Konsep Diri
Konsep Diri
Konsep Diri
secara
utuh,menyangkut
aspek
fisik,emosi,
yang
terkait
dengan
seksualitas,femininitas
dan
c. Peran
Peran adalah serangkaian perilau yang diharapkan oleh
msyarakat yang sesuai dengan fungsi yang ada dalam
masyarakat atau suatu pola sikap, perilaku, nilai, dan tujuan
yang
diharapkan
dari
seseorang
berdasarkan
posisinya
serta
menyiratkan
perbedaan
dan
keunikan
konsep diri terbagi dua, yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif.
a. Konsep Diri Positif
stresor,
ketidakkeseimbangan
dengan
dalam
adanya
stresor
akan
diri
sendiri.
Dalam
menyebabkan
menguasai
untuk
meninggalkan
warisan
bagi
generasi
menyebabkan
respon
maladaptif
termasuk
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
bicara
j. Gangguan pola tidur
k. Meninggalkan orang yang mengajak bicara
l. Isyarat verbal (misalnya : isi putus asa, saya tidak dapat,
2.
mengehla napas)
Gangguan Citra Tubuh
Batasan Karakteristik:
a.
b.
c.
d.
perubahan
menggabungkan
lingkungan
Secara sengaja menyembunyikan bagian tubuh
Secara sengaja menonjolkan bagian tubuh
Kehilangan bagian tubuh
Tidak melihat bagian tubuh
Tidak menyentuh bagian tubuh
Trauma pada bagian yang tidak berfungsi
Secara tidak sengaja menonjolkan bagian tubuh
objek
Subjektif
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
3.
tentang
nilai
budaya
(misalnya
(misalnya
tentang
nilai
ideologis
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
5.
peristiwa
Evaluasi diri bahwa individu tidak mampu menghadapi situasi
Perilaku bimbang
Perilaku tidak asertif
Secara verbal melaporkan tantangan situasional saat ini terhadap
harga diri
f. Ekspresi ketidakberdayaan
g. Ekspresi ketifakbergunaan
h. Verbalisasi meniadakan diri
6.
Kesiapan Meningkatkan Konsep Diri
Batasan Karakterisitik
a. Menerima keterbatasan
b. Menerima kekuatan
c. Tindakan selaras dengan ekspresi verbal
d. Mengekspresikan kepercayaan diri dalam kemampuan
e. Mengekspresikan kepuasan dengan citra tubuh
f. Mengekspresikan kepuasan dengan identitas pribadi
g. Mengekspresikan kepuasan dengan performa peran
h. Mengekspresikan kepuasan dengan rasa berharga
i. Mengekspresikan kepuasan dengan gagasan tentang diri sendiri
j. Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan konsep diri
Ideal diri
tidak realistis
Stessor
(perasaan ditolak
dari lingkungan)
Kehilangan
objek (sanak
saudara)
Koping individu
tidak efektif
Perasaan
tidak mampu
Mengkritik
diri sendiri
Faktor Presipitasi
Ketidak
efektifan koping
Kehilangan
pekerjaan,kehila
ngan peran,
perceraian
Kehilangan
fungsi/bagian
tubuh
Menerima
kenyataan
balik
positif dari
lingkunga
n sekitar
Menarik
diri
Perubahan
penampilan
Diskrimin
asi
Inisiatif
berkurang,
perasaan hampa
Umpan balik
positif dari
lingkungan sekitar
Gangguan
Identitas
Personal
Trauma
Persepsi positif
terhadap
perubahan
Risiko Gangguan
Identitas
Personal
Persiapan meningkatkan
konsep diri
Keputusasaan
D. Pemeriksaan Diagnostik
1.
Tes MMPI
Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) ialah tes
kepribadian yang paling banyak digunakan secara luas dalam penelitian
dan penilaian dalam psikologi yang memakai skala klinis. Skala klinis
merupakan skala dengan penilaian objektif, yaitu bagaimana orang lain
menilai individu tersebut. Struktur MMPI yang terdiri dari 567
pertanyaan yang dijawab benar atau salah membutuhkan sekitar 60- 90
menit untuk diselesaikan. MMPI penting karena dapat digunakan untuk
membedakan orang yang normal dengan orang yang ada kemungkinan
ketidaknormalan dalam kepribadiannya. MMPI sampai saat ini masih
sangat dipercaya, terutama di Indonesia sebagai alat resmi diagnosa
gangguan jiwa oleh psikiater.
