Jurnal SAI

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS

INFORMASI LAPORAN KEUANGAN YANG DIHASILKAN


SISTEM AKUNTANSI INSTANSI
(Studi pada Satuan Kerja di Wilayah Kerja KPPN Malang Tahun 2008)
Fariziah Choirunisah
e-mail: [email protected]
INTISARI
Peraturan Pemerintah No. 24
Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) menyebutkan
bahwa karakteristik kualitatif laporan
keuangan
pemerintah
adalah
dipenuhinya prasyarat normatif yaitu
relevan, andal, dapat dibandingkan, dan
mudah dipahami.
Penelitian ini
bertujuan untuk meneliti faktor-faktor
yang mempengaruhi kualitas informasi
laporan keuangan pemerintah pusat
terutama laporan keuangan yang
dihasilkan Sistem Akuntansi Instansi
(SAI) untuk satuan kerja di wilayah
KPPN Malang. Penelitian ini terdorong
adanya bukti hasil audit BPK-RI
terhadap kualitas LKPP selama 5 tahun
terakhir yang selalu mendapat opini
disclaimer.
Penelitian ini merupakan studi
eksplorasi untuk mengetahui variabelvariabel independen sebagai pembentuk
faktor yang mempengaruhi kualitas
informasi laporan keuangan. Eksplorasi
juga dilakukan terhadap variabel
dependen yaitu kualitas informasi untuk
memastikan bahwa indikator terbentuk
sesuai karakteristik kualitatif dalam
SAP.
Data diperoleh dari 86 satuan
kerja yang terdiri dari wakil tim SAI (86
orang) dan pimpinan satuan kerja (86
orang). Hasil statistik mengindikasikan
bahwa kemampuan sumber daya
manusia, dukungan pimpinan dan alat,
fasilitas, organisasi tim, dan sistem
pengendalian merupakan faktor-faktor
yang mempengaruhi kualitas informasi
laporan keuangan yang dihasilkan SAI

pada satuan kerja di wilayah kerja


KPPN Malang.
Faktor yang
berpengaruh secara signifikan terhadap
relevansi informasi sebagai indikator
kualitas informasi adalah faktor
kemampuan sumber daya manusia dan
pengorganisasian tim SAI.
Kata kunci : Kualitas Informasi
Laporan
Keuangan,
Kemampuan
Sumber Daya Manusia, Dukungan
Pimpinan dan Alat, Fasilitas, Organisasi
Tim, dan Sistem Pengendalian.
ABSTRACT
The Government Rule No. 24,
2005 for Government Accounting
Standard (SAP) states that the
qualitative
characteristics
of
government financial report has to fulfil
normative
requirements
namely
relevant, reliable, comparable, and
understandable. The purpose of this
research is to evaluate the factors
affecting the quality of central
government financial report information
especially financial report produced by
Sistem Akuntansi Instansi (SAI) for a
particular work unit in KPPN Malang
municipality. This research was
encouraged by the BPK-RI auditing
result on central government financial
report (LKPP) quality which is always
disclaimer opinion for the past 5 years.
This research is an exploration
study to evaluate independent variables
as forming factors affecting the quality
of financial report information. The
exploration also evaluated dependent
variables namely information quality to
1

ensure that the indicators formed relly


on qualitative characteristics in SAP.
The data was taken from 86
work units consisting of vice team of
SAI (86 persons) and head of work unit
(86 persons). The statistic result
indicates that human resource ability,
head and tool supporting, facility,
organization team, and control system
are factors affecting the quality of
financial report information produced
by SAI on the work unit in KPPN
Malang municipality. Factors affecting
significantly for information quality are
human resource ability and management
of SAI team.
Key Words : Quality of Financial
Report Information, Human Resource
Ability, Head and Tool Supporting,
Facility, Team Organization, and
Control System
1. PENDAHULUAN
Salah satu upaya konkrit untuk
mewujudkan
transparansi
dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan
negara adalah penyampaian laporan
pertanggungjawaban
keuangan
pemerintah yang memenuhi prinsip
tepat waktu dan disusun dengan
mengikuti
standar
akuntansi
pemerintahan yang telah diterima secara
umum. Kualitas informasi dalam
laporan keuangan pemerintah tersebut
sangat dipengaruhi oleh kepatuhan
terhadap
standar
akuntansi
dan
didukung oleh sebuah sistem akuntansi
yang handal.
Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP)
menyebutkan
bahwa
karakteristik kualitatif laporan keuangan
adalah ukuran-ukuran normatif yang
perlu diwujudkan dalam informasi
akuntansi sehingga dapat memenuhi
tujuannya.
Keempat
karakteristik
berikut ini merupakan prasyarat
normatif yang diperlukan agar laporan
keuangan pemerintah dapat memenuhi
kualitas yang dikehendaki, yakni:

a) Relevan, yang berarti informasi


harus memiliki feedback value,
predictive value, tepat waktu dan
lengkap
b) Andal, yang berarti informasi harus
memiliki karakteristik penyajian
jujur, veriability, netralitas
c) Dapat dibandingkan, berarti laporan
keuangan
dapat
dibandingkan
dengan periode sebelumnya atau
dibandingkan
dengan
laporan
keuangan entitas lain.
d) Dapat dipahami, berarti bahwa
informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan dapat dipahami
oleh pengguna dan dinyatakan
dalam bentuk serta istilah yang
disesuaikan
dengan
batas
pemahaman para pengguna.
Dalam
rangka
memenuhi
kriteria kualitatif laporan keuangan
tersebut di atas, pemerintah pusat
mengembangkan
sebuah
Sistem
Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP).
SAPP akan menghasilkan Laporan
Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)
yang akan diperiksa terlebih dahulu
oleh BPK-RI sebelum diserahkan ke
DPR. SAPP terdiri dari dua sub sistem
yaitu Sistem Akuntansi Pusat (SiAP)
dan Sistem Akuntansi Instansi (SAI).
SiAP akan menghasilkan pelaporan
posisi keuangan dan operasi keuangan
pada Kementerian Keuangan selaku
Bendahara Umum Negara. Sedangkan
SAI menghasilkan pelaporan posisi
keuangan dan operasi keuangan pada
Kementerian Negara/Lembaga.
Oleh karena itu kualitas
informasi LKPP dipengaruhi oleh
implementasi SiAP dan SAI, karena
pada dasarnya LKPP merupakan
konsolidasi dari Laporan Keuangan
Kementerian/Lembaga. Audit yang
dilakukan oleh BPK-RI atas LKPP
selama 4 tahun terakhir (2004, 2005,
2006, 2007) selalu mendapatkan opini
disclaimer. Dalam melakukan audit
LKPP, BPK-RI menemukan beberapa
kelemahan terkait dengan pelaksanaan

