Efektivitas Pembelajaran Fisika Berupa Mind Mapping Dalam Bentuk Pocket Book Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Sma Negeri 1 Pekalongan
Efektivitas Pembelajaran Fisika Berupa Mind Mapping Dalam Bentuk Pocket Book Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Sma Negeri 1 Pekalongan
Efektivitas Pembelajaran Fisika Berupa Mind Mapping Dalam Bentuk Pocket Book Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Sma Negeri 1 Pekalongan
SKRIPSI
Oleh :
NILA MUNA INTANA
4201413076
PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
ABSTRAK
i
HALAMAN JUDUL 1
PERSETUJUAN PEMBINGBING 1
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR 1
ABSTRAK
DAFTAR ISI 1
DAFTAR GAMBAR 1
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fisika merupakan cabang Ilmu Pengetahuan Alam yang mempelajari
tentang gejala-gejala alam yang dapat dibuktikan secara eksperimental dan secara
matematis melalui berbagai simbol-simbol. Alam merupakan sistem yang sangat
kompleks sehingga ilmu fisika sering dianggap sulit karena konsep-konsep yang
abstrak. Proses pembelajaran fisika sebaiknya dilakukan secara menarik dan
meyenangkan. Hampir di seluruh sekolah di Indonesia, pembelajaran fisika hanya
bergantung pada guru dan buku teks saja. Buku teks yang digunakan pun masih
bersifat verbalistik. Pembelajaran dengan menggunakan buku teks masih sering
dijumpai dalam kegiatan belajar mengajar. Buku teks masih menjadi sumber
informasi utama dalam proses pembelajaran. Stinner (1992) dalam Soyibo (1995)
menuliskan bahwa pembelajaran Sains pada umumnya dan Fisika khususnya
berpusat pada buku teks sejak tahun 1820-an (Adisendjaja & Romlah, 2007: 2).
Kelemahan penggunaan buku teks adalah bahwa buku teks merupakan media
yang tidak dapat dibawa setiap saat kemanapun karena ukurannya yang besar.
Sehingga siswa tidak berminat dan tertarik untuk mempelajarinya. Departemen
Pendidikan Nasional RI menunjukkan bahwa kemahiran membaca anak usia 15
tahun di Indonesia sangat memprihatinkan. Sekitar 37,6% dari mereka hanya bisa
membaca tanpa bisa menangkap maknanya, dan sebanyak 24,8% hanya bisa
mengaitkan teks yang dibaca dengan satu informasi pengetahuan (Kompas, 2 Juli
2003 dalam Toyamah, dkk).
Dengan komposisi antara kerumitan materi fisika dan media yang kurang
mendukung dalam proses pembelajaran fisika maka siswa mengalami kesulitan
dalam belajar fisika. Kesulitan siswa dalam mempelajari ilmu fisika tidak hanya
pada bagian penguasaan konsep melainkan juga pada pemecahan masalah. Salah
satu materi fisika yang sulit untuk dipahami adalah Hukum II Newton tentang
gerak. Roswati dalam Wisma (2008) menyatakan bahwa kesulitan yang dialami
siswa dalam memahami materi fisika meliputi kesulitan memahami soal, kesulitan
dalam menghubungkan konsep-konsep, sulit menggambarakan diagram gerak,
dan sulit mengaplikasikan konsep aturan mekanika (Putri, Anandya Windi 2013).
Kesulitan proses belajar fisika juga bertambah dengan pola pikir siswa yang
kurang sistematis dalam menganalisis permasalahan mengenai gerak. Kesulitan
inilah yang dapat berpengaruh pada kurangnya penguasaan kompetensi siswa
sehingga prestasi belajar siswa menurun.
Apabila ditinjau kembali karakteristik anak Indonesia dan anak remaja
masa kini, diketahui bahwa remaja saat ini yang juga merupakan seorang siswa,
akan lebih tertarik mempelajari fisika ketika materi yang disajikan tidak terkesan
rumit. Kerumitan pembelajaran fisika timbul karena banyaknya rumus fisika
terutama pada materi gerak yang merupakan aplikasi dari Hukum II Newton.
Siswa membutuhkan media yang dapat membentunya belajar dengan mudah dan
sistematis.
Sebuah metode yang dapat digunakan untuk menyederhanakan materimateri dengan konsep-konsep yang kompleks adalah metode mind mapping.
