Sediaan Tablet Pastiles - Kelompok 10 - 3B

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

PEMBUATAN SEDIAAN PASTILES BUAH

KEMUKUS
Disusun oleh :

1. Nur Wulan Septiyani (E0018080)

2. Pintania Ernita Putri Wulan (E0018082)

3. Ririn Afwi Kholifiyani (E0018086)

4. Yeni Kartika (E0018098)

Kelompok : 10
Kelas : 3B
Tujuaannya adalah untuk mendapatkan formula permen tablet
pastiles yang terbaik dan mengetahui penerimaan terhadap
produk.

0
FORMULASI PERMEN TABLET PASTILES BUAH KEMUKUS

Bahan Baku Konsentrasi (%)


Sorbitol 75, 77, 79
Minyak Kemukus 1, 1.5, 2
Kanji 5
Magnesium Stearat 4
Maltodekstrin 10
Pewarna 0.1
Diagram pembuatan tablet permen partiles
Cara Pembuatan Tablet Partiles
1. Lakukan penimbangan terhadap bahan-bahan yang akan 6. Setelah itu kita lakukan pengayakan basah menggunakan
digunakan dalam formulasi produk. Penimbangan dilakukan ayakan dengan ukuran 20 mesh. Pada pengayakan basah
dengan menggunakan neraca analitik empat digit. akan dihasilkan granula tablet dengan ukuran yang agak
2. Setelah semua bahan yang akan digunakan ditimbang besar. Pengayakan basah ini bertujuan untuk memudahkan
selanjutnya dilakukan pencampuran. penguapan air.
3. Tahap pertama pencampuran adalah pembuatan larutan 7. Setelah tahap pencampuran, tahap berikutnya adalah
pengikat. Larutan pengikat dibuat dengan mencampur pengeringan. Pengeringan dilakukan untuk menguapkan
aquades, kanji sebagai bahan pengikat dan pewarna. pelarut yang digunakan dalam proses pembuatan granula
Kemudian dilakukan pemanasan disertai dengan pengadukan dan untuk mengurangi kelembaban hingga tingkat optimum.
hingga suhu 52°C agar pati kanji/tapioka mengalami Suhu dan waktu pengeringan tergantung dari jenis bahan
gelatinisasi sehingga membentuk gel/pasta (Laura, 2005). yang digunakan. Pada penelitian ini, pengeringan dilakukan
Penambahan bahan pewarna pada pembuatan larutan dengan oven bersuhu 40°C selama 1 jam. Waktu yang relatif
pengikat bertujuan supaya penyebaran warna merata. sebentar dengan suhu yang rendah dilakukan untuk
4. Ke dalam larutan kanji atau pasta kanji yang dihasilkan kita mencegah menguapnya minyak kemukus yang bersifat
tambahkan minyak kemukus sesuai dengan jumlah yang volatil. Cairan yang tidak teruapkan dalam proses
ditetapkan dalam formulasi. Lakukan pengadukan hingga pengeringan akan mempengaruhi kadar air produk dan tablet
tercampur merata (Larutan A). yang dihasilkan akan bersifat rapuh dan mudah terbelah.
5. Ke dalam larutan A, kita tambahkan maltodekstrin dan 8. Setelah pengeringan, dilanjutkan pengayakan kering
sorbitol sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga diperoleh menggunakan ayakan dengan ukuran mesh 40, dengan
campuran yang homogen dengan kelembaban yang tepat, tujuan memperkecil ukuran granula tablet dan
seperti tanah basah. menyempurnakan proses pengeringan tablet. Ukuran tablet
yang kecil membutuhkan granula dengan ukuran yang kecil
pula.
9. Tambahkan Magnesium stearat ke dalam granula kering yang
dihasilkan. Penambahan bahan ini bertujuan untuk melapisi
granula tablet, sehingga dapat mencegah menempelnya
granula pada alat pencetak tablet ketika dilakukan
pencetakan. Selain itu akan meningkatkan kecepatan alir
granula sehingga distribusi granula pada waktu pencetakan
dapat seragam.
10. Granula tablet yang telah homogen kemudian dicetak sesuai
dengan bentuk dan ukuran yang diinginkan. Pencetakan
dilakukan dengan menggunakan mesin pencetak tablet.
Terdapat berbagai macammesin pencetak tablet, masing-
masing berbeda kapasitas produksinya akan tetapi memiliki
prinsip kerja yang sama, yaitu pencetakan granula menjadi
tablet dengan proses pengempaan yang dilakukan oleh
gerakan punch atas dan bawah. Pada penelitian kali ini,
mesin yang digunakan adalah mesin tablet dengan punch
tunggal yang digerakkan dengan tangan satu mesin yang
akan menghasilkan sebuah tablet begitu kedua punch
bersatu.
11. Selanjutnya dilakukan analisis fisik dan kimia terhadap tablet
yang dihasilkan.
CONTOH KEMASAN SEDIAAN PERMEN
PASTILES
EVALUASI SEDIAAN
1. Uji Organoleptik 2. Keseragaman Bobot 3. Keseragaman Ukuran

Uji organoleptik merupakan Keseragaman bobot merupakan Keseragaman ukuran


parameter yang penting untuk syarat yang harus dipenuhi dalam merupakan parameter yang
mengetahui tingkat penerimaan produksi permen tablet guna mempengaruhi keseragaman
konsumen dan kesukaannya mengetahui variasi bobot dari sediaan. Pengujian terhadap
terhadap produk. Uji organoleptik permen tablet yang dihasilkan. keseragaman ukuran tablet
yang digunakan adalah uji hedonik Bobot permen tablet yang seragam dilakukan dengan mengukur
dengan panelis sebanyak 30 orang. akan mengandung jumlah zat diameter dan ketebalan 20 buah
Penilaian organoleptik yang berkhasiat yang sama. Faktor tablet yang diambil secara acak.
dilakukan dalam uji hedonik ini, utama yang mempengaruhi Pengukuran dilakukan dengan
meliputi warna, aroma, rasa, keseragaman bobot adalah menggunakan jangka sorong.
tekstur, kesegaran dan penerimaan keseragaman pengisian die yang Semakin tinggi keseragaman
umum terhadap produk. berkaitan dengan sifat alir massa ukuran tablet yang dihasilkan,
tablet. maka kualitas tablet akan
semakin baik.
4. Uji Kekerasan 5. Uji Keregasan 6. Uji Kadar Air

Kekerasan tablet dapat Semakin tinggi keregasan Kadar air yang terdapat dalam
diartikan sebagai tablet menunjukkan bahwa suatu produk pangan akan
kekuatan/gaya yang diperlukan kualitas tablet semakin buruk. mempengaruhi penampakan,
untuk menghancurkan tablet. Menurut Departemen cita rasa, dan umur simpan
Menurut Lachman et al. (1994), Kesehatan Republik Indonesia produk. Menurut Winarno (1984),
kekuatan tablet ditentukan (1995), tablet yang baik kandungan air dalam bahan ikut
dengan besarnya tenaga yang memiliki nilai keregasan < 1%. menentukan penerimaan,
dibutuhkan untuk memecah kesegaran dan daya tahan
tablet bahan tersebut. Menurut
Lieberman et al. (1989),
kandungan air dalam tablet
sebaiknya antara 0.5-1.5%.
7. Uji Kadar Abu 8. Uji Toksisitas Brine 9. Uji Total Plate Count (TPC)
Shrimp Lethality Test
(BSLT)
Kadar abu merupakan Dalam rangka pengembangan obat Uji TPC dilakukan untuk
parameter kemurnian produk tradisional menjadi sediaan mengetahui jumlah
yang dipengaruhi oleh unsur- fitofarmaka kepastian akan mikroorganisme ynag terdapat
unsur mineral dalam bahan kandungan zat aktif yang dalam suatu produk. Uji yang
pangan tersebut berkhasiat merupakan tuntutan menggunakan hitungan cawan
(Winarno,1984). Kadar abu kriteria yang harus dipenuhi. Salah ini didasarkan pada anggapan
menggambarkan banyaknya satu uji yang digunakan adalah bahwa setiap sel yang dapat
mineral yang tidak terbakar Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) hidup akan berkembang menjadi
menjadi zat yang dapat yaitu pengujian terhadap ekstrak sebuah koloni, jumlah koloni
menguap. tanaman dari bagian tumbuhan yang hidup dan berkembang
terhadap larva udang A. salina merupakan indeks dari
Leach (Meyer et al., 1982) mikroorganisme yang dapat
berkembang dalam produk
tersebut.
PEMBAHASAN
Pastiles adalah sediaan padat Obat Tradisional berupa lempengan pipih, umumnya berbentuk segi
empat, terbuat dari Serbuk Simplisia dan atau Ekstrak. Pada formulasi diatas pembuatan sediaan
diatas dengan memasukkan zat pewarna, zat pengikat dan bahan lainnya dan dilakukan proses
pengadukan dan pemanasan agar semua bahan tersebut dan larutan tercampur merata. Setelah itu
dilakukan pengayakan basah mesh 20 yang berfungsi untuk memisahkan partikel-partikel yang kasar.
Lalu dilakukan pengeringan dan proses pengayakan kering mesh 40 yang berfungsi untuk
menghasilkan partikel-partikel yang kecil dan halus. Setelah itu hasil ayakan yang sudah halus
melewati proses pencetakan sediaan. Dan selanjutnya dilakukan analisa dan uji untuk tablet tersebut.
Untuk evaluasi sediaan meliputi :
1. Uji organoleptik
2. Keseragaman bobot dan keseragaman ukuran
3. Uji kekerasan, uji kadar air, uji keregasan, uji kadar abu
4. Uji Toksisitas Brine Shrimp Lethality Test
5. Uji Total Plate Count (TPC)
KESIMPULAN
Pembuatan tablet patiles dengan bahan aktif minyak kemukus (Pipper cubeba Linn.). Uji
Kekerasan dan keregasan produk yang merupakan parameter kekuatan mekanis produk
menunjukkan kecenderungan penurunan kualitas bersamaan dengan penambahan konsentrasi
sorbitol dan minyak kemukus. Kadar air dan kadar abu produk hampir sama. Kadar air produk
cukup tinggi karena pada proses pengeringan digunakan suhu rendah dengan waktu yang
singkat (40°C selama 1 jam), hal tersebut dilakukan guna mencegah menurunnya konsentrasi
minyak kemukus yang bersifat volatil, namun menyebabkan penguapan air tidak sempurna
sehingga meningkatkan kadar air produk. Kadar abu yang rendah menunjukkan bahwa bahan-
bahan yang digunakan adalah bahan organik. Untuk keseragaman bobot dan ukuran tablet telah
memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Republik Indonesia (1995).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai