Metil Selulosa Pengikat
Metil Selulosa Pengikat
Metil Selulosa Pengikat
2
PENDAHULUAN
Kencur sudah sejak lama dikenal
dan ditanam di Indonesia, tanaman kencur
mempunyai kegunaan tradisional cukup
luas dalam masyarakat Indonesia. Produk
utama kencur adalah rimpangnya, secara
tradisional rimpang kencur berkhasiat
sebagai obat batuk, gatal-gatal pada
tenggorokan, perut kembung, rasa mual,
masuk angin, pegal-pegal, pengompresan
bengkak, penambah nafsu makan, dan juga
sebagai minuman segar (Rukmana, 1994).
Bentuk sediaan kencur yang
beredar dimasyarakat saat ini masih
berbentuk sediaan tradisional seperti hasil
perasan dan seduhan simplisia. Untuk
meningkatkan
kepraktisan
dan
stabilitasnya perlu dikembangkan bentuk
sediaan lain yang lebih baik, sebelumnya
telah
dilakukan
penelitian
tentang
formulasi tablet hisap sari kencur yang
menggunakan PVP sebagai pengikat,
dengan
konsentrasi
2%
dapat
menghasilkan kekerasan yang baik dan
penelitian mengenai pengaruh laktosa dan
PVP dalam formula tablet ekstrak kencur
namun masih belum memenuhi syarat
(Hasyim, et al., 2008; Kuswahyuning, et
al., 2005). Dalam penelitian ini tablet
kunyah ekstrak kencur merupakan salah
satu alternatif bentuk sediaan yang
dikembangkan mengingat bentuk sediaan
tablet kunyah mempunyai beberapa
keuntungan.
Keuntungan tablet kunyah jika
dibandingkan dengan bentuk tablet lainnya
meliputi ketersediaan hayati yang lebih
baik, melewati disintegrasi dan dapat
menghasilkan
peningkatan
disolusi,
kenyamanan pasien dengan meniadakan
kebutuhan air minum untuk menelan,
3
METODOLOGI
A. Bahan
Rimpang kencur, mannitol, Aspartam, Mg
stearat, Talk, Air Suling, Aerosil, Etanol
95%.
B. Alat
Timbangan analitik, Oven, Botol Timbang,
Lumpang dan Alu, AlatAlat gelas, Tanur,
Krusible, tang krusibel, Batang Pengaduk,
Pengayak No. 12 dan No. 16, Kertas
Milimeter Blok, Sarung Tangan, Kaca
Arloji, wadah plastik, rotary evaporator,
Eksikator, Mesin cetak tablet, Jangka
Sorong, Alat Uji Sifat Alir, Alat Uji
Distribusi Ukuran Partikel, Hardness
tester, Stopwatch, Friability tester, tapped
density tester.
C. Tahapan penelitian
1. Pengumpulan rimpang kencur yang
digunakan dalam penelitian ini
sebanyak 20 kg
2. Determinasi tanaman asal dilakukan di
Laboratorium
Lembaga
Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat
Konservasi Kebun Raya Bogor.
3. Pembuatan ekstrak kental rimpang
kencur
4. Karakteristik ekstrak kental rimpang
kencur meliputi kadar air, kadar abu,
pH, bobot jenis, dan viscositas.
5. Rancangan formula dan pembuatan
granul dengan metode granulasi basah
6. Evaluasi granul yang meliputi susut
pengeringan, pengujian sifat alir,
kompresibilitas, dan distribusi ukuran
partikel.
7. Formulasi tablet bobot tablet yang
dicetak yaitu 750 mg.
8. Evaluasi tablet
yang dilakukan
meliputi
keseragaman
bobot,
kekerasan, dan kerapuhan.
Tabel I. Rancangan Formula Tablet
Bahan
Ekstrak
kental
Metil
selulosa
Mg stearat
Talkum
Aspartam
Aerosil
Manitol
ad
FI
Formula %
FII FIII FIV
FV
Zat aktif
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
Pengikat
Pelicin
Pelincir
Pemanis
Adsorben
1
1
0,5
0,3
1
1
0,5
0,3
1
1
0,5
0,3
1
1
0,5
0,3
1
1
0,5
0,3
Pengisi
100
100
100
100
100
Fungsi
2.
3.
4.
5.
6.
Pemeriksaan
Organoleptis :
a. Bentuk
b. Aroma
c. Rasa
d. Warna
Susut Pengeringan
Kadar abu
pH
Bobot Jenis
Viscositas
Hasil
a. Ekstrak kental
b. Khas kencur
c. Pedas dan kelat
d. Coklat tua
5,5523%
0,3936%
5
1,1285 g/ml
4550 cps
4
Susut pengeringan yang didapat
dalam penelitian ini adalah 5,5523% hasil
ini masih memenuhi syarat yaitu tidak
lebih dari 10% (Depkes RI, 2008), tujuan
dari uji susut pengeringan adalah untuk
mengetahui kadar bagian zat yang
menguap termasuk di dalamnya adalah air,
kadar air yang tinggi dapat memicu
tumbuhnya mikroba sehingga ekstrak tidak
lagi stabil dan berbau tengik. Hasil kadar
abu yang didapat adalah 0,3936%. Nilai ini
juga masih memenuhi syarat yaitu tidak
lebih dari 0,5% (Depkes RI, 2008). Kadar
abu menunjukkan kadar dari sisa oksida
logam pada sampel. Jika kadar abunya
tinggi, maka kadar dari sisa oksida
logamnya pun tinggi. Hal ini menunjukkan
cemaran dalam sampel tinggi sehingga
kemurnian sampel pun rendah.
B. Hasil Evaluasi Granul
Tujuan dilakukan evaluasi granul
adalah untuk mengetahui kualitas granul
pada masing-masing formula dalam
kaitannya dengan persyaratan granul yang
baik dan memenuhi persyaratan. Hasil
evaluasi massa granul meliputi : sudut
diam, waktu alir, distribusi ukuran
partikel, kompresibilitas dan susut
pengeringan. Granul dapat dikatakan dapat
mengalir dengan baik apabila sudut diam
yang terbentuk berada diantara 25o 45o,
sedangkan waktu alir dapat dikatakan baik
jika granul dapat mengalir kurang dari 10
detik (Siregar, 2010), dari ke-5 formula
menghasilkan sudut diam yang masih
memenuhi persyaratan, sedangkan waktu
alir yang memenuhi syarat hanya FI dan
FII. Hal ini dikarenakan peningkatan
konsentrasi metilselulosa sebagai pengikat
menghasilkan
banyak
fines,
ketidakseragaman dan semakin kecil
ukuran granul akan menaikkan gaya
80
60
40
20
0
FI
FII
FIII
16
18
20
24
30
Alas
Gram granul
tertinggal
FIV
Nomor Pengayak
FV
6
Tabel III. Hasil Evaluasi Granul
Pengujian
o
Sudut diam( )
Waktu alir (detik)
Kompresibilitas (%)
Kadar Air (%)
FI
30,991,26
8,330,58
7,330,58
0,460,05
F II
31,731,28
9,330,58
9,320,58
0,430,07
X SD
F III
32,451,29
10,330,58
5,650,58
0,430,05
3
F IV
33,171,31
11,330,58
5,320,58
0,500,006
FV
342,03
11,670,58
6,660,57
0,480,06
IV
a. Kaplet
b. Khas
c. Krem
d. Pedas
750,18,56
8,781,34
0,100,01
a. Kaplet
b. Khas
c. Krem
d. Pedas
750,57,62
9,531,43
0,090,06
Organoleptis:
a. Bentuk
a. Kaplet
b. Aroma
b. Khas
c. Warna
c. Krem
d. Rasa
d. Pedas
Keseragaman bobot 758,410,07
Kekerasan (kg/cm2) 5,180,58
Kerapuhan(%)
0,410,01
n
II
a. Kaplet
b. Khas
c. Krem
d. Pedas
750,78,58
6,330,55
0,330,09
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian pengaruh
peningkatan konsentrasi metilselulosa
sebagai bahan pengikat, peningkatan
konsentrasi metilselulosa 1%, dan 2%
menghasilkan tablet kunyah dengan sifat
fisik yang baik, sedangkan pada
peningkatan konsentrasi metilselulosa 3%,
4%, dan 5% menghasilkan tablet kunyah
dengan sifat fisik yang kurang baik, jadi
peningkatan konsentrasi metilselulosa
dapat menurunkan kualitas sifat fisik tablet
kunyah ekstrak etanol 95% rimpang
kencur
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H. C. 1989. Pengantar Bentuk
Sediaan Farmasi. Edisi IV.
Terjemahan oleh F. Ibrahim.
Universitas
Indonesia
Press,
X SD
III
a. Kaplet
b. Khas
c. Krem
d. Pedas
762,47,23
8,031,46
0,180,04
3
7
Lachman L, Liberman HA, Kaning JL.
1994. Teori dan Praktek Farmasi
Industri. Jilid II. Edisi III.
Terjemahan oleh Siti Suyatmi.
Jakarta. Hlm. 675-677, 682-683,
690-691
Lachman, L, Liebrman, H.A dan Kaning
JL. 1994. Teori dan Praktek
Farmasi Industri. Jilid I. Edisi
ketiga, Terjemah Suyatmi. UI
Press. Jakarta. Hlm: 397-399
Lieberman H. A et al. 1989.
Pharmaceutical Dosage Form:
Tablet Volume 1, second edition,
Revised and Expanded, Marcell
Dekker, Inc. Hal. 367-416, 88-127,
131-199