Fisika Modern

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 34

FISIKA MODERN

Pengantar Fisika Atom

Oleh:
NI NYOMAN DITA TRI PRAMIDA

(13130210220

DESAK MADE MELAWATI

(1313021041)

NI LUH HENY AGUSTYARI

(1313021042)

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2015

PRAKATA
Om Swastyastu,
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi
Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat beliaulah makalah yang berjudul
Teori Atomdapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada Drs. IBP.
Mardana, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Fisika Modern, atas arahan
dan bimbingan yang diberikan kepada penulis. Tidak lupa pula penulis
mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang ikut andil dalam penyusunan
makalah ini dan berbagai sumber yang penulis dapatkan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, penulis senantiasa membuka diri terhadap kritik dan saran yang
membangun, untuk penyempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis mengucapkan
terimakasih, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Om Santih, Santih, Santih, Om.

Singaraja, Oktober 20115

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
PRAKATA.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan......................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Model Atom.............................................................................4
2.2 Tingkat Energi Atom Hidrogen................................................................12
2.3 Atom Berelektron Banyak.......................................................................18
2.4 Konsep Elektron Valensi..........................................................................25
2.5 Konsep Energi Ionisasi dan Afinitas Elektron.........................................25
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan.....................................................................................................28
3.2 Saran...........................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah atom berasal dari bahasa Yunani yang berarti tidak dapat dipotong
ataupun tidak dapat dibagi-bagi lagi. Konsep atom sebagai komponen yang tak
dapat dibagi-bagi lagi pertama kali diajukan oleh para filsuf India dan Yunani
(Beiser, 1999). Pada abad ke-17 dan ke-18, para kimiawan meletakkan dasar-dasar
pemikiran ini dengan menunjukkan bahwa zat-zat tertentu tidak dapat dibagi-bagi
lebih jauh lagi menggunakan metode-metode kimia. Selama akhir abad ke-19 dan
awal abad ke-20, para fisikawan berhasil menemukan struktur dan komponenkomponen subatom di dalam atom, membuktikan bahwa 'atom' tidaklah tak dapat
dibagi-bagi lagi. Prinsip-prinsip mekanika kuantum yang digunakan para
fisikawan kemudian berhasil memodelkan atom.
Atom adalah satuan unit terkecil dari sebuah unsur yang memiliki sifat-sifat
dasar tertentu. Setiap atom terdiri dari sebuah inti kecil yang terdiri dari proton
dan neutron dan sejumlah elektron pada jarak yang jauh. Dalam kehidupan seharihari misalnya kita melihat rumah boneka terdiri atas beberapa tingkat dan tiap
tingkat terdiri atas beberapa kamar. Energi elektron dalam atom pun bertingkattingkat. Untuk menempatkan elektron kesetiap Kamar, harus memenuhi aturan
tertentu.
Jika suatu batuan dihancurkan, batuan itu terpecah-pecah menjadi partikelpartikel kecil. Sesungguhnya setiap itu tersusun atas bagian-bagian kecil materi.
Sejak zaman purba, orang telah mencari satuan dasar dari materi. Pada zaman
dahulu,orang-orang Yunani menganggap bahwa materi tersusun dari berbagai
gabungan dari empat unsur dasar, yaitu tanah, api, udara, dan air. Akan tetapi,
Filsuf Yunani Democritus memiliki teori lain mengemukakan bahwa materi
tersusun dari partikel kecil yang disebut dengan atom, yang berarti tidak dapat
dibagi-bagi. Selama hampir 2000 tahun, teori Democritus diabaikan. Baru pada

tahun 1802, seorang kimiawan-fisikawan Inggris John Dalton, menghidupkan


kembali teori atom itu.

Dalam pengamatan sehari-hari, secara relatif atom dianggap sebuah objek


yang sangat kecil yang memiliki massa yang secara proporsional kecil pula. Atom
hanya dapat dipantau dengan menggunakan peralatan khusus seperti mikroskop
gaya atom. Lebih dari 99,9% massa atom berpusat pada inti atom, dengan proton
dan neutron yang bermassa hampir sama. Elektron yang terikat pada atom
mengandung sejumlah orbital, yang stabil dan dapat menyerap ataupun
memancarkan foton yang sesuai dengan perbedaan energi antara pada setiap
lintasan. Elektron pada atom menentukan sifat-sifat kimiawi sebuah unsur, dan
memengaruhi sifat-sifat magnetis atom tersebut. Berdasarkan hal tersebut, maka
pada kesempatan ini penulis tertarik mengkaji permasalahan ini melalui sebuah
makalh yang berjudul Teori Atom.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut.
1.2.1

Bagaimana Pengertian Model Atom?

1.2.2

Bagaimana Tingkat Energi Atom Hidrogen?

1.2.3

Bagaimana Atom Berelektron Banyak?

1.2.4

Bagaimana Mengenai Konsep Elektron Valensi?

1.2.5

Bagaimana Konsep Energi Ionisasi dan Afinitas Elektron?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:

1.3.1 Untuk menjelaskan Pengertian Model Atom.


1.3.2 Untuk menjelaskan Tingkat Energi Atom Hidrogen
1.3.3 Untuk menjelaskan Atom Berelektron Banyak.
1.3.4 Untuk menjelaskan Konsep Elektron Valensi
1.3.5 Untuk menjelaskan Konsep Energi Ionisasi dan Afinitas Elektron
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut.
1.4.1

Bagi Penulis
Melalui penulisan makalah yang berjudul Fisika Atom, penulis

mendapatkan manfaat berupa pengalaman tambahan seperti pengalaman dalam


mengumpulkan bahan, memahami dan menganilisis materi-materi dalam
makalah ini serta mendapat pengalaman mengenai teknik penulisan makalah,
penggabungan materi dari berbagai sumber.
1.4.2

