Konsep Biaya Produksi
Konsep Biaya Produksi
Konsep Biaya Produksi
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada umumnya setiap orang selalu memiliki biaya yang harus dikeluarkan
dalam kehidupan. Konsumsi sehari-hari baik yang dilakukan oleh individu
maupun organisasi menimbulkan konsekuensi pertukaran yang harus dibayar
dengan harga setimpal. Harga itu adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk
dapat mengkonsumsi barang dan jasa tersebut. Mengingat pentingnya dan
rutinnya suatu konsumsi, maka pengkajian terhadap biaya menajdi penting
untuk dilakukan karena merupakan suatu bagian dari ekonomi itu sendiri
dalam usaha untuk memanajemen terbatasnya sumberdaya.
Masalah yang terjadi saat ini adalah tentang kurang dimengertinya konsep
biaya oleh sebagaian masyarakat umum. Biaya tidak hanya semata-mata
tentang pengeluaran, namun lebih dari itu biaya adalah suatu hal yang harus
dikelola dengan baik untuk menciptakan efisiensi dan efektifitas.
Pemahaman terhadap konsep biaya memerlukan analisis yang hati-hati
terhadap karekteristik dari transaksi yang berkaitan dengan biaya. Ada elemen
laporan lain yang sifatnya hampir sama dengan biaya namun sebaiknya tidak
dimasukkan sebagai komponen biaya. Karekteristik biaya dapat dipahami
dengan
mengenali
batasan
atau
pengertian
yang
berkaian
dengan
biaya. Dengan pemahaman seperti ini, transaksi yang berkaitan dengan biaya
dapat dengan mudah diidetifikasi sehinnga dapat disajikan dengan benar
dalam laporan keuangan. Dalam makalah ini akan membahas tentang cost
yang sebagai dasar pencatatan nilai dalam akuntansi pada tahap pembebanan.
Konsep dasar yang melandasi pembebanan cost adalah konsep upaya dan hasil
(efforts and accomplishment).
Atas dasar konsep tersebut cost dapat dipisah menjadi dua yaitu cost yang
masih menjadi potensi jasa (melekat pada aktiva) dan cost yang potensi
jasanya dianggap sudah habis dalam rangka menghasilkan pendapatan.
Pembebanan cost satu periode akuntansi didasarkan pada kreteria penentuan
habisnya manfaat cost tersebut.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Biaya Produksi
Biaya produksi merupakan salah satu klasifikasi biaya dalam akuntansi
biaya berdasarkan fungsi manajemen. Akuntansi biaya adalah salah satu
Pajak
dengan
cara
meningkatkan
waktu
lembur
buruh,
peningkatan
permintaan
baja
terjadi
secara
tersebut,
modalnya
sendiri
yang
digunakan
dalam
Variabel
Total
merupakan
biaya
yang
antara
Biaya
Total
(TC)
untuk
3.
Q
c) Biaya Marjinal
Biaya Marjinal adalah biaya produksi yang dikeluarkan
untuk menambah produksi sebanyak satu unit produk.
2) Biaya Produksi dalam Jangka Panjang
Dalam jangka panjang semua faktor produksi atau input
mengalami perubahan, sehingga biaya produksi dalam jangka
panjang ini tidak perlu dibedakan antara biaya tetap dan biaya
berubah. Banyaknya penambahan terhadap faktor produksi
membuat biaya yang harus dikeluarkan pun semakin besar
sehingga perlu dipikirkan bagaimana cara untuk meminimalkan
biaya dalam jangka panjang.
Perlu diingat bahwa dalam jangka panjang semua faktor
produksi adalah variabel yang dapat mengalami perubahan. Oleh
karena itu perusahaan harus menentukan besarnya kapasitas pabrik
(plant size) yang akan meminimumkan biaya produksi. Kapasitas
pabrik dengan analisis ekonomi digambarkan oleh kurva biaya
rata-rata (AC). Dengan demikian, dalam menganalisis kegiatan
produksi untuk melakukan usaha meminimumkan biaya dapat
dilakukan dengan memperhatikan kurva AC untuk kapasitas yang
berbeda-beda. Penimimuman biaya jangka panjang tergantung
pada dua faktor yaitu:
a. Tingkat produksi yang ingin dicapai
b. Sifat dan pilihan kapasitas pabrik yang tersedia
2.2.1 Klasifikasi Biaya Berdasarkan Lama Penggunaannya
1.
Biaya Investasi (Instrument Cost)
Biaya investasi adalah biaya yang kegunaannya dapat berlangsung
dalam waktu yang relatif lama. Biasanya batasan waktu untuk biaya
investasi ditetapkan lebih dari satu tahun. Batas satu tahun ditetapkan
atas dasar kebiasaan bahwa anggaran direncanakan dan direalisir untuk
satu
tahun.
Biaya
investasi
biasanya
berhubungan
dengan
2.
dan menghasilkan
pendapatan.
Contoh yang
termasuk dalam biaya operasional antara lain biaya obat, biaya makan,
gaji pegawai, air, listrik dan sebagainya.
3.
Biaya Pemeliharaan (Maintenance Cost)
Biaya pemeliharaan adalah biaya yang dikeluarkan untuk memelihara
aktiva atau produk/jasa agar tetap dalam kondisi baik. Biaya ini
meliputi biaya pembersihan, pengecatan, dan biaya lainnya. Dengan
kata lain, biaya pemeliharaan digunakan dalam proses pengoperasian
perusahaan
secara
berulang
sehingga
biaya
operasional
dan
10
2.2.3
1.
2.
Biaya Non-Manufaktur
a. Biaya pemasaran
11
12
langsung
atau
Total
Cost=Direct
Cost+Indirect
Cost.
(TC=DC+IDC).
2.2.6
standar
merupakan
biaya
yang
ditentukan
di
muka
13
14
Makassar.
Data
primer
dari
RSUP
Dr.
Wahidin
BAGIAN
PERAWATAN
ANAK-RSUP
Dr.
WAHIDIN
mengetahui
berapa harga pokok dari pelayanan rawat inap rumah sakit yang
selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam penentuan tarif. Hal ini
menjadi sangat penting mengingat penentuan harga pokok rawat inap
perlu
dihitung
kembali
untuk
mengetahui tingkat
efisiensi
dan
Klasifikasi Biaya
1
2
3
4
5
6
7
8
Unsur Biaya
Biaya Gaji
Dokter
Biaya gaji
Perawat
Biaya Bahan
makanan
Biaya listrik
dan air
Biaya kontrak
cleaning
service
Biaya alat
medis habis
pakai
Biaya
penyusutan
peralatan
medis
Biaya
Biaya
Skala Produksi
Variabel
Fixed Cost
Cost
Lama Penggunaan
Indirect
Direct Cost
Cost
Investment
Cost
Operat
Cos
210,000,000
210,000,000
210,000,000
210,000
180,000,000
180,000,000
180,000,000
180,000
350,000,000
350,000,000
350,000,000
350,000
170,252,170
170,252,170
170,252,170
170,252
150,050,000
150,050,000
250,000,000
150,050,000
250,000,000
150,050
250,000,000
250,000
185,250,000
185,250,000
185,250,000
185,250,000
175,250,000
175,250,000
175,250,000
175,250,000
15
penyusutan
peralatan non
medis
Biaya
penyusutan
gedung
perawatan anak
TOTAL
TOTAL COST
150,000,000
1,820,802,170
150,000,000
150,000,000
1,050,550,000 770,252,170
1,820,802,170
1,160,252,170 660,550,000
1,820,802,170
150,000,000
510,500,000 1,310,30
1,820,802,170
Wahidin
RSUP
Dr.
Wahidin
Sudirohusodo
sebesar
Rp
dengan
tunjangan
-tunjangan
rumah
sakit
yang
16
d.
non
17
. Dengan
e.
18
2)
19
rata dapat diperoleh dari membagi biaya tetap total (TFC) dengan
jumlah output yang dihasilkan (Q).
Jadi, setiap unit pensil memerlukan biaya tetap sebesar Rp 600. Jika
biaya tetap total tidak berubah, namun output meningkat menjadi 200
unit, maka biaya tetap rata-rata akan semakin kecil.
Jadi, setiap unit pensil yang dihasilkan hanya memerlukan biaya tetap
sebesar Rp 300.
2.4.2
20
Keterangan:
UCa
TC : Total cost
Qac
: Kuantitas aktual
Keterangan:
UCn
TFC
Qcap
: Kapasitas kuantitas
TVC
Qac
: Kuantitas Aktual
Berikut ini contoh perhitungan biaya rata-rata pada ruang VIP Anggrek
di RS. X. Sebelum melakukan perhitungan, diperlukan data hasil
aktivitas di RS. X dan ruang VIP Anggrek dengan hasil sebagai
berikut:
No.
1.
2.
3.
22
12
.
13
.
14
.
15
.
16
.
17
.
18
.
19
.
20
.
Bahan medis
habis pakai
Makan pasien
ruang VIP
Insentif
petugas
perawatan
VIP
Laundry
13.690.900
1.680
8.149,34
97.648.300
1.680
58.123,99
74.305.400
1.680
44.229,40
12.750.200
1.680
7.589,40
918.000
1.680
546,43
504.000
1.680
300
723.072
1.680
430,4
2.160.130
1.680
1.285,80
41.745.592
1.680
24.848,57
357.192.346
1.680
212.614,49
708.618.468
1.680
421.796,70
Kebersihan
ruang direksi
dan staf
Biaya air
ruang direksi
dan staf
Listrik ruang
direksi dan
staf
Biaya telepon
Insentif
direksi dan
staf
Jumlah Biaya
Variabel
Total Cost =
Biaya tetap +
Biaya variabel
Jadi, biaya satuan aktual yang harus dikeluarkan oleh ruang VIP
Anggrek RS. X per hari rawat inap sebesar Rp 421.796,70.
Klasifikasi biaya di ruang VIP Anggrek RS. X tahun 2012
diketahui biaya tetap sebesar Rp 351.426.122dan biaya variabel
sebesar Rp 357.192.346. Diasumksikan kapasitas kuantitap hari rawat
VIP sebesar:
23
2.4.4
Biaya Marjinal
Biaya marjinal merupakan biaya tambahan yang dikeluarkan untuk
memproduksi satu unit tambahan output. Biaya marjinal akan berubah
seiring berubahnya jumlah barang yang diproduksi. Perubahan tersebut bisa
menjadi rendah, ataupun tinggi. Pada umumnya semakin besar unit yang
diproduksi, akan semakin kecil biaya marjinalnya.
Bentuk kurva biaya marjinal untuk sebagian besar aktivitas produksi
dalam jangka pendek/ short therm(missal ketika stok modal tetap), kurva
biaya marjinal berbentuk U. kurva U tersebut pada awalnya turun, mencapai
titik minimum, dan akhirnya mulai meningkat.
24
sebagai
indikator
nilai
bilamana
harga
tersebut
25
26
yang
baik
menetapkan
harga
dengan
27
28
labamaksimum
(perusahaan
dapat
skimming
sangat
efektif
jika
terdapat
dapat
dimanfaatkan
untuk
29
melambat,
terapkan
strategi
harga
loyalitas
konsumen
(pangsa
pasar)
dan
30
diskonting
(pemotongan
harga)
Kedua, mempertahankan harga tetapi memotong biayabiaya yang berhubungan dengan produk, terutama
pengeluaran untuk promosi.
b. Penentuan Harga dan Jumlah yang Diperjualbelikan
Harga sesuatu barang dan jumlah barang tersebut yang
diperjualbelikan, ditentukan oleh permintaan dan penawaran dari
barang tersebut. Oleh karena itu, untuk menganalisis mekanisme
penentuan harga dan jumlah barang yang diperjualbelikan, perlulah
secara serentak Dianalisis permintaan dan penawaran ke atas
sesuatu barang tertentu yang wujud di pasar. Keadaan di suatu
pasar dikatakan dalam keseimbangan atau ekuilibrium apabila
jumlah yang ditawarkan para penjual pada suatu harga tertentu
adalah sama dengan jumlah yang diminta para pembeli pada harga
tersebut. Harga sesuatu barang dan jumlah barang yang
diperjualbelikan adalah ditentukan dengan melihat keadaan
keseimbangan dalam sesuatu pasar. Dua cara dapat digunakan
untuk menunjukkan keadaan keseimbangan tersebut, dengan
contoh yang menggunakan angka, dan dengan menggunakan kurva
permintaan dan penawaran, sebagai berikut:
1) Menentukan Keadaan Keseimbangan Secara Angka
Tabel 2.3 Keadaan Keseimbangan Permintaan dengan Penawaran
Harga
Jumlah yang
diminta
Jumlah yang
ditawarkan
Rp 500
200
900
Rp 400
400
800
Kelebihan
penawaran
Rp 300
600
600
Keseimbangan
Rp 200
900
375
Rp 100
1300
100
Sifat interaksi
Kelebihan 31
permintaan
32
dikenal
sebagai
keadaan
keseimbangan
atau
2.6.2
tingkat
volume
35
harus dipertahankanagar
Y = cx bx a
Y
c
x
b
a
cx
bx
X
cx
= Laba
= harga jual per unit
= jumlah produk
= biaya variabel satuan
= biaya tetap total
= hasil penjualan
= biaya variabel total
(BEP dalam unit) = a/(c b)
(BEP dalam unit) = ac/(c b)
= a/(1 b/c)
36
= Rp75.000.000,00
= Rp1.500.000,00
= Rp15.000.000,00
= Rp18.500.000,00
= Rp30.000.000,00
= Rp35.000,00
= Rp25.000,00
= Rp15.000,00
37
(Rp140.000.000,00
Rp75.000.000,00)
(Rp95.000,00 Rp75.000,00)
BEP Laba
= Rp215.000.000,00 / Rp20.000,00
BEP Laba
BEP Laba
2.6.4
Penjualan
(10.750 unit x Rp95.000)
Dikurangi :
1. Biaya Tetap
Rp140.000.000
2. Biaya Variabel
Rp806.250.000
(10.750 x Rp75.000)
Total Biaya
Rp1.021.250,000
Laba / (Rugi)
Rp.
Rp 946.250.000
75.000.000
BAB 3
KESIMPULAN
Biaya dalam perspektif konsumen adalah pengorbanan yang harus
dikeluarkan untuk mengkonsumsi sejumlah produk baik barang ataupun jasa.
Sedangkan, biaya dalam perspektif produsen atau supplier adalah semua beban
yang harus ditanggung oleh produsen untuk menghasilkan suatu produksi .
Sedangkan, produksi adalah mengubah input menjadi output atau bisa
didefinisikan sebagai proses ekonomi yang menggunakan sumber daya untuk
menciptakan sebuah komoditas yang cocok untuk pertukaran. Jadi, biaya produksi
39
adalah total nilai dari input dalam kegiatan produksi untuk menghasilkan suatu
produk baik barang atau jasa.
Klasifikasi biaya dibagi menjadi beberapa berdasarkan sudut pandang,
antara lain: Klasifikasi biaya berdasarkan lama penggunaannya, Klasifikasi biaya
yang berhubungan dengan volume produksi, Klasifikasi biaya yang berhubungan
dengan produk, Klasifikasi biaya yang berhubungan dengan produksi, Klasifikasi
biaya berdasarkan aktivitas, Klasifikasi biaya berdasarkan hubungan dengan
perencanaan, pengendalian, dan pembuatan keputusan
Biaya total adalah Seluruh biaya yang dikorbankan yang merupakan
totalitas biaya tetap ditambah biaya variabel. Biaya produksi tetap (FC) adalah
pengeluaran produsen untuk membiayai faktor produksi tetap seperti tanah, sewa
gedung dan lain-lain sedangkan biaya produksi variabel (VC) adalah pengeluaran
produsen untuk membiayai faktor-faktor produksi yang bersifat variabel seperti
bahan baku, tenaga kerja dan lain-lain.
Biaya satuan rata-rata dapat ditentukan dengan menghitung Biaya Tetap
Rata-rata yaitu Biaya tetap rata-rata (AFC) adalah biaya tetap yang dibebankan
pada setiap unit ouput, Biaya Variabel Rata-Rata yaitu biaya variabel rata-rata
merupakan pengeluaran untuk membeli input variable, Biaya Total Rata-rata per
Unit yaitu biaya rata-rata adalah sebuah konsep yang digunakan secara luas dalam
bisnis, Biaya Rata-rata Minimum.
Penetapan harga adalah harga yang ditentukan berdasarkan biaya produksi
dan pemasaran yang ditambah dengan jumlah tertentu. Penentuan harga dapat
ditetapkan melalui, penetapan harga berdasarkan biaya, penetapan harga
berdasarkan harga Pesaing/Kompetitor, dan penetapan harga berdasarkan
permintaan. Tujuan penetapan harga yaitu untuk memaksimalkan Laba, meraih
Pangsa Pasar, pengembalian Modal Usaha, mempertahankan Pangsa Pasar, tujuan
Stabilisasi Harga, dan menjaga Kelangsungan Hidup Perusahaan
Break event point (BEP) adalah suatu cara atau alat atau teknik yang
digunakan untuk mengetahui volume kegiatan produksi (usaha) di mana
dari volume produksi tersebut perusahaantidak memperoleh laba dan juga
tidak menderitarugi atau perusahaan mencapaititik impas (pengeluaran dan
pendapatan adalah seimbang). Manfaat dari BEP yaitu sebagai alat perencanaan
40
DAFTAR PUSTAKA
Algifari. 2003. Ekonomi Mikro Teori dan Kasus. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
YKPN: Yogyakarta.
Alifianto, Hendry. 2009. Analisis Penawaran Bawang Merah di Kabupaten
Karanganyar. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta
Anonim.
2007.
Economic
Definition
of
Price
Fixing.
http://useconomy.about.com/od/glossary/g/price_fixing.htm.
(Diakses
19April 2014)
Anonim. Pola Pembiayaan Usaha Kecil (PPUK) Industri Pengolahan Nata De
Coco Didapat dari:
http://www.scribd.com/doc/52241240/IndustriPengolahanNatadeCoco
(Diakses 25 April 2014)
41
42