Dr. Charles Damping - Kepribadian Manusia-Revisi
Dr. Charles Damping - Kepribadian Manusia-Revisi
Dr. Charles Damping - Kepribadian Manusia-Revisi
Pendahuluan
Mengapa dalam menghadapi sesuatu dI kehidupan sehari-hari, ada orang yang
sering tampak sedih dan ada orang yang tampak bergembira, beberapa orang mengalami
kelesuan dan beberapa tampak energik, ada yang impulsif, ada yang berhati-hati,
beberapa tampak bersemangat dan beberapa tampak tenang, atau sebagian mengalami
pesimistik dan sebagian optimistik?
Setiap manusia itu adalah unik dan tidak ada satu pun manusia yang dilahirkan
dengan sifat yang betul-betul sama, bahkan pada kembar identik sekalipun. Kita semua
dilahirkan dengan watak dasar yang menjadi ciri khas kita sendiri. Meskipun pada
beberapa orang mungkin saja memiliki sifat-sifat yang mirip, tetapi tidaklah sepenuhnya
sama. Watak dasar manusia inilah yang disebut dengan kepribadian. Banyak teori yang
mengulas jenis-jenis kepribadian manusia dan dijadikan pegangan dalam memahami
manusia satu sama lain.
Telah berabad-abad manusia mencoba memahami hal-hal apa yang membentuk
kepribadian seseorang. Sejak tahun 1880, Sir Francis Galton mengatakan bahwa
kepribadian seseorang dipengaruhi oleh “nature” atau herediter, yaitu sifat yang
diturunkan dari orang tuanya, serta dipengaruhi pula oleh “nurture” yaitu lingkungan
dimana seseorang itu tumbuh dan berkembang. Namun demikian pada beberapa dekade
terakhir banyak penelitian yang mengungkapkan pemahaman biologis dari kepribadian
seseorang yang berbeda-beda itu.
Thinkers (pemikir):
• Menggunakan logika dan analisis dalam mengambil keputusan
• Menghargai prinsip, aturan dan prosedur
• Cenderung impersonal, objektif dan kritis
Feelers (perasa):
• Menyaring informasi dengan nilai-nilai pribadinya sendiri
• Menghargai keharmonisan; bersikap suportif dan empatis
• Mengejar pujian; sensitif terhadap kritik
Kecenderungan Judging dan Perceiving
Karakter ini merupakan ukuran atas bagaimana orang mengatur kehidupannya
jika berhubungan dengan dunia luar. Judgers (penilai) relatif cepat memberikan penilaian
dengan menggunakan pikiran atau perasaannya, agar bisa dekat dengan sesuatu.
Sedangkan perceiver (pemersepsi) menjaga jarak saat mengumpulkan informasi melalui
indra (sensing) dan intuisi (intuition)-nya.
Judgers (penilai)
• Relatif rapi dan efisien
• Menjalani hidup dengan perencanaan dan keteraturan; cenderung membuat daftar
dan mengikutinya
• Terdorong untuk mendapat keputusan dengan cepat agar dapat dekat
Kecenderungan memberi penilaian (judging) tidak berarti “menghakimi”.
Perceiving (mempersepsi)
• Relatif bisa beradaptasi, fleksibel dan spontan
• Ingin tetap memiliki pilihan dan menggali kemungkinan-kemungkinan baru
• Menunda kedekatan dengan mencari inforamsi lebih banyak sebelum mengambil
keputusan
Teori Eneagram
Eneagram adalah studi tentang sembilan tipe dasar manusia. Eneagram
diperkirakan berasal dari kelompok Sufi di Timur Tengah yang kemudian dikenalkan ke
Eropa pada tahun 1920an dan ke Amerika sekitar tahun 1960an. Eneagram berasal dari
bahasa Yunani, ennea artinya sembilan dan gram artinya sebuah gambar, sehingga
enneagram berarti sebuah gambar bertitik sembilan.
Menurut teori ini terdapat variasi dari tipe kepribadian seseorang yang
dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain kedewasaan, tipe orang
tua, urutan kelahiran, nilai budaya dan karakter bawaan.