SAPP khususnya implementasi SAI


pada tingkat Kementerian, Eselon I,
Wilayah maupun Satuan Kerja.
Permasalahan dalam implementasi SAI
pada
umumnya
terkait
dengan
permasalahan kualitas sumber daya
manusia yang menjalankan SAI,
kurangnya pemahaman terhadap SAI,
lemahnya
pengendalian
internal,
kurangnya komitmen dan dukungan
pimpinan
satuan
kerja,
tidak
dibentuknya tim atau unit akuntansi
pelaksana
SAI,
serta
beberapa
kelemahan lain yang berbeda antar
satuan kerja.
Berdasarkan uraian tersebut
rumusan masalah yang ingin dijawab
dengan penelitian ini adalah:
1. Indikator apa saja yang membentuk
faktor-faktor yang mempengaruhi
kualitas infomasi Laporan Keuangan
Satuan Kerja di wilayah kerja KPPN
Malang?
2. Faktor-faktor
apa
saja
yang
berpengaruh
terhadap
kualitas
informasi Laporan Keuangan Satuan
Kerja di wilayah kerja KPPN
Malang?
Tujuan Penelitian
1. Untuk
mendeskripsikan
dan
menganalisis indikator-indikator yang
membentuk
faktor-faktor
yang
mempengaruhi kualitas informasi
Laporan Keuangan Satuan Kerja di
wilayah kerja KPPN Malang.
2. Untuk
mendeskripsikan
dan
menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas informasi
Laporan Keuangan Satuan Kerja di
wilayah kerja KPPN Malang.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis yang diharapkan
dari penelitian ini adalah dapat
memberi tambahan bukti empiris
pendukung terhadap teori dan hasil
penelitian yang terdahulu terutama
tentang kualitas informasi laporan
keuangan sektor publik.

2. Manfaat praktis yang diharapkan


dari penelitian ini adalah dapat
memberikan bahan pertimbangan
kepada satuan kerja pemerintah
dalam
mengatasi
kelemahan
pelaksanaan SAI.
2. LANDASAN TEORI
Konsep
kualitas
sistem
informasi menurut Wilkinson (2000:18)
dalam bukunya Accounting Information
System adalah:
The value of information, and hence
the soundness of decisions, can be
affected by qualities that attach to
the information. Useful information
qualities are relevance, accuracy,
timeliness, conciseness, clarity,
quantifiability, consistency.
Definisi
kualitas
informasi
tersebut dapat dijadikan dasar bahwa
sebuah informasi dikatakan berkualitas
jika informasi yang dihasilkan memiliki
karakteristik: relevan, akurat, tepat
waktu, ringkas, jelas, dapat diukur dan
konsisten.
Lebih lanjut Wilkinson
(2000:35) menyatakan bahwa kualitas
informasi yang dihasilkan dari sebuah
sistem informasi sangat tergantung pada
resources inputs berupa: Manpower,
Material, Facilities, Funds dan Data.
Menurut Lani Sidarta (1995:3334) dalam bukunya Sistem Informasi
Bisnis: Pengantar Sistem Informasi
Bisnis, menyatakan bahwa karakteristik
kualitas
informasi
terdiri
atas
kemengertian
(understandability),
hubungan (relevance), ketepatan waktu
(timeliness), nilai perkiraan (predictive
value) dan nilai umpan balik (feedback
value), keabsahan (validity), keakuratan
(accuracy),
kelengkapan
(completeness), kepastian (verifiability),
kenetralan
(neutrality),
dapat
dibandingkan (comparability), dan
Konsisten (consistent).
Hiro Tugiman (1996) dalam
bukunya Audit Sistem Informasi,
menyatakan bahwa kualitas informasi

tergantung dari tiga hal yaitu akurat,


tepat waktu, dan relevan.
Untuk
menjamin kualitas informasi maka
dibutuhkan pengendalian internal yang
memadai,
meliputi:
organisasi,
pemisahan
fungsi,
kepegawaian,
pengendalian operasi, keamanan fisik
dan logis, environmental control,
pemulihan masalah, pengembangan dan
pemeliharaan sistem, pengendalian
perangkat keras, asuransi, siklus hidup
pengembangan sistem.

Accounting
Information
Quality
Management: Australian Case Study
menyebutkan bahwa terdapat 4 (empat)
komponen pokok yang berdampak pada
kualitas informasi akuntansi yang
meliputi human, system, organisational,
and external issues. Kemudian kualitas
dapat dievaluasi menggunakan 4
(empat) atribut pokok yaitu accuracy,
completeness, and consistency.
Karakteristik informasi yang
berkualitas berdasarkan beberapa
literatur dapat diidentifikasi sebagai
berikut:

Hongjiang Xu, et al. dalam


jurnalnya yang berjudul Key Issues of

Tabel 2.1 : Ringkasan Karakteristik Kualitas Informasi Akuntansi


Kriteria
Relevan
- Feedback Value
- Predictive Value
- Tepat waktu
- Lengkap
Andal
- Jujur/Dapat dipercaya
- Dapat diverifikasi
- Netralitas
Dapat dibandingkan
Dapat dipahami
Akurat
Ringkas
Jelas
Dapat dikuantifikasikan
Konsisten
Valid/Dapat diuji kebenarannya