Bagi Pembaca
Melalui penulisan makalah yang berjudul Fisika Atom, penulis

mengharapkan makalah ini dapat menambah bahan kajian mengenai modelmodel atom khususnya bagi mahasiswa 3B Pendidikan Fisika Universitas
Pendidikan Ganesha sehingga mahasiswa lebih dapat memahami materi
mengenai Fisika Atom.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Model Atom
Istilah atom pertama kali dikemukakan oleh filsuf Yunani kuno yaitu
Demokritus (460 370 SM). Menurut Demokritus jika suatu materi dibelah maka
pembelahan materi akan berakhir pada tingkat dimana partikel tidak dapat dibelah
lagi. Bagian seperti ini oleh Democritus disebut atom.Istilah atom berasal dari
bahasa yunani a yang artinya tidak, sedangkan tomos yang artinya dibagi.
Jadi, atom artinya tidak dapat dibagi lagi. Sejak zaman Demokritus sampai abad
ke 19, orang berpendapat bahwa atom adalah bagian terkecil dari suatu materi
(Gribbin, 2003). Menurut mereka, atom dapat dibayangkan sebagai suatu bola
kecil, keras, dan tidak dapat hancur. Model atom ini cukup sukses menerangkan
gerakan dan tumbukan antara molekul-molekul gas dan hal-hal yang berhubungan
dengan teori kinetik gas seperti menghitung tekanan dan energi gas.
Namun karena konsep atom yang dikemukakan oleh Demokritus tidak
didukung oleh eksperimen maka konsep ini tidak dapat bertahan lama dan
akhirnya tidak dapat diterima oleh beberapa ahli ilmu pengetahuan dan filsafat.
Selanjutnya, pengembangan konsep atom-atom secara ilmiah dimulai oleh John
Dalton (1805), kemudian dilanjutkan oleh Thomson (1897), Rutherford (1911)
dan disempurnakan oleh Bohr (1914). Hasil eksperimen yang memperkuat konsep
atom ini menghasilkan gambaran mengenai susunan partikel-partikel tersebut di
dalam atom.Gambaran ini berfungsi untuk memudahkan dalam memahami sifatsifat kimia suatu atom.Gambaran susunan partikel-partikel dasar dalam atom
disebut model atom.
2.1.1

Model Atom John Dalton


Pada 1808, ilmuwan berkebangsaan Inggris, John
Dalton, mengemukakan teorinya tentang materi atom
yang dipublikasikan dalam A New System of
Chemical Philosophy. Teori atom Dalton didasarkan

pada dua hukum, yaitu hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier) dan hukum
susunan tetap (hukum prouts). Lavosier mennyatakan bahwa Massa total zat-

zat sebelum reaksi akan selalu sama dengan massa total zat-zat hasil reaksi.
Sedangkan Prouts menyatakan bahwa Perbandingan massa unsur-unsur dalam
suatu senyawa selalu tetap. Dari kedua hukum tersebut Dalton mengemukakan
pendapatnya tentang atom (Rahma, 2013) sebagai berikut.
1. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat
dibagi lagi.
2. Atom dari unsur yang sama memiliiki sifat yang sama
3. Atom dari unsur berbeda memiliki sifat yang berbeda pula
4. Atom dari suatu unsur tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain
dengan reaksi kimia, atom tidak dapat dimusnahkan dan atom juga
tidak dapat dihancurkan
5. Atom-atom dapat bergabung membentuk gabungan atom yang disebut
molekul
6.

Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan


bilangan bulat dan sederhana. Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen
dan atom-atom oksigen.

Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal


seperti pada tolak peluru.(kimia.upi.edu:2007)

Gambar 1. Model atom Dalton


Sedangkan kelemahan dari model atom Dalton antara lain:
1. Model atom Dalton tidak dapat menjelaskan cara atom-atom saling
berikatan.
2. Model atom Dalton tidak dapat menjelaskan perbedaan antara atom
unsur yang satu dengan unsur yang lain.

3. Teori bahwa atom tidak dapat dibagi lagi dan atom merupakan bola
kecil dan padat bertentangan dengan hasil eksperimen Faraday dan J.J
Thomson.
4. Teori atom Dalton tidak dapat menerangkan suatu larutan dapat
menghantarkan listrik. Bagaimana mungkin suatu bola pejal dapat
menghantarkan listrik, padahal listrik adalah elektron yang bergerak.
Berarti ada partikel lain yang dapat menyebabkan terjadinya daya
hantar listrik.
Akibat dari beberapa kelemahan dari model atom Dalton dalam
menjelaskan mengenai atom tersebut, maka hipotesis atom dari Dalton
dinyatakan gagal dan digantikan oleh model atom Thomson.
2.1.2

Model Atom J.J Thomson


Pada tahun 1900, ide mengenai model atom kembali
muncul dari seorang

fisikawan Inggris Joseph John

Thomson. Teori atom Thomson muncul setelah ia


menemukan suatu partikel bermuatan negatif yang lebih
ringan daripada atom. Pada pekembangan selanjutnya
partikel ini dikenal dengan nama elektron. Penemuan
elektron

diawali

dengan

ditemukannya

tabung

katode

oleh

William

Crookes.Kemudian oleh Thomson penelitin dilanjutkan dan mendapatkan hasil


bahwa sinar katode ini merupakan partikel, sebab dapat memutar baling-baling
yang diletakkan di antara katode dan anode.
Melalui

percobaannya

J.J.

