LAPORAN

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Serangga merupakan kelompok organisme yang paling beragam jenis dan
selalu mendominasi populasi mahluk hidup di muka bumi, baik yang hidup di
bawah dan di atas permukaan tanah. Dari 751.000 spesies golongan serangga,
sekitar 250.000 spesies terdapat di Indonesia. Serangga di bidang pertanian
banyak dikenal sebagai hama. Sebagian bersifat sebagai predator, parasitoid atau
musuh alami. Kebanyakan spesies serangga bermanfaat bagi manusia. Sebanyak
1.413.000 spesies telah berhasil di identifikasi dan dikenal, lebih dari 7.000
spesies baru di temukan hampir setiap tahun. Karena alasan ini membuat serangga
berhasil dalam mempertahankan keberlangsungan hidupnya pada habitat yang
bervariasi, kapasitas reproduksi yang tinggi, kemampuan memakan jenis makanan
yang berbeda dan kemampuan menyelamatkan diri dari musuhnya (Djarubito,
2002).
Oleh karena itu, hampir semua jenis tanaman baik yang dibudidayakan
maupun yang berfungsi sebagai gulma selalu diganggu oleh kehadiran serangga
hama tersebut. Dengan demikian dalam proses produksi, masalah hama tersebut
tidak bisa diabaikan, karena akan mempengaruhi produksi secara kualitatif
maupun kuantitatif dan mampu menurunkan produksi sebesar 20,7%, bahkan
menyebabkan kegagalan panen jika tidak dilakukan pengendalian secara efektif.
Oleh karena itu petani selalu melakukan upaya pengendalian terhadap gangguan
hama tersebut dengan berbagai teknik pengendalian yang umumnya masih
mengandalkan pestisida kimia. Demikian juga halnya pada tanaman padi terdapat

berbagai jenis serangga hama dari berbagai ordo yang tingkat gangguannya
berbeda pada setiap fase pertumbuhan (Djarubito, 2002).
Serangga merupakan Filum Arthropoda (termasuk pada kelas insekta).
Filum Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra yaitu ruas, buku, segmen.
Sedangkan podos yaitu kaki) merupakan hewan yang memiliki ciri kaki beruas,
berbuku atau bersegmen. Segmen tersebut juga terdapat pada tubuhnya. Tubuh
Arthropoda merupakan simetri bilateral dan tergolong tripoblastik selomata.
Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup
serangga, laba-laba, udang, lipan dan hewan mirip lainnya. Arthropoda adalah
nama lain hewan berbuku-buku (Putra, 2006).
Banyak Serangga sering kita jumpai disekitar kita, misalnya kupu-kupu,
nyamuk, lalat, lebah, semut, capung, jangkrik, belalang dan lebah. Ciri khususnya
adalah kakinya yang berjumlah enam buah. Karena itu pula sering juga disebut
heksapoda. Insecta dapat hidup di berbagai habitat, yaitu air tawar, laut dan darat.
Insecta ada yang hidup bebas dan ada yang sebagai parasit (Jumar, 2000).
Insecta sering disebut serangga atau heksapoda. Heksapoda berasal dari
kata heksa berarti 6 (enam) dan kata podos berarti kaki. Heksapoda berarti hewan
berkaki enam. Diperkirakan jumlah insecta lebih dari 900.000 jenis yang terbagi
dalam 25 ordo. Hal ini menunjukkan bahwa banyak sekali variasi dalam kelas
insecta baik bentuk maupun sifat dan kebiasaannya (Radiopoetro, 2001).
Serangga (disebut pula Insecta, dibaca insekta) adalah kelompok utama
dari hewan beruas (Arthropoda) yang bertungkai enam ( tiga pasang) karena itulah
mereka disebut pula heksapoda (dari bahasa Yunani yang berarti berkaki enam).
Penggolongan serangga dibagi atas 6 ordo serangga yaitu ordo Orthoptera (orthos

3
yang artinya lurus dan pteron artinya sayap). Golongan serangga ini sebagian
anggotanya dikenal sebagai pemakan tumbuhan, namun ada beberapa di antaranya
yang bertindak sebagai predator. Sewaktu istirahat sayap bagian belakangnya
dilipat secara lurus dibawah sayap depan. Sayap depan mempunyai ukuran lebih
sempit daripada ukuran sayap belakang. Alat mulut nimfa dan imagonya
menggigit-mengunyah yang ditandai adanya labrum, sepasang mandibula,
sepasang maxilla dengan masing-masing terdapat palpus maxillarisnya dan
labium dengan palpus labialisnya. Tipe metamorfosis ordo ini adalah
paurometabola yaitu terdiri dari 3 stadia (telur-nimfa-imago) (Radiopoetro, 2001).
Tujuan
Untuk mengetahui perbedaan morfologi dari beberapa ordo serangga serta
mengetahui cara membuat insektarium.

BAHAN DAN METODE

4
Alat dan Bahan
Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah jaring
penangkap serangga dan cutter.
Bahan
1.
2.
3.
4.

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu:


alkohol 70%, digunakan untuk mematikan serangga.
Toples, digunakan sebagai wadah tempat serangga.
Jarum, digunakan untuk merekatkan binatang pada stearofoam.
Serangga 4 ordo, digunakan sebagai bahan percobaan.
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari sabtu pukul 08:00-selesai tanggal 12

Desember 2015, bertempat di BP3T Tambang Ulang Pelaihari.


Prosedur Kerja
1.
2.
3.
4.

Siapkan alat dan bahan.


Tangkap serangga yang jadi bahan pengamatan.
Masukkan dalam toples yang berisi alkohol untuk mematikan serangga.
Buat insektarium dari serangga yang sudah dimatikan dan beri penjelasan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Adapun hasil dari pengamatan adalah sebagai berikut:
Tabel 1.Hasil pengamatan serangga
No
Gambar
.

Keterangan

5
1.

Kupu-kupu

1.Kepala
2.Antena
3.Mata
4.Dada
5.Sayap
6.Perut
7.kaki

2.

Capung

1.Kepala
2.Antena
3.Mata
4.Dada
5.Sayap
6.Perut
7.Kaki

6
3.

Belalang

1.Kepala
2.Antena
3.Mata
4.Dada
5.Sayap
6.Perut
7.Kaki

4.

Kumbang

1.Kepala
2.Antena
3.Mata
4.Dada
5.Sayap
6.Perut
7.Kaki

Pembahasan

7
Pada praktikum kali ini kita melakukan pengamatan beberapa macam
spesies yaitu kupu-kupu, capung, belalang dan Kumbang. Dimana kita bisa
mengamati bagian-bagian serangga seperti antena, kepala, mata, dada, sayap,
perut dan kaki serta mengamati perbedaan yang dimiliki pada serangga.
Kupu-kupu termasusk dalam ordo lepidoptera karena merupakan salah
satu jenis satwa liar bangsa serangga yang memiliki keindahan warna dan bentuk
sayap. Dalam kupu-kupu memiliki nilai penting yaitu sebagai penyerbuk pada
proses pembuahan bunga. Perkarangan rumah merupakan salah satu habitat kupukupu, keberadaa kupu-kupu dipengaruhi oleh kompetisi vegetasi dan kondisi
lingkungan sekitar dan biasanya gangguan manusia. Kupu-kupu termasuk hewan
yang hampir diseluruh dunia, sama seperti serangga lainnya, kupu-kupu memiliki
tiga bagian tubuh dan sepasang antena dan uniknya seluruh tubuh kupu-kupu
diliputi dengan sensor berupa bulu-bulu halus.
Capung merupakan hama dari ordo ordonata. Ciri-ciri dari capung adalah
mata, caput, thorax, sayap, abdomen dan kaki. Serangga ini memiliki kepala bulat
besar, mata majemuk, tiga pasang kaki yang satu pasang memfasilitasi untuk
menangkap mangsa (serangga lain) dalam penerbangan, sayap transparan yang
bergerak secara independen dan perut yang memanjang. Mereka memiliki dua
oceli dan antena yang pendek. Mulut berada dibawah kepala dan mandibula pada
capung dewasa.
Pada pengamatan belalang (Valenga nigriconis) yang tergolong ordo
orthoptera, memiliki ciri-ciri morfologi yang meliputi mata, antena, mandibula,
caput, thorax, abdomen, sayap depan, sayap belakang dan tungkai. Anggota dari
ordo ini umumnya mempunyai sayap dua pasang. Sayap depan lebih sempit dari

8
pada sayap belakang dengan vena-vena menebal atau mengeras dan disebut
tagmina. Sayap belakang membranus dan melebar dengan vena-vena yang teratur.
Pada waktu istirahat sayap belakang melipat dibawah sayap dengan.
Berdasarkan hasil pengamatan pada ordo cleoptera yaitu kumbang secara
umum morfologi serangga hama ini terdiri dari antena, mata, dada, sayap, perut
dan kaki.

KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1. Serangga disebut pula Insecta adalah kelompok utama dari hewan beruas
(Arthropoda) yang bertungkai enam oleh sebab itu disebut Hexapoda.

9
2. Serangga merupakan Filum Arthropoda merupakan hewan yang memiliki ciriciri kaki beruas, berbuku atau bersegmen.
3. Metamorfosis pada serangga terbagi menjadi dua yaitu metamorfosis sempurna
dan tidak sempurna.
4. Metamorfosis sempurna adalah kupu-kupu, sedangkan metamorfosis tidak
sempurna yaitu capung.
5. Tubuh serangga seperti kupu-kupu, capung, belalang dan kumbang memiliki
antena, kepala, mata, dada, sayap, perut dan kaki.
DAFTAR PUSTAKA
Djarubito, M.B, 2002. ZoologiDasar. Erlangga: Jakarta.
Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. Rineka Cipta: Jakarta.
Putra, N.S. 2006. Serangga Disekitar Kita. Kanisius: Yogyakarta.
Radiopoetro, 2001. Zoologi. Erlangga: Jakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai