan kinerja dapat dilihat dari defenisi
pendidikan islam
Dalam literatur pendidikan Islam, setidaknya ada tiga istilah, yang sering
digunakan untuk menyebut pendidikan, yaitu: tarbiyah, talm, dan tadb
Pertama, istilah tarbiyah berakar dari tiga kata, yaitu pertama dari kata rabbayarbu (
)yang
berarti memberi adab dan mendidik. Dalam kamus bahasa Arab, al-Mujam alWashth, sebagaimana yang dikutip oleh Abd. Rahman Abdullah, istilah tadb yang
biasanya diartikan sebagai pelatihan dan pembiasaan mempunyai kata makna
dasar: 1) Tadb berasal dari kata dasar aduba yadubu yang berarti melatih,
mendisiplinkan diri untuk berperilaku yang baik dan sopan santun; 2) Berasal dari
kata dasar adaba yadibu yang berarti mengadakan pesta atau perjamuan yang
berarti berbuat dan berperilaku sopan; 3) Kata addaba sebagai bentuk kata kerja
tadb
mengandung
pengertian
mendidik,
melatih, memperbaiki,
proses
pembentukannya,
penerapan
penggunaannya
metode
sampai
pendidikan
Islam,
mulai
dari
pendidikan
Islam
berusaha
sungguh-sungguh
untuk
dan
kebebasan
pendidik
dalam
menggunakan
serta
Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah manusia yang paling banyak
bermanfaat dan berguna bagi manusia yang lain; sedangkan perbuatan yang
paling dicintai Allah adalah memberikan kegembiraan kepada orang lain atau
menghapuskan kesusahan orang lain, atau melunasi hutang orang yang tidak
mampu untuk membayarnya, atau memberi makan
sedang kelaparan dan jika seseorang itu berjalan untuk menolong orang yang
10
sedang kesusahan itu lebih aku sukai daripada beritikaf di masjidku ini selama
satu bulan ( Hadits riwayat Thabrani ).
Kelima, Pertolongan
mendoakannya dan dia akan tetap berada dalam rahmat Allah selama dia
menolong
pertolongan
orang
tersebut
dan
jika
telah
selesai
melakukan
umrah dan sesiapa yang mengunjungi orang yang sakit maka Allah akan
melindunginya dengan tujuh puluh lima ribu malaikat dan tidaklah dia
mengangkat kakinya melainkan akan dituliskan Allah baginya satu kebaikan,
dan tidaklah dia meletakkan tapak kakinya untuk berjalan melainkan Allah
angkatkan daripadanya, Allah akan ampunkan baginya satu kesalahan dan
tinggikan kedudukannya satu derajat sampai dia duduk disamping orang sakit,
dan dia akan tetap mendapat rahmat sampai dia kembali ke rumahnya (HR
Thabrani ).
Ketujuh,Siapa
yang
berjalan
untuk
membantu
saudaranya
sesama
muslim maka Allah akan menuliskan baginya suatu kebaikan dari tiap langkah
kakinya sampai dia pulang dari menolong orang tersebut. Jika dia telah selesai
dari menolong saudaranya tersebut, maka dia telah keluar dari segala dosadosanya bagaikan dia dilahirkan oleh ibunya, dan jika dia ditimpa kecelakaan
(akibat menolong orang tersebut) maka dia akan dimasukkan ke dalam surga
tanpa hisab (HR. Abu Yala ).
11
Kedelapan,
Sesiapa
yang
bersikap
ramah
kepada
orang
lain
dan meringankan beban hidupnya baik sedikit maupun banyak maka kewajiban bagi
Allah untuk memberikan kepadanya pelayanan dengan
Thabrani ).
Kesembilan, Amar Makruf dan mencegah kemungkaran yang kamu lakukan
adalah shalat. Menolong orang yang susah juga merupakan shalat. Perbuatan
menyingkirkan sampah dari jalan juga shalat dan setiap langkah yang engkau
lakukan menuju tempat shalat juga merupakan shalat
Penutup
Pada akhirnya penulis bermohon kepada Allah agar tulisan yang singkat ini
dapat menjadi pembuka wawasan yang membacanya, sehingga Allah menjadikan
sebagai ilmu yang bermanfat, harapan ini penuliskan sandarkan pada fhadis nabi
Apabila anak Adam (manusia) mati maka terputuslah amalnya kecuali 3 hal;
bersedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak sholeh yang selalu mendoakan
kedua orang tuanya. (HR. Muslim)
Allah berfirman dalam surat zalzalah sbb:
Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan
melihat (balasan) nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah
pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula (zalzalh-7-8)
Harapan lain yang penulis mohonkan kepada Allah yaitu agar tulisan ini
menjadi sebuah petunjuk awal bagi praktisi pendidikan muslim untuk lebih mendalami
dimensi teologi islam dengan kaiatannya dengan Teknologi Pendidikan.
Sebagaimana yang dijanjikan Allah melalui perkataan Rasul-Nya Dari Abi Hurairah
RA sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: siapa yang memberi petunjuk ke jalan
yang baik (dengan ilmunya) maka ia akan mendapat pahala seperti yang di dapatkan
oleh orang yang mengikutinya tanpa kurang sedikit pun. (H.R. Muslim)
12
Alhamdulillairrabi alamin
Jamridafrizal
Referensi
1. Al-quran al karim:Jakarta: depag RI,2000
2. Kitab sahih muslim-bukhari
3. Samsul Nizar, Ensiklopedi Tokoh Pendidikan Islam, Mengenal Tokoh
Pendidikan Islam di Dunia Islam dan Indonesia, (Jakarta: Quantum Teaching,
2005)
4. Abdul Fattah Jalal, Min al-Ushl al-Tarbawiyah f al-Islm, Terj. Azas-Azas
Pendidikan, Penj. Hery Noer Ali, (Bandung: Diponegoro, 1988)
5. Seels, B. B., & Richey, R. C. (1994). Instructional technology: the definition and
13
Pendahuluan :
Sekolah-sekolah Katholik di Indonesia telah mempunyai perjalanan sejarah
yang panjang sebelum kemerdekaan Indonesia. Mereka didirikan oleh para biarawanbiarawati ( dari Eropa ) untuk memenuhi layanan pendidikan anak-anak Eropa,
khususnya anak-anak bangsa Belanda. Dan, dalam perjalanan waktu sekolahsekolah katholik menjadi pilihan masyarakat dalam layanan pendidikan karena dikenal
kualitas pendidikannya dan hidup disiplin. Maka, sekolah-sekolah Katholik menjadi
14
terkenal di kota-kota besar di Indonesia, sebagai contoh : Santa Ursula dan Kanisius
di Jakarta, Regina Pacis di Bogor, Regina Pacis di Cirebon, Santa Angela dan Santo
Aloysius di Bandung, Kolese Loyola dan Sedes di Semarang, Stella duce dan Kolese
de Britto di Yogyakarta. Albertus di Malang dan St. Louis di Surabaya.
Bertebarannya sekolah-sekolah katholik di Indonesia merupakan bentuk nyata
dari pentingnya sebuah pendidikan. Menurut gereja katholik, pendidikan adalah karya
kerasulan gereja yang hidup dan tinggal bersama dunia. Menurut kodratnya,
pendidikan tidak dapat dilepaskan dari agama1. Melalui pendidikan, gereja
menjalankan tugas karya keselamatan Allah. Dalam pasal 8, dikatakan bahwa untuk
melaksanakan tugas penyelamatan, Gereja menggunakan sarana-sarana yang
diberikan Jesus Kristus kepadanya. Gereja mendirikan sekolah-sekolah karena
Gereja
memandang
sekolah
sebagai
sarana
istimewa
untuk
memajukan
Rm. Mangunwijaya, Gereja dan Pendidikan dalam Situasi Kini yang Serba Kompleks dalam Gereja Indonesia
Pasca Vatican : Refleksi dan Tantangan, Kanisius, Yogyakarta,1997
2
Komisi Pendidikan, Sekolah Katholik, Jakarta, 2008
3
Komisi Pendidikan KWI, Dimensi Religius Pendidikan di Sekolah Katholik, Jakarta, 2008
15
kedamaian dan kebahagiaan yang sejati. Suasana damai dilukiskan dengan indah
dalam kitab suci, misalkan : seorang anak bermain dengan seekor singa.
Gambar dan citra Allah itu menjadi rusak karena dosa nabi Hawa. Dan sejak
itu, manusia itu keluar dari taman Eden dan mereka mengalami pergulatan antara
kebaikan dan kejahatan. Meskipun sudah jatuh dalam dosa, manusia tetap memiliki
kemampuan untuk berbuat kebaikan. Namun, usaha- usaha yang dilakukan manusia
sendiri untuk bersatu kembali kepada Allah tidak mudah dilaksanakan. Karena belas
kasih Allah yang besar kepada umat manusia, diutuslah para nabi untuk menyadarkan
kembali umat manusia atas dosa-dosanya. Akhirnya, Tuhan Jesus, puteraNya yang
tunggal diutus datang ke dunia. Apa yang dilakukan oleh Allah ini disebut sebagai
rencana karya keselamatan Allah. Dan karya keselamatan ini diteruskan dan
diperjuangkan oleh Gereja sebagai wakil Tuhan Jesus di dunia.