Teori*)
4
5

*) 1: Standar Akuntansi Pemerintahan; 2: Wilkinson; 3: Lani Sidarta;


4: Hiro Tugiman; 5: Hongjiang Xu; 6: Romney; 7: Krismiaji
Sumber: disusun oleh penulis

3.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan studi


eksplorasi yang menganalisis indikatorindikator yang membentuk faktor untuk
variabel
dependen
dan variabel
independen.
Pendekatan
yang
digunakan adalah pendekatan kuantitatif
dengan Multivariate Analysis.
Populasi dan Pemilihan Sampel

Populasi dalam penelitian ini


adalah 169 satuan kerja yang berada di
wilayah kerja KPPN Malang yang
mencakup wilayah kota Malang, kota
Pasuruan, Kota Batu, Kabupaten
Malang, dan Kabupaten Pasuruan.
Jenis satuan kerja terdiri atas satuan
kerja pemerintah pusat dan satuan kerja
pemerintah daerah yang memperoleh
dana dari APBN dalam bentuk tugas

pembantuan dan dekonsentrasi. Sampel


yang didapatkan berasal dari 91 satker,
tetapi perolehan data melalui kuesioner
menunjukkan bahwa hanya kuesioner
dari 86 satker yang bisa dilakukan
analisis.
Teknik Analisis Data
1) Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif data digunakan
untuk mengetahui karakteristik variable
yang diukur dari sejumlah indikatorindikator.
2)
Uji Validitas dan Reliabilitas
Instrumen
Pengujian
validitas
dan
reliabilitas dilakukan untuk memastikan
alat ukur yang digunakan dalam
peneltian sesuai dengan kebutuhan.
Pengukuran
validitas
instrumen
dilakukan dengan factor loading sebesar
0,4. Menurut Neuman (2000) dalam
bukunya Social Research Methods
dijelaskan bahwa validitas berarti
terpercaya. Artinya seluruh jawaban
responden berada tepat pada area
jawaban yang tepat sasaran. Sedangkan
reliabel berarti ketergantungan atau
konsistensi. Dengan melakukan first
order confirmatory factor analysis
untuk masing-masing variabel akan
diketahui indikator-indikator pembentuk
variabel
serta
validitas
dan
reliabilitasnya.
Indikator dengan
loading factor 0,4 atau p value lebih
besar dari 0.05 maka tidak disertakan
dalam model.
Item
pertanyaan
dalam
instrumen penelitian disusun oleh
peneliti
dengan
terlebih
dahulu
dilakukan uji kuesioner kepada 30
sampel. Pengujian validitas dan
reliabilitas
terhadap
instrumen
dilakukan untuk menjelaskan apakah
instrumen
yang
disusun
dapat
digunakan pada setting penelitian.
Item pertanyaan untuk variabel
dependen (variabel Y) dalam instrumen
penelitian ini sebanyak 12 butir.
Indikator
variabel
dikembangkan

berdasarkan karakteristik kualitatif


laporan keuangan yang tercantum dalam
Standar Akuntansi Pemerintahan yaitu
relevan, andal, dapat dibandingkan, dan
dapat dipahami. Hasil uji validitas
menunjukkan bahwa item pertanyaan
yang membentuk indikator kualitas
informasi yaitu dapat dibandingkan,
tidak mempunyai loading factor yang
cukup sehingga dihilangkan dari seting
penelitian selanjutnya. Sedangkan item
pertanyaan untuk variabel independen
(variabel X) dalam instrumen penelitian
ini sebanyak 29 butir. Hasil uji validitas
diketahui bahwa 11 dari 40 item
pertanyaan yang diujicobakan memiliki
loading factor yang tidak memenuhi
rule of thumb yang ditentukan. Hal ini
menunjukkan
bahwa
instrumen
penelitian yang terdiri dari beberapa
item pertanyaan tidak semuanya dapat
digunakan pada setting penelitian ini.
Untuk item pertanyaan yang tidak
memenuhi loading factor, sebagian
dilakukan modifikasi agar pertanyaan
tersebut lebih mudah dipahami oleh
responden dan sebagian yang lain tidak
digunakan.
Sehingga jumlah item
pertanyaan yang digunakan dalam
setting penelitian adalah sebanyak 36,
yang terdiri atas 28 pertanyaan untuk
variabel X dan 8 pertanyaan untuk
variabel Y.
Hasil uji reliabilitas instrumen
baik untuk variabel X maupun variabel
Y menunjukkan bahwa nilai alpha
cronbach memenuhi rule of thumb yang
ditentukan yaitu lebih besar dari 0,6
sehingga dapat disimpulkan bahwa
semua item pertanyaan cukup reliabel.
3)
Analisis Faktor
Pada penelitian ini analisis
faktor digunakan untuk mengetahui
signifikansi indikator-indikator yang
diduga membentuk faktor-faktor yang
mempengaruhi
kualitas
informasi
laporan
keuangan
satuan
kerja.
Pendekatan yang digunakan dalam
analisis faktor adalah exploratory,
karena pada dasarnya indikator-

indikator yang diidentifikasi, digali dari


fenomena yang ada di lapangan.
Analisis faktor ini juga digunakan untuk
menguji kesesuaian obrserved variabel
dengan latent variabel.
4)
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan
untuk
menentukan
apakah
data
sebaiknya diuji dengan dengan statistik
parametrik atau non parametrik. Uji ini
dilakukan untuk menguji normalitas,
heteroskedastisitas, multikolinearitas,
dan autokorelasi data penelitian (Hair et
al, 2006; Gujarati, 2003). Pengujian ini
perlu
dilakukan
karena
adanya
konsekuensi yang mungkin dapat terjadi
jika asumsi tersebut tidak bisa dipenuhi.
5)
Uji Regresi
Analisis
regresi
berganda
dipergunakan untuk mengetahui faktorfaktor yang diduga mempengaruhi
Kualitas Informasi Laporan Keuangan
Satuan Kerja.
Faktor-faktor yang
dimaksud ditentukan berdasar hasil
analisis faktor dengan pendekatan
exploratory
yang
dilakukan
sebelumnya. Pengujian terdiri atas uji
Signifikansi Parameter Individual (uji

