Contoh PTK PAUD
Contoh PTK PAUD
Contoh PTK PAUD
BAB I
PENDAHULUAN
potensial
atau
manusia
sebagai
makhluk
normatif
dan
juga
dalam pembelajaran.
Sekolah: Sebagai sumbangan positif guna memperbaiki mutu pendidikan
di sekolah khususnya di PAUD Anatapura
BAB II
menaati
dan
mematuhi
peraturan
berlaku,
orang
dapat
Dengan demikian indikator disiplin belajar dapat dilihat dalam proses dan
hasil belajar. Dalam proses belajar indikatornya dapat dilihat dari: kehadiran di
kelas, motivasi belajar, partisipasi dalam kelas, etika dan sopan santun,kerapian
berpakaian, belajar beberapa jam setiap hari, menyimak dengan sungguh-sungguh
setiap pelajaran, dan mencapai Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM).
10
2) Bentuk-Bentuk Disiplin
11
12
13
Pokok kedua displin inilah hukuman. Hukuman berasal dari kata kerja
latin. Punier dan berarti menjatuhkan hukuman pada seseorang karena suatu
kesalahan, perlawanan atau pelanggaran sebagai ganjaran atau pembalasan.
Walaupun tidak dikatakan secara jelas, tersirat di dalamnya bahwa kesalahan,
perlawanan atau pelanggaran ini disengaja, dalam arti bahwa itu mengetahui
bahwa perbuatan itu salah tetapi tetap melakukannya.
c. Penghargaan
Pokok ketiga dari disiplin ialah penggunaan penghargaan, istilah
penghargaan berarti tiap bentuk penghargaan untuk suatu hasil yang baik. Tetapi
dapat berupa kata-kata pujian, sentuman atau tepukan tangan.
d. Konsistensi
Pokok keempat disiplin adalah konsistensi. Konsistensi berarti tingkat
keseragaman atau stabilitas. Ia tidak sama dengan ketetapan, yang berarti tidak
adanya perubahan. Sebaliknya, artinya ialah suatu kecendrungan menuju
kesamaaan.
Salah satu sikap dasar yang dimiliki seorang anak untuk menjadi seorang
manusia yang baik dan benar adalah memiliki sikap yang baik dalam berperilau
sebagai ummat Tuhan, anak, anggota keluarga dan anggota masyarakat. Usia
taman kanak-kanak adalah saat yang paling baik bagi guru taman kanak-kanak,
untuk meletakkan dasar-dasar pendidikan agama kepada anak taman kanak-kanak.
Walaupun peran orang tua sangatlah besar dalam membangun dasar moral dan
agama bagi anak-anaknya, peran guru TK juga tidaklah kecil dalam meletakkan
14
dasar moral dan agama bagi seorang anak, karena biasanya anak taman kanakkanak senang menuruti perintah gurunya.
pendidik
tentang
tugas
yang
dikerjakannya.
Selain itu, fase pemberian tugas setidaknya memenuhi prosedur sebagi
berikut :
15
16
17
Adapun jenis-jenis tugas yang dapat diberikan kepada anak yang dapat
membantu berlangsungnya proses belajar mengajar :
1. Tugas mengadakan observasi/pengamatan
2. Tugas mempraktekkan sesuatu
3. Tugas mendemostrasikan observasi/pengamatan
Dari beberapa uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pemberian
tugas adalah metode yang memberikan kesempatan kepada anak untuk
melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk guru secara langsung. Dengan metode
ini anak dapat mengenali fungsinya secara nyata. Tugas dapat diberikan kepada
kelompok atau perorangan. Penggunaan suatu metode dalam proses belajar
mengajar, seorang guru sebaiknya tetap memonitoring keadaan anak selama
penerapan metode ini berlangsung. Apakah yang diberikan mendapat reaksi yang
positif dari anak atau sebaliknya justru tidak mendapatkan reaksi. Bila terjadi hal
negatif, maka guru sedapat mungkin mencari pemecahan masalah dengan
menggunakan metode yang lain, yang sesuai dengan kondisi psikologi anak didik.
18
2. Dapat
membina
kebiasaan
anak
untuk
mencari,
mengolah
1. Baik sekali untuk mengisi waktu luang dengan hal-hal yang konstuktif.
2. Memupuk rasa tanggung jawab dalam segala tugas pekerjaan, sebab dalam
metode ini harus mempertanggung jawabkan segala sesuatu (tugas) yang
telah dikerjakan.
3. Member kebiasaan anak untuk belajar disiplin.
4. Member tugas anak yang bersifat praktis (H. Zuhairini:1997)
Dengan memahami kelemahan dan manfaat metode pemberian tugas di
atas, tentunya akan menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar yang
dilakukan. Sebaliknya, guru yang tidak mengetahui kelebihan atau manfaat
metode mengajar, maka akan menemui kesulitan dalam memberikan bahan
pelajaran kepada anak. Ini berarti guru tersebut gagal melaksanakan tugas
mengajarnya di dalam kelas.
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manfaat metode
pemberian tugas sangatlah baik dalam meningkatkan nilai-nilai tanggung jawab
19
Kedisiplina
n
Kurang
Rekomendasi
Hasil
Peneletian
Metode
Pemberian
Tugas
PTK
Kedisiplinan
Anak
Meningkat
Dilakukan
Secara
Bersiklus
20
21
BAB III
METODE PENELITIAN
22
7
8
A
B
: Observasi
: Refleksi
: Siklus I
: Siklus II
Gambar Alur Siklus PTK model Kemmis & Mc Taggart (Depdiknas: 2005)
b. Setting Dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelompok B PAUD Anutapura dengan
subjek penelitian yaitu seluruh anak didik yang berjumlah 25 orang dan terdiri
dari 10 orang laki-laki dan 15 orang perempuan. Alasan pemilihan PAUD ini
sebab masih banyak anak didik yang mengganggu temannya saat kegiatan,
merampas alat yang digunakan temannya dan lain-lain yang menunjukkan
22
kurangnya kedisiplinan anak.
c. Rencana Tindakan
Pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan dalam siklus berulang. Setiap siklus
dilaksanakan sesuia dengan desain yang telah dikemukakan di atas yang dengan
melihat perubahan yang ingin dicapai dalam tindakan. Rencana tindakan ini
meliputi: a). Perencanaan Tindakan, b). Pelaksanaan tindakan, c). Observasi, dan
d). refleksi.
3.2 Data dan Metode Pengumpulan Data
1) Jenis Data
Data penelitian ini terdiri dari 2 (dua) yaitu:
a. Data tentang cara guru mengajar dengan metode pemberian tugas, dan
b. Data tentang peningkatan nilai-nilai kedisiplinan anak.
2) Cara pengumpulan data
Teknik Observasi
23
24
f
P= 100
n
Keterangan :
P = Hasil yang dicapai
f = Jumlah jawaban dari setiap alternatif jawaban
n = Jumlah sampel
100 = Angka tetap/pembulatan
(Sudjono, 1991:40)
3.4 Prosedur Penelitian
a. Pra Tindakan
Dalam kegiatan ini peneliti melakukan observasi perkembangan moral
anak serta menganalisis letak-letak penyebab dan juga faktor yang menjadikan
moral anak sulit berkembang dengan baik, melakukan pertemuan dan
memastikan teman sejawat yang akan mendampingi peneliti, melakukan
konsultasi dengan pembimbing terkait hal-hal yang akan dilakukan dalam
pelaksanaan tindakan.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini akan dilakukan secara bersiklus
yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
1. Perencanaan
Mempersiapkan Rencana Kegiatan Harian (RKH) terkait krgiatan yang
dlaksanakan yaitu tentang peningkatan kedisiplinan anak, dengan metode
pemberian tugas serta alat-alat lainnya yang mendukung pembelajaran,
menyiapkan lembar observasi aktifitas guru dan anak.
2. Pelaksanaan Tindakan
Tahap ini guru mempraktikkan model sesuia dengan kesepakatan
bersama pada saat perencanaan melalui metode bercerita. Namun demikian,
jika dijumpai hal-hal diluar kemauan dan kemampuan bersama, maka
25
26
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Pra Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan melakukan observasi di
lapangan (PAUD Anatapura). Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
kondisi kelas sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan melalui
pengamatan pra tindakan untuk menentukkan kelompok belajar anak, serta
menyiapkan alat dan sumber belajar sebagai penunjang dalam proses
pembelajaran.