Thomson

juga

berhasil

menentukan

perbandingan antara muatan dengan massa elektron (e/m) sebesar 1,76


108 C/g. Kemudian pada tahun 1909, Robert Millikan dari Universitas
Chicago, berhasil menentukan besarnya muatan 1 elektron sebesar 1,6 10 -19 C.
Dengan demikian, maka harga massa 1 elektron dapat ditentukan dari harga
perbandingan muatan dengan massa elektron (e/m). Karena nilai e/m =
1,76 x 108 C/g, maka massa 1 elektron =9.11 x 10-28 g. Oleh karena telah
ditemukannya elektron sebagai partikel subatomik maka model atom Dalton
tidak dapat diterima lagi.

Dari

penemuannya

ini,

J.

J.

Thomson

mengemukakan

dugaan

(hipotesis) sebagai berikut: "karena elektron bermuatan negatif, sedangkan


atom bermuatan listrik netral maka haruslah ada muatan listrik positif yang
mengimbangi muatan elektron dalam atom". Maka berdasarkan hipotesis
tersebut,Thomson memperbaiki kelemahan dari teori atom Dalton dan
mengemukakan teori atomnya yang dikenal sebagai Teori Atom Thomson
(model atom roti kismis) sebagai berikut.
1. Atom berbentuk bola pejal bermuatan positif yang homogen (diibaratkan
sebagai roti).
2. Elektron bermuatan negatif tersebar di dalamnya (seperti kismis yang
tersebar di dalam roti).
Adapun gambaran fari model Atom Thomson yaitu sebagai berikut.

Gambar 2. Model atom Thomson


Dari teori tersebut maka teori atom Thomson memiliki beberapa kelebihan
yaitu
1. Dapat menerangkan adanya partikel yang lebih kecil dari atom yang
disebut partikel subatomik.
2. Dapat menerangkan sifat listrik atom.
Sedangkan beberapa kelemahan model atom ini yaitu:
1. Tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola
atom tersebut.
2. Tidak dapat menjelaskan adanya inti atom.
3. Tidak dapat menerangkan fenomena penghamburan partikel alfa oleh
selaput tipis emas yang dikemukakan oleh Rutherford, dimana dalam

fenomena ini muatan positif tidak merata namun terkumpul jadi satu yang
disebut sebagai inti atom.

2.1.3

Model Atom Rutherford


Pada 1911, ahli fisika yang berasal dari Inggris, Ernest
Rutherford melakukan sebuah eksperimen yang bertujuan
untuk menguji Teori atom yang telah dikemukakan oleh
Thomson

sebelumnya. Pengujian tersebut dilakukan

dengan menggunakan partikel alfa yang ditembakkan


pada sebuah keping logam emas yang sangat tipis. Partikel alfa adalah
partikel yang dipancarkan oleh unsur radioaktif bermuatan listrik positif
yang besarnya dua kali muatan elektron dan massanya empat kali massa
proton.

Gambar 3.percobaan hamburan sinar alfa


Rutherford memiliki asumsi bahwa jika teori atom Thomson benar
maka seluruh partikel alfa dengan energi yang besar harus menembus
lurus keping tipis emas tersebut. Sebab, atom-atom keping logam emas
netral tidak menghalangi partikel alfa yang bermuatan listrik positif. Dari
hasil percobaan dapat diamati bahwa sebagian besar partikel alfa
menembus keping logam tipis lurus mengenai layar. Akan tetapi, terdapat
beberapa partikel alfa yang lainnya dibelokkan bahkan ada yang
dipantulkan.

Selanjutnya berdasarkan pertimbangan Hukum Colulomb yaitu


partikel alfa yang bermuatan positif hanya akan dibelokkan atau
dipantulkan oleh suatu muatan sejenis yakni muatan positif. Hal ini
berarti didalam atom logam emas terdapat muatan listrik positif dan tidak
tersebar di seluruh atom melainkan terpusat pada suatu tempat sehingga
menolak partikel alfa.
Atas dasar fakta ini, Rutherford memperbaiki model atom Thomson, dan
mengemukakan model atom sebagai berikut sebagai berikut:
1. Sebuah atom terdiri atas inti bermuatan positif yang terletak di
tengah/pusat. Dimana inti atom dikelilingi elektron yang bergerak
mengelilingi inti dengan lintasan yang berbentuk

elips dan

dipengaruhi oleh gaya tarik-menarik (Gaya Coulomb) sebesar:


2

F=k

e
r2

Persamaan 1
Selain itu dalam keadaan ini gaya coulomb tersebut diimbangi dengan
gaya sentripental sebesar :
F=

mv2
r

. Persamaan 2

2. Atom bersifat netral, yaitu jumlah proton sama dengan jumlah elektron
yang mengelilingi inti.
Berdasarkan teori tersebut maka model atom Rutherford dapat
digambarkan sebagai berikut.

Gambar 4. Model Atom Rutherford


Dari teori atom yang disampaikan, maka teori atom Rutherford
memiliki kelemahan yaitu teori atom Rutherford tidak dapat menjelaskan

kestabilan atom. Berdasarkan hukum Coulomb, electron yang berinteraksi


dengan inti atom akan mengalami gaya Coulomb yang juga berfungsi
sebagai gaya sentripetal.Akibatnya, elektron mengalami percepatan
(percepatan sentripetal).
Menurut teori gelombang elektromagnetik yang dikemukakan oleh
Maxwell jika muatan (elektron) mengalami percepatan maka muatan
tersebut akan memancarkan gelombang elektromagnetik. Jika demikian
maka energi electron berkurang dan akhirnya akan jatuh ke inti atom,
tetapi pada kenyataannya tidak demikian.
2.1.4

Model Atom Neils Bohr


Setelah Rutherford mengemukakan bahwa massa dan
muatan positif atom terhimpun pada suatu daerah kecil
dipusat

atom

serta

model

atom

Rutherford

gagal

menjelaskan tentang kestabilan atom dan terjadinya


spektrum garis atom hydrogen, maka seorang ilmuwan
Fisika dari Denmark, Niels Bohr mengemukakan bahwa
struktur atom mirip dengan system tata surya. Niels Bohr dapat menjelaskan
spektrum garis atom hidrogren. Bohr mengemukakan teori atomnya untuk
menutupi kelemahan atomRutherford dengan mengemukakan tiga postulatnya
yaitu :
a) Elektron berotasi mengelilingi inti tidak pada sembarang lintasan, tetapi
pada lintasan-lintasan tertentu tanpa membebaskan energi. Lintasan ini
disebut lintasanstasioner dan memiliki energi tertentu.