Metode mind mapping dapat digunakan sebagai solusi dari permasalahan
kesulitan belajar siswa pada pokok bahasan mengenai Hukum II Newton tentang
gerak. Menurut Buzan (2009) menyatakan bahwa metode mind mapping adalah
sebuah metode yang dapat meningkatkan daya ingat seseorang terhadap materi
pelajaran karena melibatkan kerja alami otak sejak awal. Sedangkan menurut
Windura (2008) mind mapping merupakan cara paling efektif dan efisien untuk
memasukkan, menyimpan, dan mengeluarkan data dari otak. Dengan demikian
siswa memiliki pola pikir yang sistematis terhadap materi tersebut. Sehingga,
untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai pokok bahasan Hukum II
Newton tentang gerak dapat dicantumkan mind mapping pada buku-buku teks
pelajarang yang digunakan sebagai pedoman pembelajaran. Dalam metode Mind
Mapping, siswa di kuatkan pada cara menghadapi persoalan dengan langkah
penyelesaian yang sistematis yaitu memahami masalah, menyusun rencana,
melaksanakan rencana, dan memeriksa kembali sehingga persoalan yang dihadapi
akan dapat diatasi.
Tampilan buku teks pun sangat berpengaruh terhadap ketertarikan siswa
untuk mempelajari. Pengemabngan buku teks perlu dilakuakan sesuai dengan
kearakter siswa pada saat ini. Siswa cenderung lebih tertarik dengan buku
bergambar dan ringkas, dalam artian tidak mengandung banyak tulisan. Oleh
karena itu muncul gagasan untuk menyjikan materi fisika Hukum II Newton
tentang gerak dengan metode mind mapping dalam bentuk pocket book.
Pocket book ini dilengkapi dengan peta konsep diharapkan agar alur berpikir
semakin mudah. Mardiningsih (2001) menyatakan bahwa pembelajaran
menggunakan teknik peta konsep dapat meningkatkan pemahaman konsep-konsep
Fisika (Rohana, 2009: 3). Sehingga ketika pokok bahasan Hukum II Newton
tentang gerak disajikan dalam bentuk mind mapping yang dikemas dalam pocket
book akan menjadi media yang sangat efektif dalam meningkatkan penguasaan
kompetensi siswa pada pokok bahasan Hukum II Newton tentang gerak.
ini
adalah
untuk
mengetahui
bahwa
metode
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dalam memecahkan suatu masalah baik langsung maupun tidak
langsung da juga dapat bermanfaat bagi beberapa pihak
1. Manfaat Teoritis
a. Pembaca
Bagi pembaca penelitian ini bermanfaat untuk menambah
pengetahuan pembaca terhadap media pembelajaran dengan
menggunakan mind mapping dalam bentuk pocket book.
b. Bagi peneliti lain
a. Bab 1 (Pendahuluan)
Bab 1 meliputi latarbelakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan
sistematikan penulisan skripsi.
b. Bab 2 (Tinjauan Pustaka)
Bab 2 meliputi teori-teori
yang
digunakan
dalam
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Fisika
Fisika merupakan ilmu yang yang mempelajari tentang tingkah laku alam
serta dalam berbagai bentuk gejala alam serta menganalisa apa yang
menyebabkan dan mengendalikan peristiwa tersebut. Pembelajaran fisika tidak
hanya berfokus pada perhitungan matematis melainkan juga pada penguasaan
konsep-konsep dasar fisika melalui pemahaman. Fisika merupakan ilmu yang
dapat dipelajri dengan konsep, teori, dan eksperimen sehingga siswa dapat
memahami permasalahan yang ada. Oleh karena itulah, banyak siswa
menganggap bahwa pelajaran fisika merupakan pelajaran yang sulit.
Pembelajaran merupakan proses pengembangan pengetahuan, ketrampilan,
atau sikap baru pada saat individu berinteraksi dengan informasi dan lingkungan.
Menurut Corey dalam Yusufhadi Miarso (1986:195) pembelajran adalah suatu
proses di mana lingkungan seseorang sengaja dikelola untuk memungkinkan ia
turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau
menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.
Dari pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa pembelajaran fisika
merupakan salah satu pelajaran ilmu alam selain pembelajaran kimia dan
pembelajaran biologi. Dalam pengertian pembelajaran fisika, siswa dituntut
mampu berpikir analitis, induktif, dan deduktif dalam menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan peristiwa alam, baik secara kuantitatif secara atematis
maupun kualitif serta dapat mengembangkan kemampuannya (Depdiknas 2003:1).