Adapun hasil pengamatan pra tindakan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1. Hasil Pengamatan disiplin di dalam Kelas
No
Kategori
Frekuensi
6,66
13,33
20
60
15
100
Jumlah
Dari tabel diatas diketahui dari 15 anak yang menjadi subjek penelitian
terdapat 1 anak (6,66 %) yang masuk dalam kategori sangat baik, 2 anak (13,33%)
27
yang masuk dalam kategori baik, 3 anak (20 %) masih dalam kategori cukup, dan
9 anak (60%) yang masuk dalam kategori kurang dalam berdisiplin di dalam
kelas.
Tabel 4.2. Hasil Pengamatan disiplin dalam berdoa
No
Kategori
Frekuensi
13,33
20
26,66
40
15
100
28
Jumlah
Dari tabel diatas diketahui dari 15 anak yang menjadi subjek penelitian
terdapat 2 anak (13,33 %) yang masuk dalam kategori sangat baik, 3 anak (20 %)
yang masuk dalam kategori baik, 4 anak(26,66 %) yang masuk dalam kategori
cukup, dan 6 anak (40 %) yang masuk dalam kategori kurang dalam pengamatan
disiplin dalam berdoa.
Tabel 4.3. Hasil Pengamatan disiplin dalam baris berbaris
No
Kategori
Frekuensi
6,66
13,33
33,33
46,66
15
100
Jumlah
Dari tabel diatas diketahui dari 15 anak yang menjadi subjek penelitian
terdapat 1 anak (6,66 %) yang masuk dalam kategori sangat baik, 2 anak (13,33
%) yang masuk dalam kategori baik, 5 anak(33,33 %) yang masuk dalam kategori
cukup, dan 7 anak (46,66 %) yang masuk dalam kategori kurang dalam
pengamatan disiplin dalam baris berbaris.
28
Jumlah
RataRata /
%
Kategori
1.
6,66
13,33
6,66
8,88
2.
13,33
20
13,33
15,55
3.
20
26,66
33,33
12
26,66
4.
9
1
5
60
6
1
5
40
7
1
5
46,66
22
48,88
100
45
100
Jumlah
100
100
Keterangan:
A = Hasil Pengamatan anak disiplin didalam kelas
B = Hasil Pengamatan anak disiplin dalam berdoa
C = Hasil Pengamatan anak disiplin dalam baris berbaris
Berdasarkan tabel di atas, setelah dijumlahkan ketiga aspek yang diamati
diketahui dari 15 anak yang menjadi subjek penelitian terdapat 3 orang anak (8,88
%) yang masuk kategori sangat baik, 7 orang anak (15,55 %) yang memiliki
kategori baik, 12 orang anak (26,66 %) yang masuk kategori cukup dan 22 orang
anak(48,88 %) yang masuk kategori kurang. dari hasil pratindakan ini, dapat dapat
terlihat hanya sefikit anak yang disiplin didalam kelas, selain itu masih banyak
anak belum disiplin dalam berdoa dan disiplin dalam baris berbaris. sehingga dari
permasalahan tersebut, maka peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas
dengan harapan agar dapat meningkatkan disiplin melalui metode pemberian
tugas.
4.1.2. Tindakan Siklus 1
Tindakan siklus 1 ini dilakukan dengan tiga kali pertemuan di kelas.
Dalam penyajian materi, peneliti bertindak sebagai pengajar yang didampingi oleh
rekan guru yang bertindak sebagai pengamat.
29
a. Perencanaan
Perencanaan tindakan pada siklus 1 ini adalah sebagai berikut :
1. Menentukan tema dan tujuan pembelajaran
2. Membuat rancangan kegiatan pembelajaran (RKH)
3. Menyediakan media pembelajaran
4. Membuat lembaran observasi aktifitas guru
5. Membuat lembaran penilaian peningkatan disiplin anak
6. Membuat rubrik penilaian peningkatan disiplin anak
b. Pelaksanaan
1. Melakukan proses pembelajaran di dalam kelas berdasarkan RKH yang
telah dibuat, yaitu dengan pemberian tugas sangatlah baik dalam
meningkatkan nilai-nilai tanggung jawab dan kemandirian anak dalam
proses belajar mengajar sehingga diharapkan melalui pemberian tugas
kedisiplinan anak dapat meningkat.
2. Melakukan observasi aktivitas kegiatan guru pada saat proses
pembelajaran berlangsung, yang diamati langsung oleh teman sejawat
yang bertindak sebagai pengamat.