Fe
R

Gambar 5.
Electron mengelilingi inti dibawah pengaruh gaya elektrostatis
b) Elektron dapat berpindah dari lintasan yang satu ke lintasan yang lain. Jika
elektron pindah dari lintasan berenergi rendah (lintasan dalam) ke lintasan
10

berenergi tinggi (lintasan luar) akan menyerap energi dan sebaliknya akan
memancarkan energi. Energi yang dipancarkan atau diserap elektron
sebesar hf.
E = Eawal Eakhir = hf
c) Lintasan-lintasan yang diperkenankan elektron adalah lintasan-lintasan

yang mempunyai momentum sudut kelipatan bulat dari

. Persamaan 3
Keterangan:
L : Momentum sudut (Ns)
m: massa electron (9,1 x 10-31kg)
rn : jari-jari orbit ke-n
n : bilangan kuantum (1,2,3,)
bilangan kuantum n = 1,2,3, berkaitan dengan kulit atom K,L,M,N,
Bohr beranggapan bahwa suatu elektron tunggal dengan massam bergerak
dalam lintasan orbit berbentuk lingkaran dengan jari-jari r, dan kecepatan v,
mengelilingi inti bermuatan positif. Keadaan ini menunjukkan adanya

keseimbangan antara gaya Coulomb dengan persamaan

dan gaya

sentripetal dengan persamaan

. Persamaan 4

11

Dari persamaan tersebut maka akan diperoleh jari-jari lintasan electron


yang besarnya yaitu:
. Persamaan 5

Untuk n = 1 diperoleh nilai r = 5,3 x 10-9 cm = 0,53 yang disebut dengan


jari-jari Bohr (Born Radius)
Berdasarkan teori yang disampaikan, adapun kelebihan teori Atom Bohr
yaitu teori atom Bohr secara akurat dapat menjelaskan spektrum garis pada
atom hidrogen dan atom helium yang terionisasi. Sedangkan kelemahan teori
Atom Bohrantara lain:
1) Lintasan elektron ternyata rumit sekali, masih terdapat beberapa suborbit
yang tidak dapat dijelaskan dengan teori Bohr.
2) Model atom Bohr hanya dapat menjelaskan dengan baik untuk atom
hidrogen, akan tetapi tidak dapat menjelaskan dengan baik untuk atomatom berelektron banyak (atom kompleks) karena sulit perhitungannya.
3) Model atom Bohr tidak dapat menjelaskan tentang terjadinya efek Zeeman,
yaitu terpecahnya spectrum cahaya jika dilewatkan pada medan magnet
yang kuat.
4) Model atom Bohr tidak dapat menjelaskan terjadinya ikatan kimia dengan
baik.
5) Tidak dapat menerangkan pengaruh medan magnet terhadap spektrum
atom.
2.2 Tingkat Energi atom Hidrogen
2.2.1 Energi dan Momentum Sudut Niels Bohr
Gagasan mengenai energi yang diskrit ini pada dasarnya sama dengan
gagasan yang telah dikemukakan oleh Planck serta Einstein (Sirat, 2011). Model
atom Bohr dikemukakan dengan menggunakan pendekatan mekanika klasik.
Elektron bermuatan negatif, yang besar muatannya adalah e = -1,60 1019 C . Kita bayangkan satu atom dengan inti bermuatan positif sebesar Ze dan
sebuah elektron mengelilingi inti atom ini dalam orbit lingkaran berjari-jari r.
Elektron ini mendapat gaya coulomb sebesar :

12

.........Persamaan 6
Jika elektron ini harus tetap berada pada orbitnya maka gaya sentripetal
yang di alami haruslah sama dengan gaya coulomb. Jadi :

..Persamaan 7
Dari persamaan ( 7 ) ini kita dapat menghitung energi kinetic dari elektron, yaitu

..Persamaan 8
Mengenai energi potensialnya, kita ambil referensi energi potensial = 0 joule
pada r =

sehingga energi potensial elektron adalah

....Persamaan 9
Energi total, yaitu energi elektron pada orbit ini, adalah

..Persamaan 10
Relasi persamaan ( 10 ) menunjukkan bahwa besar energi total elektron
sama dengan energi kinetiknya.
Jika f adalah frekuensi siklus peredaran elektron pada orbit lingkaran yang

berjari-jari r, maka kecepatan electron adalah

dan energi kinetiknya

adalah

....Persamaan 11
Dari persamaan ( 11 ) kita dapatkan

13

....Persamaan 12
Jadi perubahan-perubahan energi elektron terkait dengan perubahan
frekuensi siklus. Gagasan Bohr adalah bahwa orbit elektron adalah diskrit dan
bahwa ada hubungan linier antara energi dan frekuensi seperti halnya apa yang
dikemukakan oleh Planck dan Einstein.
.Persamaan 13
dengan n bilangan bulat, dan h adalah konstanta Planck. Dengan demikian
perubahan frekuensi siklus juga diskrit. Dari persamaan ( 12 ) dan persamaan
( 13 ) diperoleh :

.Persamaan 14
Relasi energi kinetik persamaan ( 11 ) dapat ditulis sebagai

Persamaan 15
Dari sini kita dapatkan momentum sudutnya, yaitu

..Persamaan 16
Karena

maka

sehingga persamaan (11) dapat

ditulis
Persamaan 17
Sementara itu persamaan ( 12 ) dapat kita tulis sebagai
Persamaan 18
Persamaan di atas ini memberikan

Persamaan 19

14

Persamaan ( 18 ) dan (19) menunjukkan bahwa perubahan momentum juga


diskrit.

Persamaaan 20
Jadi dalam model atom Bohr ini, energi dan juga momentum sudut adalah
terkuantisasi. Oleh karena itu dalam model atom Bohr, setiaporbit ditandai dengan
dua macam bilangan kuantum, yaitu bilangankuantum primer n yang menentukan
tingkat energi, dan bilangankuantum sekunder l yang menentukan momentum

sudut sebesar

. Rasio

sama dengan perbandingan antara sumbu panjang dan

sumbupendek orbit yang berbentuk elips. Jika n = l orbitnya berbentuklingkaran,


yaitu bentuk orbit yang digunakan untuk menurunkanhubungan-hubungan (16)
sampai (20) di atas.
Untuk suatu nilai n tertentu, bilangan kuantum l dapat mempunyai n nilai.
Untuk n tertentu, makin rendah nilai l makin tinggi eksentrisitasdari orbit yang
berbentuk elips dan elektron yang berada di orbit ini akansecara periodik
mendekat ke inti atom. Nilai l paling besar adalah n karena pada l = n itu orbitnya
berbentuk lingkaran. Atom yang palingstabil adalah atom yang seluruh
elektronnya menempati orbit-orbit yangpaling rendah yang diperkenankan, yang
disebut ground states.
2.2.2 Jari jari Atom Niels Bohr,Energi Kinetik serta Kecepatan Elektron
Jari-jari atom dapat dihitung melalui persamaan ( 15 ) yang menyatakan

bahwa gaya sentripetal elektron sama dengan gaya coulomb.

Dari

sini kita dapatkan


Akan tetapi kecepatan elektron tidak diketahui. Oleh karena itu kita menggunakan
momentum dengan mengalikan pembilang dan penyebut dengan m sehingga kita
peroleh

15

Persamaan 21

Momentum sudut diberikan oleh persamaan (11),

Maka

Karena

Persamaan 22

Karena momentum sudut adalah diskrit maka dari (20 ) dan ( 22 ) kita peroleh

Persamaan 23
Substitusi ( 23 ) ke ( 21 ) memberikan

Persamaan 24
Inilah formulasi untuk jari-jari atom Bohr, yang dapat pula dituliskan Sebagai

Persamaan 25
Dengan

konstanta 0,529 x 10

-8

cm.Untuk atom hidrogen dalam ground state,

di mana n dan Z bernilai satu, maka r = 0,529 .


Energi kinetic electron dapat diperoleh dari subtitusi persamaan 24 ke persamaan
8
. Persamaan 26

Kecepatan electron dapat di hitung dari formula energi kinetic dan momentum

. Persamaan 27

2.2.3 Tingkat energi dan spectrum atom hydrogen


16

Tingkat energi spectrum hidrogen


Energi total elektron adalah penjumlahan dari energi potensial electron

denga energi kinetiknya,Adapun besar energi total dari electron adalah


. Persamaan 28

Dengan memasukkan nilai r sama dengan

dan mengambil Z = 1 untuk hidrogen, kita peroleh energi untuk tiap bilangan
kuantum principal n, adalah
. Persamaan 29

Tingkat-tingkat energi ini bisa di lihat berdasarkan gambar di bawah ini

Spektrum Atom Hidrogen.


Besarnya energi total elektron setara dengan minus energi kinetiknya (E =

-Ek ) Dengan anggapan bahwa frekuensi dari suatu garis spectrum sebanding
dengan beda dari dua status energi, maka energi yang terkait dengan garis
spektrum adalah
17

Di mana

= konstanta ryberg (R) = 1.097 x 10 -3 amstrong -1

Jadi persamaan diatas menjadi:


. Persamaan 30

Beberapa garis spektrum atom hidrogen diperlihatkan pada gambar di


bawah ini sedangkan spectrum selengkapnya dapat di lihat melalui tabel di bawah
ini.

Keterangan deret-deret:

1. Lyman Deret :

n=2, 3,
18

2. Deret Balmer:

n=3, 4,.

3. Deret Paschen :

n=4, 5, .

4. Deret Bracket :

n=5,.

5. Deret Pfund

n=

2.3 Atom Berelektron Banyak


2.3.1

Bilangan Kuantum
Struktur elektrolit suatu atom mengacu pada cara electron tersusun di

sekeliling inti, dan terutama pada tingkat energi tertentu yang ditempati atom
tersebut. Suatu bilangan yang menunjukkan orbit elektron mengelilingi inti pada
kulit atau tingkat energi tertentu disebut bilangankuantum (quantum number)
(Silvah, 2014). Setiap elektron dapat digolongkan berdasarkan empat bilangan
kuantum yang akan diuraikan berikut ini.
a. Bilangan Kuantum Utama (n)
Bilangan kuantum utama menentukan besarnya energi total elektron pada
orbit/lintasan elektron pada kulit atom. Besarnya energi total elektron pada
atom bersifat kekal danbesarnya energi pada masing-masing kulit atom
ditentukanoleh bilangan kuantum utama. Bilangan kuantum utamamempunyai

19

harga positif yaitu 1, 2, 3, dst. Bilangankuantum utama menyatakan tempat


lintasan /orbit electrondalam atom yang disebut kulit atom yang diberi nama
denganhuruf besar, yaitu kulit K untuk n = 1, L untuk n = 2, M untuk n = 3,
dan seterusnya. Jumlah maksimum elektron pada kulit ke-n adalah 2n2
Energi total electron pada orbit adalah kekal dan memiliki harga negatif
yang berarti untuk melepaskan elektron dari orbitnya diperlukan energi.
Besarnya energi elektron pada atom hidrogen pada kulit ke-n dinyatakan :
. Persamaan 36