2.
Electro Encephalography (EEG)
Electro Encephalography (EEG) merupakan pemeriksaan syaraf
otak dengan merekam gelombang gelombang otak. EEG adalah
pemeriksaan penunjang yang sangat diperlukan di bagian syaraf untuk
menentukan adanya kelainan gelombang gelombang di otak secara
fungsional. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya :
a. Pasien yang mengalami kejang atau yang diduga mengalami
kejang.
b. Mengevaluasi efek serebral dari berbagai penyakit sistemik
(misalnya keadaan ensefalopati metabolik karena diabetes,
gagal ginjal).
c. Melakukan studi untuk mengetahui gangguan tidur ( sleep
disorder ) atau narkolepsi.
d. Membantu menegakkan diagnosa koma.
e. Melokalisir perubahan potensial listrik otak yang disebabkan
trauma, tumor, gangguan pembuluh darah (vaskular) dan
penyakit degeneratif.
f. Membantu mencari berbagai gangguan serebral yang dapat
menyebabkan
nyeri
kepala,
kemunduran intelektual.
3.
CT (Computed Tomography)
gangguan
perilaku
dan
E. Penatalaksanaan Medis
Pemberian terapi medis pada kasus gangguan psikososial juga tidak
digolongkan sendiri dan lebih mengarah kepada pemberian obat golongan
antidepresan, karena fungsi dari obat anti depresan adalah memblok
pengambilan
kembali
neurotransmitter
norepineprin
dan
serotonin,
dengan
fungsi
dari
obatnya
yaitu
untuk
1. Pengkajian psikologis
a. Status emosional
1) Apakah emosi sesuai perilaku?
2) Apaka klien dapat mengendalikan emosi?
3) Bagaimana perasaan klien yang tampil seperti biasanya?
4) Apakah perasaan hati sekarang merupakan ciri khas klien?
5) Apa yang klien lakukan jika marah atau sedih?
b. Konsep diri
1) Bagaimana klien menilai dirinya sebagai manusia?
2) Bagaimana orang lain menilai diri klien?
3) Apakah klien suka akan dirinya?
c. Cara komunikasi
1) Apakah klien mudah merespon?
2) Apakah spontanitas atau hanya jika ditanya?
3) Bagaimana perilaku non verbal klien dalam berkomunikasi?
4) Apakah kien menolak untuk memberi respon?
d. Pola interaksi
1) Kepada siapa klien mau berinteraksi?
2) Siapa yang paling penting atau berpengaruh bagi klien?
3) Bagaimana sifat asli klien : mendominasi atau positif?
2. Pengkajian sosial
a. Pendidikan dan pekerjaan
1) Pendidikan terakhir
2) Keterampilan yang mampu dilakukan
3) Pekerjaan klien
4) Status keuangan
b. Hubungan sosial
1) Teman dekat klien
2) Bagaimana klien menggunakan waktu luang?
3) Apakah klien berkecimpung dalam kelompok masyarakat?
c. Faktor kultur sosial
1) Apakah agama dan kebudayaan klien?
2) Bagaimana tingkat pemahaman klien tentang agama?
penghindaran
terhadap
masalah,
pengumpulan
informasi,
tentang
diri
sendiri
Anda, bagaimana mungkin Anda akan (misalnya, Saya tidak terlalu baik,
menggambarkan diri Anda kepada Saya bukan apa apa, atau Saya
Saya?
CITRA TUBUH
yang
menunjukkan
juga
menyebabkan
HARGA DIRI
Bagaimana perasaan Anda tentang diri sendiri atau tidak mencapai apa
diri Anda?
yang
seseorang
harapkan
juga
kekhawatiran.
ketidakberdayaan
PERAN
2.
yang
mencerminkan
tentang
nilai
budaya
(misalnya
tentang
(misalnya:mepertanyakan
nilai
kepercayaan,
ideologis
agama,
dan
moral)
c. Faktor Yang Berhubungan
1) Harga diri rendah kronik
2) Indoktrinasi pemujaan
3) Diskontinuitas budaya
4) Diskriminasi
5) Disfungsi proses keluarga
6) Mengonsumsi zat kimia toksik
7) Inhalasi zat kimia toksik
8) Kondisi manik
9) Gangguan kepribadan ganda
10) Sindrom otak organik
11) Prasangka
12) Gangguan psikiatrik (misalnya : psikosis, depresi,
gangguan disosiatif)
13) Krisis situasional
14) Harga diri rendah situasional
15) Perubahan peran sosial
16) Tahap perkembangan
17) Tahap pertumbuhan
18) Penggunaan obat psikoaktif
4.
8) Kondisi manik
9) Gangguan kepribadian ganda
10) Sindrom otak organik
11) Prasangka
12) Gangguan psikiatrik (misalnya : psikosis, depresi,
5.
gangguan disosiatif)
13) Krisis situasional
14) Harga diri rendah situasional
15) Perubahan peran sosial
16) Tahap perkembangan
17) Tahap pertumbuhan
18) Penggunaan obat psikoaktif
Harga Diri Rendah Kronik
a. Definisi
Evaluasi diri/perasaan negative tentang diri sendiri atau
kecakapan diri yang berlangsung lama.
b. Batasan Karakteristik :
1) Bergantung pada pendapat orang lain
2) Evaluasi diri bahwa individu tidak mampu menghadapi
peristiwa
3) Melebih-lebihkan umpan balik negative tentang diri
sendiri
4) Secara berlebihan mencari penguatan
5) Sering kali kurang berhasil dalam peristiwa hidup
6) Enggan mencoba situasi baru
7) Enggan mencoba hal baru
8) Perilaku bimbang
9) Kontak mata kurang
10) Perilaku tidak asertif
11) Sering kali mencari penegasan
12) Pasif
13) Menolak umpan balik positif tentang diri sendiri
14) Ekspresi rasa bersalah
15) Ekspresi rasa malu
c. Faktor yang Berhubungan :
1) Ketidakefektifan adaptasi terhadap kehilangan
2) Kurang kasih saying
3) Kurang persetujuan
4) Kurang keanggotaan dalam kelompok
5) Persepsi ketidaksesuaian antara norma budaya dan diri
6) Persepsi ketidaksesuaian antara norma spiritual dan diri
7) Persepsi kurang rasa memiliki
8) Persepsi kurang dihargai oleh orang lain
9) Gangguan psikiatrik
10) Kegagalan berulang
7.
H. Rencana Keperawatan
No
Diagnosa Keperawatan
Keputusasaan
c.
d.
e.
f.
g.
h.
tingkat keparahan
alam
perasaan
melankolis
dan
kehilangan minat
dalam
peristiwa
hidup
Harapan
:
optimisme
yang
secara
pribadi
memuaskan
dan
mendukung
kehidupan
Keseimbangan
alam
perasaan:
penyesuaian yang
tepat
terhadap
kecenderungan
emosi
yang
dominan
dalam
berespons terhadap
situasi
Energi
psikomotor
:
dorongan
dan
energi
individu
untuk
mempertahankan
aktivitas kehidupan
sehari-hari, nutrisi,
dan
keamanan
personal
Kualitas hidup :
tingkat
persepsi
positif
terhadap
situasi hidup saat
ini
Keinginan untuk
hidup : keinginan,
semangat,
dan
upaya
untuk
bertahan hidup
Menunjukkan
semangat
untuk
hidup
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
2.