Adapun hasil pengamatan aktivitas anak pada tindakan siklus 1 dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.5 Hasil pengamatan anak, disiplin didalam kelas
No
Kategori
Frekuensi
6,66
20
26,66
46,66
15
100
Jumlah
Dari tabel diatas diketahui dari 15 anak yang menjadi subjek penelitian
terdapat 1 anak (6,66 %) yang masuk dalam kategori sangat baik, 3 anak (20 %)
yang masuk dalam kategori baik, 4 anak(26,66%) yang masuk dalam kategori
30
cukup, dan 7 anak (46,66 %) yang masuk dalam kategori kurang dalam
pengamatan disiplin didalam kelas.
Tabel 4.6 Hasil pengamatan anak, disiplin dalam berdoa
No
Kategori
Frekuensi
6,66
6,66
26,66
60
15
100
Jumlah
Dari tabel diatas diketahui dari 15 anak yang menjadi subjek penelitian
terdapat 1 anak (6,66 %) yang masuk dalam kategori sangat baik, 1 anak (6,66 %)
yang masuk dalam kategori baik, 4 anak(26,66 %) yang masuk dalam kategori
cukup, dan 9 anak (60 %) yang masuk dalam kategori kurang dalam pengamatan
disiplin dalam berdoa.
Tabel 4.7 Hasil pengamatan anak, disiplin didalam baris berbaris
No
Kategori
Frekuensi
6,66
13,33
20
60
15
100
Jumlah
Dari tabel diatas diketahui dari 15 anak yang menjadi subjek penelitian
terdapat 1 anak (6,66 %) yang masuk dalam kategori sangat baik, 2 anak (13,33%)
yang masuk dalam kategori baik, 3 anak(20 %) yang masuk dalam kategori
cukup, dan 9 anak (60 %) yang masuk dalam kategori kurang dalam pengamatan
disiplin didalam baris berbaris.
Tabel 4.8. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Tindakan Siklus I
31
Kategori
Jumlah
RataRata /
%
1.
6,66
6,66
6,66
6,66
2.
20
6,66
13,33
13,33
3.
26,66
26,66
20
11
24,44
4.
7
1
5
46,66
60
60
25
55,55
100
15
100
15
100
45
100
Jumlah
Keterangan:
A = Hasil Pengamatan anak, disiplin didalam kelas
B = Hasil Pengamatan anak, disiplin dalam berdoa
C = Hasil Pengamatan anak, disiplin dalam baris berbaris
Berdasarkan tabel di atas, setelah dijumlahkan ketiga aspek yang diamati
diketahui dari 15 anak yang menjadi subjek penelitian terdapat 3 orang anak (6,66
%) yang masuk kategori sangat baik, 6 orang anak (13,33 %) yang masuk kategori
baik, 11 orang anak (24,44 %) yang masuk kategori cukup, dan 25 orang anak
(55,55 %) yang masuk kategori kurang. Dengan melihat presentase yang
diperoleh dari hasil pengamatan tindakan siklus I, jelas terlihat bahwa presentase
yang diperoleh dari 3 aspek pengamatan peningkatan disiplin anak yaitu disiplin
didalam kelas, disiplin dalam berdoa, dan disiplin dalam baris berbaris belum
mencapai presentase keberhasilan tindakan dengan kategori baik yaitu 7,69 %
17,92 %.= 26,61 % oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan tindakan pada
siklus II.
c. Refleksi Tindakan Siklus I
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada aktivitas guru yang masuk
dalam kategori cukup yang harus ditingkatkan untuk mencapai kriteria
keberhasilan baik. sedangkan aktivitas anak sekalipun sudah terdapat peningkatan
dari hasil ppengamatan pra tindakan namun hasil tindakan siklus I belum
32
33
Kategori
Frekuensi
20
33,33
33,33
13.33
15
100
Jumlah
Dari tabel diatas diketahui dari 15 anak yang menjadi subjek penelitian
terdapat 3 anak (20 %) yang masuk dalam kategori sangat baik, 5 anak (33,33 %)
yang masuk dalam kategori baik, 5 anak(33.33 %) yang masuk dalam kategori
cukup, dan 2 anak (13,33 %) yang masuk dalam kategori kurang dalam
pengamatan disiplin didalam kelas.
Kategori
Frekuensi
13,33
26,66
40
20
34
Jumlah
15
100
Dari tabel diatas diketahui dari 15 anak yang menjadi subjek penelitian
terdapat 2 anak (13,33 %) yang masuk dalam kategori sangat baik, 4 anak (26,66
%) yang masuk dalam kategori baik, 6 anak(40 %) yang masuk dalam kategori
cukup, dan 3 anak (20 %) yang masuk dalam kategori kurang dalam pengamatan
disiplin dalam berdoa.
Tabel 4.11 Hasil pengamatan anak, disiplin didalam baris berbaris
No
Kategori
Frekuensi
13,33
33,33
26,66
26,66
15
100
Jumlah
Dari tabel diatas diketahui dari 15 anak yang menjadi subjek penelitian
terdapat 2 anak (13,33 %) yang masuk dalam kategori sangat baik, 5 anak (33,33
%) yang masuk dalam kategori baik, 4 anak(26,66 %) yang masuk dalam kategori
cukup, dan 4 anak (26,66 %) yang masuk dalam kategori kurang dalam
pengamatan disiplin didalam baris berbaris.
Tabel 4.12. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Tindakan Siklus II
Jumlah
RataRata /
%
Kategori
1.
20
13,33
13,33
15,55
2.
33,33
26,66
33,33
14
31,10
3.
40
40
26,66
16
35,55
4.
1
1
6,06
100
3
1
20
100
4
1
26,66
100
8
45
17,57
100
Jumlah
35
Keterangan:
A = Hasil Pengamatan anak, disiplin didalam kelas
B = Hasil Pengamatan anak, disiplin dalam berdoa
C = Hasil Pengamatan anak, disiplin dalam baris berbaris
Berdasarkan tabel di atas, setelah dijumlahkan ketiga aspek yang diamati
diketahui dari 15 anak yang menjadi subjek penelitian terdapat 7 orang anak 15,55
%) yang masuk kategori sangat baik, 14 orang anak (31,10 %) yang masuk
kategori baik, 16 orang anak (35,55%), dan 8 orang anak (17,57 %) yang masuk
kategori kurang. Dengan melihat presentase yang diperoleh dari hasil pengamatan
tindakan siklus II, jelas terlihat bahwa presentase yang diperoleh dari 3 aspek
pengamatan peningkatan disiplin anak yaitu disiplin didalam kelas, disiplin dalam
berdoa, dan disiplin dalam baris-berbaris telah mencapai presentase keberhasilan
tindakan dengan kategori baik hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan anak
yang masuk kategori sangat baik 48,69 % dan masuk kategori baik 35,84 % dapat
disimpulkan bahwa hasil pengamatan anak yaitu 84,53 % dengan kategori baik.
Oleh karena itu, tidak perlu dilakukan perbaikan pada tindakan selanjutnya.
4.1.3 Refleksi Tindakan Siklus II
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada aktivitas guru semua aspek
yang diamati telah masuk dalam kategori baik. sedangkan aktivitas anak dalam
proses pembelajaran sudah dapat meningkatkan disiplin anak dengan kategori
baik, untuk 3 aspek pengamatan yaitu pengamatan anak disiplin didalam kelas,
disiplin dalam berdoa dan disiplin dalam baris berbaris. sehingga dapat dikatakn
dengan metode pemberian tugas yang telah diterapkan oleh guru dalam proses
pembelajaran telah meningkatakan kedisiplinan anak di PAUD ANATAPURA.
4.2 PEMBAHASAN
36
37
38
kategori cukup, dan terdapat 6 anak atau 40 % anak yang kurang berhasil atau
belum menunjukkan peningkatan disiplin dalam kegiatan disiplin dalam berdoa.
Kedisiplinan anak yang berikutnya diamatai dengan kegiatan displin anak
dalam baris berbaris baru 1 anak atau 6,06 % yang bisa dikatan berhasil dengan
kategori sangat baik, begitupula dengan kategori baik terdapat 2 anak atau 13,33
% anak yang disiplin dalam baris berbaris, kemudian terdapat 5 anak atau 33,33
% yang disiplin dalam baris berbaris dengan kategori cukup, dan hasil
pengamatan disiplin anak dalam baris berbaris dengan kategori kurang terdapat 7
anak atau 46,66 % yang belum menunjukkan peningkatan dalam berdisiplin.
Dengan demikian pada pra tindakan baru sekitar 24,43 % yang bisa
dikategorikan berhasil sangat baik dan baik, masih ada sekitar 75,54 % yang
belum berhasil, kemungkinan hal itu disebabkan karena anak belum terbiasa
dengan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan kedisiplinan, seperti
pengamatan anak disiplin didalam kelas, disiplin dalam berdoa, dan disiplin dalam
baris berbaris , hal ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana tingkat kedisplinan
anak. Disamping itu kebiasaan-kebiasaan anak dalam berdisiplin cenderung pasif.
selanjutnya kemungkinan penyebabnya rendahnya disiplin anak pada pra tindakan
bisa bersumber dari lingkungan bermain. kemungkinan pembelajaran sangat
monoton banyak aktivitas yang didominasi oleh guru atau pembelajaran yang
berpusat hanya pada guru. Hal-hal itu yang mendorong peneliti untuk melakukan
perbaikan pembelajaran untuk melakukan tindakan siklus I dengan menggunakan
metode pemberian tugas terbukti dapat meningkatkan disiplin anak.
2. Hasil Pengamatan Pada Siklus I
Pada siklus I yang telah direncanakan dengan dua kali tindakan dengan
menggunakan metode pemberian tugas pada tema pekerjan. Sebelum melakukan
39
penelitian terlebih dahulu peneliti diskusi dengan teman sejawat tentang rencana
penelitian meminta kepadanya untuk berkalaborasi membantu untuk menjadi
pengamat. Selanjutnya kami bersama-sama merancang pembelajaran dan
persiapan yang harus dilaksanakan juga menyiapkan alat-alat sebagai media yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran dalam tindakan siklus I.
Selama proses pembelajaran yang dimulai dari kegiatan awal, inti dan
penutup dengan 3 kemampuan yang akan diamati yaitu pengamatan anak displin
didalam kelas, disiplin dalam berdoa, dan disiplin dalam baris-berbaris. Fokus
penelitian tindakan ini adalah metode pemberian tugas untuk meningkatkan
disiplin anak. Dengan metode pemberian tugas yang digunakan dalam
pembelajaran tentang tema pekerjaan yang diharapkan anak bisa menunjukkan
tingkat kedisiplinan anak dengan baik.
Penerapan metode pemberian tugas tersebut berdasarkan tabel 4.5
menunjukkan belum adanya peningkatan, ada 1 anak atau 6,06 % yang disiplin
didalam kelas dengan kategori sangat baik, ada 3 anak atau 20 % yang disiplin
didalam kelas dengan kategori baik, ada 4 anak atau 26,66 % yang disiplin
didalam kelas dengan kategori cukup, dan terdapat 7 anak atau 46,66 % yang
disiplin didalam kelas dengan kategori kurang atau belum menunjukkan
peningkatan disiplin anak.
Sementara pada pengamatan disiplin anak yang diukur dengan disiplin
anak dalam berdoa terdapat 1 anak atau 6,06 % dengan kategori sangat baik, ada 1
anak atau 6,06 % yang disiplin dalam berdoa dengan kategori baik, kemudian ada
4 anak atau 26,66 % yang disiplin dalam berdoa dengan kategori cukup, dan
terdapat 9 anak atau 60 % yang kurang berhasil atau yang belum menunjukkan
peningkatan disiplin anak.
40
41
yang disiplin dalam berdoa dengan kategori baik, kemudian ada 6 anak atau 40 %
yang dapat berdisiplin dalam berdoa dengan kategori cukup, dan terdapat 3 anak
atau 20 % yang kurang berhasil atau yang belum menunjukkan peningkatan
disiplin dalam berdoa.
Kemudian disiplin anak yang diamati berikutnya yaitu disiplin dalam baris
berbaris, pada kegiatan ini sudah menunjukkan jumlah anak berhasil melebihi
tindakan siklus I yaitu terdapat 2 anak atau 13,33 % yang disiplin didalam kelas
dengan sangat baik, begitu pula dengan kategori baik yaitu terdapat 5 anak atau
33,33 % yang disiplin dalam baris berbaris, kemudian terdapat 4 anak atau 26,66
% yang disiplin dalam baris berbaris dengan kategori cukup, dan hasil
pengamatan disiplin anak dengan disiplin dalam baris berbaris dengan kategori
kurang terdapat 4 anak atau 26,66 % yang belum menunjukkan peningkatan
disiplin dalam baris berbaris.
kalaupun ada anak yang belum berhasil yaitu 1 anak yang belum bisa
disiplin didalam kelas, begitu pula terdapat 3 anak yang disiplin dalam berdoa
belum menunjukkan peningkatan disiplin anak, dan masih ada 4 juga anak yang
belum berhasil dengan baik dalam disiplin dalam baris berbaris . Jika dirataratakan ada sekitar 17,57 % yang belum berhasil dari kemampuan yang diamati.