Oleh karena itu, pendidikan di sekolah-sekolah katholik tidak dapat
memisahkan diri dari Kristus sebagai jalan, kebenaran dan harapan. Kristus adalah
dasar dari seluruh usaha pendidikan dalam sekolah katholik. WahyuNya memberikan
arti baru kepada hidup dan membantu manusia mengarahkan pikiran, tingkah laku
dan kemauannya menurut Injil4. Sekolah katholik akan berupaya membantu peserta
didik untuk semakin tumbuh dalam iman dan untuk semakin mengenal Tuhan Jesus.
Sebagai contoh di atas, visi misi SMP Pangudi Luhur Jakarta Selatan
merupakan komunitas iman dengan semangat cinta kasih mendampingi kaum muda
untuk berkembang menjadi seorang pribadi yag berkualitas, beriman, berwatak dan
berbudi pekerti luhur. Proses pendidikan yang dijalankan oleh SMP Pangudi luhur
diikat dan dijalin dalam komunitas iman. Iman akan Tuhan menjadi dasar pelayanan
kepada peserta didik dan menjadi dasar terhadap interaksi satu sama lain. Komunitas
iman yang diwujudkan dalam perilaku sehari-hari disemangati oleh cinta kasih.
Maka, pendidikan di sekolah katholik mengintegrasikan kehidupan iman dan
kehidupan pribadi peserta didik. Integrasi ini diharapkan dapat membentuk peserta
didik menjadi orang Katholik seutuhnya. Sekolah menyadari bahwa usaha integrasi
iman dan hidup merupakan proses tobat sepanjang hidup sampai peserta didik
16
menjadi apa yang dikehendaki oleh Tuhan atas dirinya 5. Bersama keluarga dan
sekolah, peserta didik mengembangkan kehidupan imannya dan mengembangkan
potensi / talentanya yang dianugerahkan oleh Tuhan. Kehidupan iman akan membuat
peserta didik memiliki suara hati yang jernih dan mampu menanggapi panggilan
Tuhan ;apa yang menjadi kehendak Tuhan atas hidup mereka. Pengembangan
potensi diri menjadi dasar apa ayng disumbangkan peserta didik kepada masyarakat.
Dengan demikian, akan terbentuk pola hidup orang Katholik yang benar-benar
membawa peserta didik melibatkan diri dalam pengabdian kepada Tuhan di dalam
sesama manusia dan dalam membuat dunia menjadi tempat hidup yang lebih baik.
Pola dan proses pendidikan di sekolah katholik sampai sekarang ini merupakan
tradisi turun-temurun. Dan hal itu dijalankan di semua sekolah katholik di seluruh
dunia. Pendidikan sekolah Katholik mencerminkan dan melayani pandangan bahwa
setiap orang Katholik, karena pembaptisan, terpanggil untuk menuju hidup kudus
karena relasi yang baik dengan Tuhan, diri sendiri dan sesama. Hidup menuju
kekudusan menyiratkan kehidupan iman mendalam yang mempunyai relasi dengan
Tuhan dalam konteks komunitas iman dan kesadaran akan keberadaan Tuhan di
tengah-tengah dunia. Maka, peserta didik diharapkan nantinya dapat menghayati dan
mempraktekkan spiritualitas iman, yaitu : iman tanpa perbuatan adalah sia-sia.
Dalam konteks ke-Indonesia-an, iman tanpa perbuatan adalah sia-sia dapat
dimaknai bahwa kehidupan orang Katholik tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
bermasyarakat. Uskup pribumi yang pertama, Mgr. Soegiyopranoto, SJ mengatakan
bahwa 100 % orang Katholik dan 100 % orang Indonesia. Meski beragama katholik,
orang katholik tetap tumbuh dan hidup dalam kebudayaan Indonesia. Pendidikan di
sekolah Katholik tidak menghilangkan akar kebudayaan, justru sebaliknya pendidikan
katholik memperkuat dan melestarikan kebudayaan setempat.Iman yang tidak
menjadi kebudayaan adalah iman yang tidak diterima sepenuhnya, tidak menyatu
seluruhnya, tidak dihayati dengan setia6
5
6
17
Apa yang telah digariskan oleh gereja dalam beberapa dokumen gereja tentang
pendidikan tidak bertentangan dengan konsep teknologi pendidikan. Beberapa prinsip
pendidikan katholik tersebut adalah sebagai berikut, yaitu7 :
1. Sekolah katholik hendaknya menjadi rumah bagi para peserta didik. Mereka
merasa senang dan nyaman tinggal dan belajar di sekolah ( pasal 27 ).