NOC
a. Body Image
b. Self esteem
Setelah
3x24
memberikan
kesempatan terhadap
dukungan sosial dan
penyelesaian masalah
Buat agenda waktu
bersama pasien untuk
memberi kesempatan
dalam mengeksplorasi
tindakan koping
Gali bersama pasien
faktor
yang
berkontribusi terhadap
perasaan keputusasaan
Rekomendasikan
meluangkan
waktu
beberapa saat di luar
ruangan setiap hari ;
untuk pasien rawat
inap, letakkan tempat
tidur di dekat jendela
Beri penguatan positif
terhadap perilaku yang
menunjukkan inisiatif,
seperti kontak mata,
membuka
diri,
penurunan
jumlah
waktu tidur, perawatan
diri,
peningkatan
nafsu makan
Bantu pasien dan
keluarga
untuk
mengidentifikasi area
harapan
dalam
hidupnya
Bantu
pasien
mengembangkan
spiritual dirinya
Terapkan
panduan
meninjau hidup atau
nostalgia, jika perlu
Hindari
menutupi
kebenaran
Libatkan pasien secara
aktif dalam perawatan
diri sendiri
Dorong
hubungan
terapeutik
dengan
orang terdekat
NIC
Body image enhancement
a. Kaji secara verbal dan
non verbal respon klien
jam
terhadap tubuhnya
interaksi diharapkan:
Kriteria Hasil
a. Body image positif
b. Mampu
mengidentifikasi
kekuatan personal
c. Mendeskripsikan
secara
faktual
perubahan fungsi
tubuh
d. Mempertahankan
interaksi social
3.
Gangguan
Personal
Identitas NOC
a. Distorted Throught
Self-Control
b. Identity
c. Self-Mutilation
Restraint
Setelah
3x24
jam
interaksi diharapkan:
Kriteria Hasil
a. Mengungkapkan
secara
verbal
tentang identitas
personal
b. Mengungkapkan
secara
verbal
penguatan tentang
identitas personal
c. Memperlihatkan
kesesuaian perilaku
verbal dan non
verbal
b. Monitor
frekuensi
mengkritik dirinya
c. Jelaskan
tentang
pengobatan, perawatan,
kemajuan
dalam
prognosis penyakit
d. Dorong
klien
mengungkapkan
perasaannya
e. Identifikasi
arti
pengurangan melalui
pemakaian alat bantu
f. Fasilitas kontak dengan
individu lain dalam
kelompok kecil
NIC
a. Pantau
pernyataan
pasien tentang harga
dirinya
b. Nilai apakah pasien
percaya diri terhadap
penilaiannya
c. Pantau
frekuensi
ungkapan verbal yang
negatif terhadap diri
sendiri
d. Dorong pasien untuk
mengungkapkan
secara
verbal
konsekuensi
dari
perubahan fisik dan
emosi
yang
mempengaruhi konsep
diri
e. Berikan
perawatan
dengan sikap yang
tidak
menghakimi,
mempertahankan
privasi, dan martabat
pasien
f. Libatkan psien dalam
pengambilan
keputusan mengenai
perawatan
g. Bina
komunikasi
dengan pasien sejak
masuk rumah sakit
h. Fasilitasi pengambilan
keputusan kolaboratif
i. Dorong pasien untuk
mengidentifikasi
kekuatan
j. Berikan pengalaman
4.
Risiko
Gangguan NOC
Identitas Personal
a. Distorted Throught
Self-Control
b. Identity
c. Self-Mutilation
Restraint
Setelah
3x24
jam
interaksi diharapkan:
Kriteria Hasil
a. Mengungkapkan
secara
verbal
tentang identitas
personal
b. Mengungkapkan
secara
verbal
penguatan tentang
identitas personal
c. Memperlihatkan
kesesuaian perilaku
verbal dan non
verbal
yang
dapat
meningkatkan
otonomi pasien, jika
perlu
k. Hindari
memberi
kritik negatif
l. Tunjukkan
rasa
percaya
terhadap
kemampuan
pasien
untuk
menghadapi
situasi
m. Dorong pasien untuk
mengevaluasi
perilakunya sendiri
NIC
Behaviour Management :
Self-Harm
a. Dorong pasien untuk
mengungkapkan
secara
verbal
konsekuensi
dari
perubahan fisik dan
emosi
yang
mempengaruhi konsep
diri
Family
Involvement
Promotion
a. Bina
hubungan
dengan pasien sejak
masuk ke rumah sakit
b. Fasilitasi pengambilan
keputusan kolaboratif
c. Menjadi penghubung
antara pasien dan
keluarga
Self-Awareness
Enhancement
a. Pantau
pernyataan
pasien tentang harga
dirinya
b. Nilai apakah pasien
percaya diri terhadap
penilaiannya
c. Pantau
frekuensi
ungkapan verbal yang
negatif terhadap diri
sendiri
d. Dorong pasien untuk
mengidentifikasi
kekuatan
e. Berikan pengalaman
yang
dapat
meningkatkan
5.