Dari hasil pengamatan tindakan siklus I yang dilakukan pada aktivitas
anak yang masuk dalam kategori cukup dan kurang harus ditingkatkan untuk
mencapai kriteria keberhasilan sangat baik dan baik. Sedangkan dari hasil
pengamatan tindakan siklus II yang dilakukan pada aktivitas anak semua aspek
yang diamati telah masuk dalam kategori baik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
42
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa melalui metode pemberian tugas dapat meningkatkan disiplin
pada anak di Kelompok B PAUD Anatapura. Kesimpulan tersebut terbukti dengan
adanya peningkatan disiplin anak pada siklus pertama untuk disiplin anak yang
disiplin didalam kelas meningkat dari 13,33 % meningkat menjadi 26,66 % sangat
baik dan baik dan sudah menunjukkan peningkatan dalam tindakan siklus I,
disiplin anak yang diamati dalam disiplin dalam berdoa dari 26,66 % menurun
menjadi 13,33 % kategori sangat baik dan baik, dan disiplin anak yang diamati
terakhir yaitu disiplin dalam baris berbaris dari 20 % tidak mengalami perubahan
peningkatan tetap 20 % dengan kategori sangat baik dan baik, hasil tersebut
diperoleh dari penjumlahan dua kategori yang dimiliki yaitu sangat baik dan baik.
Pada siklus kedua menunjukkan peningkatan pada anak yang disiplin
didalam kelas meningkat signifikan menjadi 53,33 % kategori sangat baik dan
baik, kemudian disiplin anak daalam berdoa meningkat menjadi 40 % dengan
kategori sangat baik dan baik, sedangkan disiplin anak yang diamati pada anak
yang disiplin dalam baris berbaris meningkat menjadi 46,66 % kategori sangat
baik dan baik. Dengan hasil yang diperoleh pada pengamatan disiplin anak pada
siklus dua sangat jelas mengalami peningkatan dari masing-masing aspek yang
diamati dalam kategori sangat baik dan baik.
5.2 Saran-saran
1. Kiranya metode pemberian tugas dapat diterapkan mengingat metode
pembelajaran
ini
dapat
46
mendorong
anak
untuk
terbiasa
dalam
43
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir Munsyi, Metode Pemberian Tugas. www. OrganisasiOrg Komunitas
dan Perpustakaan Online Indonesia.co.id : Diakses pada hari kamis tanggal
18 November 2014
Anita Yus, 2006. Penilaian Belajar Taman Kanak-Kanak. Jakarta. Kencana
Prenada Media Group
Arikunto, Suharsimi, 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT.
Rineka Cipta, Jakarta.
44
Budono, 2005. Pemilihan dan Sumber Belajar Untuk Usia dini. Dirjen Dikti:
Jakarta.
Gordon Browne, 1985. Membangun Kreativitas Anak. Bandung : Remaja,
Rosdakarya
Hurlock, 1978. Pemberdayaan Manusia Kreatif. PGTKI Press: Yogakarta.
Kartono, 1991. The Miracle Of Mind Power For Children. Yogyakarta. Gara Ilmu
Lowenfeld Briham, 1986. Mengembangkan Daya Kreativitas, Surabaya, Putra
Jaya
Madya, 1999. Metode Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Pasaribu S., 1992, Kamus Umum Bahasa Indonesi. PN balai Pustaka, Jakarta.
Prasetyo, 1997. Permainan Yang Meningkatkan Kecerdasan anak. Jakarta. Laskar
Aksara
Roestiyah, N.K., 1996, Metode Pemberian Tugas, Kedisiplinan, Motivasi Belajar
Dan Prestasi Belajar. Alumni : Bandung.
Rusman, M.Pd. 1998, Model-Model Pembelajaran (Mengembangkan
Profesionalisme guru). Jakarta. PT Raja Grafindo Persada
Sriyono, 1992. Pembelajaran Untuk Anak TK. Dirjen Dikti: Jakarta
Sagala, 2003. Pendidikan Anak Pra Sekolah. Jakarta :Rineka Cipta
Zuhairini, 1997. Metode Pemberian Tugas Dapat Membawa Keberhasilan Anak.
Percetakan offset: Bandung.