Pengaruh Tradisi Pada Perilaku Pelayanan Tenaga Kesehatan (Studi Kasus Pada Tenaga Kesehatan Suku Muyu)
Pengaruh Tradisi Pada Perilaku Pelayanan Tenaga Kesehatan (Studi Kasus Pada Tenaga Kesehatan Suku Muyu)
Pengaruh Tradisi Pada Perilaku Pelayanan Tenaga Kesehatan (Studi Kasus Pada Tenaga Kesehatan Suku Muyu)
TENAGA KESEHATAN
(Studi Kasus Etnografis pada Tenaga Kesehatan Suku Muyu)
Traditions Influence Into Behavior in Health Care
(Ethnographic Case Study on Health Workers Tribe Muyu)
Agung Dwi Laksono1, dan Khoirul Faizin2
Naskah masuk: 14 September 2015, Review 1: 16 September 2015, Review 2: 16 September 2015, Naskah layak terbit: 19 Oktober 2015
ABSTRAK
Latar Belakang: Suku Muyu menerima dengan pikiran terbuka pesatnya modernisasi, sekaligus tetap memegang teguh
beberapa keyakinan yang seringkali saling bertabrakan, tak terkecuali juga terjadi pada petugas kesehatan asli Muyu. Bagi
tenaga kesehatan yang berasal dari Suku Muyu, dalam kesehariannya, nampak seakan terjebak pada tarikan dua kutub
keyakinan yang berbeda, dan bahkan seringkali berlawanan. Konsep teknis medis yang dipelajari dan diyakini sebagai
seorang tenaga kesehatan terasa tumpang tindih dan bertabrakan dengan keyakinan pada konsep tradisi sebagai bagian
dari kebudayaan sukunya. Penelitian ini dilakukan untuk menggali secara mendalam tarikan tradisi yang melingkupi tenaga
kesehatan asli Suku Muyu. Metode: Penelitian ini merupakan sebuah studi kasus yang dilakukan secara mendalam pada
tenaga kesehatan asli Suku Muyu. Penelitian yang masuk dalam kategori etnografi ini dilakukan di Distrik Mindiptana,
Kabupaten Boven Digoel. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi partisipatif, wawancara mendalam dan
penelusuran dokumen. Hasil: penelitian menunjukkan pengaruh Barat dan para pendatang dalam beberapa hal turut
mengubah pola pikir atau cara pandang tenaga kesehatan untuk dapat menerima pola rasionalistik yang ditawarkan. Tetapi
dalam batasan-batasan tertentu tenaga kesehatan seakan terjebak pada tradisi lama Muyu yang cenderung tidak rasional
dan bersifat mistis. Kesimpulan: Fakta empiris tradisi Suku Muyu yang mereka (tenaga kesehatan asli Suku Muyu) yakini,
seringkali mereka terima berulang, repetitif, membuat mereka tidak bisa berkelit dari keyakinan tersebut. Meski sekali lagi,
budaya rasionalistik yang sama sekali berlainan telah mereka pelajari dalam praktek yang berbeda. Saran: Supervisi yang
tepat dapat mengarahkan tugas yang seharusnya dikerjakan oleh tenaga kesehatan.
Kata kunci: tradisi, tenaga kesehatan, suku Muyu
ABSTRACT
Background: Muyu Tribes have an open mind toward modernization, while still holding fast to some beliefs that often
collide with each other, not to mentional so the case in the original Muyu health workers. For health workers who came from
the tribe Muyu, in daily life, it seems as if stuck on the pull two poles of different beliefs, and even sometimes the opposite.
Medical concepts are studied and are believed to be a health worker was overlap and collide with the belief in the concept
as part of the cultural tradition of his tribe. This study was conducted to explore in depth the pull of tradition surrounding
the Muyu health workers. Methods: This research is a case study carried out in depth on indigenous health workers Muyu
tribe. This ethnography research was conducted in Mindiptana, District Digoel. Data collection was performed by means
of participant observation, in-depth interviews and document searches. Result: The research results showed the influence
of western and migrants in some ways helped change the mindset or perspective of health workers to be able to receive
the pattern rationalistic offered. But within certain limits if health workers are stuck in the old tradition of Muyu who tend
to be irrational and mystical. Conclution: Empirical fact that their tradition MuyuTribe (indigenous health workers Tribe
Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Badan Litbang Kemenkes RI, Jl. Indrapura 17 Surabaya,
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Jember
E-mail: [email protected]
1
2
347
PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara dengan keberagaman
yang sangat kompleks. Kebhinekaan ditunjukkan
dengan banyak suku bangsa yang tersebar mulai
dari Provinsi Aceh sampai dengan Provinsi Papua.
Menurut hasil survei Badan Pusat Statistik tahun
2010, ada sekitar 1.340 suku di Indonesia, sedang di
Papua, sebagai Provinsi terluas, memiliki sekitar 466
suku bangsa (Badan Pusat Statistik, 2010).
Pemerintah kolonial (Belanda) di Papua banyak
menyebarkan anthropolog yang turut menduduki
jabatan-jabatan penting di pemerintahan. Salah satu
di antaranya adalah J.W. Schoorl (1997) seorang
antropolog yang menjadi kepala di Onderafdelling
Muyu, (pemerintahan setara kabupaten). Penamaan
Onderafdelling Muyu mengacu pada jumlah jiwa suku
terbanyak yang mendiami wilayah tersebut yaitu suku
Muyu. Onderafdelling Muyu pada saat ini merupakan
bagian dari wilayah Kabupaten Boven Digoel. Lokasi
tepatnya adalah di Distrik Mindiptana (Laksono, dkk.,
2014).
Suku Muyu adalah suku paling cerdas yang
mendiami wilayah Selatan Papua dalam pandangan
Pemerintah Kolonial Belanda (Schoorl, 1997). Hal ini
bisa dibuktikan hingga saat ini banyak orang Suku
Muyu yang menduduki jabatan pada pemerintahan
di Kabupaten Boven Digoel maupun di Kabupaten
Merauke. Kecerdasan mereka juga diakui oleh para
pendatang di Mindiptana, wilayah yang paling banyak
dihuni oleh suku Muyu (Laksono, dkk., 2014).
Suku Muyu yang dinilai cerdas, telah terpapar dan
menerima modernisasi lebih intens. Orang Muyu pada
realitasnya seringkali tetap memegang teguh adat dan
keyakinan. Mereka menerima dengan pikiran terbuka
modernisasi yang berkembang pesat, sekaligus tetap
memegang teguh beberapa keyakinan yang seringkali
saling bertentangan, tak terkecuali mereka yang
berstatus sebagai petugas kesehatan.
Tenaga kesehatan yang berasal dari Suku Muyu,
yang hidup membaur bersama masyarakat Muyu,
seakan terjebak pada tarikan dua kutub keyakinan
yang berbeda, dan bahkan seringkali berlawanan.
Konsep teknis medis yang dipelajari dan diyakini
348
Pengaruh Tradisi pada Perilaku Pelayanan Tenaga Kesehatan (Agung Dwi Laksono, dan Khoirul Faizin)
Pengaruh Tradisi pada Perilaku Pelayanan Tenaga Kesehatan (Agung Dwi Laksono, dan Khoirul Faizin)
Pengaruh Tradisi pada Perilaku Pelayanan Tenaga Kesehatan (Agung Dwi Laksono, dan Khoirul Faizin)
354