Materi Probabilitas Dan Statistika
Materi Probabilitas Dan Statistika
Materi Probabilitas Dan Statistika
STATISTIK
DESKRIPSI
Ukuran
Pemusatan
Ukuran
Penyebaran
Angka Indeks
Deret Berkala dan
Peramalan
Probabilitas dan
Teori Keputusan
STATISTIK
STATISTIK
INDUKTIF
Metode Sampling
Teori Pendugaan
Pengujian
Hipotesis
Page 1
Page 2
Page 3
Jenis data dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu : (a) data
yang diperoleh dari sampel atau populasi berupa data kualitatif, data
tersebut bukan berupa angka dan disebut dengan data kualitatif atau
atribut. (b) data yang diperoleh dari sampel atau populasi yang berupa
data kuantitatif atau data berupa angka yang disebut dengan data
kuantitatif.
Data kualitatif merupakan data non-angka (numberik) seperti
jenis kelamin, warna kesayangan, dan asal suku. Data kualitatif
digunakan apabila kita tertarik melihat proporsi atau bagian yang
termasuk dalam kategori.
Data kuantitatif merupakan data angka atau numeric seperti
jumlah mobil (bisa 0,1,2, dan lain lain), jumlah TV yang dijual suatu
took (10, 30, dan lainlain), berat badan (60,1 kg; 80,5 kg; dan lain
lain), jarak Solo Jakarta (230,5 km), dan sebagainya. Semua ukuran
tersebut berupa angka. Data kuantitatif dibedakan menjadi dua bagian
yaitu data diskret dan data kontinu.
Data diskret merupakan data kuantitatif yang nilainya khusus dan
merupakan hasil perhitungan serta biasanya berupa bilangan bulat.
Data diskret seperti jumlah mobil 0,1,2, dan lainlain. Tidak mungkin
mobil bisa berjumlah 1,5 atau 2,25 dan sebagainya. Jadi data diskret
biasanya berupa bilangan bulat.
Data kontinu merupakan data kuantitatif yang nilainya menempati
semua intervalpengukuran dan merupakan hasil pengukuran serta bisa
berupa bilangan pecahan dan bulat. Contoh berat badan bisa 60,1 kg
dan 80,5 kg atau bisa 60 kg dan 80 kg. tinggi badan, luas rumah,
panjang jalan, dan lain lain yang adalah hasil pengukuran
digolongkan sebagai data kontinu.
Selain pembagian kualitatif, kuantitatiF, diskret, dan kontinu, ada
juga yang membagi data kedalam data primer dan data sekunder.
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari
sumbernya atau objek penelitian. Data sekunder merupakan data
yang sudah diterbitkan atau digunakan pihak lain. Contoh data
sekunder adalah sata yang diambil dari koran, majalah, jurnal, dan
publikasi lainnya.
5. Langkah dan Prosedur Analisis Data
a. Tahap
mengumpulkan
data,
dilakukan
melalui
instrumen
pengumpulan data.
b. Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan
pengisian instrumen pengumpulan data.
c. Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap
pertanyaan yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data
menurut variabel-variabel yang diteliti.
d. Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel
induk penelitian.
e. Tahap pengujian kualitas data, yaitu menguji validitas dan
realiabilitas instrumen pengumpulan data.
Page 4
Pengumpul
an Data
(Kuesioner)
Editing
Data dan
Koding
Data
Pengolahan
Data
Analisis
Data
Interpretasi
Data
Instrumenta
si
Probabilitas
1. Pengertian probalilitas
Rasio antara banyaknya cara suatu peristiwa tertentu dapat
terjadi dengan jumlah total peristiwa yang sama untuk terjadi.
Probabilitas terjadinya peristiwa A, dinyatakan dengan lambang P(A)
dapat didefinisikan sebagai proporsi banyaknya peristiwa A terjadi
Probabilitas dan Statistik
Page 5
b. Probabilitas Kejadian
Page 6
2. A
Page 7
=A
3. A Ac =
4. A Ac = S
5. Sc =
6. c = S
7. (Ac) c = A
Page 8
8.
9.
4. Pendekatan Probabilitas
10. Teori probabilitas atau peluang merupakan teori dasar dalam
pengambilan keputusan yang memiliki sifat ketidakpastian.
Terdapat tiga pendekatan yang digunakan untuk menentukan
probabilitas dari suatu kejadian yaitu:
a. Pendekatan klasik
11.
Jika suatu kejadian dapat terjadi dalam h cara
yang berbeda dari total n cara yang mungkin, maka probabilitas
dari kejadian tersebut adalah h/n.
12.
misalnya:Bila sekeping koin dilempar sekali, maka
secara logika dikatakan bahwa masing-masing sisi mempunyai
peluang yang sama , yaitu 0,5 karena koin hanya terdiri atas dua
sisi masing-masing, dan masing-masing sisi mempunyai
kesempatan yang sama untuk muncul atau dicatat. P(A) = P(B) =
0,5
b. Pendekatan empiris
13.
Perumusan perhitungan berdasarkan pendekatan
empiris adalah atas dasar pengertian frekuensi relatif.
Pendekatan ini dilakukan karena pendekatan perhitungan klasik
dipandang memiliki beberapa kelemahan. Dalam kenyataan,
syarat yang ditetapkan jarang dapat dipenuhi. Suatu peristiwa E
mempunyai h kejadian dari serangkaian n kejadian dalam suatu
percobaan, maka peluang E merupakan frekuensi relatif h/n ,
h
dinyatakan sebagai P ( E )=lim n
untuk n mendekati nilai tak
terhingga.
c. Pendekatan subyektif
14.
Pada pendekatan subyektif, beberapa orang dapat
saja memiliki keyakinan yang berbeda terhadap terjadinya suatu
peristiwa, meskipun informasi yang diterima berkaitan dengan
peristiwa tersebut adalah sama. Hal tersebut disebabkan karena
setiap orang berpikir dam mempunyai keyakinan yang berbeda
terhadap suatu masalah yang sama.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
Teorema Bayes dalam probabilitas dan statistika
menunjukkan hubungan antara dua probabilitas kondisional
dimana kedua kondisi tersebut saling bertolak belakang dan
memperhitungkan bahwa probabilitas suatu kejadian (hipotesis)
bergantung pada keadaan lain (bukti). Ringkasnya yaitu
teorema tersebut menyatakan bahwa suatu kejadian yang
terjadi di masa depan atau yang belum terjadi dapat diprediksi
sebelumnya dengan syarat kejadian sebelumnya telah terjadi.
41.
Probabilitas itu sendiri dapat dideffinisikan sebagai
ukuran kuantitatif dari suatu ketidakpastikan informasi atau
peristiwa. Probabilitas memiliki indeks nilai yang berkisr antara
0 sampai 1. Hal ini juga dipengaruhi oleh jumlah total kejadian
selama percobaan. Apabila probabilitas suatu keadaan adalah 0
(nol), maka keadaan tersebut dapat diyakinkan pasti tidak akan
terjadi. Namun, apabila probabilitas suatu keadaan adalah 1,
maka keadaan tersebut dapat diyakinkan pasti akan terjadi.
Sedangkan misalkan suatu kejadian memiliki probabilitas 0,5
maka kejadian tersebut memiliki tingkat keraguan yang
maksimum.
42. Keadaan probabilitas dapat digambarkan seperti di bawah ini :
43.
44. Gambar 1 Grafik Probabilitas
45.
Dalam Teorema Bayes sering disebut istilah probabilitas
bersyarat. Probabilitas bersyarat adalah suatu kejadian yang
mungkin atau tidak tergantung pada terjadinya peristiwa lain.
P(A | B)
47.
