Fisika Modern
Fisika Modern
Fisika Modern
Oleh:
NI NYOMAN DITA TRI PRAMIDA
(13130210220
(1313021041)
(1313021042)
PRAKATA
Om Swastyastu,
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi
Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat beliaulah makalah yang berjudul
Teori Atomdapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada Drs. IBP.
Mardana, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Fisika Modern, atas arahan
dan bimbingan yang diberikan kepada penulis. Tidak lupa pula penulis
mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang ikut andil dalam penyusunan
makalah ini dan berbagai sumber yang penulis dapatkan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, penulis senantiasa membuka diri terhadap kritik dan saran yang
membangun, untuk penyempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis mengucapkan
terimakasih, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Om Santih, Santih, Santih, Om.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
PRAKATA.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan......................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Model Atom.............................................................................4
2.2 Tingkat Energi Atom Hidrogen................................................................12
2.3 Atom Berelektron Banyak.......................................................................18
2.4 Konsep Elektron Valensi..........................................................................25
2.5 Konsep Energi Ionisasi dan Afinitas Elektron.........................................25
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan.....................................................................................................28
3.2 Saran...........................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah atom berasal dari bahasa Yunani yang berarti tidak dapat dipotong
ataupun tidak dapat dibagi-bagi lagi. Konsep atom sebagai komponen yang tak
dapat dibagi-bagi lagi pertama kali diajukan oleh para filsuf India dan Yunani
(Beiser, 1999). Pada abad ke-17 dan ke-18, para kimiawan meletakkan dasar-dasar
pemikiran ini dengan menunjukkan bahwa zat-zat tertentu tidak dapat dibagi-bagi
lebih jauh lagi menggunakan metode-metode kimia. Selama akhir abad ke-19 dan
awal abad ke-20, para fisikawan berhasil menemukan struktur dan komponenkomponen subatom di dalam atom, membuktikan bahwa 'atom' tidaklah tak dapat
dibagi-bagi lagi. Prinsip-prinsip mekanika kuantum yang digunakan para
fisikawan kemudian berhasil memodelkan atom.
Atom adalah satuan unit terkecil dari sebuah unsur yang memiliki sifat-sifat
dasar tertentu. Setiap atom terdiri dari sebuah inti kecil yang terdiri dari proton
dan neutron dan sejumlah elektron pada jarak yang jauh. Dalam kehidupan seharihari misalnya kita melihat rumah boneka terdiri atas beberapa tingkat dan tiap
tingkat terdiri atas beberapa kamar. Energi elektron dalam atom pun bertingkattingkat. Untuk menempatkan elektron kesetiap Kamar, harus memenuhi aturan
tertentu.
Jika suatu batuan dihancurkan, batuan itu terpecah-pecah menjadi partikelpartikel kecil. Sesungguhnya setiap itu tersusun atas bagian-bagian kecil materi.
Sejak zaman purba, orang telah mencari satuan dasar dari materi. Pada zaman
dahulu,orang-orang Yunani menganggap bahwa materi tersusun dari berbagai
gabungan dari empat unsur dasar, yaitu tanah, api, udara, dan air. Akan tetapi,
Filsuf Yunani Democritus memiliki teori lain mengemukakan bahwa materi
tersusun dari partikel kecil yang disebut dengan atom, yang berarti tidak dapat
dibagi-bagi. Selama hampir 2000 tahun, teori Democritus diabaikan. Baru pada
1.2.2
1.2.3
1.2.4
1.2.5
Bagi Penulis
Melalui penulisan makalah yang berjudul Fisika Atom, penulis
Bagi Pembaca
Melalui penulisan makalah yang berjudul Fisika Atom, penulis
mengharapkan makalah ini dapat menambah bahan kajian mengenai modelmodel atom khususnya bagi mahasiswa 3B Pendidikan Fisika Universitas
Pendidikan Ganesha sehingga mahasiswa lebih dapat memahami materi
mengenai Fisika Atom.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Model Atom
Istilah atom pertama kali dikemukakan oleh filsuf Yunani kuno yaitu
Demokritus (460 370 SM). Menurut Demokritus jika suatu materi dibelah maka
pembelahan materi akan berakhir pada tingkat dimana partikel tidak dapat dibelah
lagi. Bagian seperti ini oleh Democritus disebut atom.Istilah atom berasal dari
bahasa yunani a yang artinya tidak, sedangkan tomos yang artinya dibagi.
Jadi, atom artinya tidak dapat dibagi lagi. Sejak zaman Demokritus sampai abad
ke 19, orang berpendapat bahwa atom adalah bagian terkecil dari suatu materi
(Gribbin, 2003). Menurut mereka, atom dapat dibayangkan sebagai suatu bola
kecil, keras, dan tidak dapat hancur. Model atom ini cukup sukses menerangkan
gerakan dan tumbukan antara molekul-molekul gas dan hal-hal yang berhubungan
dengan teori kinetik gas seperti menghitung tekanan dan energi gas.
Namun karena konsep atom yang dikemukakan oleh Demokritus tidak
didukung oleh eksperimen maka konsep ini tidak dapat bertahan lama dan
akhirnya tidak dapat diterima oleh beberapa ahli ilmu pengetahuan dan filsafat.
Selanjutnya, pengembangan konsep atom-atom secara ilmiah dimulai oleh John
Dalton (1805), kemudian dilanjutkan oleh Thomson (1897), Rutherford (1911)
dan disempurnakan oleh Bohr (1914). Hasil eksperimen yang memperkuat konsep
atom ini menghasilkan gambaran mengenai susunan partikel-partikel tersebut di
dalam atom.Gambaran ini berfungsi untuk memudahkan dalam memahami sifatsifat kimia suatu atom.Gambaran susunan partikel-partikel dasar dalam atom
disebut model atom.
2.1.1
pada dua hukum, yaitu hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier) dan hukum
susunan tetap (hukum prouts). Lavosier mennyatakan bahwa Massa total zat-
zat sebelum reaksi akan selalu sama dengan massa total zat-zat hasil reaksi.
Sedangkan Prouts menyatakan bahwa Perbandingan massa unsur-unsur dalam
suatu senyawa selalu tetap. Dari kedua hukum tersebut Dalton mengemukakan
pendapatnya tentang atom (Rahma, 2013) sebagai berikut.
1. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat
dibagi lagi.
2. Atom dari unsur yang sama memiliiki sifat yang sama
3. Atom dari unsur berbeda memiliki sifat yang berbeda pula
4. Atom dari suatu unsur tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain
dengan reaksi kimia, atom tidak dapat dimusnahkan dan atom juga
tidak dapat dihancurkan
5. Atom-atom dapat bergabung membentuk gabungan atom yang disebut
molekul
6.
3. Teori bahwa atom tidak dapat dibagi lagi dan atom merupakan bola
kecil dan padat bertentangan dengan hasil eksperimen Faraday dan J.J
Thomson.
4. Teori atom Dalton tidak dapat menerangkan suatu larutan dapat
menghantarkan listrik. Bagaimana mungkin suatu bola pejal dapat
menghantarkan listrik, padahal listrik adalah elektron yang bergerak.
Berarti ada partikel lain yang dapat menyebabkan terjadinya daya
hantar listrik.
Akibat dari beberapa kelemahan dari model atom Dalton dalam
menjelaskan mengenai atom tersebut, maka hipotesis atom dari Dalton
dinyatakan gagal dan digantikan oleh model atom Thomson.
2.1.2
diawali
dengan
ditemukannya
tabung
katode
oleh
William
percobaannya
J.J.
Thomson
juga
berhasil
menentukan
Dari
penemuannya
ini,
J.
J.
Thomson
mengemukakan
dugaan
fenomena ini muatan positif tidak merata namun terkumpul jadi satu yang
disebut sebagai inti atom.
2.1.3
elips dan
F=k
e
r2
Persamaan 1
Selain itu dalam keadaan ini gaya coulomb tersebut diimbangi dengan
gaya sentripental sebesar :
F=
mv2
r
. Persamaan 2
2. Atom bersifat netral, yaitu jumlah proton sama dengan jumlah elektron
yang mengelilingi inti.
Berdasarkan teori tersebut maka model atom Rutherford dapat
digambarkan sebagai berikut.
atom
serta
model
atom
Rutherford
gagal
Fe
R
Gambar 5.
Electron mengelilingi inti dibawah pengaruh gaya elektrostatis
b) Elektron dapat berpindah dari lintasan yang satu ke lintasan yang lain. Jika
elektron pindah dari lintasan berenergi rendah (lintasan dalam) ke lintasan
10
berenergi tinggi (lintasan luar) akan menyerap energi dan sebaliknya akan
memancarkan energi. Energi yang dipancarkan atau diserap elektron
sebesar hf.
E = Eawal Eakhir = hf
c) Lintasan-lintasan yang diperkenankan elektron adalah lintasan-lintasan
. Persamaan 3
Keterangan:
L : Momentum sudut (Ns)
m: massa electron (9,1 x 10-31kg)
rn : jari-jari orbit ke-n
n : bilangan kuantum (1,2,3,)
bilangan kuantum n = 1,2,3, berkaitan dengan kulit atom K,L,M,N,
Bohr beranggapan bahwa suatu elektron tunggal dengan massam bergerak
dalam lintasan orbit berbentuk lingkaran dengan jari-jari r, dan kecepatan v,
mengelilingi inti bermuatan positif. Keadaan ini menunjukkan adanya
dan gaya
. Persamaan 4
11
12
.........Persamaan 6
Jika elektron ini harus tetap berada pada orbitnya maka gaya sentripetal
yang di alami haruslah sama dengan gaya coulomb. Jadi :
..Persamaan 7
Dari persamaan ( 7 ) ini kita dapat menghitung energi kinetic dari elektron, yaitu
..Persamaan 8
Mengenai energi potensialnya, kita ambil referensi energi potensial = 0 joule
pada r =
....Persamaan 9
Energi total, yaitu energi elektron pada orbit ini, adalah
..Persamaan 10
Relasi persamaan ( 10 ) menunjukkan bahwa besar energi total elektron
sama dengan energi kinetiknya.
Jika f adalah frekuensi siklus peredaran elektron pada orbit lingkaran yang
adalah
....Persamaan 11
Dari persamaan ( 11 ) kita dapatkan
13
....Persamaan 12
Jadi perubahan-perubahan energi elektron terkait dengan perubahan
frekuensi siklus. Gagasan Bohr adalah bahwa orbit elektron adalah diskrit dan
bahwa ada hubungan linier antara energi dan frekuensi seperti halnya apa yang
dikemukakan oleh Planck dan Einstein.
.Persamaan 13
dengan n bilangan bulat, dan h adalah konstanta Planck. Dengan demikian
perubahan frekuensi siklus juga diskrit. Dari persamaan ( 12 ) dan persamaan
( 13 ) diperoleh :
.Persamaan 14
Relasi energi kinetik persamaan ( 11 ) dapat ditulis sebagai
Persamaan 15
Dari sini kita dapatkan momentum sudutnya, yaitu
..Persamaan 16
Karena
maka
ditulis
Persamaan 17
Sementara itu persamaan ( 12 ) dapat kita tulis sebagai
Persamaan 18
Persamaan di atas ini memberikan
Persamaan 19
14
Persamaaan 20
Jadi dalam model atom Bohr ini, energi dan juga momentum sudut adalah
terkuantisasi. Oleh karena itu dalam model atom Bohr, setiaporbit ditandai dengan
dua macam bilangan kuantum, yaitu bilangankuantum primer n yang menentukan
tingkat energi, dan bilangankuantum sekunder l yang menentukan momentum
sudut sebesar
. Rasio
Dari
15
Persamaan 21
Maka
Karena
Persamaan 22
Karena momentum sudut adalah diskrit maka dari (20 ) dan ( 22 ) kita peroleh
Persamaan 23
Substitusi ( 23 ) ke ( 21 ) memberikan
Persamaan 24
Inilah formulasi untuk jari-jari atom Bohr, yang dapat pula dituliskan Sebagai
Persamaan 25
Dengan
konstanta 0,529 x 10
-8
Kecepatan electron dapat di hitung dari formula energi kinetic dan momentum
. Persamaan 27
dan mengambil Z = 1 untuk hidrogen, kita peroleh energi untuk tiap bilangan
kuantum principal n, adalah
. Persamaan 29
-Ek ) Dengan anggapan bahwa frekuensi dari suatu garis spectrum sebanding
dengan beda dari dua status energi, maka energi yang terkait dengan garis
spektrum adalah
17
Di mana
Keterangan deret-deret:
1. Lyman Deret :
n=2, 3,
18
2. Deret Balmer:
n=3, 4,.
