Sistem Injeksi Bahan Bakar PDF
Sistem Injeksi Bahan Bakar PDF
Sistem Injeksi Bahan Bakar PDF
BAB II
SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR
(Moch.Solikin)
4
Pengontrolan jumlah injeksi bahan bakar ke setiap saluran
masuk ditakar oleh plunyer pengontrol (control plunger) yang
terletak di distributor bahan bakar dan pengontrolan udara
dilakukan oleh air flow sensor. Sistem injeksi K-Jetronic
digunakan pada beberapa kendaraan Eropa tahun 1980-an,
contoh: Mercedes Benz serie : 280E dan 300 E tahun 80 an.
EFI
secara
umum
5
1). L Jetronic
Kode L berasal dari bahasa Jerman Luft yang berarti udara.
Pada EFI L Jetronic, kontrol injeksi dilakukan secara elektronik
oleh Electronic Control Unit (ECU) berdasarkan jumlah udara
yang masuk. Sensor untuk mengukur jumlah udara yang masuk
ke dalam silinder adalah Air Flow Meter
2). D Jetronic
Kode D berasal dari bahasa Jerman Drunk yang berarti
tekanan. Pada EFI D Jetronic, kontrol injeksi dilakukan secara
elektronik oleh Electronic Control Unit (ECU) berdasarkan
jumlah udara yang masuk. Sensor untuk mengukur jumlah udara
yang masuk ke dalam silinder adalah Manifold Absolute
Pressure Sensor (MAP Sensor).
Secara skematik perbedaan antara EFI-L jetronic dengan EFI-D
Jetronic dapat dilihat pada gambar 2.6, skema EFI-L jetronic
lebih detail pada gambar 2.7 dan skema EFI-D jetronic lebih
detail pada gambar 2.8. :
1. Tangki BB
2. Pompa BB
3. Saringan BB
4. Pipa deliveri
5. Regulator tekanan
6. Injektor
7. Air Flow meter
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Throttle
Throttle Position sensor
Skerup penyetel idle
Penyetel CO
ECU
Injektor saat dingin
EFI
Putaran rendah
Putaran tinggi
9
2. Sistem Cuk pada Karburator dan Injector Saat Dingin pada
EFI
Karburator
Menutup lubang saluran masuk
agar kevacuman pada venturi
meningkat sehingga bensin
yang keluar lebih banyak,
campuran kaya, mesin mudah
dihidupkan
EFI
Menambah injektor saat dingin
untuk menambah penyemprotan
bensin sehingga campuran lebih
kaya, terdapat pula model yang
pada saat dingin mengaktifkan
Idle System Control (ISC). ECU
menambah
jumlah
injeksi
berdasarkan signal starter dan
temperatur mesin.
Gambar 2.10. Sistem cuk pada karburator dan injector saat dingin
3. Saat Percepatan
Karburator
Saat
dipercepat
pompa
percepatan menyemprotkan
bahan bakar untuk mengatasi
keterlambatan aliran bahan
bakar dibandingkan aliran
udara agar campuran tidak
kurus
EFI
Saat dipercepat jumlah udara
yang masuk semakin banyak.
Jumlah udara dideteksi oleh air
flow meter atau MAP sensor,
mendapat masukkan tersebut
ECU menambah jumlah injeksi
bahan bakar.
10
EFI
Saat beban penuh jumlah injeksi
ditambah oleh ECU berdasarkan
masukan dari sensor posisi
throttel (Throttle Position Sensor)
dan sensor putaran mesin.
11
12
bahan bakar (fuel filter), damper pulsa (pulsation damper), pipa
deliveri (delivery pipe), regulator tekanan (pressure regulator),
injektor (injector) dan saluran pengembali (return pipe).
1. Prinsip kerja sistem bahan bakar
Saat mesin distarter atau mesin hidup maka pompa bahan
bakar (fuel pump) bekerja menghisap bahan bakar dari tangki (fuel
tank) dan menekan ke pipa deliveri (delivery pipe) melalui pipa
nahan bakar (fuel pipe) dengan terlebih dahulu disaring oleh
saringan bahan bakar (fuel filter). Bila tekanan bahan bakar
melebihi batas yang ditentukan maka regulator akan membuka
dan bahan bakar akan mengalir ke tangki melalui saluran
pengembali (return pipe). Injektor dihubungkan ke pipa deliveri
sehingga saat jarum injektor membuka maka injektor akan
mengabutkan bakan bakar ke arah katup hisap dan masuk ke
dalam silinder. Aliran bahan bakar dapat digambarkan sebagai
berikut:
13
14
bahan bakar keluar dari pompa. Silencer menyerap tekanan
bahan bakar yang yang dihasilkan oleh pompa dan mengurangi
suara bising.
