Jurnal Pengembangan Pariwisata
Jurnal Pengembangan Pariwisata
Jurnal Pengembangan Pariwisata
beda. Sehubungan dengan keberadaan situs ini sebagai benda cagar budaya, dan agar
situs ini dapat menjadi tempat penelitian arkeologi sekaligus sebagai tempat wisata
budaya dan pendidikan yang berkelanjutan, diperlukan pengelolaan yang relevan agar
situs megalitikum gunung padang mampu menjadi objek wisata yang mampu menopang
ekonomi masyarakat sekitar dan tetap terjaga kelestarian lingkungannya.
Kondisi demikian menuntut adanya suatu solusi yang dapat mengakomodasi
kepentingan berbagai pihak. Suatu alternative program yang dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat khusus secara ekonomi namun program tersebut juga dapat turut menjaga
kawasan situs megalit gunung padang. Program ini juga diharapkan kontinyu agar
masyarakat dapat terus merasakan manfaatnya. Pada beberapa tempat wisata sudah
banyak dilakukan berbagai macam pengelolaan namun seringkali tidak ada atau sedikit
saja perlibatan dari masyarakat padahal melalui kegiatan wisata, masyarakat dapat
mengambil keuntungan secara ekonomi. Pengelolaan wisata biasanya langsung oleh
pihak pemerintah maupun swasta. Untuk itu dibutuhkan suatu bentuk wisata dimana
masyarakat bukan hanya menjadi obyek namun juga menjadi subyek dari kegiatan
wisata tersebut. Salah satu ciri pariwista yang berbasis masyarakat adalah keterlibatan
masyarakat lokal baik dalam perencanaan maupun implementasinya.
Bentuk kegiatan wisata yang relevan bagi desa Karyamukti adalah wisata
berbasis masyarakat. Pola ekowisata berbasis masyarakat adalah pola pengembangan
ekowisata yang mendukung dan memungkinkan keterlibatan penuh oleh masyarakat
setempat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan usaha ekowisata dan segala
keuntungan yang diperoleh. Ekowisata berbasis masyarakat dapat menciptakan
kesempatan kerja bagi masyarakat setempat, dan mengurangi kemiskinan dimana
penghasilan ekowisata adalah dari jasa-jasa wisata untuk: fee pemandu; ongkos
transfortasi; homestay, menjual kerajinan, dan lain-lain. Ekowisata membawa dampak
positive terhadap pelestarian lingkungan dan budaya asli setempat yang pada akhirnya
diharapkan akan mampu menumbuhkan jati diri dan rasa bangga antar penduduk
setempat yang tumbuh akibat peningkatan kegiatan ekowisata. Potensi wisata Desa
Karyamukti sangat banyak dan menarik. Untuk itu diperlukan sebuah pengembangan
CBT di desa karyamukti agar kegiatan wisata didesa tersebut dapat berjalan sesuai
dengan harapan dari masyarakat dan tetap memperhatikan aspek kelestarian lingkungan
situk megalit Gunung Padang.
METODE
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Di sini peneliti bermaksud akan
menggambarkan tentang strategi pengembangan di sektor pariwisata daerah di
Kabupaten Kabupaten cianjur Desa Karyamukti. Pada penelitian ini yang menjadi
lokasi penelitian adalah Kabupaten Cianjur Desa Karyamukti dan yang menjadi situs
penelitian adalah pengembangan wisata berbasis masyarakat (CBT) di desa Karyamukti
situs Megalit Gunung Padang. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model analisis deskriptif yang
dikembangkan oleh Miles dan Hubberman (2007, h.289) yang mengemukakan bahwa
ada tiga kelompok analisis yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Desa Karyamukti
Desa karyamukti merupakan salah satu desa diwilayah kecamatan Campaka
kabupaten Cianjur, dengan luas wilayah 1.864.230 ha. Terdiri dari 33RT, 9 RW dan 4
dusun. Batas wilayah desa Karyamukti adalah sebagai berikut:
-
padi-padi yang diikat satu untaian kemudian dijemur pada tiang-tiang yang terbuat dari
kayu atau bambu.
Selain daya tarik fisik situs megalit, daya tarik lainnya dari desa karyamukti
adalah kebudayaan dan adat istiadat masyarakatnya. Sebagian masyarakat desa
karyamukti adalah suku sunda yang masih memegang teguh adatnya. Hal ini dibuktikan
dengan adanya kegiatan-kegiatan seperti seren taun, atau upacar sebelum megadakan
pertanian, yang dilakukan setiap tanggal 1 muharram. Seni budaya yang terdapat didesa
ini yaitu: wayang golek, angklung, dan debus. Selain kesenian terdapat juga kerajinan
masyarakat seperti gula merah, aren, anyaman, dan ukiran.
Pengembangan Wisata Berbasis Masyarakat
Pengembangan wisata berbasis masyarakat di Desa Karyamukti, berdasarkan
potensi wisata dan kesiapan masyarakatnya, dapat dilakukan melalui dua strategi.
Strategi pertama yaitu merancang berbagai produk wisata seperti program paket wisata.
Strategi kedua yaitu meningkatkan kemampuan, keterampilan dan kompetensi
masyarakat dalam mengelola wisata, karena dalam CBT, masyarakatlah yang memiliki
peran utama dalam pengelolaan.
Ada beragam paket program dan produk ekowisata yang dapat ditawarkan
kepada pengunjung diantaranya yaitu: program trekking menyusuri keindahan alam
berupa curug yang masih alami, bentang sawah, dan kebun the, serta beberapa kerajinan
budaya yang langsung dapat diikuti oleh pengunjung, seperti berpartisipasi dalam
pembuatan gula aren bersama pengrajin, atau menari jaipong bersama. Paket wisata lain
yang bisa ditawarkan adalah program tea Walk, sehari menjadi penduduk Enclave, dan
paket wisata budaya ditengah keharmonisan alam.
Strategi ke dua adalah meningkatkan kemampuan, keterampilan, dan
kompetensi masyarakat dalam mengelola wisata. Kegiatan CBT bisa berjalan dengan
lancar apabila didukung oleh SDM yang berkompeten. Salah satu ahli dibidang
pariwisata, Gunn mengatakan perencanaan pengembangan pariwisata ditentukan oleh
keseimbangan potensi sumber daya dan jasa dan permintaan wisatawan. Usaha yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan SDM bisa dilakukan dengan pelatihan masyarakat
setempat untuk dikaryakan sebagai guide, petunjuk jalan, pengelolaan pondok wisata,
Berkelanjutan
Di
Kelurahan
Sarangan
Bali.
Jurnal
Kepariwisataan Indonesia.
Riyanto. 2011. Analisis Strategi Pengembangan Pariwisata daerah ( Studi Pada Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Daerah Kabupaten Nganjuk. Ofline. Diakses
11 Maret 2016.