statistik t), Signifikansi Simultan (Uji


Statistik F), dan Koefisien Determinasi
(R2).
4. ANALISIS HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Responden pada penelitian ini
berasal dari 91 satker yang terdiri atas
91 responden adalah staf operator SAI
yang mewakili Tim SAI dan 91
responden adalah pimpinan satker atau
pihak internal pengguna informasi
laporan keuangan. Sebanyak 52% dari
responden staf SAI berpendidikan
terakhir Sarjana Strata satu (S1)
sedangkan sebagian besar yang lain
berpendidikan SMA. Sebagian besar
dari
mereka
berlatar
belakang
pendidikan non akuntansi yaitu
sebanyak 79%.
Rata-rata pernah
mengikuti pelatihan maupun kegiatan
sosialisasi yang berhubungan dengan
SAI. Sejumlah 70% dari mereka pernah
mengikuti pelatihan minimal sebanyak
dua kali.

Tabel 4.1: Latar Belakang Pendidikan Staf/Tim SAI


Jenjang
Pendidikan
Terakhir
S2
S1
D3
D2/D1
SMA
Jumlah

Responden
Jumlah
47
12
4
28
91

%
52%
13%
4%
31%
Orang

Berpendidikan Ekonomi Akuntansi


Berpendidikan Non Akuntansi

Latar Belakang Bidang Pendidikan


Ekonomi
Sosial
Ekonomi
Non
(selain
Eksakta
Akuntansi
Akuntansi Ekonomi)
10
5
0
4
19
21%
21%

8
2
1
2
13
14%

12
2
0
3
17
19%

5
3
1
5
14
15%

Lainnya
12
0
2
14
28
31%

79%

Sumber: Perolehan data melalui kuesioner

Tabel 4.2.: Pengalaman Keikutsertaan dalam Pelatihan SAI


6

Jumlah Keikutsertaan dalam


Pelatihan SAI
> 3 kali
3 kali
2 kali
1 kali
Belum pernah
Jumlah

Responden
Jumlah
%
27
30%
20
22%
16
18%
18
20%
10
11%
91 Org

Sumber: Perolehan data melalui kuesioner


Statistik Deskriptif
Dari
hasil
analisis
statistik
deskriptif diketahui bahwa jumlah data

yang valid sehingga sah untuk


dilakukan pengujian adalah sebanyak
86. Semua variabel mempunyai nilai
standar deviasi dibawah nilai rata-rata
(SD<M),
maka
hal
tersebut
mengindikasikan tidak adanya outlier.
Analisis Faktor
Analisis
faktor
dilakukan
terhadap semua item pertanyaan, baik
untuk variabel X (28 item) dan variabel
Y (8 item). Item pertanyaan variabel X
diduga sebagai pembentuk faktor yang
mempengaruhi
kualitas
informasi
laporan keuangan satker sebagai
variabel X. Item pertanyaan tentang
kualitas informasi laporan keuangan

(variabel Y) juga dianalisis untuk


memastikan bahwa item pertanyaan
tersebut tepat membentuk karakteristik
kualitas informasi sesuai yang tertera
dalam Sistem Akuntansi Pemerintah
Pusat (SAPP) yaitu relevan, andal, dan
mudah dipahami.
Hasil Analisis Faktor Variabel Y
Pertanyaan tentang kualitas
informasi laporan keuangan yang
dihasilkan SAI dijawab oleh pimpinan
satker sebagai salah satu pengguna
informasi tersebut.
Hasil analisis
reliabilitas menunjukkan angka alpha
cronbachs sebesar 0,866 atau lebih
besar dari yang disyaratkan yaitu
sebesar 0,7.
Sedangkan tingkat
validitas
masingmasing
item
pertanyaan dan penamaan faktor yang
terbentuk adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3: Hasil Uji Validitas dan reliabilitas Variabel Y


Item

Topik Pertanyaan

Informasi yang ada dalam laporan


keuangan yang dihasilkan SAI telah
sesuai dengan harapan atau kebutuhan.
Laporan keuangan yang dihasilkan SAI
dapat membantu dalam memperkirakan
aktifitas yang berhubungan dengan
keuangan pada periode berikutnya.
Laporan keuangan selalu tersedia saat
dibutuhkan dalam pengambilan
keputusan.
Setiap informasi dalam laporan
keuangan disertai dengan penjelasan
yang rinci sehingga kekeliruan dalam
interpretasi dan penggunaan informasi
tersebut dapat dicegah.
Informasi dalam laporan keuangan telah
menggambarkan secara jujur semua
transaksi serta peristiwa lainnya yang

3
4

Factor Construct Validity


1
2
3

Penamaan
Faktor

0,826
(valid)
0,854
(valid)
Relevan
(Ya)

0,729
(valid)
0,681
(valid)
0,762
(valid)

Andal
(Yb)

7
8

seharusnya disajikan.
Informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan dapat diuji, dan apabila
pengujian dilakukan lebih dari sekali
oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap
menunjukkan simpulan yang tidak
berbeda jauh.
Seluruh informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan (Neraca, LRA,
CALK) dapat dipahami dengan mudah.
Informasi dalam laporan Keuangan
dinyatakan dalam bentuk serta istilah
yang mudah dipahami.

0,699
(valid)

0,756
(valid)
0,767
(valid)

Mudah
Dipahami
(Yd)

Sumber: Data olahan SPSS


Hasil analisis pada tabel 4.3.
membuktikan bahwa item pertanyaan
variabel Y membentuk 3 faktor
karakteristik kualitatif laporan keuangan
sesuai standar akuntansi pemerintah
yaitu relevan, andal, dan mudah
dipahami.
Hasil Analisis Faktor Variabel X
Tahapan analisis faktor yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Uji Korelasi Antar Variabel
Hasil
analisis
faktor
didapatkan nilai KMO sebesar 0,824
yang menunjukkan bahwa item
pertanyaan sudah cukup bagus
untuk membentuk faktor dengan
signifikansi 0.000. Tetapi hasil uji
Anti-Image Matrics Correlation
yang menunjukkan nilai MSA
(Measure of Sampling Adequacy) untuk
item 1 (492a), item 2 (418a), dan item
20 (354a) tidak memenuhi rule of
thumb sebesar 0,5. Hal ini berarti item
pertanyaan 1, 2, dan 20 mempunyai
korelasi parsial antar variabel yang

tidak dipengaruhi oleh variabel lain


kurang dari yang disyaratkan
sehingga item pertanyaan tidak
diprediksi atau dianalisis lebih lanjut
(Singgih:20).

Hasil pengujian ulang atas


semua item pertanyaan dengan
menghilangkan item nomor 1, 2,
dan 20 didapatkan nilai KMO and
Barletts Test sebesar 0,852. Nilai
tersebut menunjukkan angka di atas

0,5 yang berarti bahwa korelasi


semua item pertanyaan untuk
membentuk faktor sebesar 85,2%
sudah
cukup
bagus
dengan
signifikansi jauh di bawah 0,05
yaitu 0,000. Angka signifikansi
tersebut menunjukkan bahwa antar
item pertanyaan tidak terdapat
korelasi
sehingga
secara
keseluruhan bisa dianalisis lebih
lanjut.
Selanjutnya hasil uji AntiImage Matrics Correlation yang
menunjukkan korelasi parsial antar
variabel yang tidak dipengaruhi oleh
variabel lain, terlihat pada tabel
4.10. Angka korelasi yang bertanda
a (arah diagonal dari kiri atas ke
kanan bawah) menunjukkan MSA
(Measure of Sampling Adequacy)
dengan kriteria bahwa MSA > 0,5
yang berarti bahwa variabel masih
bisa diprediksi dan bisa dianalisis
lebih lanjut (Singgih: 20).
b.
Penentuan Jumlah Faktor
Jumlah faktor yang terbentuk
ditunjukkan dengan eigenvalues
yang merupakan kepentingan relatif
masing-masing
faktor
dalam
menghitung varian dari 25 item
pertanyaan yang ada.
Susunan
eigenvalues selalu diurutkan dari
yang terbesar sampai terkecil,
dengan kriteria bahwa angka
dibawah 1 tidak digunakan dalam
menghitung jumlah faktor yang
terbentuk.
Pada
tabel
skor

eigenvalues nampak bahwa hanya


lima faktor yang terbentuk, sehingga
proses faktoring berhenti pada lima
faktor saja.
Tabel Component matrix
menunjukkan distribusi dua puluh
lima item pertanyaan pada lima
faktor yang terbentuk. Sedangkan
angka-angka pada tabel adalah
factor loadings, yang menunjukkan
besar
korelasi
antara
item
pertanyaan dengan faktor 1 sampai
dengan faktor 5. Beberapa item
mempunyai factor loading ganda
sehingga tidak ada korelasi yang
berbeda dengan jelas dan sulit
memutuskan akan dimasukkan ke

faktor mana.
Karenanya perlu
dilakukan proses rotasi agar
semakin jelas perbedaan sebuah
item akan dimasukkan ke dalam
faktor 1, 2, 3, 4 atau 5. Metode
rotasi yang digunakan dalam
analisis faktor ini adalah orthogonal
rotation
varimax
procedure.
Prosedur ini dilakukan dengan
memutar sumbu faktor ke kanan
sampai 90 sehingga meminimalkan
jumlah variabel dengan muatan
tinggi (high loading) pada suatu
faktor dan untuk menghasilkan
faktor-faktor yang tidak berkorelasi
satu sama lain. Hasil rotasi adalah
sebagai berikut:

Tabel 4.4 : Rotated Component Matrixa


Item
Component
Pertanyaan
1
2
3

Jumlah keikutsertaan dalam pelatihan SAI


Pemahaman peraturan terkait SAI
Pemahaman jenis dokumen sumber
Pemahaman jenis laporan yang dihasilkan
Pemahaman sanksi keterlambatan penyampain lap.
Pemahaman fungsi dan cara kerja aplikasi
Pemahaman ttg penanganan kesalahan dlm aplikasi
Dukungan pimpinan terhadap ketepatan waktu
penyampaian laporan
Monitoring dan evaluasi oleh pimpinan satker
terhadap pelaksanaan SAI
Pembentukan tim khusus pelaksana SAI
Pembagian tugas diantara tim SAI
Formalisasi pembentukan tim
Kejelasan uraian tugas anggota tim
Prosedur yg menjamin terotorisasinya dok.
transaksi
Prosedur yang menjamin seluruh transaksi telah
diposting secara akurat
Tersimpannya sumber data yang memungkinkan
dilakukan rekonstruksi data
Prosedur yang menjamin output direview pimpinan
Ketersediaan komputer
Ketersediaan ruangan
Ketersediaan perlengkapan
Anggaran
Ketersediaan insentif
Frekuensi pemberian insentif
Keandalan data base

.590
.744
.727
.769
.693

.499

.801
.745
.738
.616

.402

.412

.649
.765
.638
.698
.800
.799
.758

.631
.483

.420
.525
.554
.811
.915
.913

.661

Item

Component

Pengiriman laporan/data secara berjenjang

.454

Component Matrix hasil dari


proses
rotasi
memperlihatkan
distribusi variabel yang lebih jelas
dan nyata. Dua puluh lima item
pertanyaan membentuk lima faktor
dengan validity construct yang
cukup di atas 0,4. Angka loading
tertinggi menentukan bagi item
pertanyaan untuk dikelompokkan ke
faktor tertentu, terutama untuk item
Faktor

Item
3
4
5
6
7

yang mempunyai loading ganda di


dua faktor.
Dengan demikian, 25 item
pertanyaan telah direduksi menjadi
lima faktor. Selanjutnya lima faktor
yang terbentuk diberi nama atau
label yang mengacu pada beberapa
teori dan penelitian terdahulu,
dengan nama sebagai berikut:
Variabel

Jumlah keikutsertaan dalam pelatihan SAI


Pemahaman peraturan terkait SAI
Pemahaman jenis dokumen sumber
Pemahaman jenis laporan yang dihasilkan
1
Pemahaman sanksi keterlambatan
penyampaian laporan
8
Pemahaman fungsi dan cara kerja aplikasi
9
Pemahaman tentang penanganan kesalahan
dalam aplikasi
10
Dukungan pimpinan terhadap ketepatan
waktu penyampaian laporan
11
Monitoring dan evaluasi oleh pimpinan satker
terhadap pelaksanaan SAI
19
Prosedur yang menjamin output direview oleh
2
pimpinan
21
Ketersediaan komputer
27
Keandalan data base
28
Pengiriman laporan/data secara berjenjang
22
Ketersediaan ruangan
23
Ketersediaan perlengkapan
3
24
Anggaran
25
Ketersediaan insentif
26
Frekuensi pemberian insentif
12
Pembentukan tim khusus pelaksana SAI
13
Pembagian tugas diantara tim SAI
4
14
Formalisasi pembentukan tim
15
Kejelasan uraian tugas anggota tim
16
Prosedur yang menjamin terotorisasinya
dokumen transaksi
17
Prosedur yang menjamin seluruh transaksi
5
telah diposting secara akurat
18
Tersimpannya
sumber
data
yang
memungkinkan dilakukan rekonstruksi data
Sumber: Instrumen yang dikembangkan oleh penulis

Penamaan
faktor

Kemampuan
Sumber Daya
Manusia
(X1)

Dukungan
Pimpinan dan
Alat
(X2)

Fasilitas
(X3)

Organisasi Tim
(X4)

Sistem
Pengendalian
(X5)

Uji Normalitas Data

10

Pada hasil pengujian didapatkan


nilai Kolmogorov Smirnov Z = 1,124
dengan asymp. Sig. (2-tailed) = 0,160
lebih besar dari signifikansi () sebesar
5%, maka dapat disimpulkan bahwa
data berasal dari populasi yang
terdistribusi
normal.
Pengujian
mormalitas residual dengan analisis
grafik
Normal
Probability
Plot
menunjukkan bahwa titik-titik nilai data
terletak kurang lebih dalam suatu garis
lurus diagonal, dan pada grafik
histogram nilai data mengikuti kurva
normal sehingga dapat disimpulkan
bahwa data berasal dari sampel yang
terdistribusi normal.

bagian ini akan dilakukan pengujian


regresi untuk mencari hubungan antara
seluruh variabel independen (X1 X5)
dengan variabel dependen yaitu variabel
relevansi informasi (Ya) sebagai salah
satu karakteristik kualitas informasi.
Pengujian tidak dilakukan pada variabel
independen yang lain yaitu Andal (Yb)
dan Mudah Dipahami (Yd) karena
penilaian kualitas informasi hanya
didapatkan dari pimpinan satker yang
merupakan
pengguna
internal.
Penilaian dari pimpinan satker terhadap
keandalan dan kemudahan dipahami
tidak bisa dianggap mewakili penilaian
dari pengguna yang lain seperti pihak
pemeriksa/pengawas, lembaga donor,
badan legislatif, atau masyarakat pada
umumnya.
a. Uji Signifikansi Parameter Individual
(uji t statistik)
Besar
pengaruh
masingmasing variabel X terhadap masingmasing
variabel
Y
dan
signifikansinya dapat dilihat pada
hasil uji t statistik sebagai berikut:

Uji Regresi
Berdasarkan faktor-faktor yang
terbentuk yang terdiri dari lima variabel
independen (SDM, Dukungan Pimpinan
dan Alat, Fasilitas, Organisasi, dan
Sistem
Pengendalian)
selanjutnya
dilakukan uji regresi untuk mengetahui
besar pengaruh masing-masing variabel
terhadap variabel dependen. Pada

Tabel 4.5. : Hasil Uji Signifikansi Individual (t Statistik)


Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1

(Constant)
Kemampuan SDM (X1)

Std. Error

3.111

.286

Standardized
Coefficients
Beta

Sig.

10.889

.000

.182

.074

.299

2.455

.016

-.087

.104

-.129

-.830

.409

Fasilitas (X3)

.010

.048

.022

.202

.840

Organisasi Tim (X4)

.143

.065

.297

2.192

.031

Sistem Pengendalian (X5)

.042

.078

.064

.538

.592

Dukungan Pimp. & Alat (X2)

a. Dependent Variable: Relevan (Ya)

Sumber: Data olahan SPSS


Berdasarkan hasil analisis
yang disajikan dalam tabel 4.5 dapat
ditulis persamaan regresi sebagai
berikut:
KI relevan = 3.111 + 0,182 SDM 0,087 DP +
0,010 Fas + 0,143 OT + 0,042 PS

Persamaan
regresi
tersebut
memperlihatkan koefisien regresi

dari kemampuan SDM (X1),


dukungan pimpinan dan alat (X2),
fasilitas (X3), organisasi tim (X4),
sistem pengendalian (X5) bertanda
positif kecuali dukungan pimpinan
yang bertanda negatif. Ini berarti
variabel independen mempunyai
pengaruh searah dengan variabel

11

dependen artinya apabila nilai dari


variabel independen meningkat atau
menurun maka akan mendorong
menaikkan
atau
menurunkan
relevansi
informasi
akuntansi.
Sedangkan yang bertanda negatif
berarti jika variabel independen
mengalami kenaikan justru akan
menurunkan variabel dependen,
dalam persamaan ini adalah
dukungan pimpinan.
Pada tabel tersebut juga
nampak bahwa variabel SDM
mempunyai
angka signifikansi
sebesar 0,016, sedangkan variabel
Organisasi Tim sebesar 0,031 atau
kurang dari 0.05.
Angka ini
menunjukkan bahwa variabel SDM
dan Organisasi Tim berpengaruh
secara signifikan terhadap kualitas
informasi laporan keuangan satker
terutama ditinjau dari relevansi
informasi yang dihasilkan SAI.
Sedangkan tiga variabel lainnya
mempunyai angka signifikansi lebih
dari
0,05
sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa
dukungan
pimpinan,
fasilitas,
dan
pengendalian
sistem
tidak
berpengaruh
terhadap
kualitas
informasi terutama ditinjau dari
relevansi informasi yang dihasilkan
SAI.
b. Uji Signifikansi Simultan (uji statistik
F)
Hasil uji statistik F untuk
variabel Relevansi Informasi (Ya)
menunjukkan
bahwa
nilai
signifikansi F hitung sebesar 0.000
lebih kecil dari pada signifikan yang
ditetapkan ( = 0,05). Berdasarkan
hal tersebut dapat disimpulkan
bahwa variabel independen (sumber
daya manusia dan organisasi tim)
secara bersama-sama atau simultan
berpengaruh terhadap relevansi
informasi sebagai indikator kualitas
laporan keuangan satker.
c.

Koefisien
2

(R )

Determinasi

Nilai Adjusted R2 untuk


variabel dependen Relevan (Ya)
sebesar 0,209 yang berarti bahwa
variabel independen (sumber daya
manusia, dan organisasi tim)
mempunyai kontribusi pengaruh
terhadap
variabel
relevansi
informasi laporan keuangan sebesar
20,9%. Sedangkan sisanya sebesar
79,1%
merupakan
kontribusi
variabel lain yang tidak terdapat di
dalam model regresi.
Uji Asumsi Klasik
a. Pengujian Multikolinearitas
Hasil
perhitungan
nilai
tolerance
sebesar
0,691
menunjukkan tidak ada variabel
independen yang memiliki nilai
tolerance kurang dari 0,10 yang
berarti tidak ada korelasi antar
variabel independen yang nilainya
lebih dari 95%. Hasil perhitungan
nilai Variance Inflation Factor
(VIF)
sebesar
1,447
juga
menunjukkan hal yang sama, tidak
ada satu variabel independen yang
memiliki nilai VIF lebih dari 10.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak
ada multikolinieritas antar variabel
independen dalam model regresi.
b. Pengujian Autokorelasi
Nilai Durbin-Watson pada
tabel variabel Ya diperoleh angka
sebesar 1,998. Angka ini kemudian
dibandingkan dengan Durbin-Watson
Test Bound atau DW tabel dengan
signifikansi () sebesar 5% yang
menunjukkan bahwa angka tersebut
memenuhi kriteria du < d < 4-du.
Oleh karena nilai Durbin-Watson
lebih besar dari du dan kurang dari 4
- du, maka dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat autokorelasi positif
atau
negatif
antar
variabel
independen dalam model regresi.
b. Pengujian Heteroskedastisitas
Hasil uji park menunjukkan
angka signifikansi variabel X1

12

(kemampuan SDM) sebesar 0,543


ini didukung pula dengan Scatter
sedangkan variabel X4 (Organisasi
Plots
dimana
titik-titik
data
Tim) sebesar 0,915 atau tidak ada
menyebar secara acak baik di atas
yang signifikan di bawah 5%,
maupun di bawah angka nol (0)
sehingga dapat disimpulkan bahwa
pada sumbu Y yang menunjukkan
tidak terjadi heteroskedastisitas pada
tidak terjadi heteroskedastisitas pada
model regresi dan model regresi
model regresi.
tersebut layak untuk dipakai. Hasil
______________________________________________________________________
4. KESIMPULAN
Rangkuman Hasil Uji Regresi
Variabel
Kemampuan SDM (X1)
Organisasi Tim (X4)
F
R Square

Relevan (Ya)
Koefisien

0.182
0.143
12.909

Adjusted R Square

Sig

0.016
0.022
0.000
0.476
0.209

Sumber: Data olahan SPSS


Berdasarkan tabel rangkuman
hasil uji regresi di atas dapat
disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Variabel independen (kemampuan
SDM dan organisasi tim) secara
bersama-sama
atau
simultan
berpengaruh terhadap relevansi
informasi sebagai karakteristik
kualitas informasi.
2.
Kemampuan
variabel
independen (kemampuan SDM dan
organisasi tim) untuk menjelaskan
variasi pada variabel dependen
relevansi informasi adalah sebesar
20,9%,
sedangkan
sisanya
dijelaskan oleh variabel lain di luar
model.
3.
Kemampuan
sumber
daya
manusia (X1)
Kemampuan sumber daya
manusia adalah kemampuan yang
dimiliki oleh tim pelaksana SAI
untuk
menghasilkan
laporan
keuangan yang memenuhi syarat
kualitatif sesuai standar akuntansi
pemerintah yang telah ditetapkan.
Sesuai dengan persepsi responden
bahwa kemampuan sumber daya

manusia berpengaruh positif dan


signifikan
terhadap
relevansi
informasi sebagai indikator kualitas
informasi laporan keuangan satker.
Hal ini mengindikasikan bahwa
jumlah keikutsertaan tim SAI dalam
pelatihan terkait, pemahaman tim
SAI terhadap peraturan, dokumen
sumber, jenis laporan, sanksi
keterlambatan
penyampaian
laporan, fungsi/cara kerja aplikasi,
dan
kemampuan
penanganan
kesalahan dalam aplikasi sangat
diperlukan agar relevansi informasi
laporan keuangan bisa diwujudkan.
4.
Organisasi Tim (X4)
Sesuai dengan persepsi
responden bahwa pengorganisasian
tim berpengaruh positif dan
signifikan
terhadap
relevansi
informasi sebagai indikator kualitas
informasi laporan keuangan satker.
Hal ini mengindikasikan bahwa
pembentukan tim khusus pelaksana
SAI, pembagian tugas di antara tim,
dan kejelasan uraian tugas anggota
tim sangat diperlukan agar relevansi
informasi laporan keuangan bisa
diwujudkan.
Tim SAI dapat di bentuk
dengan melibatkan beberapa staf
yang bertugas secara khusus sebagai
petugas akuntansi atau petugas
verifikasi data/hasil dan operator
komputer.
Dalam tim tersebut
sangat dibutuhkan koordinasi dan
kerja sama dalam pengelolaan SAK
dan SABMN sebagai satu kesatuan
laporan keuangan yang akan