Pembelajaran fisika dipandang sebagai suatu proses untuk
mengembangkan kemampuan memahami konsep, prinsip maupun hukum-hukum
11
12
diperoleh
melalui
pendidikan,
pelatihan,
dan
13
Otak Kanan
Warna
14
Urutan Penulisan
Hubungan Antar Kata
Gambar
Dimensi
15
menggunakan
mind
mapping
ini
sangat
16
Pocket book atau buku saku adalah buku teks dengan ukuran yang lebih kecil
dibanding dengan ukuran buku teks. Buku saku dibuat dengan ukuran yang
disesuaikan dengan ukuran saku sehingga dinamakan buku saku. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2008) pengertian dari pocket book adalah Buku saku
adalah buku yang berukuran kecil yang dapat disimpan dalam saku dan mudah
dibawa kemana-mana.
2. Kelebihan Penggunaan Pocket Book
Buku saku sering dijadikan alternatif lain sebagai pengganti buku teks untuk
mempermudah metode belajar siswa. Buku saku biasanya berisi sedikit uraian dan
banyak simbol yang mempermudah siswa untuk mengingat materi. Dapat
dilkatakan bahwa buku saku merupakan ringkasan materi yang dibukukan.
Penggunaan buku saku akan dapat dirasakan ketika buku saku dibuat secara
efektif bagi siswa. Seperti yang telah disebutkan bahwa buku saku yang baik
adalah buku saku yang berisi uraian materi secara point-point atau tidak berteletele, banyak disertai gambar-gambar penjelas, dan menggunakan warna-warna
yang dapat
demikian, buku saku akan menjadi salah satu metode yang sangat efektif untuk
pokok bahasan Hukum II Newton.
E. Pembelajaran Fisika berupa Mind Maping dalam Bentuk Pocket Book
pada Pokok Bahasan Hukum II Newton
Pembelajaran fisika merupakan pembelajaran yang sulit untuk dilakukan.
Pembelajaran fisika akan lebih efektif jika dilakukan secara eksperimental yang
menyertai penyampaian materi untuk penguatan konseptual. Hal ini dikarenakan
fisika merupakan ilmu yang mempelajari mengenai sifat fisik alam. Pembelajaran
mengenai alam akan lebih efektif jika dalam melaksanakan pembelajaran, siswa
17
dapat mengamati secara individu kejadian di alam terkait dengan fenomena fisika
yang dihadapi. Alam yang bersifat dinamis mengakibatkan ilmu yang mempelajari
alam juga berkembang khususnya fisika yang secara spesifik merupakan ilmu
tentang sifat fisik alam.
Pembelajaran fisika biasanya dilaksanakan dalam bentuk sistem
pembelajaran satu arah (one way education) dan dalam pelaksanaannya, guru
hanya berpedoman pada buku teks. Buku teks fisika yang saat ini beredar di
masyarakat masih bersifat tekstual. Sedangkan untuk meningkatkan penguasaan
konsep pada siswa dalam pembelajaran fisika perlu strategi khusus yang
digunakan sebagai media pembelajaran efektif. Misalnya dengan mengoptimalkan
kemampuan otak kiri dalam memahami konsep serta otak kanan dalam
menciptakan kreativitas sehingga penguasaan kompetensi materi fisika dapat
dicapai.
Metode mind mapping merupakan salah satu metode yang dapat
mengopyimalkan kerja kedua bagian otak manusia. Penggunaan metode mind
mapping pembelajaran fisika sedang dikembangkan untuk menyederhanakan
persamaan-persamaan yang digunakan dalam fisika. Penyederhanaan persamaanpersamaan dalam fisika dalam bentuk mind mapping ini banyak menguntungkan
bagi siswa. Keuntungan yang didapat siswa diantaranya adalah mudah
mempelajari, menghafal, serta akan lebih mudah untuk mengingat. Hal ini
dikarenakan metode pembelajaran mind mapping ini metode yang berfokus pada
satu hal yang kemudian memiliki percabangan yang dideskripsikan dalam bentuk
simbol dengan sedikit uraian. Setelah melakukan analisa mengenai metode mind
mapping, diketahui bahwa penerapan metode ini dalam pembelajaran fisi sangat
18
diperlukan guna membentuk pola pemikiran siswa yang sistematis dan tepat
tentang persamaan-persamaan yang terdapat dalam fisika sehingga siswa dapat
meningkatkan kompetensi siswa.
Penggunaan metode mind mapping dalam pembelajaran fisika dalam
bentuk pocket book merupakan suatu temuan baru dalam memberikan alternatif
media pembelajaran fisika. Dalam menerapkan metode mind mapping, materi
dalam satu pola peta pemikiran sudah meliputu 1 pokok bahasan materi fisika.
Dengan kata lain, dalam pelaksanaannya, metode mind mapping ini dilaksanakan
dengan meringkas seluruh materi fisika. Jika metode ini dibuat dalam bentuk
pocket book, maka bentuk fisik buku dengan literasi sains, khususnya adalah
materi fisika menjadi buku yang sangat mobile, efektif, dan efisien.
Salah satu materi fisika yang memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi
bagi kalangan siswa adalah materi mengenai Hukum II Newton tentang gerak. Hal
ini dibuktikan oleh subuah penelitian yang telah dilakukan dan data yang
diperoleh menunjukkan bahwa 70% siswa di sebuah sekolah di Medan
berpendapat bahwa mata pelajaran fisika sangat membosankan karena penuh
dengan rumus dan hitung-hitungan (Sinuraya & Dwitya, 2014:2). Dari data
tersebut diketahui bahwa siswa memiliki kesulitan dalam mengaplikasikan rumus
dalam penerapan soal fisika. Telah diketahui bahwa Hukum II Newton tentang
Gerak merupakan salah satu materi fisika yang menerapkan banyak rumus dalam
aplikasinya pada soal. Oleh karena banyaknya rumus yang digunakan dalam
materi gerak yang merupakan aplikasi Hukum II Newton ini, maka pembelajaran
yang digunakan adalah pembelajaran yang dapat membuat pemikiran siswa
menjadi lebih sederhana dan sistematis. Dengan menerapkan metode mind
19
20
21
Laksita,
Supawoto,
dan
Sri
Budiawanti
dalam
22
23
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif. Pemilihan metode kuantitatif sebagai metode penelitian adalah karena
data yang diperoleh akan dapat merepresentasikan data secara jelas karena hasil
yang diperoleh berupa angka dan diolah secara statistik.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental.
Metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan
untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan (Sugiyono, 2012:109). Menurut Issac dan Michael (1997) dalam
Setyanto (2012:39) menerangkan bahwa penelitian eksperimen adalah penelitian
yang bertujuan untuk meneliti kemungkinan sebab akibat dengan mengenakan
satu atau lebih kondisi perlakuan yang pada satu atau lebih kelompok eksperimen
dan membandingkan hasilnya dengan kelompok kontrol yang tidak diberi
perlakuan.
Jenis metode eksperimen yang akan digunakan dalam penelitian in adalah
true experiment dengan rancangan penelitian efektivitas penerapan metode mind
mapping dalam bentuk pocket book dalam meningkatkan kompetensi siswa adalah
24
Kelompo
Treatment
Post Test
k
R
R
R
X
X
O4
O5
O6
25
2. Sampel
Sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2013:118). Sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI
IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4, dan XI IPA 5. Terdapat 5 kelas dari tujuh
kelas yang akan menjasi sampel dalam penelitian ini. dari kelima sampel
tersebut empat diantaranya menjadi kelas eksperimen, yaitu kelas XI IPA 1,
kelas XI IPA 2, kelas XI IPA 3, dan kelas XI IPA 4, dan satu diantaranya,
yaitu kelas XI IPA 5 menjadi kelas kontrol.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah teknik yang digunakan dalam
menentukan sampel dalam penelititan ini. Pada dasarnya, teknik sampling
atau teknik pengambilan sampel ada dua macam, yaitu probanility sampling
dan nonprobability sampling. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
teknik sampling berupa probability sampling yaitu pengambilan sampel
secara acak dalam artian kelas yang dijadikan sampel dalam penelitian
ditentukan secara acak. Namun dalam menentukan ukuran sampel, peneliti
menggunakan rumus sebagai berikut.
2 N P Q
s= 2
d ( N 1 ) + 2 PQ
26
sebagai sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 5 kelas yang dipilih
secara acak.
27
28
N Y 2
2
{ N X ( X ) }
2
N XY ( X )( Y )
r xy =
Keterangan:
r xy : Koefisien korelasiitem soal
N : Banyaknya pesertates
x : Jumlah skor item
29
didapatkan nilai
>
r tabel
2) Reliabilitas
Pengujian reliabilitas penelitian ini dilakukan secara internal. Uji
reliabilitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui karakteristik
instrumen yang digunakan. Uji reliabilitas menunjukkan adanya
konsistensi instrumen ketika diujikan kepada beberapa kelompok. Sifat
instrumen penelitian yang konsisten merupakan salah satu syarat
penilaian instrumen yang baik. Dalam pengujian tingkat reliabilitas
instrumen penelitian, persamaan yang digunakan adalah persamaan
Kuder Richardson.
2
s p i q i
k
r i=
( k1)
s2
Keterangan:
r i : reliabilitas internal seluruh sistem
k : jumlah item dalam instrumen
30
r i >r tabel
dikatakan reliabel.
3) Indeks Kesukaran
Indeks kesukaran adalah indikator sukar atau tidak dari sebuah
soal. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak
terlalu sukar. Dalam penelitian ini, diperlukan uji untuk mengetahui
indeks kesukaran sebuah soal. Soal yang dibuat adalah soal yang tidak
terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Untuk itu digunakan persamaan
indeks kesukaran.
B
P=
JS
Keterangan:
P:indeks kesukaran
B :banyaknya siswa yang menjawabbenar
Terlalu sukar
0,3 P 0,7
Cukup
P 0,7
Terlalu mudah
4) Daya Pembeda
Uji daya pembeda pada instrumen penelitian adalah uji yang
dilakukan untuk mengetahui bagai soal tersebut dapat membedakan
siswa dengan kemampuan tinggi dan siswa dengan kemampuan rendah.
Soal yang baik adalah soal yang dapat membedakan antara siswa kelas
31
atas dan siswa kelas bawah. Pada penelitian ini, uji daya pembeda
dilakukan pada sampel dengan menggunakan persamaan.
( AB)
D=
T
Keterangan:
D : daya beda
A : jumlah keo,pok atas yang menjawab benar
B : jumlah kelompok bawah yang menjawab benar
T : jumlah seluruh siswa
Kriteria Daya Pembeda:
0,4 D 1,00
Soal Diterima
0,3 D 0,4
0,2 D 0,3
Soal Direvisi
D < 0,2
diuji
terlebih
dahulu.
Pengujian
sampel
dilakukan
dengan
32
s=standar deviasi
h) Menghitung frekuensi harapan (fh) dengan rumus
fh=n x luas daerah dengan n sample
i) Membuat daftar frekuensi observasi (fo)
33
x
j) Menghitung nilai Chi Kuadrat ( , dengan rumus:
x 2=
( fofh)
fh
distribusi
normalitas
dengan
kriteria
pengujian:
2
2
Jika x hitung > x tabel
a) Menghitung rata-rata X
b) Menghitung varians (s2) dengan rumus:
x1
x 21
n
s 2=
c) Menghitung F dengan rumus:
variasi terbesar
F=
variasi terkecil
34
d) Membandingkan
maka
t=
s2
1 1
+
n1 n2
s=
Keterangan:
t : statistik
x 1 : rata-rata hasil tes siswa pada kelas eksperimen
x 2 : rata-rata hasil tes siswa pada kelas kontrol
s 21 : varians kelas eksperimen
s 22 : varians kelas kontrol
n1 : jumlah subjek kelompok eksperimen
35
, maka
Daftar Pustaka
Adisendjaja, Y. H. & Romlah, O. 2007. Identifikasi Kesalahan dan Miskonsepsi
Buku Teks Biologi SMU. Seminar Nasional Pendidikan Biologi.
Bandung: FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.
Buzan, Tony. 2009. Buku Pintar Mind Map. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Umum.
Depdikbud. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Imaduddin, Muhammad Chomsi & Unggul Haryanto Nur Utomo. 2012. Efektifita
Metode Mind Mapping Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika
Paada Siswa Kelas VIII. Jurnal Humanitas. IX(1). 63.
Jannah, Anisa Nur. 2013. Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Berupa
Pocket Book Pada Materi Gerak Lurus Untuk Siswa Sekolah Menengah
Pertama (SMP) Kelas VII. Skripsi. UNS.
Kurniawati, Dhida Dwi. 2010. Engaruh Metode Mind Mapping Dan Keaktifan
Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Pada
Siswa Kelas Viii Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 5
Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi. UMS.
Laksita, Septiana Vicky, Supurwoko, dan Sri Budiawanti. 2013. Pengembangan
Media Pembelajaran Fisika Dalam Bentuk Pocket Book Pada Materi Alat
Optik Serta Suhu dan Kalor. Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika.
3(1). 14.
Porter, De Bobby & Hernacki. 2008. Quantum Learning Membiasakan Belajar
Nyaman & Menyenangkan. Kaifa.
Putri, Anandya Windi. 2013. Pengaruh Kemampuan Siswa Membuat Free-Body
Diagram Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Hukum
Newton Tentang Gerak. Skripsi. UPI.
36
37