Harga Diri
Kronis
Rendah Setelah
3x24
jam
interaksi diharapkan:
Kriteria Hasil
a. Tingkat depresi :
keparahan
alam
perasaan
melankolis
dan
hilang minat dalam
peristiwa hidup
b. Kualitas hidup :
tingkat
persepsi
positif
tentang
situasi hidup saat
ini
c. Harga
diri
:
penilaian
diri
tentang
penghargaan diri
d. Mengungkapkan
penerimaan
diri
secara verbal
e. Mempertahankan
postur tubuh tegak
f. Mempertahankan
kontak mata
g. Menerima
kritik
dari orang lain
6.
Harga Diri
Situasional
Rendah NOC
NIC
a. Body
image, Self Esteem Enhancement
disturbed
a. Tunjukkan
rasa
b. Coping, ineffective
percaya diri terhadap
c. Personal identity,
kemampuan pasien
disturbed
untuk
mengatasi
d. Health behaviour,
situasi
risk
b. Dorong
pasien
e. Self
esteem
mengidentifikasi
situasional, low
kekuatan dirinya
c. Ajarkan
Setelah
3x24
jam
keterampilan
interaksi diharapkan:
perilaku yang positif
Kriteria Hasil
melalui
bermain
a. Adaptasi terhadap
peran, model peran,
ketunandayaan
diskusi
fisik
:
respon
d. Dukung peningkatan
adaptif
klien
tanggung jawab diri,
terhadap tantangan
jika diperlukan
fungsional penting
e. Buat
statement
akibat
positif
terhadap
ketunandayaan
pasien
fisik
f. Monitor
frekuensi
b. Resolusi berduka :
komunikasi verbal
penyesuaian
pasien yang negatif
dengan kehilangan
g. Dukung
pasien
aktual
atau
untuk
menerima
kehilangan
yang
tantangan bar
akan terjadi
h. Kaji alasan-alasan
c. Penyesuaian
untuk
mengkritik
psikososial
:
atau
menyalahkan
perubahan hidup :
diri sendiri
respon psikososial
i. Kolaborasi dengan
adaptif
individu
sumber-sumber lain
terhadap perubahan
(petugas dinas sosial,
bermakna
dalam
perawat
spesialis
hidup
klinis, dan layanan
d. Menunjukkan
keagamaan)
penilaian pribadi Body
Image
tentang harga diri
Enhancement
e. Mengungkapkan
Counseling
penerimaan diri
a. Mengguakan
f. Komunikasi
proses
terbuka
pertolongan
g. Mengatakan
interaktif yang
optimisme tentang
berfokus
pada
masa depan
kebutuhan,
h. Menggunakan
masalah,
atau
strategi
koping
perasaan pasien
efektif
dan
orang
terdekat untuk
meningkatkan
atau mendukung
7.
Risiko
Harga
Diri NOC
Rendah Situasional
a. Body
image,
disturbed
b. Coping,
ineffective
c. Personal identity,
disturbed
d. Health behaviour,
risk
e. Self
esteem
situasional, low
Setelah
3x24
jam
interaksi diharapkan:
Kriteria Hasil
a. Adaptasi terhadap
ketunandayaan fisik
: respon adaptif
klien
terhadap
tantangan
fungsional penting
akibat
ketunandayaan fisik
b. Resolusi berduka :
penyesuaian
dengan kehilangan
aktual
atau
kehilangan
yang
akan terjadi
c. Penyesuaian
psikososial
:
perubahan hidup :
respon psikososial
adaptif
individu
terhadap perubahan
bermakna
dalam
hidup
d. Menunjukkan
penilaian
pribadi
tentang harga diri
e. Mengungkapkan
penerimaan diri
f. Komunikasi
terbuka
g. Mengatakan
optimisme tentang
masa depan
h. Menggunakan
strategi
koping
koping,
pemecahan
masalah
Coping Enhancement
NIC
Self Esteem Enhancement
Tunjukkan rasa percaya diri
terhadap
kemampuan
pasien untuk mengatasi
situasi
a. Dorong
pasien
mengidentifikasi
kekuatan dirinya
b. Ajarkan
keterampilan
perilaku yang positif
melalui
bermain
peran, model peran,
diskusi
c. Dukung peningkatan
tanggung jawab diri,
jika diperlukan
d. Buat
statement
positif
terhadap
pasien
e. Monitor frekuensi
komunikasi verbal
pasien yang negatif
f. Dukung
pasien
untuk
menerima
tantangan bar
g. Kaji alasan-alasan
untuk
mengkritik
atau menyalahkan
diri sendiri
h. Kolaborasi dengan
sumber-sumber lain
(petugas
dinas
sosial,
perawat
spesialis klinis, dan
layanan keagamaan)
Body
Image
Enhancement
Counseling
a. Mengguakan proses
pertolongan interaktif
yang berfokus pada
kebutuhan, masalah,
atau perasaan pasien
dan orang terdekat
untuk meningkatkan
atau
mendukung
koping,
pemecahan
efektif
8
Kesiapan
Setelah
3x24
jam
Meningkatkan Konsep interaksi diharapkan:
Diri
Kriteria Hasil
a. Citra
tubuh
:
persepsi
tentang
penampilan
dan
fungsi
tubuh
individu
b. Otonomi pribadi :
tindakan
pribadi
pada individu yang
kompeten
untuk
melatih
kepemimpinan
dalam
keputusan
hidup
c. Harga
diri
:
penilaian
diri
tentang harga diri
d. Verbalisasi tentang
penerimaan diri
e. Penerimaan pujian
dari orang lain
masalah
Coping Enhancement
NIC
a. Kaji bukti konsep diri
positif (misalnya :
alam perasaan, citra
tubuh
positif,
kepuasan
terhadap
tanggung jawab peran,
persepsi
tentang
kepuasan terhadap diri
sendiri secara umum)
b. Pantau
pernyataan
pasien tentang harga
diri
c. Tentukan kepercayaan
diri pasien terhadap
penilaian sendiri
d. Ajarkan keterampilan
perilaku
positif
melalui
bermain
peran, model peran,
diskusi, dsb
e. Bantu
klien
mengantisipasi
perubahan
perkembangan
dan
perubahan situasional
yang
dapat
mempengaruhi
performa peran dan
harga diri
f. Tunjukkan
rasa
percaya
terhadapa
kemampuan
pasien
untuk
menangani
situasi
g. Dorong
pasien
menerima tantangan
baru
h. Beri penguatan atas
kekuatan pribadi yang
diidentifikasi pasien
i. Bantu
pasien
mengidentifikasi
respon positif dari
orang lain
j. Bantu
menetapkan
tujuan realistis untuk
mencapai harga diri
yang lebih tinggi
k. Beri penghargaan atau
puji kemajuan pasien
ke arah
tujuan
pencapaian
I. Referensi
Suliswati, dkk. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta :
EGC
Mubarak, Wahit Iqbal dan Nurul Chayatin. 2008. Buku Ajar Kebutuhan
Dasar Manusia. Jakarta: EGC
Wong, Donna L., Dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediaktrik. Jakarta:
EGC
Hidayat, A.Aziz Alimun 2002. Kebutuhan Dasar Manusia, Jakarta: EGC
Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan Volume 1. Jakarta : EGC
Tarwoto dan Wartonah. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Ed 3
Kozier, dkk. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 7 Volume 2.
Jakarta : EGC
Herdman, Heather. 2012. Nanda International Diagnosis Keperawatan 20122014. Jakarta : EGC
Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9.
Jakarta : EGC
Kusuma, Hardhi dan Amin Huda Nurarif. 2013. Aplikasi Asuhan
Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis NANDA NIC-NOC jilid 1 & 2.
Jakarta : MediAction
.2015
Nama Pembimbing / CI:
Nama Mahasiswa
..
...
NIP
NIM
Nama Pembimbing / CT
.
NIP.