13

dihasilkan.
Tidak berfungsinya
pengorganisasian
tim
dalam
pelaksanaan kerja maka dapat
menimbulkan penurunan kinerja
yang berdampak pada penurunan
kualitas informasi yang dihasilkan.
Penyampaian
laporan
akan
terlambat, informasi kemungkinan
tidak lengkap sehingga tidak
mempunyai manfaat umpan balik
dan manfaat prediktif.
5. SARAN
Untuk menghasilkan informasi
laporan keuangan yang berkualitas
dibutuhkan sumber daya manusia yang
juga berkualitas.
Dalam upaya
peningkatan kualitas sumber daya
manusia terutama bagi tim pelaksana
SAI
pemberian
pendidikan
dan
pelatihan terkait perlu ditingkatkan.
Intensitas dan kualitas materi yang
diberikan pada saat pelatihan, baik
tentang pendalaman ilmu akuntansi
maupun sistem aplikasi juga perlu
dioptimalkan. Pendidikan dan pelatihan
ini sangat dibutuhkan untuk mengatasi
kelemahan
ketidaksesuaian
latar
belakang pendidikan tim SAI yang
menunjukkan bahwa 79% dari mereka
berlatar belakang non akuntansi.
Namun demikian untuk petugas
akuntansi dan verifikasi data maupun
laporan diperlukan pengetahuan tentang
akuntansi pemerintahan yang memadai.
Peningkatan pemahaman secara umum
terhadap informasi akuntansi yang
dihasilkan SAI bagi para pengguna
informasi juga perlu untuk dilakukan.
Pengorganisasian tim SAI bisa
dilakukan dengan pembentukan tim
khusus dengan pembagian tugas yang
jelas sehingga jika ada keterlambatan
dalam penyampaian laporan atau
penurunan kualitas laporan yang
dihasilkan dapat mudah dideteksi titik
kelemahannya.

DAFTAR PUSTAKA
_______, Undang-Undang
No. 1
Tahun
2004
tentang
Perbendaharaan Negara.
_______, Undang-Undang No. 15
Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara.
________, Undang-undang No. 17
Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara.
________, Peraturan Pemerintah No. 8
Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah.
________, 2007. Petunjuk Penulisan
Tesis.
Yogyakarta:
Program
Magister Sains Akuntansi, UGM.
Badan Pemeriksa Keuangan RI, 2007,
Hasil
Pemeriksaan
Laporan
Keuangan
Departemen
Perhubungan Tahun 2006, Jakarta.
Badan Pemeriksa Keuangan RI, 2007,
Hasil
Pemeriksaan
Laporan
Keuangan Komisi Pemilihan Umum
Tahun 2006, Jakarta.
Badan Pemeriksa Keuangan RI, 2007,
Hasil
Pemeriksaan
Laporan
Keuangan Departemen Agama
Tahun 2006, Jakarta.
Baridwan, Zaki, 1993, Sistem Informasi
Akuntansi Ed.2, BPFE, Yogyakarta
Departemen Keuangan, Peraturan
Menteri
Keuangan
No.
59/PMK.06/2005 tentang Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Pemerintah Pusat.
Ghozali, Imam, 2007, Aplikasi Analisis
Multivariat dengan Program SPSS,
edisi 3, Badan Penerbit universitas
Diponegoro, Semarang.
Hair, Joseph F., R.E. Anderson, R.L.
Tatham, dan W.C. Black, 2006,
Multivariate Data Analysis; With
Reading, Mc Millan Publishing
Company.

14

Halim, Abdul, 2007, Akuntansi Sektor


Publik;
Akuntansi
Keuangan
Daerah, Salemba Empat, Jakarta.
Hongjiang Xu, Jeretta H.N., G. Daryl
Nord, Binshan Lin, 2003, Key
Issues of Accounting Information
Quality Management: Australian
Case
Studies,
http://www.Emeraldinsight.com.
Krismiaji, 2002, Sistem Informasi
Akuntansi, UPP AMP YKPN,
Yogyakarta
Luciana S.A. dan Irmaya B., 2006,
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Pada Bank Umum Pemerintah di
Wilayah Surabaya dan Sidoarjo,
[email protected]
[email protected].

Tugiman, Hiro, 1996, Pengantar Audit


Sistem Informasi, Penerbit Kanisius,
Yogyakarta
Widayat, dan Amirullah, 2002, Riset
Bisnis, Edisi Pertama, Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Wilkinson, Joseph W.,Cerullo, Michael
J., Raval, Vasant, Wong-On-Wing
Bernard,
1995,
Accounting
Information System, Fourth Edition,
John Wiley And Sons, Inc.

atau

Manao,
Hekinus,
2007,
Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Kementerian Negara/Lembaga di
Lingkungan
Departemen
Pendidikan Nasional, makalah
disampaikan pada
Rapat Kerja
Pengelolaan SAI dan Persiapan
Penyusunan Laporan Keuangan
Tahun 2007, Yogyakarta.
Republik
Indonesia,
Peraturan
Pemerintah No. 24 Tahun 2005
tentang
Standar
Akuntansi
Pemerintahan.
Romney, Paul John, Stainbart, 2004,
Information
System
Account,
Prentiss Hall Salemba Empat,
Jakarta.
Santoso, Singgih, 2005, Analisis Faktor
dengan SPSS, PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta
Sellitto, Carmine, Stephen Burgess,
Paul Hawking, 2007, Information
Quality Attributes Associated with
RFID-Derived Benefits in the Retail
SupplyChain,
http://www.Emeraldinsight.com.
Sidharta, Lani, 1995, Sistem Informasi
Bisnis: Pengantar Sistem Informasi
Bisnis, Elex Media Komputindo,
Jakarta.
Sugiyono, 1999, Metode Penelitian
Bisnis, Alfabeta, Bandung.
15

Anda mungkin juga menyukai