Terdapat sembilan tipe kepribadian menurut teori eneagram, yaitu antara lain:
1. Perfeksionis : realistis, penuh pertimbangan, memegang prinsip, berusaha menjalani
hidup dengan standar ideal yang tinggi.
2. Penolong : hangat, peduli, mengasuh, peka terhadap kebutuhan orang lain.
3. Pengejar prestasi: energik, optimis, percaya diri, berorientasi pada tujuan.
4. Romantis: memiliki perasaan yang peka, pribadi yang hangat dan pengertian.
5. Pengamat: memiliki suatu kebutuhan akan pengetahuan dan adalah pribadi yang
introvert, penuh rasa ingin tahu, analitis dan berwawasan.
6. Pencemas: memiliki sifat cemas, defensif, kaku, mudah kesal, namun juga
bertanggung jawab, bisa dipercaya, menjunjung tinggi kesetiaan pada keluarga,
teman, kelompok dan alasan-alasan.
7. Petualang: energik, penuh vitalitas, optimis, ingin memberi sumbangsih pada dunia.
8. Pejuang: terus terang, mengandalkan diri sendiri, percaya diri, protektif.
9. Pendamai: mudah menerima, suka menyenangkan orang lain, mendukung, mencoba
menyatu dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya.
Gambar
Teori Kepribadian menurut Hippocrates
• Kepribadian Sanguinis
Merupakan pribadi yang terbuka, populer, menarik, suka berbicara dan
menghidupkan suasana. Orang-orang sanguin umumnya antusias dan ekspresif,
mereka periang, penuh semangat serta dipenuhi rasa ingin tahu yang besar. Selain itu
mereka juga mempunyai selera humor yang besar dan bukanlah seorang yang
pendendam.
• Kepribadian Koleris
Merupakan pribadi yang bebas dan mandiri, berkemauan kuat, tegas, dinamis, aktif
dan berbakat menjadi pemimpin. Orang-orang koleris sangat memerlukan perubahan,
tidak mudah patah semangat dan bisa menjalankan apa saja. Mereka memiliki
orientasi pada target, memiliki sifat organisasi yang baik, berkembang karena
persaingan. Karena orang koleris memiliki sifat yang mandiri, mereka cenderung
dapat mengerjakan sendiri tanpa perlu bantuan teman, serta mau mengerjakan segala
hal untuk suatu kegiatan.
• Kepribadian Phlegmatis
Merupakan pribadi yang rendah hati, mudah bergaul, santai, cenderung tenang dan
mampu menyeimbangkan emosinya. Selain itu pribadi phlegmatis juga sabar, hidup
konsisten, simpatik, baik hati, cerdas dan serba guna. Mereka cenderung
menyembunyikan emosi dan bahagia menerima kehidupan apa adanya. Pribadi ini
juga menyenangkan, tidak suka menyinggung, tidak mudah marah serta punya
perhatian yang besar.
• Kepribadian Melankolis
Merupakan pribadi yang mendalam dan penuh pemikiran, analitis, serius, tekun,
cenderung jenius, berbakat dan kreatif. Mereka memiliki standar yang tinggi terhadap
segala sesuatu, mereka ingin segalanya dilakukan dengan benar, rapi, sempurna.
Mereka merupakan orang yang gigih, cermat dan teratur. Selain itu juga perasa
terhadap orang lain, perhatian, mudah terharu, hati-hati dalam berteman, senang
bekerja di belakang layar, setia dan berbakti. Mereka mau mendengarkan keluhan-
keluhan dan bisa memecahkan masalah orang lain.