Maksudnya adalah probabilitas bahwa kejadian A akan
terjadi apabila kejadian B terjadi atau bisa disebut sebagai
probabilitas gabungan kejadian A dan B. Dari kondisi tersebut
dapat dirumuskan suatu hubungan sebagai berikut :
48. P(AB) P(B| A)P(A) P(A| B)P(B)
49. Dengan penjelasan sebagai berikut :
P(A) adalah probabilitas sebelum (tanpa syarat atau probabilitas
marjinal) kejadian A. Maksudnya ini adalah kejadian A sebelum
memperhitungkan segala informasi tentang kejadian B.
P(B) adalah probabilitas atau marjinal sebelum kejadian B dan
bertindak sebagai konstanta normalisasi.
P(A|B) adalah probabilitas bersyarat dari kejadian A apabila kejadian B
telah terjadi.
P(B|A) adalah probabilitas bersyarat dari kejadian B apabila kejadian A
telah terjadi.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
Distribusi Probabilitas Diskrit
56.
Distribusi Probabilitas Kontinu
57.
Distribusi Probabilitas Campuran
58.
Ekspektasi Matematis dan
Teorema Chebyshev
59.
Dasar-Dasar Distribusi Sampling
dan Deskripsi Data
60.
Estimasi Masalah
61.
62.
63.
Uji Hipotesis
64.
65.
Uji Hipotesis adalah metode pengambilan keputusan
yang didasarkan dari analisis data, baik dari percobaan yang
terkontrol, maupun dari observasi (tidak terkontrol). Dalam
statistika,
sebuah hasil dapat dikatakan signifikan secara
statistik jika kejadian tersebut hampir tidak mungkin
disebabkan oleh faktor yang kebetulan, sesuai dengan batas
peluang yang sudah ditentukan sebelumnya. Uji hipotesis
dari suatu teori yang sudah ada, kemudian diuji kebenarannya dan
pada akhirnya dapat menjadi teori baru.
a. Untuk menguji kebenaran suatu teori
b. Memberikan gagasan baru untuk mengembangkan suatu teori
c. Memperluas pengetahuan peneliti mengenai suatu gejala yang
sedang dipelajari.
75.
3. Cara Merumuskan Hipotesis
a. Rumuskan hipotesis penelitian
76.
Hipotesis penelitian ialah Hipotesis yang dibuat dan
dinyatakan dalam bentuk kalimat. Contoh:
Ada hubungan antara hasil panen padi dengan harga jual gabah
di pasaran
Ada hubungan antara pemupukan dan produksi buah apel.
b. Hipotesis operasional
77.
Hipotesis operasional ialah hipotesis yang
mendefinisikan secara operasional variable-variabel yang ada
didalamnya agar dapat dioperasionalisasikan. Misalnya :
Hasil Panen padi dioperasionalisasikan sebagai banyaknya hasil
gabah (ton) yang dihasilkan di suatu daerah pada musim panen
tertentu.
Pemupukan Apel dioperasionalisasikan sebagai jenis pupuk dan
jumlah pupuk yang digunakan di kebun apel pada tahun tertentu.
c. Hipotesis statistic
78.
Hipotesis statistik ialah Hipotesis operasional yang
diterjemahkan menjadi bentuk angka-angka statistik sesuai
dengan alat ukur yang dipilih oleh peneliti. Misalnya: Diduga
ada kenaikan hasil panen padi sebesar 30%, maka Hipotesisnya
dirumuskan sebagai berikut:
H0 : P = 0,3
H1: P 0,3
79.
4. Langkah Menguji Hipotesis
a. Merumuskan Hipotesis (H0 dan HA)
b. Menentukan batas kritis (; db) (Tabel Z)
c. Menentukan nilai Z atau t-hitung (ada rumusnya)
d. Pengambilan keputusan
e. Membuat kesimpulan
80.
81.
82.
83.
84.