15
16
Rangkaian kelistrikan pompa bahan bakar untuk EFI-L dan EFI D
adalah sebagai berikut:
EFI-L
EFI-D
17
c. Saringan Bahan Bakar (Fuel Filter)
Saringan bahan bakar berfungsi untuk menyaring kotoran
pada bensin agar tidak menyumbat injektor. Saringan bahan
bakar dipasang setelah pompa bahan bakar. Pengantian saringan
setiap 40.000 km, terdapat juga saringan yang penggantiannya
80.000 120.000 km. Saat pemasangan saringan bahan bakar
harus memperhatikan tanda pemasangan.
18
e. Pulsation Damper
Saat injector terbuka maka terjadi sedikit penurunan tekanan
bahan bakar pada pipa deliveri, saat injector tertutup maka
tekanan naik kembali. Dengan demikian terdapat sedikit variasi
tekanan pada pipa deliveri. Variasi tekanan tersebut dapat
menyebabkan stabilitas pengontrolan jumlah injeksi bahan bakar
kerkurang, untuk menghindari hal tersebut maka pada pipa
deliveri dipasang pulsation dumper. Saat terjadi variasi tekanan
maka pulsation damper menyerap variasi tekanan tersebut, karena
didalamnya terdapat diafragma yang dapat menetralisir variasi
tekanan. Kerja pulsation dumper sama dengan peredam kejut yang
menyerap getaran pada kendaraan.
19
katup pada regulator tekanan akan membuka dan bahan bakar
dialirkan ke tangki kembali. Tekanan yang harus dijaga tetap
stabil adalah perbedaan tekanan antaran intake manifold dengan
tekanan pada pipa delivery, bukan dengan tekanan udara luar.
Konstruksi regulator tekanan terdiri dari saluran masuk yang
berhubungan dengan pipa delivery, saluran keluar yang
berhubungan dengan pipa pengembali, sebuah katup bola yang
menutup hubungan saluran masuk dan keluar, pegas (spring) yang
menekan katup agar menutup, diafragma yang memisahkan ruang
bahan bakar dengan ruang vacuum.
20
21
22
23
Gambar 2.27. Cara kerja cold start injector saat mesin dingin
Setelah mesin distarter dan kunci kontak pada posisi ON,
injeksi dari cold start injector akan berakhir. Apabila starter motor
berputar pada periode yang lama, memungkinkan penggenangan
bahan bakar. Oleh karena itu pada saat arus mengalir melalui heat
coil (1) dan (2) elemen bimetal menjadi panas dan kontak akan
terbuka. Dengan demikian tidak ada arus yang mengalir ke cold
start injector, sehingga injeksi bahan bakar terhenti.
Gambar 2.28. Cara kerja cold start injector saat mesin panas
24
D. SISTEM INDUKSI UDARA (AIR INDUCTION SYSTEM)
Sistem induksi udara berfungsi untuk mengalirkan udara
yang diperlukan untuk proses pembakaran. Komponen sistem
induksi udara terdiri dari: Saringan udara, air flow meter (untuk
EFI-L), throttle body, air valve, air intake chamber (intake
manifold).
25
Udara dari air cleaner masuk melalui air flow meter dan
membuka measuring plate kemudian mengalir ke air intake
chamber. Volume udara yang mengalir ke air intake chamber
ditentukan oleh pembukaan katup throttle. Selanjutnya udara dari
intake chamber didistribusikan ke setiap manifold dan mengalir ke
dalam ruang bakar. Apabila mesin masih dingin, air valve akan
terbuka dan udara mengalir melalui air valve ke air intake chamber.
Dengan demikian walaupun throttle valve dalam keadaan menutup,
tetap terdapat udara yang mengalir ke air intake chamber,
tujuannya adalah untuk menambah putaran idle (disebut fast idle)
saat mesin masih dingin.
1. Saringan Udara
Saringan udara berfungsi untuk menyaring debu atau kotoran
yang terdapat di udara agar tidak masuk ke silinder. Saringan harus
dibersihkan setiap perawatan berkala (tiap 3000-5000 km). Cara
membersihkan dengan menyemprot dengan udara bertekanan dari
arah berlawanan dengan aliran udara masuk saat terpasang.
26
27
28
5. Air Valve (Katup Udara)
Katup udara berfungsi untuk mengatur putaran idle pada saat
mesin masih dingin. Pada umumnya katup udara yang digunakan
pada sistem EFI terdapat dua tipe yaitu : tipe bi-metal dan tipe
wax.
a. Tipe Wax
Katup udara tipe wax terpasang pada throttle body, terdiri
atas thermo valve, gate valve, pegas A dan pegas B. Thermo valve
diisi dengan thermo wax yang akan mengembang dan mengkerut
sesuai dengan perubahan temperatur air pendingin.
29
30
bi-metal dapat dilakukan oleh air pendingin mesin maupun secara
elektrik dengan membuat lilitan pemanas (heat coils).
Prinsip kerja air valve tipe bi-metal yaitu apabila mesin
dihidupkan dalam keadaan dingin, gate valve terbuka, akibatnya
udara dari intake air connector pipe mengalir ke saluran bypass
throttle valve, kemudian mengalir ke intake air chamber.
Dengan demikian meskipun throttle valve tertutup, volume
udara masuk bertambah dan putaran idle lebih tinggi dari pada
putaran normal. Setelah mesin hidup beberapa saat, arus mulai
mengalir ke heat coil, akibatnya bi-metal menjadi panas, gate
valve secara perlahan akan tertutup dan putaran mesin akan turun.
31
udara tidak dapat mengalir melalui air valve dan mekanisme fast
idle tidak berfungsi.
6. Intake Manifold
Intake manifold merupakan saluran masuk udara ke dalam
silinder, pada intake manifold terdapat intake chamber, yang
berfungsi sebagai stabilizer aliran udara yang akan masuk ke dalam
silinder, hal ini dikarenakan udara mengalir ke dalam silinder hanya
saat katup masuk terbuka sehingga terjadi fluktuasi aliran yang
menyebabkan akurasi pengukuran jumlah udara yang masuk
berkurang. Terdapat dua model intake manifold EFI, yaitu:
a. Model integrated type (menyatu)
b. Model separated type (terpisah)
32
33
1. SENSOR
Sensor berfungsi untuk mendeteksi kondisi kendaraan yang
dibutuhkan ECU untuk menentukan jumlah injeksi bahan bakar dan
saat pengapian. Terdapat banyak sensor yang digunakan oleh mesin
EFI. Beberapa sensor dan fungsinya adalah sebagai berikut:
TABEL 1. SENSOR DAN FUNGSINYA
No
Nama Sensor
1
Air Flow Meter
atau Mass Air Flow
(MAF)
2
MAP Sensor
3
4
5
6
Throttle Position
Sensor (TPS)
Intake Air
Temperature
Sensor (IATS)
Engine Coolant
Temperature Sensor
(ECTS)
Oxygen sensor
(O2S)
Variabel Resistor
atau CO potensio
Vehicle Speed
Sensor
Knock (K) Sensor
9
10
11
12
Crank Angle
Sensor
Ignition signal
Starter signal
11
A/C signal
Fungsi
Mengukur jumlah udara yang masuk
ke dalam silinder dengan mendeteksi
aliran udara yang masuk
Mengukur jumlah udara yang masuk
ke dalam silinder dengan mendeteksi
tekanan pada intake manifold
Mendeteksi posisi katup throttle
Mendeteksi temperature udara yang
masuk ke dalam silinder
Mendeteksi temperatur mesin atau
air pendingin mesin
Mendeteksi sisa oxygen pada gas
buang untuk menghasilkan campuran
yang tepat
Menyetel kadar CO atau campuran
bahan bakar bagi EFI yang tidak
dilengkapi O2 sensor.
Mendeteksi kecepatan kendaraan
Mendeteksi terjadinya knocking/
detonasi
Mendeteksi sudut engkol
Mendeteksi putaran mesin
Sebagai masukan mesin sedang
distarter
Sebagai masukan AC sedang
berkerja
34
a. Air Flow Meter
Air flow meter berfungsi mengukur jumlah udara yang
masuk ke dalam silinder sebagai dasar ECU menentukan jumlah
injeksi. Misal: untuk menghasilkan campuran ideal yaitu 15 : 1,
maka saat air flow meter mendeteksi jumlah udara yang masuk ke
silinder 15 g maka ECU akan mengontrol injektor untuk
menginjeksikan bahan bakar 1 g. Air flow meter digunakan pada
EFI-L. Air flow meter dipasang setelah saringan udara.
Terdapat beberapa model air flow meter, diantaranya model:
1) Model potensio
2) Model hot film
3) Model Karman vortex
35
d) By-pass merupakan saluran udara yang masuk ke dalam
silinder yang tidak melalui measuring plate.
36
37
38
Keterangan:
1. Elemen Pemanas Film
2. Tabung Penangkap Masa Udara
3. Sensor Film Panas
39
menghasilkan sinar bila dialiri listrik dan phototransistor yang
berfungsi sebagai saklar. Saat kunci kontak di ON kan maka
LED akan menyala. Sinar yang dihasilkan mengenai kaca dan
memantulkan ke photo transistor. Bila sinar yang dipantulkan
mengenai phototransistor maka transistor akan ON.
Saat mesin hidup maka terjadi aliran vortex, akibat aliran
vortex maka kaca akan bergetar. Frekuensi geratan kaca
sebanding dengan jumlah aliran udara. Bervariasinya getaran
kaca menyebabkan frekuensi phototransistor juga bervariasi.
ECU akan menghitung jumlah udara yang masuk berdasarkan
frekuensi yang terjadi pada phototransistor.
4,5 5.0 V
0 0.5 V
Aliran udara rendah
40
41
tegangan terminal PIM dengan tekanan pada intake manifold
adalah sebagai berikut:
42
Rangkaian dan pemasangan TPS adalah sebagai berikut:
43
Rangkaian kelistrikan TPS model resistor adalah sebagai
berikut:
44
Intake air temperature sensor merupakan thermistor, yaitu
resistor
yang nilainya berubah sesuai dengan perubahan
temperature. jenis thermistor adalah Negative Temperature
Coefficient (NTC) yaitu semakin tinggi temperatur semakin
rendah nilai resistor.
IATS dipasang dekat rumah saringan udara, atau saluran
antara saringan udara dengan throttle body. Pemasangan dan
rangkaian IATS adalah sebagai berikut:
45
46
Saat temperatur air pendingin rendah maka tahanan WTS
tinggi, sehingga tegangan terminal THW pada ECU menjadi
tinggi. Sebaliknya bila temperatur air pendingin tinggi maka
tahanan WTS menjadi rendah, sehingga tegangan terminal THW
pada ECU menjadi rendah. Dengan demikian ECU mendeteksi
perubahan tegangan pada terminal THW sebagai indikator
perubahan temperatur air pendingin. Berdasarkan masukan dari
WTS maka ECU akan mengkoreksi jumlah injeksi bahan bakar
dan mefungsikan Idle Speed Control (ISC), sehingga putaran idle
sedikit lebih tinggi (fast-idle) sampai diperoleh temperature kerja
normal.
e. Oxygen Sensor
Oxygen sensor digunakan untuk mendeteksi gas buang,
untuk menentukan apakah campuran udara bahan bakar (AFR)
terlalu kaya, tepat atau terlalu miskin. Berdasarkan masukan
oxygen sensor bila campuran terlalu kaya maka ECU akan
mengurangi injeksi dan sebaliknya bila campuran miskin maka
ECU akan menambah injeksi bahan bakar. Oxygen sensor
digunakan pada kendaraan yang menggunakan catalytic converter ,
pemasangan sensor pada saluran buang seperti gambar di bawah:
47
dan bagian luar ZrO2, maka akan membentuk tegangan 0 1V.
Pada campuran kurus terdapat banyak oxygen pada gas buang
sehingga menghasilkan tegangan rendah (0,1 - 0,4 V), campuran
kaya kandungan oxygen pada gas buang rendah sehingga oxygen
sensor menghasilkan tegangan lebih tinggi (0,6 - 1 V). Campuran
stoichiometric (14,7:1) tegangan yang dihasilkan oxygen sensor
0,45V.
48
g. Variable Resistor
Variable resistor merupakan komponen yang digunakan
pada kendaraan yang tidak dilengkapi catalytic conventer, sebagai
ganti oxygen sensor. Pada kendaraan yang menggunakan oxygen
sensor penyetelan campuran bahan bakar dapat dilakukan secara
otomatis sesuai signal dari oxygen sensor. Pada kendaraan yang
tidak menggunakan oxygen sensor penyetelan campuran bahan
bakar dilakukan dengan menyetel variable resistor. Komponen ini
juga sering disebut CO adjuster.
49
Pemeriksaan veriable resistor dapat dilakukan dengan
pendekatan tegangan, yaitu tegangan 0 - 5V pada terminal VAF
E2, dapat pula mengukur nilai resistor antara terminal VAF-E2
dengan tahanan 5.
h. Vehicle Speed Sensor
Vehicle Speed Sensor berfungsi untuk mendeteksi kecepatan
kendaraan. Adanya speed sensor sehingga ECU memperoleh
informasi yang lebih lengkap tentang kondisi kendaraan. Dengan
kombinasi informasi dari TPS, MAP sensor, NE signal, dan speed
sensor maka ECU dapat mengetahui apakah kendaraan saat
percepatan, perlambatan, saat idle atau saat beban berat.
50
51
j. Distributor Signal
Distributor signal merupakan signal yang dihasilkan
distributor sebagai masukan bagi ECU untuk menentukan
putaran mesin dan sudut engkol. Berdasarkan input distributor
signal ke ECU maka ECU menentukan ignition timing dan
injection timing. Terdapat 2 model distributor signal, yaitu:
model signal generator dan model photo diode.
1). Model Signal Generator
Distributor signal model signal generator pada distributor
terdapat pembangkit gelombang listrik (signal generator).
Signal generator terdiri dari pick up coil dan reluctor atau signal
rotor yang dipasang pada poros distributor. Saat poros
distributor berputar maka maka reluctor akan melewati pick up
coil dan terjadi induksi elktromagnetis pada pick up coil
sehingga menghasilkan gelombang listrik.
52
Pada beberapa model kendaraan terdapat juga NE signal dengan
4 reluctor di distributor, dan G signal dengan 2 pick up coil dan
1 reluctor. Ada pula NE signal dipasang dekat puli poros engkol.
53
Saat kunci kontak ON, LED akan menyala, bila posisi LED
tepat lubang disc dan sinar LED mengenai photo diode
sehingga photo diode akan ON, sedangkan saat sinar terhalang
oleh disc maka photo diode akan OFF. Dengan demikian saat
mesin hidup maka distributor berputar dan photo diode akan
menghasilkan signal ON/OFF yang dialirkan ke ECU.
54
55
56
mendapat signal 1 saat mesin distarter dan mendapat signal 0
saat mesin mati atau sudah hidup demikian pula bila AC hidup.
Distributor signal tipe photo diode menghasilkan signal digital
karena membangkitkan signal gelombang kotak.
57
Output Circuit pada ECU merupakan rangkaian untuk proses
penguatan signal sehingga actuactor dapat difungsikan. Rangkaian
tersebut biasanya sebuah transistor yang difungsikan sebagai saklar
(switching).
3. ACTUACTOR
Actuactors merupakan bagian yang dikontol oleh ECU guna
melakukan aksi sesuai dengan signal dari ECU. Igniter dikontrol
oleh ECU untuk menentukan sudut dwell dan saat pengapian,
injektor dikontrol oleh ECU untuk saat injeksi, menentukan durasi
dan pola injeksi bahan bakar, vacuum switch valve (VSV) dikontrol
oleh ECU sebagai idle up atau idle speed control (ISC). Pompa
bahan hanya berfungsi atau ON saat mesin distarter dan saat mesin
sudah hidup, saat kontak OFF atau kontak ON namun mesin mati
maka relay akan OFF. Pompa hanya berfungsi bila relay pompa
berfungsi. Fungsi relay pompa dikontrol oleh kunci kontak saat
58
starter, switch pada air flow meter dan ECU. Engine check indicator
dikontrol oleh ECU untuk memberikan kode dengan jumlah kedipan
(lampu ON/OFF) sesuai dengan gangguan yang terjadi.
a. Igniter
Igniter merupakan komponen pokok pada sistem pengapian.
Fungsi igniter untuk menghubungkan dan memutuskan aliran listrik
pada primer koil sehingga koil pengapian menghasilkan induksi
tegangan tinggi pada sekunder koil, induksi tegangan tinggi
selanjutnya dialirkan ke busi sehingga busi menghasilkan percikan
api untuk membakar campuran bahan bakar di ruang bakar.
Prinsip kerja igniter dapat dilihat pada gambar 2.75. Reluctor
G1 menghasilkan signal yang dialirkan ke input circuit ECU,
kemudian menjadi masukan microprosesor ECU. Sedangkan
reluctor Ne sebagai masukan sudut engkol. Microprosesor
mengaktifkan Tr1 sehingga Tr1 menjadi ON. Kerja Tr1 pada ECU
(IGt) menjadi masukan dwell angle control circuit pada igniter
untuk diteruskan ke ignition control circuit dan mengaktifkan Tr2.
Saat Tr2 aktif (ON) maka primer coil dialiri listrik, setelah sudut
dwell sesuai dengan perencanaan maka aliran terhenti, saat aliran
primer koil terhenti maka terjadi induksi tegangan tinggi.
59
Induksi primer koil dideteksi oleh IGf signal generator yang
menjadi masukan bagi ECU sebagai referensi putaran mesin.
Berdasarkan informasi putaran mesin dan kondisi mesin yang lain
seperti beban maupun detonasi maka ECU akan mengatur sudut
dwell dan saat pengapian.
b. Injektor
Injektor merupakan salah satu actuactor yang pokok pada
sistem EFI. Injektor berfungsi untuk menginjeksikan bahan bakar ke
arah katup hisap, bahan bakar keluar dari injektor dalam bentuk
kabut. Jumlah bahan bakar yang diinjeksikan tergantung dari
tekanan bahan bakar, besar lubang injektor dan lama injektor
membuka.
Pembukaan injektor dilakukan secara electromagnetic, yaitu
dengan mengalirkan listrik pada kumparan injector. Saat listrik
mengalir ke kumparan injector maka inti kumparan menjadi
magnet, dan magnet menarik katup injektor melawan pegas. Saat
jarum injector tertarik maka lubang injektor terbuka dan injektor
menginjeksikan bahan bakar, bila aliran listrik terhenti maka
kemagnetan yang dihasilkan kumparang hilang, akibat gaya pegas
jarum injektor terdorong menutup lubang.
60
Injeksi bahan bakar ke intake manifold terjadi saat injektor
mendapat signal dari ECU. Kapan signal dialirkan oleh ECU
tergantung dari pola injeksi (injection pattern) yang diterapkan
pada mesin bersangkutan. Terdapat 3 pola injeksi yaitu:
1). Pola Simultan
Pola injeksi simultan yaitu semua injektor dirangkai
parallel dengan satu signal kontrol, sehingga waktu dan lama
injeksi sama untuk semua silinder. Saat transistor pada ECU
ON maka terjadi aliran listrik pada injektor sehingga injektor
terbuka, dan terjadi injeksi bahan bakar.
61
silinder 1 maka kabutan bahan bakar pada silinder 1 akan
menunggu di katup masuk, saat katup masuk terbuka maka
kabutan bahan bakar akan masuk ke dalam silinder, hal itu terjadi
pula untuk silinder 2 dan 4, karena saat akhir kompresi silinder 1
maka silinder 2 pada posisi akhir usaha dan silinder 4 pada posisi
akhir buang.
Saat silinder 1 akhir kompresi maka silinder 3 pada posisi
akhir langkah hisap sehingga kabutan bahan bakar dari injektor
langsung masuk ke silinder (perhatikan gambar di atas).
2). Pola 2 Group (2 Groups)
Pada pola 2 group maka injektor dirangkai parallel menjadi
2 group, yaitu injektor silinder 1 dan 3, dihubungkan dengan Tr1
dan injektor silinder 2 dan 4 dihubungkan dengan Tr2. Dengan
demikinan saat Tr1 on maka terjadi injeksi pada silinder 1 dan
3, dan saat Tr2 on akan terjadi injeksi pada silinder 2 dan 4.
62
63
4). Pola Independent
Pola injeksi independent merupakan pola yang paling ideal
karena setiap injektor dikontol oleh ECU secara individual
dengan cara meng on off kan transistor pada ECU. Tiap
injektor berhubungan dengan 1 transistor yang dikontrol secara
mandiri.
64
menunggu pada katup masuk terbuka tidak terlalu lama, sehingga
homogenitas campuran lebih baik dan katup masuk lebih bersih.
5). Pola injeksi 2 tahap (Two stage mixing injection timing)
Pola injeksi tipe ini digunakan pada sistem injeksi
langsung (direct injection), dimana injektor dikontrol secara
independent, saat injeksi ke dalam ruang bakar dilakukan 2 kali,
yaitu saat langkah hisap dan langkah kompresi. Pada injeksi
pertama terjadi campuran miskin yaitu 1 : 60 sedangkan injeksi
kedua akan terjadi campuran yang kaya yaitu 1 : 12. Dengan pola
injeksi tersebut diperoleh kosumsi bahan bakar yang ekonomis
dengan performa mesin yang lebih optimal.
65
c. Kontrol Durasi Injeksi (Injection Duration Control)
Jumlah injeksi bahan bakar dipengaruhi oleh tekanan bahan
bakar, besar lubang injektor dan lama injektor terbuka. Tekanan
bahan bakar diatur tetap oleh regulator tekanan, besar lubang
injektor dibuat tetap, dengan demikian untuk mementukan jumlah
injeksi bahan bakar diatur dengan menentukan lama injektor
ON. Lama injektor ON disebut durasi injeksi. Semakin besar
durasi injeksi semakin banyak jumlah bahan bakar yang
diinjeksikan.
Durasi injeksi dikontrol oleh ECU berdasarkan masukan dari
sensor jumlah udara (air flow meter/ MAP sensor), putaran mesin
(ignition coil/ NE signal), temperatur mesin (Coolant temperature
sensor), posisi katup gas (throttle position sensor), emisi gas
buang (oxygen sensor).