2. Lingkungan sekolah yang menyenangkan, pertama adalah fasilitas fisik yang
memadai, misalkan : ruang kelas, olah raga, rekreasi. Setiap sekolah katholik
bisa berbeda-beda dalam banguna fisik. Tetapi peserta didiknya dibuat merasa
kerasan, lingkungannya sederhana tapi iklimnya kaya secara manusiawi dan
rohani ( pasal 28 )
3. Peserta didik hendaknya bertanggungjawab atas rumah sekolah mereka dan
lingkungannya dengan memelihara, menjaga sekolah sebersih dan serasi
mungkin ( pasal 29 )
4. Tanggungjawab pertama untuk menciptakan iklim khusus sekolah Katholik
adalah guru, baik perorangan maupun kelompok. Dimensi religius iklim sekolah
diwujudkan dalam hubungan antar pribadi yang akrab dan serasi dan dalam
kesediaan melayani ( pasal 26 )
5. Deklarasi Pendidikan katholik ( Gravissimum Educationis ) memberikan cara
pandang baru tentang sekolah katholik : transisi dari sekolah sebagai lembaga
ke sekolah sebagai komunitas. ( pasal 31 )
6. Setiap orang yang terlibat dalam sekolah adalah bagian komunitas sekolah (
pasal 32 )
7. Sikap dan perilaku para guru hendaknya menjadi sikap dan perilaku orang yang
menyiapkan lahan menambah kehidupan rohani dan memanjatkan doa untuk
para peserta didik yang dipercayakan kepada mereka.( pasal 71 )
8. Para guru mendoakan masing-masing para peserta didik agar rahmat yang
hadir di lingkungan sekolah dapat merasuki dan menerangi seluruh pribadi para
peserta didik dan membantu mereka menjawab secara teliti segala yang
diminta dari diri mereka untuk menghayati hidup Kristiani. Para peserta didik
belajar mendoakan para gurunya agar anugerah-anugerah pendidikan yang
mereka peroleh makin efektif. ( pasal 111 )
Ibid.
18
PENUTUP:
Gereja sangat menaruh perhatian terhadap pendidikan karena melalui
pendidikan Gereja dapat melanjutkan karya keselamatan Allah. Pendidikan menjadi
salah satu karya kerasulan gereja yang secara terus menerus mendampingi dan
membimbing peserta didik. Diharapkan melalui pendidikan di sekolah Katholik,
peserta didik dapat menanggapi panggilan Allah untuk mengabdikan hidupnya bagi
Tuhan dan sesama.
DAFTAR PUSTAKA
19
Sebuah pendidikan dikatakan Kristen jika ia memiliki dasar Alkitab dan dasar
teologis. Mengutip pandangan Robert W. Pazmino (1988) dalam Sidjabat (1994)
menurutnya pendidikan Kristen merupakan:
Usaha bersahaja dan sistematis, ditopang oleh upaya rohani dan manusiawi
untuk mentransmisikan pengetahuan, nilai-nilai, sikap-sikap, keterampilanketerampilan dan tingkah laku yang bersesuaian/konsisten dengan iman
Kristen; mengupayakan perubahan, pembaharuan dan reformasi pribadipribadi, kelompok bahkan struktur oleh kuasa Roh Kudus, sehingga peserta
didik hidup sesuai dengan kehendak Allah sebagaimana dinyatakan oleh
Alkitab, terutama dalam Yesus Kristus.
20
DASAR TEOLOGIS
Pemikiran teologia yang baik dan jelas sangat perlu dalam rangka
mengarahkan tugas pendidikan Kristen itu sendiri.Sebab refleksi teologis menjadi
semacam keyakinan yang selanjutnya memberi warna terhadap kehadiran dan kerja.
Pokok-pokok pikiran teologis berikut dikemukakan sebagai unsur penting
dalam kegiatan pendidikan Kristen.
1. Pengenalan akan Allah sangat sentral dalam pemahaman iman Kristen.
Sebagaimana diajarkan oleh Alkitab pengenalan akan Allah merupakan
panggilan dan tujuan hidup manusia. Pengenalan yang dimaksud di sini
bukanlah sekedar mengerahui, melainkan memiliki relasi dan komunikasi
yang indah, akrab, harmonis, sangat pribadi (subjektif).
Jadi pendidikan bukanlah sekedar kegiatan yang membawa manusia
memiliki pengetahuan yang banyak namun terpisah dari Allah.Pendidikan
harus berusaha membawa pendidik dan peserta didiknya belajar, yakni
belajar semakin mengenal Allah dalam berbagai aspek hidupnya.
pendegarnya,
serta
membawa
perubahan
hidup
(life
21
Kristen.
Bagaimana
seorang
Pendidik
mengarahkan,
6. Kedewasaan
22
Akhirnya, kedewasaan itu harus pula tertuang dalam kegiatan ibadah, doa dan dalam
ketahanan melawan musuh-musuh rohani.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keseluruhan dasar atau fondasi dari
pelayanan gereja adalah terletak pada pembinaan atau pendidikan warga jemaat,
guna mendorong mereka bertumbuh menuju kedewasaan dalam Yesus Kristus.
1.
Kawasan Desain
24
Sebagaimana desain adalah proses untuk menentukan kondisi belajar, dan bertujuan
untuk menciptakan strategi dan produk pada tingkat makro, seperti program dan
kurikulum, dan pada tingkat mikro, seperti pelajaran dan modul.
Kawasan desain mempunyai empat cakupan, yaitu :
langkah-langkah
penganalisaan,
perancangan,
pengembangan,
Desain Pesan meliputi perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan
(Grawbowski, 1991 : 206). Karakteristik lain dari desain pesan adalah bahwa
desain harus bersifat spesifik baik terhadap mediannya maupun tugas
belajarnya.
2. Kawasan Pengembangan
Kawasan pengembangan berakhir pada produksi media. Melalui proses bertahuntahun perubahan dalam kemampuan media ini kemudian berakibat perubahan dalam
kawasan. televisi sebagai media yang baru juga digunakan untuk kepentingan
pendidikan dan muncul peradaban baru televisi.
Pengembangan adalah proses penterjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk
fisik.
25
a.
b.
Bersifat linier
Secara khas digunakan menurut cara yang sebelumnya telah ditentukan oleh
desainer/pengembang
Cenderung merupakan bentuk representasi fisik dari gagasan yang riil dan
abstrak.
c.
Teknologi
Berbasis
Komputer
merupakan
cara-cara
memproduksi
dan
26
Gagasan-gagasan
biasanya
diungkapkan
secara
abstrak
dengan
d.
Dapat digunakan secara acak atau tidak berurutan, disamping secara linier ;
Gagasan-gagasan
sering
disajikan
secara
realistic
dalam
konteks
Sifat bahan yang mengintegrasikan kata-kata dan tamsil dari banyak sumber
media.
3. Kawasan Pemanfaatan
27
Kebijakan dan Regulasi adalah aturan dan tindakan dari masyarakat (atau
wakilnya) yang mempengaruhi difusi atau penyebaran dan penggunaan
Teknologi Pembelajaran.
4. Kawasan Pengelolaan
Konsep
pengelolaan
merupakan
bagian
integral
dalam
bidang
Teknologi
pembelajaran
mungkin
terlibat
dalam
usaha
pengelolaan
projek
pengkoordinasian
dan
supervise.
Pengelolaan
biasanya
merupakan hasil dari penerapan dari suatu system nilai. Secara singkat ada empat
kategori dalam kawasan pengelolaan, yaitu :
Pengelolaan
Sumber
mencakup
perencanaan,
pemantauan,
dan
cara
bagaimana
distribusi
bahan
pembelajaran
5. Kawasan Penilaian
Penilaian dalam pengertian paling luas adalah aktivitas manusia sehari-hari.Dalam
kehidupan sehari-hari kita selalu menakar nilai aktivitas atau kejadian berdasarkan
kepada system penilaian tertentu.Pengembangan program pendidikan formal, banyak
diantaranya yang didanai oleh pemerintah federal, menuntut perlunya program
penilaian yang bersifat formal pula.
Dengan perhatian yang lebih terarah pada penilaian formal menjadi jelas bahwa
penilaian harus membandingkan hasil dengan tujuan. Jadi lingkup penilaian
mencakup penelusuran kebutuhan(need assessment). Kawasan penilaian tumbuh
bersamaan dengan berkembangnya bidang penelitian dan metodologi.Keduanya
sering berjalan seiring atau bersamaan.Tujuan dari kawasan penilaian sendiri yaitu
membantu pengambilan keputusan yang tepat bukannya untuk menguji hipotesa.
Dalam kawasan penilaian dibedakan pengertian antara penilaian program penilaian
projek dan penilaian produk.
Dalam kawasan penilaian terdapat empat subkawasan,yaitu :
Analisis Masalah
Mencakup
cara
penentuan
sifat
dan
parameter
masalah
dengan
Penilaian
Formatif
dan
Sumatif.Penilaian
formatif
berkaitan
dengan
31