3. Deret Paschen :
n=4, 5, .
4. Deret Bracket :
n=5,.
5. Deret Pfund
n=
Bilangan Kuantum
Struktur elektrolit suatu atom mengacu pada cara electron tersusun di
sekeliling inti, dan terutama pada tingkat energi tertentu yang ditempati atom
tersebut. Suatu bilangan yang menunjukkan orbit elektron mengelilingi inti pada
kulit atau tingkat energi tertentu disebut bilangankuantum (quantum number)
(Silvah, 2014). Setiap elektron dapat digolongkan berdasarkan empat bilangan
kuantum yang akan diuraikan berikut ini.
a. Bilangan Kuantum Utama (n)
Bilangan kuantum utama menentukan besarnya energi total elektron pada
orbit/lintasan elektron pada kulit atom. Besarnya energi total elektron pada
atom bersifat kekal danbesarnya energi pada masing-masing kulit atom
ditentukanoleh bilangan kuantum utama. Bilangan kuantum utamamempunyai
19
Adapun untuk atom berelektron banyak (terdiri atas lebih dari satu elektron),
energi elektron pada kulit ke-n adalah
. Persamaan 37
dan
Nilai bilangan kuantum orbital dinyatakan l = (n 1) yaitu 0, 1, 2, 3, ,
n1. Keadaan momentum sudut electronpada orbitnya menyatakan subkulit
elektron pada inti atomyang diberi nama sub kulit s, p, d, e, f, g dan seterusnya
sesuaidengan urutan abjad. Subkulit l = 0 disebut subkulit s (sharp), subkulit l
= 1 adalah p (principle), subkulit l = 2 disebut d (diffuse), dan subkulit l = 3
disebut f (fundamental). Jadi, bila l = 0, kita mempunyai sebuah orbital s, bila
l = 1 kita mempunyai orbital p, dan seterusnya.
20
pada suatu
. Persamaan 40
Kemungkinan besar momentum sudut dan arahnya serta bentuk lintasan/ orbit
elektron pada bilangan orbital = 1 dapat digambarkan sebagai berikut :
porosnya
(sumbunya).
Gerakan
elektron
pada
sumbunya
ini
2.3.2
Konfirgurasi Elektron
Dalam konfigurasi electron terdapat beberapa atauran yang perlu
23
a. Aturan Aufbau
Penempatan elektron dimulai dari subkulit yang memiliki tingkat energi
yang paling rendah sampai penuh.Setelah itu, dilanjutkan dengan subkulit
yang tingkat energinya lebih tinggi dan seterusnya sesuai dengan jumlah
electron yang ada.Perhatikan hubungan bilangan kuantum utama (n) dengan
bilangan kuantum azimut (l) yaitu sebagai berikut.Urutan tingkat energi sesuai
dengan urutan arah panah 1s, 2s, 2p, 3s, 3p, 4s, 3d, 5s, 4d, 5p, 6s.seperti
gambar berikut ini
12
27
Mg : (Ne) 3s2
12
27
b. Kaidah Hund
Penempatan elektron pada orbital-orbital p, d, f yang memiliki tingkat
energi yang sama (pada subkulit yang sama), masing-masing diisi dengan satu
24
elektron terlebih dahulu dengan arah spin yang sama, kemudian diisi dengan
elektron berikutnya dengan arah yang berlawanan.
Contoh :
p2 =
-1
+1
-1
+1
P6 =
atau
Sehingga,
setiap orbital dapat diisi oleh maksimal dua elektron (sepasang elektron). Asas
Pauli menentukan banyaknya elektron pada masing-masing kulit dan subkulit.
Misalnya, untuk n = 2, kemungkinan nilai l ada dua, yaitu l = 0 dan l = 1.
Dengan l = 0, hanya ada satu kemungkinan nilai m yaitu m = 0 yang memiliki
dan s = -
di subkulit s hanya ada dua elektron saja. Di subkulit p, yaitu dengan l = 1, ada
tiga kemungkinan nilai m, yaitu m = -1, m = 0, dan m = 1, yang masingmasing mempunyai dua kemungkinan nilai s. Jadi, di subkulit p terdapat 6
elektron, sehingga di kulit L itu terdapat 8 elektron. Pada umumnya, subkulit p
di kulit n = 2, ditulis sebagai 2p, dan seterusnya. Tabel dibawah ini
menunjukkan konfigurasi elektron-elektron atom pada beberapa unsur.
Tabel 1. Konfigurasi electron-elektron atom
25
1s2 =
2s1 =
ikatan kimia berasal dari pemindahan electron , sehingga energi yang dibutuhkan
untuk memindahkan elektron adalah ukuran yang sangat penting dalam
pembentukan sebuah ikatan atom. Besarnya energi ionisasi merupakan ukuran
usaha yang diperlukan untuk memaksa satu atom untuk melepaskan elektronnya,
atau seberapa erat elektron terikat dalam atom.Makin besar energi ionisasi, makin
sukar untuk melepaskan elektronnya.
Pada tabel periodik unsur, berbagai macam radiasi atom yang memiliki atom
kecil secara khas memiliki energi ionisasi yang tinggi, dan atom yang besar
memiliki energi ionisasi yang kecil.Dengan demikian, elemen dengan energi
ionisasi terendah ditemukan di tabel kiri periode yang lebih rendah, dan energi
ionisasi tertinggi ditemukan di tabel sebelah kanan atas.Variasi dari energi ionisasi
berhubungan dengan variasi radius atom, karena valensi elektron dalam atom
yang besar rata-rata jauh dari inti, maka daya tariknya sangat lemah.Sebaliknya,
valensi elektron dalam atom yang kecil dekat dengan sumber inti, maka daya
tariknya kuat.
27
Gambar 11. Plot afinitas elektron terhadap nomor atom untuk 56 unsur
pertama
Gambar diatas menunjukkan keperiodikan dalam kestabilan elektron yang
terlihat paling lemah. Satu keistimewaan yang terlihat pada gambar adalah puncak
puncak yang berkaitan dengan gas mulia.Energi ionisasi yang sangat tinggi
bersesuaian dengan fakta bahwa hampir semua gas mulia tidak reaktif secara
kimia.Pada kenyataannya, helium mempunyai energi ionisasi pertama tersebar di
antara semua unsur. Sifat lain yang memengaruhi pembentukan ikatan adalah
kemampuannya untuk menerima satu atau lebih elektron. Kemampuan ini disebut
afinitas elektron.Afinitas elektron positif berarti bahwa energi dilepaskan ketika
satu elektron ditambahkan ke suatu atom, dan negatif ketika satu elektron diterima
oleh atom suatu unsur.Afinitas yang bernilai besar dan positif berarti bahwa ion
negatifnya sangat stabil, yaitu atom tersebut memiliki kecenderungan kuat untuk
menerima elektron, seperti energi ionisasi suatu atom yang tinggi yang berarti
bahwa atom itu sangat stabil.
28
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut.
3.1.1 Perkembangan model atom dimulai dari pernyataan filsuf Yunani yaitu
Demokritus pada abad ke-4 SM yang
3.2 Saran
Dalam penuliasan makalah ini, penulis menyampaikan saran yaitu
mahasiswa hendaknya menguasai dan memahami materi tentang Model Atom dan
nantinya mampu menerapkan hal-hal yang berhubungan tentang Model model
Atom dalam proses pembelajaran dan kehidupn sehari-hari.
30
DAFTAR PUSTAKA
Beiser, Arthur. 1999. Konsep Fisika Modern. Jakarta : Erlangga
Gribbin, John. 2003. Fisika Kuantum. Jakarta : Erlangga
Rahma,
Hanifa.
2013.
Makalah
Perkembangan
Atom.
Dalam
https://www.academia.edu/4576523/MAKALAH_PERKEMBANGAN_A
TOM_FIXXXX. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2015.
Sirat,
Silvah,
Aaron.
2014.
Atom
Berelektron
Banyak.
Dalam
https://www.scribd.com/doc/201631907/Atom-Berelektron-Banyak.
Diakses pada tanggal 20 Oktober 2015.
31