66
Starting
injection
control
Fuel
injection
duration
control
Injection
Correction
Voltage correction
After-start Enrichment
Warm-up enrichment
Air-Fuel ratio during
transition
Power Enrichment
Air Fuel Ration Feedback
Correction
Idling Stability Correction
High Attitude
Compesation Correction
Fuel Cut
67
panas, oleh karena itu perlu koreksi agar perbandingan udara
bahan bakar (AFR) tepat. Temperature udara yang masuk
dideteksi oleh sensor Air temperature sensor. Standar AFR pada
temperature 20C.
3). Koreksi baterai (Battery Correction)
Koreksi baterai merupakan penambahan lama injeksi
sebagai koreksi perubahan tegangan baterai. Pada saat starter
tegangan baterai menurun (voltage drop), sehingga injektor tidak
segera membuka walaupun signal ECU sudah ON, kondisi
tersebut dapat menyebabkan kesalahan jumlah injeksi.
Durasi injeksi saat starter dapat digambarkan sebagai berikut:
68
69
70
putaran mesin masih tinggi bukaan throttle kecil. ECU
mendeteksi kondisi tersebut melalui MAP sensor dan throttle
position sensor untuk mengurangi jumlah injeksi atau
kompensasi <0 (Compensation rate <0).
d) Koreksi Tenaga (Power Enrichment Correction)
Saat mesin beban penuh atau menanjak perlu penambahan
jumlah injeksi bahan bakar agar tenaga mesin naik. Indikasi
mesin beban penuh adalah throttle valve membuka maksimal
namun putaran mesin maupun kecepatan kendaraan rendah.
Penambahan jumlah injeksi dikontrol ECU berdasarkan
masukan dari MAP sensor, throttle position sensor (TPS ), NE
signal dan Speed sensor.
e). Penghentian Injeksi (Fuel Cut Injection)
Fuel cut injection terjadi saat
putaran mesin berlebihan
(overrunning) dan saat perlambatan (declaration).
a). Penghentian Injeksi pada Putaran Mesin Berlebihan
(Over running Fuel Cut Injection)
Fuel cut injection merupakan penghentian signal dari
ECU ke injektor beberapa saat sehingga tidak terjadi injeksi
bahan bakar. ECU melakukan fuel cut injection berdasarkan
masukan dari sensor putaran mesin (NE signal).
Fuel cut injection pada putaran tinggi terjadi bila mesin
melebihi batas yang ditentukan. Batas maksimal putaran
mesin tergantung merk dan jenis mesinnya, umumnya 7000
rpm. Tujuan fuel cut injection adalah melindungi mesin dari
kerusakan akibat putaran berlebihan. Adanya fuel cut injection
putaran mesin menyebabkan mesin tidak dapat melebihi batas
yang ditentukan.
b). Penghentian Injeksi Saat Perlambatan (Declaration Fuel
cut injection)
Deaclaration fuel cut injection dilakukan sebagai upaya untuk
menghemat kosumsi bahan bakar dan mencegah catalyst tidak
terlalu panas. Kerja deaclaration fuel cut injection berdasarkan
masukan MAP sensor, throttle position sensor dan temperatur
71
mesin. Saat mesin kondisi dingin penghentian injeksi terjadi
pada putaran yang lebih tinggi.
72
4. Idle Speed Control (ISC) System
Idle Speed
Control (ISC) merupakan sistem yang
mengontrol putaran mesin saat idle sehingga mesin mudah distarter
dan diperoleh putaran idle yang paling optimal. Saat temperatur
mesin masih dingin agar mesin tidak mati maka putaran idle dibuat
sedikit lebih tinggi, dan putaran mesin berangsur-angsur turun
sebanding dengan meningkatnya temperatur mesin. Saat beban
mesin bertambah akibat A/C dihidupkan, power sterring bekerja
dan beban kelistrikan bertambah maka putaran idle akan turun
sehingga mesin dapat mati, untuk mengatasi hal tersebut maka
putaran mesin harus ditingkatkan. Sistem yang berfungsi untuk
meningkatkan putaran idle ini sering disebut idle up system.
Metode yang dilakukan untuk mengatur putaran idle yaitu
dengan cara mengatur pembukaan saluran by-pass, sehingga udara
yang masuk melalui by-pass dapat bervariasi sesuai dengan
peningkatan putaran yang dikehendaki. Semakin banyak udara yang
melalui by-pass semakin tinggi putaran idle. Karena konsep Idle
Speed Control adalah mengatur udara melalui by-pass maka sistem
ini sering disebut pula Idle Air Control sytem.
Bertambahnya udara yang masuk dideteksi oleh MAP sensor
atau Air flow sensor. Berdasarkan masukan dari MAP sensor atau
Air flow sensor maka ECU akan menambah volume injeksi
sehingga putaran mesin lebih tinggi. Terdapat beberapa model ISC,
diantaranya:
1). Model solenoid
2). Model motor stepper
3). Model duty control
a. Idle Speed Control Model Solenoid
Pada ISC model solenoid digunakan solenoid untuk menarik
katup menutup saluran by-pass. Solenoid dikontrol oleh ECU atau
ECM berdasarkan masukan dari sensor IATS, WTS, A/C signal
maupun starter signal. Saat solenoid dialiri listrik dari ECU maka
solenoid menghasilkan magnet dan menarik katup yang menutup
saluran by-pass, sehingga saluran by-pass terbuka. Terbukanya
saluran by-pass menyebabkan udara yang masuk bertambah.
Bertambahnya udara yang masuk dideteksi oleh MAP sensor atau
Air flow sensor. Berdasarkan masukan dari MAP sensor atau Air
73
flow sensor maka ECU akan menambah volume injeksi sehingga
putaran mesin lebih tinggi dan putaran mesin bertambah.
Katup solenoid dapat ditempatkan secara terpisah maupun
secara integral pada throttle body . Solenoid yang terpisah adalah
VSV (Vacuum Switch Valve).
74
Penggunaan 2 selenoid memungkinkan pembukaan by-pass
diatur sampai 4 langkah, yaitu langkah 0, yaitu posisi kedua
solenoid OFF. Langkah 1 yaitu VSV 1 posisi ON dan VSV 2 posisi
OFF, langkah 3 yaitu VSV 1 posisi OFF dan VSV 2 posisi ON dan
langkah 4 yaitu VSV 1 posisi ON dan VSV 2 juga posisi ON.
TABEL 2
No
Langkah
1
2
3
4
Langkah 1
Langkah 2
Langkah 3
Langkah 4
Posisi VSV
VSV 1
VSV 2
OFF
OFF
ON
OFF
OFF
ON
ON
ON
75
maju atau mundur tergantung signal dari ECU. Bila motor
berputar searah jarum jam maka ISC valve bergerak mundur
sehingga jumlah udara yang masuk lebih banyak dan putaran
mesin bertambah. Sebaliknya bila motor berputar belawanan
dengan jarum jam maka ISC valve bergerak maju untuk
mengurangi udara yang mengalir dan putaran mesin berkurang.
76
Pada model duty control listrik yang mengalir ke solenoid
dalam bentuk gelombang kotak. Saat ISC tidak berfungsi maka
tidak ada aliran listrik pada solenoid, namun saat ISC berfungsi
maka besar aliran udara yang melalui by-pass tergantung dari lama
ON solenoid. Semakin lama waktu ON dibanding waktu OFF maka
aliran udaranya semakin besar.
77
Gambar 2.97 Aliran sistem pompa bahan bakar saat mesin hidup
Saat kunci kontak ON, namun mesin mati maka yang bekerja adalah
main relay saja akibat arus (A). Relay bahan bakar tidak bekerja
karena tidak ada arus yang melalui L2 atau L2.
78
DAFTAR PUSTAKA
Astra Daihatsu Motor (2004), Diagnosis dan Petunjuk Pemeriksaan
Sistem EFI, Jakarta, Jakarta, Astra Daihatsu Motor.
Astra Daihatsu Motor (2004),
Motor.
Astra Daihatsu Motor (2004), Text Book Daihatsu Ceria, Jakarta, Astra
Daihatsu Motor.
Astra Daihatsu Motor (2004), Text Book Daihatsu Xenia, Jakarta, Astra
Daihatsu Motor.
Auto Data (1998) Technical Data Tuning Emission Service, Diagnosis,
Procedure Repair Conditions 1998, England, Auto Data
Limited
Bonnick,A.W.M (2001) Automotive Computer Controlled SystemsDiagnostic Tools and Technicques, Buston, Butterworth
Heinemann.
Honda Prospect Motor (2001), Manual Civic 2001, Jakarta, Honda
Prospect Motor.
Honda Prospect Motor (2004), Manual CRV, Jakarta, Honda Prospect
Motor.
Krama Yuda Tiga Berlian Motor (2000), Step II
Yuda Tiga Berlian Motor.
79
Controls-Input
Sensors,
Kevin
R
(2004),
WWW.Autoshop101.Com.
Temperature
Sensor,
Kevin
R
(2004),
Sensors
WWW.Autoshop101.Com.
Kevin R (2004), Oxygen
WWW.Autoshop101.Com.
and
Air
Fuel
Actuators,
Sensor,