Adapun untuk atom berelektron banyak (terdiri atas lebih dari satu elektron),
energi elektron pada kulit ke-n adalah
. Persamaan 37

Dimana :n = bilangan kuantum utama dan Z = nomor atom


b. Bilangan Kuantum Orbital (l)
Bilangan kuantum orbital yang diberi simbol l menyatakan besarnya
momentum sudut elektron mengelilingi inti atom.Momentum sudut diberi
lambang L dan besarnya dinyatakandalam persamaan :
. Persamaan 38

Di mana L = Momentum sudut/anguler electron, l= bilangan kuantum orbital

dan
Nilai bilangan kuantum orbital dinyatakan l = (n 1) yaitu 0, 1, 2, 3, ,
n1. Keadaan momentum sudut electronpada orbitnya menyatakan subkulit
elektron pada inti atomyang diberi nama sub kulit s, p, d, e, f, g dan seterusnya
sesuaidengan urutan abjad. Subkulit l = 0 disebut subkulit s (sharp), subkulit l
= 1 adalah p (principle), subkulit l = 2 disebut d (diffuse), dan subkulit l = 3
disebut f (fundamental). Jadi, bila l = 0, kita mempunyai sebuah orbital s, bila
l = 1 kita mempunyai orbital p, dan seterusnya.
20

c. Bilangan Kuantum Magnetik ( ml)


Bilangan kuantum ini menentukan orientasi dari orbit elektron dalam
medan magnet. Nilai ml yang mungkin yaitu -l, -(l - 1), ..., -1, 0, 1, ..., (l - 1), +
l. Di subkulit s (yaitu bila l = 0) nilai m l = 0. Di sub kulit p (yaitu bila l = 1)
nilai ml yang mungkin adalah +1, 0, dan -1, jadi ada tiga orbital p pada sub
kulit p, yang biasanya dibedakan dengan px, py, dan pz. Dalam keadaan
normal, ketiga orbital ini memiliki tingkat energi yang sama. Dalam setiap
nilai bilangan kuantum orbital ( l) memiliki nilai bilangan kuantum magnetik
(ml ) sebanyak (2l +1).
Bilangan kuantum magnetik (ml ) merupakan proyeksi vektor

pada suatu

sumbu z sembarang seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 7.proyeksi vektor

pada suatu sumbu z

Elektron dalam suatu atom dengan momentum sudut tertentu dapat


berinteraksi dengan medan magnetik luar. Bila arah medan magnetic luar
adalah sejajar dengan sumbu z, maka nilai L dalam arah z memenuhi
persamaan:
. Persamaan 39
Sehingga banyaknya mluntuk setiap nilai l = 0 dalam arah Z terdapat satu
nilai ml= 0, sedangkan untuk nilai l = 1 terdapat 3 nilai m yaitu -1, 0, 1 dan
besar momentum sudut ke arah sumbu Z (LZ) untuk l = 1 yaitu , 0 , + dan
arah vektor momentum sudut terhadap sumbu Z dapat dicari sebagai berikut :
21

. Persamaan 40
Kemungkinan besar momentum sudut dan arahnya serta bentuk lintasan/ orbit
elektron pada bilangan orbital = 1 dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 8. Bentuk lintasan pada orbital = 1


Efek Zeeman
Peristiwa terpecahnya spektrum garis menjadi garis-garis halus dalam
medan magnet ini disebut efek Zeeman, nama ini diambilkan dari nama
seorang fisikawan Belanda Zeeman yang telah melakukan pengamatan efek
ini pada tahun 1896. Dalam medan magnet, energi keadaan atomik tertentu
tergantung pada harga ml seperti juga pada n. Keadaan atom dengan bilangan
kuantum n, terpecah menjadi beberapa sub keadaan jika atom itu berada dalam
medan magnetik, dan energinya bisa sedikit berubah lebih besar atau lebih
kecil dari keadaan tanpa medan magnet. Gejala itu menyebabkan terpecahnya
spektrum garis menjadi garis-garis halus yang terpisah jika atom dilewatkan
dalam medan magnetik, dengan jarak antara garis bergantung dari besarnya
medan magnet itu. Suatu keadaan atom dengan bilangan kuantum orbital l
dalam medan magnet terpecah menjadi 2l + 1, jika atom itu berada dalam
medan magnet yaitu menjadi +l , 0 dan l . Akan tetapi perubahan ml terbatas
pada ml = 0, l maka garis spektrum yang timbul dari transisi antara dua
keadaan dengan l yang berbeda hanya terpecah menjadi tiga komponen.
22

d. Bilangan Kuantum Spin ( ms )


Bilangan kuantum spin mula-mula dikemukakan oleh Wolfgang Pauli
setelah mengamati tentang spektrum atom hidrogen dengan menggunakan
spektroskopis yang mempunyai daya pisah (ketelitian) yang tinggi. Hasilnya
diperoleh bahwa setiap spektrum garis yang diamati selalu terdiri atas
sepasang garis yang saling berdekatan.Menurut Pauli garis ini pastilah berasal
dari transisi dari 2 tingkat energi yang sangat berdekatan.Pauli menduga
bahwa kedua tingkat energi ini berhubungan dengan momentum sudut
instrinsik electron yang berbeda dengan momentum sudut orbital.Momentum
sudut instrinsik yaitu momentum sudut yang ada dalam elektron itu
sendiri.Selain bergerak mengelilingi inti atom, elektron pun juga bergerak
pada

porosnya

(sumbunya).

Gerakan

elektron

pada

sumbunya

ini

menghasilkan momentum sudut spin yang berkaitan dengan momentum sudut


instrinsik elektron yang dinyatakan sebagai bilangan kuantum spin yang diberi
simbol ms. Ada dua bilangan kuantum spin, yaitu ms = + dan ms = -.
Harga positif menyatakan arah spin ke atas berotasi berlawanan arah gerak
jarum jam, sedangkan harga negatif menyatakan spin ke bawah berotasi
searah gerak jarum jam.
Pendapat yang dikemukakan oleh Pauli ini didukung oleh Goudsmit dan
Uhlenbeck yang menjelaskan bahwa besarnya momentum sudut intrinsic atau
spin dinyatakan dalam persamaan :
Persamaan 41
Dimana :
S = momentum sudut spin
Ms = bilangan kuantum spin

2.3.2

Konfirgurasi Elektron
Dalam konfigurasi electron terdapat beberapa atauran yang perlu

diperhatikan yaitu sebagai berikut.

23

a. Aturan Aufbau
Penempatan elektron dimulai dari subkulit yang memiliki tingkat energi
yang paling rendah sampai penuh.Setelah itu, dilanjutkan dengan subkulit
yang tingkat energinya lebih tinggi dan seterusnya sesuai dengan jumlah
electron yang ada.Perhatikan hubungan bilangan kuantum utama (n) dengan
bilangan kuantum azimut (l) yaitu sebagai berikut.Urutan tingkat energi sesuai
dengan urutan arah panah 1s, 2s, 2p, 3s, 3p, 4s, 3d, 5s, 4d, 5p, 6s.seperti
gambar berikut ini

Gambar 9. Urutan tingkat energi


Perhatikan cara penulisan konfigurasi elektron berikut:
N

: 1s2 2s2 2p3

Mg : 1s2 2s2 2p6 3s2

12

Co : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d7

27

Cara penulisan ini terlalu panjang sehingga dilakukan penyingkatan


berdasarkan konfigurasi gas mulia menjadi
N

: (He) 2s2 2p3

Mg : (Ne) 3s2

12

Co : (Ar) 3d7 4s2

27

b. Kaidah Hund
Penempatan elektron pada orbital-orbital p, d, f yang memiliki tingkat
energi yang sama (pada subkulit yang sama), masing-masing diisi dengan satu

24

elektron terlebih dahulu dengan arah spin yang sama, kemudian diisi dengan
elektron berikutnya dengan arah yang berlawanan.
Contoh :
p2 =
-1

+1

-1

+1

P6 =

c. Prinsip Larangan Pauli


Prinsip larangan Pauli dikemukakan pada tahun 1925 oleh Wolfgang Pauli
(1900 - 1958), yang menyatakan bahwa tidak mungkin ada dua elektron yang
mempunyai empat bilangan kuantum sama. Dalam hal ini, dua buah elektron
dapat mempunyai bilangan kuantum n, l, dan m yang sama, tetapi bilangan

kuantum s tidak mungkin sama sebab yang mungkin

atau

Sehingga,

setiap orbital dapat diisi oleh maksimal dua elektron (sepasang elektron). Asas
Pauli menentukan banyaknya elektron pada masing-masing kulit dan subkulit.
Misalnya, untuk n = 2, kemungkinan nilai l ada dua, yaitu l = 0 dan l = 1.
Dengan l = 0, hanya ada satu kemungkinan nilai m yaitu m = 0 yang memiliki

dua kemungkinan nilai s yaitu s = +

dan s = -

. Dengan demikian, kulit L

di subkulit s hanya ada dua elektron saja. Di subkulit p, yaitu dengan l = 1, ada
tiga kemungkinan nilai m, yaitu m = -1, m = 0, dan m = 1, yang masingmasing mempunyai dua kemungkinan nilai s. Jadi, di subkulit p terdapat 6
elektron, sehingga di kulit L itu terdapat 8 elektron. Pada umumnya, subkulit p
di kulit n = 2, ditulis sebagai 2p, dan seterusnya. Tabel dibawah ini
menunjukkan konfigurasi elektron-elektron atom pada beberapa unsur.
Tabel 1. Konfigurasi electron-elektron atom

25

2.4 Konsep Elektron Valensi


Elektron valensi atau elektron yang berada pada kulit paling luar adalah
elektron yang berperan dalam menentukan sifat-sifat fisika dan kimia..Elektron ini
berperan dalam menentukan pembentukan senyawa.Adapun untuk kulit yang
penuh, elektronnya tidak turut serta dalam menentukan sifat-sifat tersebut. Dari
daftar berkala terlihat dalam satu golongan atom-atom tersebut memiliki elektron
valensi yang sama. Misalnya, atom Li yang memiliki n = 2 yang berarti terdapat
kulit K dan kulit L. Untuk kulit K memiliki l = 0, ml = 0 dan orbitas s. Pada n = 2,
l = 0 dan 1, l = 0 nilai ml = 0 orbital yang bersesuaian adalah s dan untuk l = 1
harga ml = -1, 0, +1 orbital yang bersesuaian adalah orbital p yang terdiri dari
orbital px, py, dan pz. Akan tetapi, karena jumlah elektron pada atom Li hanya tiga
maka dua electron mengisi kulit kulit K dan satu elektron lagi mengisi orbital 2s
pada kulit L yang memiliki spin + atau yaitu sebagai berikut:
Li = 1s2 2s1

1s2 =

2s1 =

2.5 Konsep Energi Ionisasi Dan Afinitas Elektron


Energi ionisasi ini adalah energi minimum yang diperlukan untuk
memindahkan atau melepaskan satu elektron atom pada keadaan dasarnya. Bentuk
26

ikatan kimia berasal dari pemindahan electron , sehingga energi yang dibutuhkan
untuk memindahkan elektron adalah ukuran yang sangat penting dalam
pembentukan sebuah ikatan atom. Besarnya energi ionisasi merupakan ukuran
usaha yang diperlukan untuk memaksa satu atom untuk melepaskan elektronnya,
atau seberapa erat elektron terikat dalam atom.Makin besar energi ionisasi, makin
sukar untuk melepaskan elektronnya.
Pada tabel periodik unsur, berbagai macam radiasi atom yang memiliki atom
kecil secara khas memiliki energi ionisasi yang tinggi, dan atom yang besar
memiliki energi ionisasi yang kecil.Dengan demikian, elemen dengan energi
ionisasi terendah ditemukan di tabel kiri periode yang lebih rendah, dan energi
ionisasi tertinggi ditemukan di tabel sebelah kanan atas.Variasi dari energi ionisasi
berhubungan dengan variasi radius atom, karena valensi elektron dalam atom
yang besar rata-rata jauh dari inti, maka daya tariknya sangat lemah.Sebaliknya,
valensi elektron dalam atom yang kecil dekat dengan sumber inti, maka daya
tariknya kuat.

Gambar 10. Keragaman energi ionisasi pertama

27

Gambar 11. Plot afinitas elektron terhadap nomor atom untuk 56 unsur
pertama
Gambar diatas menunjukkan keperiodikan dalam kestabilan elektron yang
terlihat paling lemah. Satu keistimewaan yang terlihat pada gambar adalah puncak
puncak yang berkaitan dengan gas mulia.Energi ionisasi yang sangat tinggi
bersesuaian dengan fakta bahwa hampir semua gas mulia tidak reaktif secara
kimia.Pada kenyataannya, helium mempunyai energi ionisasi pertama tersebar di
antara semua unsur. Sifat lain yang memengaruhi pembentukan ikatan adalah
kemampuannya untuk menerima satu atau lebih elektron. Kemampuan ini disebut
afinitas elektron.Afinitas elektron positif berarti bahwa energi dilepaskan ketika
satu elektron ditambahkan ke suatu atom, dan negatif ketika satu elektron diterima
oleh atom suatu unsur.Afinitas yang bernilai besar dan positif berarti bahwa ion
negatifnya sangat stabil, yaitu atom tersebut memiliki kecenderungan kuat untuk
menerima elektron, seperti energi ionisasi suatu atom yang tinggi yang berarti
bahwa atom itu sangat stabil.

28

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut.
3.1.1 Perkembangan model atom dimulai dari pernyataan filsuf Yunani yaitu
Demokritus pada abad ke-4 SM yang

berarti 'tak terpecahkan' yang

kemudian dilanjutkan oleh John Dalton, J. J Thomson, Rutherford dan


Neils Bohr.
3.1.2 Suatu bilangan yang menunjukkan orbit elektron mengelilingi inti pada
kulit atau tingkat energi tertentu disebut bilangankuantum (quantum
number). Setiap elektron dapat digolongkan berdasarkan empat bilangan
29

kuantum yaitu Bilangan Kuantum Utama, Bilangan Kuantum Orbital,


Bilangan Kuantum Magnetik, dan Bilangan Kuantum Spin
3.1.3 Konfirgurasi Elektron dapat ditinjau dari beberapa aturan. Diantaranya
Aturan Aufbau, Kaidah Hund, dan Prinsip Larangan Pauli.
3.1.4 Elektron valensi atau elektron yang berada pada kulit palig luar adalah
elektron yang berperan dalam menentukan sifat-sifat fisika dan kimia..
Elektron ini sangat berperan dalam menentukan pembentukan senyawa.
Adapun untuk kulit yang penuh, elektronnya tidak turut serta dalam
menentukan sifat-sifat tersebut.
3.1.5 Sifat-sifat kimia setiap atom ditentukan olehkonfigurasi elektron valensi
atom tersebut. Kestabilan elektron terluar ini tercermin secara langsung
pada energi ionisasi atom tersebut. Energi ionisasi ini adalah energi
minimum yang diperlukan untuk memindahkan atau melepaskan satu
elektron atom pada keadaan dasarnya.
3.1.6

Bentuk ikatan kimia berasal dari pemindahan elektronelektron, sehingga


energi yang dibutuhkan untuk memindahkan elektron adalah ukuran yang
sangat penting dalam pembentukan sebuah ikatan atom. Besarnya energi
ionisasi merupakan ukuran usaha yang diperlukan untuk memaksa satu
atom untuk melepaskan elektronnya, atau seberapa erat elektron terikat
dalam atom. Makin besar energi ionisasi, makin sukar untuk melepaskan
elektronnya.

3.2 Saran
Dalam penuliasan makalah ini, penulis menyampaikan saran yaitu
mahasiswa hendaknya menguasai dan memahami materi tentang Model Atom dan
nantinya mampu menerapkan hal-hal yang berhubungan tentang Model model
Atom dalam proses pembelajaran dan kehidupn sehari-hari.

30

DAFTAR PUSTAKA
Beiser, Arthur. 1999. Konsep Fisika Modern. Jakarta : Erlangga
Gribbin, John. 2003. Fisika Kuantum. Jakarta : Erlangga
Rahma,
Hanifa.
2013.
Makalah
Perkembangan
Atom.
Dalam
https://www.academia.edu/4576523/MAKALAH_PERKEMBANGAN_A
TOM_FIXXXX. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2015.
Sirat,

Niyata. 2011. Teori Atom Mekanka Kuantum. Dalam


https://wanibesak.files.wordpress.com/2011/06/teori-atom-mekanikakuantum-dan-sistem-periodik.pdf. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2015.

Silvah,

Aaron.
2014.
Atom
Berelektron
Banyak.
Dalam
https://www.scribd.com/doc/201631907/Atom-Berelektron-Banyak.
Diakses pada tanggal 20 Oktober 2015.

31

Anda mungkin juga menyukai