KEPRIBADIAN SKIZOID
1. Tidak memiliki minat maupun menikmati hubungan dekat, termasuk menjadi
bagian dari keluarga
2. Hampir selalu memilih aktivitas seorang diri
3. Memiliki sedikit, jikapun ada, minat untuk mengalami pengalaman seksual
dengan orang lain
4. Merasakan kesenangan dalam sedikit aktivitas, jikapun ada
5. Tidak memiliki sahabat atau orang yang dapat dipercaya selain sanak saudara
derajat pertama
6. Tampak tidak acuh terhadap pujian atau kritik dari yang lain
7. Menunjukkan emosi yang dingin, pelepasan, atau pendataran afektivitas
KEPRIBADIAN SKIZOTIPAL
1. Memiliki ide-ide bahwa dirinya dibicarakan atau diperhatikan orang lain
2. Keyakinan aneh atau pikiran magis yang mempengaruhi perilaku dan tidak sesuai
dengan norma subkultural (misalnya, tahyul, percaya dapat melihat apa yang akan
terjadi, telepati, atau “indera keenam"; pada anak-anak dan remaja, fantasi atau
preokupasi yang aneh
3. Pengalaman persepsi yang tidak lazim, termasuk ilusi tubuh
4. Pikiran dan bicara yang aneh (misalnya, samar-samar, sirkumstansial, penuh kiasan,
sangat terinci, atau stereotipik)
5. Kecurigaan atau ide paranoid
6. Afek yang tidak sesuai atau terbatas
7. Perilaku atau penampilan yang aneh, eksentrik, atau ganjil
8. Tidak mempunyai sahabat atau orang yang dipercaya selain sanak saudara derajat
pertama
9. Kecemasan sosial yang berlebihan yang tidak berkurang dengan keakraban dan
cenderung dihubungkan dengan ketakutan paranoid dibanding pertimbangan negatif
tentang diri sendiri
KEPRIBADIAN AMBANG
1. Pola hubungan interpersonal yang tidak stabil dan kuat yang ditandai oleh
perubahan ekstrim antara idealisasi dan devaluasi
2. Gangguan identitas : citra diri atau perasaan diri yang tidak stabil secara jelas dan
menetap
3. Impulsivitas paling kurang pada dua bidang yang potensial merusak diri sendiri
(misalnya, berbelanja habis-habisan, seks, penyalahgunaan zat, mengemudi secara
sembrono, pesta makan)
4. Perilaku, isyarat, atau ancaman bunuh diri berulang, atau perilaku mutilasi diri
5. Ketidakstabilan afektif yang disebabkan oleh reaktivitas mood yang jelas
(misalnya, disforia hebat yang episodik, iritabilitas, atau kecemasan biasanya
berlangsung beberapa jam dan jarang lebih dari beberapa hari
6. Perasaan kosong yang kronis
7. Kemarahan yang hebat, tidak sesuai, atau kesulitan mengendalikan kemarahan
(misalnya, sering memperlihatkan temper, kemarahan yang terus menerus,
perkelahian fisik berulang)
8. Ide paranoid berhubungan dengan stres, atau gejala disosiatif berat yang bersifat
sementara
KEPRIBADIAN HISTRIONIK
1. Tidak merasa nyaman pada situasi di mana ia bukan pusat perhatian
2. Interaksi dengan orang lain seringkali ditandai dengan godaan seksual atau
perilaku provokatif yang tidak sesuai
3. Menunjukkan pergeseran emosi dengan cepat dan ekspresi emosi yang dangkal
4. Secara menetap menggunakan penampilan fisik untuk menarik perhatian padanya
5. Memiliki gaya berbicara yang sangat impresionistik dan tidak terinci
6. Menunjukkan dramatisasi diri, teatrikal, dan ekspresi emosi yang dibesar-
besarkan
7. Dapat disugesti, yaitu, mudah dipengaruhi oleh orang lain atau situasi
8. Menganggap hubungan lebih intim dibanding dari yang sebenarnya
KEPRIBADIAN NARSISISTIK
1. memiliki suatu rasa kepentingan diri yang besar (misalnya, pencapaian dan bakat
yang dibesar-besarkan, mengharapkan menjadi terkenal sebagai yang unggul tanpa
usana yang sepadan)
2. Preokupasi dengan fantasi akan keberhasilan, kekuatan, kecerdasan, kecantikan, atau
cinta ideal yang tidak terbatas
3. Yakin bahwa ia adalah "spesial" dan unik dan hanya dapat dipahami oleh, atau harus
