PRESBIKUSIS
PRESBIKUSIS
PRESBIKUSIS
2.1.1
2.1.1.1 Definisi
Tuli mendadak (sudden deafness) adalah tuli yang terjadi secara tiba-tiba.
Jenis ketuliannya adalah sensorineural, penyebabnya tidak langsung dapat
diketahui, biasanya terjadi pada satu telinga. Kerusakannya terutama di koklea
dan biasanya bersifat permanen, kelainan ini dimasukkan ke dalam darurat
otologi.
2.1.1.2 Epidemiologi
Tuli mendadak sebagian besar terjadi pada satu telinga (unilateral) dan
hanya 1,7%-2% kasus terjadi pada dua telinga (bilateral). Di Amerika Serikat
terjadi 5-20 kasus tuli mendadak per 100.000 penduduk pertahun. Tuli mendadak
dapat mengenai semua golongan usia, walaupun pada beberapa penelitian hanya
sedikit ditemukan pada anak-anak dan lansia. Puncak insidensi pada usia 50
tahun.
2.1.1.3 Etiopatogenesis
Tuli mendadak dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain oleh
iskemia koklea, infeksi virus, trauma kepala, trauma bising yang keras, perubahan
tekanan atmosfir, autoimun, obat ototoksik, penyakit meniere dan neuroma
akustik.
Iskemia koklea merupakan penyebab utama tuli mendadak. Keadaan ini
dapat disebabkan oleh karena spasme, thrombosis atau perdarahan ateri auditiva
interna. Pembuluh darah ini merupakan end artery, sehingga bila terjadi gangguan
pada pembuluh darah ini koklea sangat mudah mengalami kerusakan. iskemi
mengakibatkan degenerasi luas pada sel-sel ganglion stria vaskularis dan ligament
spiralis. Kemudian diikuti oleh pembentukan jaringan ikat dan penulangan.
Kerusakan sel-sel rambut tidak luas dan membrane basal jarang terkena.
2.1.1.4 Gejala Klinis
Pada iskemia koklea, tuli dapat bersifat mendadak atau menahun secara
tidak jelas. Kadang-kadang bersifat sementara atau berulang dalam serangan,
tetapi biasanya menetap. Tuli dapat unilateral atau bilateral disertai dengan
tinnitus dan vertigo. Pada infeksi virus timbulnya tuli mendadak biasanya satu
telinga dapat disertai tinnitus dan vertigo.
Pada infeksi virus, timbulnya tuli mendadak biasanya unilateral, dapat
disertai tinitus dan vertigo. Kemungkinan ada gejala dan tanda penyakit virus
seperti parotis, varisela, variola atau pada anamnesis baru sembuh dari penyakit
tersebut.
2.1.1.5 Pemeriksaan Penunjang
Tes SISI (Short Increment Sensitivity Index) dengan skor 100% atau
kurang 70%, kesan dapat ditemukan rekrutmen. Tes Tone decay, kesan bukan tuli
retrokoklea. Audiometri tutur, Audiometri impedans, BERA.
Etiologi dapat ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium atau CT-scan
sesuai dengan penyebab timbulnya tuli mendadak tersebut.
2.1.1.6 Penatalaksanaan
Pengobatan tuli mendadak sampai saat ini merupakan suatu hal yang
kontroversi, tingginya angka perbaikan secara spontan kearah normal maupun
tirah baring (total bed rest) istirahat fisik dan mental selama dua minggu
untuk menghilangkan atau mengurangi stress yang besar pengaruhnya
2.2
Presbikusis
2.2.2.1 Definisi
Presbikusis adalah tuli saraf sensorineural frekuensi tinggi, umumnya
terjadi mulai usia 65 tahun, simetris kiri dan kanan. Presbikusis dapat mulai pada
frekuensi 100 Hz atau lebih.
2.2.2.2 Epidemiologi
Presbikusis merupakan salah satu masalah yang sering terjadi. Di seluruh
dunia diperkirakan sekitar 30-45% masyarakat di atas umur 65 tahun di diagnose
menderita presbikusis. Di US diperkirakan sekitar 25-30% dengan usia 65-74
tahun didiagnosa menderita gangguan dengar. Insidens ini meningkat di atas usia
75 tahun sebesar 40-50%. Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia, ditemukan
presbikusis sebanyak 6,7%.
Umur awal terjadinya presbikusis bervariasi pada tiap orang. The State
Hearing Centers of Denmark menyatakn bahwa presnikusis umumnya terjadinya
setelah umur 65 tahun.
2.2.2.3 Etiologi
Umumnya
diketahui
bahwa
presbikusis
merupaka
akibat
proses
Patologi
Lesi terbatas pada koklea. Atrofi organ corti, jumlah sel-sel rambut
Neural
Metabolik
Mekanik
Degenerasi koklea
Patofisiologi terjadinya presbikusis merupakan adanya degenerasi pada
stria vaskularis (tersering). Bagian basis dari apeks koklea pada awalnya
mengalami degenerasi, tetapi kemudian meluas ke regio koklea bagian tengah
dengah bertambahnya usia. Degenerasi hanya terjadi sebagian tidak seluruhnya.
Degenerasi stria vaskularis akibat penuan berefek pada potensial
endolimfe yang berfungsi sebagai amplifikasi koklea. Potensial endolimfe yang
berkurang secara siginifikan akan berpengaruh pada amplifikasi koklea. Nilai
potensial endolimfatik yang menurun sampai 20mV atau lebih, maka amplifikasi
koklea dianggap kekurangan voltage dengan penurunan maksimum. Penambahan
20dB di apeks koklea akan terjadi peningkatan potensial sekita 60dB di daerah
basis. Degenerasi stria yang melebihi 50%, maka nilai potensial endolimfe akan
menurun drastis.
b.
Degenerasi sentral
Degenerasi sekunder terjadi akibat degenerasi sel organ corti dan saraf
yang dimulai pada bagian basal koklea hingga apeks. Perubahan yang terjadi
akibat hilangnya fungsi nervus auditorius akan meningkap nilai ambang dari
nervus. Pengurangan amplitude dari potensial aksi yang terekan pada proses
penuaan memungkinkan terjadinya asinkronisasi aktifitas nervus auditorius.
biasanya didaptkan hasil yang khas yaitu tuli sensorineural, bilateral, simetris,
dengan konfigurasi tergantung dari tipe presbikusisnya.
Pada tahap awal terdapat penurunan yang tajam (sloping) setelah frekuensi
2000 Hz. Gambaran ini khas pada presbikusis jenis sensorik dan neural.
Garis ambang dengar pada audiogram jenis metabolik dan mekanik lebih
mendatar, kemudian pada tahap berikutnya berangsur-angsur terjadi penurunan.
Pemeriksaan
audiometrik
tutur
menunjukkan
adanya
gangguan
alat
bantu
dengar
hasilnya
akan
memuaskan
bila