Laporan Kiman 2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

PENETAPAN KADAR SENYAWA YANG MEMILIKI WARNA ASLI

A. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menetapkan kadar senyawa yang
memiliki warna asli.

B. Landasan Teori
Spektrofotometri UV-Vis merupakan suatu teknik analisis spektroskopik
yang memakai sumber REM (radiasi elektromagnetik) ultraviolet dekat (190380 nm) dan sinar tampak (380-780 nm) dengan menggunakan alat berupa
spektrofotometer. Spektrofotometri didasarkan pada interaksi antara materi
dengan cahaya sehingga komposisi suatu sampel dapat ditentukan baik secara
kuantitatif maupun secara kualitatif (Mukti, 2012).
Spektrofotometri UV-Visibel adalah alat yang digunakan untuk analisa
kimia kuantitatif maupun analisa kimia semi kualitatif. Prinsip kerja alat ini
didasarkan pada adanya fenomena penyerapan sinar oleh spesi kimia tertentu
di daerah ultra lembayung (ultra violet) dan sinar tampak (visible). Alat yang
digunakan untuk analisa spektrofotometri disebut spektrofotometer yang
terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar
dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer mengukur intensitas sinar
(Huda, 2001). Cara kerja spektrofotometer dimulai dengan dihasilkannya
cahaya monokromatik dari sumber sinar. Cahaya tersebut kemudian menuju
ke kuvet (tempat sampel/sel). Banyaknya cahaya yang diteruskan maupun
yang diserap oleh larutan akan dibaca oleh detektor yang kemudian
menyampaikan ke layar pembaca (Sastrohamidjojo, 1992).

Spektrofotometri UV-Visibel merupakan metode spektrofotometri yang


didasarkan pada adanya serapan sinar pada daerah ultraviolet (UV) dan sinar
tampak (Visibel) dari suatu senyawa. Senyawa dapat dianalisis dengan metode
ini jika memiliki kemampuan menyerap pada daerah UV atau daerah tampak.
Senyawa yang dapat menyerap intensitas pada daerah UV disebut dengan
kromofor, sedangkan untuk senyawa yang melakukan analisis dalam daerah
sinar tampak, senyawa harus memiliki warna. Fenol merupakan salah satu
senyawa kromofor karena memiliki ikatan rangkap terkonjugasi dalam
strukturnya (Fatimah, 2003). Spektrofotometri derivatif merupakan metode
manipulatif terhadap spektra pada spektrofotometri ultraviolet dan cahaya
tampak. Cahaya yang dipantulkan pada spektrofotometri dan telah melewati
suatu media akan diserap sebagian, dipantulkan dan sebagian lagi dipancarka
(Hayun et al, 2006).
Metode spektofotometri visibel dapat digunakan sebagai alternatif untuk
menetapkan kadar yang memiliki warna asli seperti sampel rivanol pada
penetapan kadar ini (Susidarti, 2008). Rivanol merupakan senyawa golongan
diaminoacridine yang digunakan untuk menginduksi aborsi terapeutik. Seperti
acridines lainnya, rivanol adalah mutagen, menunjukkan bahwa penggunaan
rivanol harus dipertimbangkan kemungkinan efek toksisitas genetiknya.
Senyawa ini lebih aman dibandingkan saline, suatu larutan garam steril yang
digunakan untuk infus, mencuci dan membersihkan luka, karena tidak adanya
toksisitas garam potensial dan karena aktivitas antibakteri intrinsik dari infeksi
rivanol serta akibatnya lebih sedikit (Wugmeister dan William, 1983).

C. Alat dan bahan


1. Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini, yaitu :
Gelas kimia
Botol semprot
Timbangan analitik
Filler
Pipet ukur
Spektrofotometer UV-Vis
Labu takar
Kuvet
Sendok tanduk
Batang Pengaduk
2. Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu :
Rivanol
H2SO4 0,1 N
Sampel yang mengandung rivanol
Akuades
Tissu

D. Uraian bahan
a) Rivanol (Dirjen POM, 1979, hal. 62)
Nama resmi
Nama lain
RM / BM
Rumus struktur

: AETHACRIDINI LACTAS
: Etakridina laktat, rivanol
: C18H21N3O4.H2O / 361,41 gr/mol
:

Pemerian

: Serbuk hablur, kuning, tidak berbau, rasa sepat dan

pahit
Kelarutan

: Larut dalam 50 bagian air, dalam 9 bagian air

Penyimpanan

panas dan dalam 100 ml etanol (95%)P mendidih


: Dalam wadah tertutup baik, dan terlindung dari
cahaya

Kegunaan

: Antiseptikum ekstern

b) Asam sulfat (Dirjen POM, 1979, hal. 58)


Nama resmi

: ACIDUM SULFURICUM

Nama lain
RM / BM
Rumus struktur

: Asam sulfat
: H2SO4 / 98,07 gr/mol
:

Pemerian

: Cairan kental seperti minyak, korosif, tidak


berwarna, jika ditambahkan kedalam air

menimbulkan panas.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan
: Zat tambahan
c) Akuades (Dirjen POM, 1979, hal. 96)
Nama resmi
: AQUA DESTILLATA
Nama lain
: Air suling
RM / BM
: H2O / 18,02 gr/mol
Rumus struktur
:

Pemerian

: Cairan jernih, tidak berwrna, tidak berasa, dan

Penyimpanan
Kegunaan

tidak berbau
: Dalam wadah tertutup baik
: Pelarut

E. Prosedur Kerja
Larutan blanko
d)

H2SO4 0,1- N
-

Dimasukkan ke dalam gelas kimia 50 ml


Ditambahkan akuades
Dikocok
Diukur absorbansinya

e) Larutan blanko
Larutan induk rivanol
f)

Rivanol-

g)

Ditimbang 100 mg rivanol


Dimasukkan dalam labu takar 100 ml
Ditambah H2SO40,1 N hingga tanda tera

Li Rivanol

Larutan baku rivanol


h)
- Dipipet 10 ml
Larutan induk rivanol
- Dimasukkan dalam labu takat
- Dilarutkan dengan akuades sampai tanda

i)

tera
- Diukur absorbansinya
Larutan baku rivanol

F. Hasil Pengamatan
a. Tabel Pengamatan
Larutan blanko
j)

k)

Nama

l)

Absorbansi

No
n)

o)

Larutan
Larutan

p)

1
r)

s)

sampel
Larutan

t)

m)

Konsentrasi

(A)
2,92

q)

(%)
0,02

3,698

u)

0,01

standar

v)
w)

b. Kurva hasil absorbansi


x)
Panjang gelombang Maks
y)

Smooth: 0

ABS

Deri.: 0

3.5

3.0

2.5

2.0

1.5

1.0

0.5

0.0

z)

-0.5
350

360

370

380

aa)

390

400

410

maks

420

430

440

450

= 350 nm

ab)
ac)
ad)
ae)
af)
ag)

Kurva larutan standar dan larutan baku rivanol


ah)

460

470

480

490

nm
500

ABS
4

-1
%
0

S td . C a l. P a ra m e te rs
K 1:

-0 .0 1 2 9

K 0:

0 .0 5 7 5

R:

1 .0 0 0 0

R 2:

1 .0 0 0 0

ai)
c. Perhitungan
aj)
absorbansi sampel
ak)
absorban baku
al)
am)

2,92
3,698

x konsentrasi baku = konsentrasi sampel

x 0,01 % = 0,0079 %

an)
ao) Jadi, konsentrasi rivanol di dalam sampel adalah sebesar 0,0079 %.
ap)

G. Pembahasan
aq) Rivanol disebut juga etakridin merupakan senyawa organik turunan
aridin berupa serbuk berwarna kuning yang berbau menyengat. Rivanol
mempunyai sifat menghambat pertumbuhan kuman yang kegunaannya
sebagai antiseptik dalam larutan 0,1%. Rivanol biasanya lebih efektif pada
kuman gram positif daripada gram negatif. Sifatnya tidak terlalu menimbulkan
iritasi dibandingkan dengan povidon iodin, sehingga banyak digunakan juga
untuk mengompres luka, bisul, atau borok bernanah.
ar)

Praktikum ini bertujuan untuk menetapkan kadar senyawa yang

memiliki warna asli. Zat yang digunakan sebagai larutan baku dalam
penetapan kadar ini adalah rivanol. Sedangkan senyawa yang digunakan
sebagai larutan blanko adalah H2SO4 yang diencerkan dengan akuades.
as)

Dalam penetapan kadar senyawa yang memiliki warna asli ini,

digunakan alat ukur spektrofotometri UV (Ultraviolet). Penetapan kadar


senyawa yang memiliki warna asli disini, menggunakan spektrofotometri UV
(ultraviolet) karena energi yang dibutuhkan rivanol untuk melakukan eksitasi
sangat besar. Prinsip dari spektrofotometri ultra violet (UV) adalah interaksi
yang terjadi antara energi yang berupa sinar monokromatis dari sumber sinar
dengan materi yang berupa molekul. Besar energi yang diserap tertentu dan
menyebabkan elektron tereksitasi dari keadaan dasar ke keadaan tereksitasi
yang memiliki energi lebih tinggi. Daerah UV berada pada kisaran panjang
gelombang 200-400 nm yang setara dengan energi 72-150 kkal/mol, dimana
hubungan antara panjang gelombang dan energi berbanding terbalik.

Sedangkan bila digunakan spektrofotometri visibel yang cahayanya berada


pada kisaran panjang gelombang dari 400-800 nm, tetapi energi yang
digunakan hanya setara dengan 36-72 kkal/mol. Dari prinsip di atas, dapat
ditentukan bahwa dalam penetapan kadar yang memiliki warna asli,
digunakan spektrofotometri ultraviolet karena alat ukur ini memberikan energi
yang lebih besar dibandingkan alat ukur spektrofotometri visibel. Hal di atas
juga menerangkan mengapa dalam percobaan ini digunakan rivanol sebagai
larutan yang diukur kadar senyawa yang memiliki warna asli.

Rivanol

memiliki panjang gelombang maksimum mulai dari 269,5 nm-410 nm. Karena
memiliki panjang gelombang dengan range tersebut, maka metode
spektrofotometri yang digunakan adalah spektrofotometri UV yang dapat
membaca larutan dengan kadar senyawa berkisar 200-400 nm.
at)

Setelah

larutan

diukur

absorbansinya,

diperoleh

panjang

gelombang maksimum dan kurva larutan standar terhadap larutan baku.


Panjang gelombang maksimum yang diperoleh adalah 350 nm. Pada
prinsipnya, pengukuran serapan pada analisis kuantitatif dengan metode
spektrofotometri baik zat tunggal atau suatu campuran pada prinsipnya harus
dilakukan pada panjang gelombang maksimum (lamda maks) karena
perubahan serapan untuk setiap satuan konsentrasi paling besar terjadi pada
panjang

gelombang

maksimum

sehingga

pengukuran

pada

panjang

gelombang maksimum akan memperoleh kepekaan analisis yang maksimal,


selain itu disekitar panjang gelombang maksimum bentuk kurva serapannya
datar, sehingga hukum Lambert-Beer akan terpenuhi. Alasan lain ialah

Pengukuran ulang serapan panjang gelombang maksimum akan memberikan


kesalahan yang kecil sekali.
au) Sehingga panjang gelombang maksimum disini dapat mengurangi
kesalahan dalam pembacaan data.
av) Setelah

dilakukan

perhitungan

konsentrasi

sampel,

maka

didapatkan bahwa konsentrasi rivanol dalam larutan sampel adalah 0,0079%.


Seperti yang diketahui, kadar konsentrasi rivanol yang tersedia dalam larutan
adalah sebesar 0,1%. Hal ini menunjukkan terjadi kesalahan pada praktikum
ini. Hal ini disebabkan karena larutan sampel dalam spektrofotometri terlalu
pekat, disebabkan praktikan tidak mengencerkan larutan terlebih dahulu
sebelum masuk ke dalam alat ukur. Selain itu juga disebabkan karena kuvet
yang digunakan dalam metode spektrofotometri ini retak dan menyebabkan
penyerapan cahaya kurang maksimal. Sehingga, hal-hal tersebut di atas
menyebabkan terjadi kekeliruan dalam pembacaan data.
aw)
ax)
ay)

H. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah kadar senyawa
rivanol yang memiliki warna asli memiliki konsentrasi kadar sebesar
0,0079%.

DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia.edisi III. Depkes RI. Jakarta.
Fatimah Is. 2003. Analisis Fenol dalam sampel
spektrofotometri derivative. Jurnal Logika. Vol.9 (10).

air

menggunakan

Hayun, Harianto, Yenti. 2006. Penetapan kadar triplodina hidroklorida dan


pseudoefedrina hidroklorida dalam tablet anti influenza secara
spektrofotometri deratif. Jurnal Ilmu Kefarmasian. Vol.III (1).
Huda, Nurul. 2001. Pemeriksaan Kinerja Spektrofotometri UV-Vis, GBC 911A
Menggunakan Pewarna Tartrazine CL 19140. Sigma Epsilon ISSN 08539013. No. 20-21. Hal. 15-20.
Mukti, Kusnanto. 2012. Analisis Spektroskopi UV-Vis, Penentuan Konsentrasi
Permanganat (KMnO4). Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Hal. 1-18.
Sastrohamidjojo, Hardjono. 1992. Spektroskopi Inframerah. Liberty Yogyakarta.
Yogyakarta.
Susidarti,RA.,Rianti,A.,Sudibyo,M. 2008. Penetapan kadar sefadroxil secara
spektrofotometri visibel menggunakan pereaksi etil asetoasetat dan
formaldehid. Majalah Farmasi Indonesia.Vol.19(1).
Wugmeister, M. dan William CS. 1983. A Bacterial Mutagenecy Study Of
Rivanol, an Acridine Derivative Used As An Abortifacient. The Yale Journal
Of Biology And Medicine. Vol. 56. Hal. 9-13.

Anda mungkin juga menyukai