berhubungan dengan, orang spesial lain atau orang lain (atau institusi) yang berstatus
tinggi
4. Membutuhkan kebanggaan yang berlebihan
5. Memiliki perasaan bernama besar, yaitu, harapan yang tidak beralasan akan perlakuan
spesial khususnya perlakuan yang menyenangkan atau kepatuhan otomatis sesuai
harapannya
6. Eksploitatif secara interpersonal, yaitu, mengambil keuntungan dari orang lain untuk
mencapai tujuannya sendiri
7. Tidak memiliki empati : tidak mau tahu atau mengenal perasaan dan kebutuhan orang
lain
8. Sering iri pada orang lain atau yakin bahwa orang lain iri padanya
9. Menunjukkan perilaku atau sikap angkuh dan tinggi hati
KEPRIBADIAN MENGHINDAR
1. Menghindari aktivitas pekerjaan yang melibatkan kontak interpersonal yang
bermakna, karena takut terhadap kritik, celaan, atau penolakan
2. Enggan terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan disukai
3. Menunjukkan keterbatasan dalam hubungan intim karena takut dipermalukan atau
diejek
4. Preokupasi dengan sedang dikritik atau ditolak dalam situasi sosial
5. Segan dalam situasi interpersonal yang baru karena perasaan tidak adekuat
6. Memandang diri sendiri sebagai tidak layak secara sosial, pribadi yang tidak menarik,
atau lebih rendah dari orang lain
7. Tidak lazim enggan untuk mengambil risiko pribadi atau melakukan aktivitas baru
karena dapat membuktikan hal yang memalukan
KEPRIBADIAN DEPENDEN
1. Mempunyai kesulitan membuat keputusan setiap hari tanpa mendapat nasihat yang
berlebihan dan diyakinkan oleh orang lain
2. Membutuhkan orang lain untuk mengambil tanggung jawab sebagian besar bagian
penting kehidupannya
3. Mengalami kesulitan mengekspresikan ketidaksetujuan pada orang lain karena takut
kehilangan dukungan
4. Mengalami kesulitan dalam memulai proyek atau melakukan sesuatu terhadap dirinya
sendiri (karena tidak memiliki kepercayaan diri dalam pertimbangan atau kemampuan
dibanding tidak memiliki motivasi atau energi)
5. Usaha berlebihan untuk memperoleh pengasuhan dan dukungan dari orang lain,
sampai pada titik dimana secara sukarela melakukan hal yang tidak menyenangkan
6. Merasakan tidak nyaman atau tidak berdaya bila seorang diri karena ketakutan yang
berlebihan akan ketidakmampuan untuk mengurus dirinya sendiri
7. Dengan segera mencari hubungan dengan orang lain sebagai sumber pengasuhan dan
dukungan bilamana hubungan dekatnya berakhir
8. Preokupasi yang tidak realistik dengan ketakutan akan ditinggalkan agar mengurus
dirinya sendiri
KEPRIBADIAN OBSESIF-KOMPULSIF
1. Terpreokupasi dengan perincian, aturan, daftar, urutan, susunan, atau jadwal, hingga
tingkat dimana aktivitas utama hilang
2. Mempelihatkan perfeksionisme yang mengganggu penyelesaian tugas (misalnya,
tidak mampu menyelesaikan suatu proyek karena terlalu kaku memenuhi standarnya
sendiri yang tidak pantas
3. Secara berlebihan tekun kepada pekerjaan dan produktivitas hingga mengabaikan
aktivitas waktu luang dan persahabatan (tidak disebabkan oleh kebutuhan ekonomi
yang nyata).
4. Terlalu berhati-hati, teliti, tidak fleksibel tentang masalah moralitas, etika, atau nilai-
nilai (tidak disebabkan oleh identifikasi kultural atau agama)
5. Tidak mampu membuang barang-barang usang atau tidak berharga meskipun tidak
mepunyai nilai sentimentil
6. Enggan untuk mendelegasikan tugas atau untuk bekerja dengan orang lain kecuali
mereka menerima mengerjakan sesuatu dengan cara yang persis sama seperti caranya
7. Memiliki gaya berbelanja yang pelit baik untuk dirinya maupun orang lain; uang
dipandang sebagai sesuatu yang harus ditimbun untuk bencana dimasa depan.
8. Menunjukkan kekakuan dan sikap keras kepala.