Alat Pembuka Ban (Ucok)
Alat Pembuka Ban (Ucok)
Alat Pembuka Ban (Ucok)
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan dunia Industri pada umumnya Industri keramik
berkembang dengan pesatnya mengikuti perkembangan pasar baik itu pasar
luar negeri ataupun pasar lokal ( domestik ) walaupun perekonomian di tahun
ini mengalami banyak permasalahan tetapi masalah tempat tinggal tetap
menjadi hal pokok dalam kehidupan ini terbuti dengan banyaknya dibangun
perumahan perumahan dari kelas Rumah sederhana sampai ke perumahanperumahan yang bertarap Internasional seperti kawasan Kota Wisata, Kota
Legenda, dan lain sebagainya.
Hal inilah yang mendorong pertumbuhan dari industri-industri keramik di
tanah air, berbicara tentang industri keramik tidak bisa lepas dari material
keramik itu sendiri yaitu tanah dan tanah itu harus ada alat angkat dan alat
angkut untuk bisa sampai pada tempat yang kita kehendaki.
Dari tempatnya tanah itu harus diangkat dengan alat berat yaitu menggunakan
alat Backhoe dan Bulldozer atau Loader setelah diangkat maka barus diangkut
ketempat yang dituju dengan menggunakan alat angut yang dalam hal ini
menggunakan Dump Truck dan didalam pabrik itu sendiri masih harus
menggunaan alat-alat berat untuk memindahkan tanah dari gudang tanah
ketempat produksi.
Kebanyakan dari alat alat berat yang mengangkat dan mengangkut tanah ini
menggunakan Ban sebagai rodanya dan hanya sebagian kecil yang
menggunakan Crawler ( roda kelabang ) terutama yang melewati jalan yang
beraspal bisa dipastikan memakai Ban sebagai rodanya.
Yang menjadi masalah adalah ban dari alat-alat tersebut ukurannya sangat
besar-besar yang apabila terjadi gembos karena satu dan lain hal harus
ditambal yang tidak sembarang tempat bisa menambalnya.
1.2
Permasalahan
Sulitnya menambal ban ukuran besar bukan karena tidak bisa menambal ban
bagian dalamnya yang bocor, masalahnya adalah kesulitan dalam membuka
dan memasang kembali ban yang ukuran besar, selain memang harus
mempunyai keahlian khusus juga harus mengeluarkan tenaga ekstra
1.3
Batasan masalah
Batasan masalah adalah berupa perancangan sebuah alat untuk membuka dan
memasang kembali Ban Roda alat-alat berat yang terdiri dari Mengklasifikasi
tugas, Perencanaan berupa konsep, Perencanaan secara rinci sampai
pembuatan model.
1.4
Sasaran :
Menjadi kebutuhan mekanik atau tempat tambal ban roda untuk ban
roda ukuran besar.
1.5
Metode Perancangan
Untuk mendapatkan hasil rancangan yang efektif dan hasil yang memuaskan
tentunya diperlukan suatu metode perancangan.
Dalam hal ini metode perancangan yang dipakai adalah metode perancangan
dengan metode VDI 2221 (
: Mengklasifikasi tugas
Tahap II
Tahap III
: Pembentukan konsep
Tahap IV
BAB II
ALAT PEMBUKA DAN PEMASANG BAN RODA ALATALAT BERAT ( WHEEL LOADER )
2.1.
Pengembangan Alat
Proses pengembangan alat yang umum terdiri dari enam tahap, proses ini
diawali dengan suatu fase perencanaan, yang berkaitan dengan kegiatankegiatan pengembangan teknologi dan penelitian tingkat lanjut.
Output fase perencanaan adalah pernyataan misi proyek, yang merupakan
input yang dibutuhkan untuk memulai tahap pengembangan konsep dan
merupakan suatu petunjuk untuk tim pengembangan, penyelesaian dari proses
pengembangan produk adalah peluncuran produk, dimana produk tersedia
untuk dibeli dipasar.
Salah satu cara untuk berpikir tentang proses pengembangan adalah sebagai
kreasi pendahuluan dari sekumpulan alternatif konsep produk dan kemudian
mempersempit alternatif-alternatif dan menambah spesifikasi produk hingga
produk dapat diandalkan dan diproduksi ulang dalam system produksi.
Sebagai catatan, kebanyakan fase pengembangan didefinisikan berdasarkan
keadaan produk, meskipun proses proses produksi dan rencana pemasaran,
yang merupakan output output berwujud yang lain, juga turut berproses
mengikuti kemajuan pengembangan.
Cara lain untuk berpikir tentang proses pengembangan adalah sebagai sistim
pemrosesan informasi, proses dimulai dengan input, seperti sasaran
perusahaan dan kemampuan teknologi yang tersedia, flatform produk dan
sistim produksi. Berbagai kegiatan memproses informasi pengembangan,
memformulasi spesifikasi, konsep dan desain detail. Proses dimulai ketika
seluruh informasi yang dibutuhkan untuk mendukung produksi dan penjualan
yang telah dirancang dan dikomunikasikan.
Mengidentifikasikan kegiatan-kegiatan utama dan tanggung jawab dari fungsifungsi organisasi yang berbeda pada setiap fase pengembangan karena
keterlibatan yang berkesinambungan dalam proses, kami memilih peran
bagian pemasaran, desain dan manufaktur.
Refresentatif dari fungsi-fungsi lainnya, seperti penelitian, financial, umum
3
dan penjualan, juga memainkan peran kunci pada sebagian titik-titik proses.
Enam fase dalam proses pengembangan Produk
1.
Perencanaan
2.
Pengembangan konsep
3.
4.
Perancangan detail
5.
6.
Produksi awal
Pengembangan
Perancangan detail
Konsep
Perencanaan
Prod Awal
2.1.1. Perencanaan
Kegiatan perencanaan adalah langkah awal dari suatu proses kegiatan
pembuatan suatu produk apabila perencanaanya matang maka hasil dari proses
pembuatanya akan mendapatan hasil yang baik.
Salah satu metode untuk mengerjakan kegiatan dalam lingkup produk
digunakan sebuah daftar yang disebut daftar kehendak.
Bila menyiapkan Spesifikasi terinci adalah perlu untuk menetapkan kalau
kalau individual item adalah permintaan / keharusan ( D ) atau harapan /
keinginan ( W ).
Permintaan adalah kehendak yang harus dipenuhi, kehendak tanpa memiliki
pemenuhan pemecahan tindaklah diterima ( contohnya permintaan kualitatif
sesuai untuk kondisisi tropis dll. Permintaan minimum harus dirumuskan
secara jelas.
Harapan adalah kehendak yang akan diambil sebagai pertimbangan bilamana
memungkinan.
Disarankan untuk mengklasifikasikan harapan kedalam harapan utama,
medium atau minor.
Sebelum pemecahan tertentu diambil daftar permintaan dan harapan harus
ditetapkan ddan aspek walitatif ditabelkan, kemudian hanya menghasilkan
informasi yang berguna.
Kuantitatif : Semua data menyangkut jumlah dan besar, antaralain
jumlah item yang dikehendaki, berat maksimum, daya
keluar, laju aliran dll.
Kualitatif
Struktur Fungsi
Untuk mempermudah dan mengerti proses konstruksi, akan sangat bermanfaat
bila perencanaan produk tersebut ditinjau sebagai suatu system yang terdapat
suatu masukan / input atau keluaran / output. Sistem tersebut dapat duraikan
6
menjadi beberapa sub system tersbut dapat diuraikan menjadi beberapa sub
sistim, dimana dalam dunia teknik tersbut dapat berupa mesin atau komponen.
Jika masih dipandang sebagai system maka komponennya sebagai sub system,
sedangkan jika komponen mesin dipandang sebagai system maka yang
berfungsi sebagai sub systemnya adalah bagian mesin atau komponen mesin
tersebut.
Dalam system teknik berdasarkan pertimbangan logika, Daemands dan Wishes
pada spesifikasi juga merupakan penjabaran proses energi, material dan sinyal,
ketiga factor tersebut mengalami suatu perubahan yang diproses melalui
system, seperti energi dapat dirubah sesuai dengan fungsinya sebagai contoh :
Motor Listrik :
Dapat merubah energi listrik menjadi energi mekanik dan panas.
Motor Bakar :
Dapat merubah kimia menjadi energi mekanik dan panas dan lain sebagainya .
Material juga dapat dirubah / dikonversikan dengan beberapa cara, material
dapat dicampur, dipotong dipisahkan, dibungkus dipindahkan dan lain-lain.
Banyak peralatan teknik/mesin memproses infomasi dengan bentuk sinyal dan
sinyal ini mengalami juga proses-proses pada system seperti : dikirimkan,
dipisahkan, dinaikkan, diturunkan, diputar, dibandingkan, dan lainnya. Sistem
ini digambarkan dengan suatu struktur fungsi yang jelas.
Seperti pada gambar berikut :
Suatu
Roda gila
Baterai
pemenuhan dari fungsi yang diberikan dan juga bentuk segi desainnya.
Dalam banyak kasus bagaimanapun juga bukan merupakan suatu kebutuhan juga
untuk mencari efek efek fisik yang khusus, bentuk desain menjadi pemecachan
masalah. Selain itu dalam mencari solusi seringkali menemukan kesulitan untuk
membuat suatu perbedaan Yang jelas antar efek fisik dan segi bentuk desain.
Pemikiran secara teori tentang efek fisik dan segi bentuk desain tersebut biasanya
diungkapkan dalam bentuk diagram atau sketsa bebas dengan tangan.
Prinsip solusi solusi dalam bentuk diagram menampilkan sub fungsi dan prinsipprinsip solusi dalam bentu diagram kombinasi.
Keterangan :
SF
= Sub Fungsi
PS
= Prinsip Solusi
Pembentukan Konsep
Lay out awal
Kombinasi kombinasi prinsip solusi digambarkan berupa sketsa ( gambar lay out
awal ) kemudian dipilih lay out awal yang sesuai, yaitu yang lebih banyak memenuhi
persyaratan persyaratan yang terdapat pada spesifikasi dan unggul menurut criteria
teknis dan ekonomis.
Lay out Definitif
Lay out awal yang dipilih dikembangkan menjadi lay out definitive. Pada Lay out
definitive ini meliputi hal-hal sebagai berikut ;
Prosedur perakitan
Perhitungan teknik
Estimasi biaya
fungisional dari tiap sub system produk seta diagram aliran proses
pendahuluan untuk proses rakitan ahir.
2.1.4
Perancangan Detail
Fase ini mencakup spesifiasi lengap dari bentuk, material dan toleransi
toleransi dari seluruh komponen unik pada produk dan identifikasi seluruh
komponen standar yang dibeli dari pemasok. Rencana proses dinyatakan dan
peralatan dirancang untuk tiap komponen yang dibuat dalam system produksi.
Output dari fase ini adalah pencatatan pengendalian untuk produk, gambar
pada file computer tentang bentuk tiap komponen dan peralatan produksinya,
spesifikasi komopnen komponen yang dibeli serta rencana proses untuk
pabrikasi dan perakitan produk.
11
Dokumen produk
Untuk menyempurnakan perencanaan ( Desain ) maka dibuat suatu dokumen
hasil rancangan
Gambar susun
2.1.5
12
2.2.
13
F
P=
A
14
RA
RB
2.2.3. Joint
Adalah bagian dari alat yang akan meneruskan gaya tekan yang dihasilkan dari
tabung hydraulic ke lengan tekan pada joint ini hanya meneruskan gaya tekan
tanpa membagi - bagi gaya .
16
BAB III
PERENCANAAN ALAT PEMBUKA DAN PEMASANG BAN
WHEEL LOADER ( ALAT BERAT )
3.1.
Apabila ban Loader terkena paku atau terkena benda yang sifatnya tajam
seperti pecahan-pecahan keramik atau benda tajam lainnya maka ban Wheel-loader
atau ban kendaraan angkut lainnya akan mengalami gembos, hal ini akan menjadi
kerugian besar bagi industri yang menggunakan alat berat seperti Wheel Loader,
Forklift, dan Dumptruk sebagai bagian dari alat produksinya, karena apabila bannya
gembos maka kendaraan tersebut tidak bisa beroperasi yang akan berakibat pada
terhambatnya proses produksi. Di industri keramik seperti misal pabrik keramik KIA
atau pabrik keramik lainnya Wheel Loader dipergunakan sebagai alat untuk
mengangkat dan mengangkut bahan baku dari tempat penyimpanan bahan baku atau
biasa disebut Gudang Raw Materials kemudian diangkat dan diangkut oleh Wheel
Loader ke tempat penggilingan tanah, sedangkan Dump Truk biasa digunakan untuk
mengangkut tanah ( Raw Materials ) dari gudang ke gudang atau antar gudang, dan
Forklift digunakan untuk mengangkut dan mengangkat keramik jadi dari tempat
penyortiran ke Gudang Hasil Jadi ( Finish Good ) atau mengangkat hasil jadi dari
gudang ke atas kontainer.
Untuk menambal ban kendaraan-kendaran berat bukan hal mudah, selain berat
juga besar jadi untuk menambalnya diperlukan waktu yang tidak sebentar ( lama )
untuk membuka ban dari Loadernya sendiri perlu waktu 15 menit, untuk menambal
keluar area pabrik diperlukan waktu, untuk mengangkatnya pakai Forklift dan
membawanya pakai kendaraan terbuka minimal kijang bak, ditambah proses tambal
ban mulai buka manual dengan menggunakan pasak dan martil lengkap sampai
terpasang lagi tidak kuirang dari satu jam, membawanya lagi ke area pabrik dan
memasangnya lagi sampai bisa siap dipakai total 4 Jam dengan biaya yang lumayan
sekitar Rp 50 000,- atau lebih, harga tersebut kalau dilihat dari nilai nominal
Rupiahnya mungkin tidak seberapa, akan tetapi yang menjadi masalah adalah waktu
yang tersita untuk proses tersebut 4 Jam. Berapa kerugian yang harus ditanggung
perusahaan jika terhambat selama waktu tersebut, apabila menambal itu dikerjakan
17
sendiri oleh mekanik selain harus mengeluarkan tenaga yang ekstra juga kalau yang
belum biasa akan beresiko terkena pentalan dari palu besar atau plat besi dari ring ban
yang mental, itu resiko kalau dikerjakan oleh mekanik yang bekerja diperusahaan
bahkan mungkin waktu yang tersita akan lebih lama.
Dari problem tersebut maka dicarikan jalan keluar untuk mengatasi hal
tersebut yaitu dengan merancang alat yang bisa membuka dan memasang ban yang
ukuranya besar seperti ban ban Alat Berat tersebut dengan tetap mengacu kepada
Effesiensi.
3.2. Daftar Kehendak
Untuk mengatasi masalah diatas maka dicarikan ide-ide yang dikehendaki
sebagai kesimpulan kehendak-kehendak untuk pemecahan masalah tersebut seperti
dibawah ini :
3.2.1.
3.2.2.
3.2.6.
18
IDENTITAS
PENGEMBANGAN ALAT PEMBUKA
DAN PEMASANGAN BAN
WHEEL-LOADER
SATU
STTM.C
PERUBAHAN
KLASIFIKASI
HALAMAN :
D/W
SPESIFIKASI ( KEHENDAK )
PENANGGUNG JAWAB
GEOMETRI
Yadi Cahyadi
Tinggi Kaki 40 mm
KINEMATIKA
D
FORCES
D
19
PERAKITAN
D
MATERIAL
D
Besi ,
PRODUKSI / PEMBUATAN
D
Konstruksi Sederhana
OPERASI / PEMAKAIAN
D
Mudah dioperasikan
20
Mudah dipindah-pindah
PERAWATAN
D
Mudah perawatannya
PEMASARAN
W
HARGA
W
21
3.3. Abstraksi
Tabel .2. Abstraksi I
STRATA
SATU
STTM.C
PERUBAHAN
Besi ,
PRODUKSI / PEMBUATAN
Konstruksi Sederhana
OPERASI / PEMAKAIAN
Mudah dioperasikan
PERAWATAN
Mudah perawatannya
22
STRATA
SATU
STTM.C
PERUBAHAN
WHEEL-LOADER
D/W
GEOMETRI
D
KINEMATIKA
D
FORCES ( GAYA )
D
Konstruksi Sederhana
OPERASI / PEMAKAIAN
D
Mudah dioperasikan
23
STRATA
SATU
WHEEL-LOADER
STTM.C
PERUBAHAN
D/W
PERAKITAN
D
OPERASI / PEMAKAIAN
D
Mudah dioperasikan
Abstraksi IV
- Alat pembuka/pemasang Ban Roda Loader ( alat Berat ) selang
Hidrolik dapat dibuka pasang
- Batang tekan dapat digeser panjang dan pendek sesuai biameter Ban
roda Alat Berat
Abstraksi V
Alat pembuka/pemasang Ban roda Loader ( Alat - Berat ) dapat
membuka dan memasang kembali Ban roda Loader ( Alat - Berat )
24
3.4.
Struktur Fungsi
Struktur fungsi menunjukkan secara urutan - urutan yang terjadi pada
fungsi yang berkaitan antara input dan out put dari suatu sistim dalam
menentukan tugas pekerjaan.
Langkah untuk fungsi merupakan tugas pengukuran yang pemecah
tugas secara bebas dengan rumusan secara abstrak
Energy
Ban Loader
Energy Terbuang
Membuka/
Memasang Ban
Loader /Alat-Alat Berat
Signal
Signal
25
Energy
Ban Terpasang
Energy
Setting
Tekan
Ban terbuka
Ban
Pasang
Lengan tekan
Signal
Lengan tekan
Menekan ban
Terleps dari velg
Energi
Terbuang
Letakkan Ban
Diatas Alas
Alat
Energi
Batang
Hidrolik
Batang
Tekan
Lengan
Tekan
Rangka
Tekan
Menekan
Batang
Tekan
Menarik
Batang
Tekan
Tombol
Hidrolik
Ring Velg
Terlepas dari
Batang tekan
3.5.
Prinsip Solusi
Pencarian Prinsip solusi untuk memenuhi sub fungsi.
Dalam pencarian terhadap prinsip solusi digunakan daftar sebagai
berikut untuk pedomannya :
Pencarian literature
Brain Stroming
27
28
3.6.
Struktur Modul
Suatu sistim yang terdiri dari bagian-bagian pokok bentuk dasar hingga
terbentuk susunan organ kerja atau merupakan pengatur/penyusun
beberapa prinsip solusi, sehingga mempunyai alternatif kombinasi
yang kemudian diseleksi lagi untuk dapat diwujudkan dalam pilihan
yang tepat.
P R IN S IP S O L U S I
1
P E M B A G IA N F U N G S I
1
BATAN G TEKAN
LEN G AN TEKAN
J O IN T
T A B U N G H Y D R O L IK
R AN G KA
EN ER G I
- V a r ia s i 1
; 1 .1 - 2 .3 - 3 .2 - 4 .1 - 5 .1 - 6 .1
- V a r ia s i 2
; 1 .3 - 2 .1 - 3 .1 - 4 .2 - 5 .2 - 6 .1
- V a r ia s i 3
; 1 .3 - 2 .1 - 3 .1 - 4 .2 - 5 .3 - 6 .1
- V a r ia s i 4
; 1 .2 - 2 .2 - 3 .3 - 4 .3 - 5 .1 - 6 .2
29
SU B FU N GSI
B a ta n g
T ekan
Lengan
T ekan
J o in t
T abung
H id r o u lik
R angka
E nergi
E n e r g i L is tr ik
30
130
31
P R IN S IP S O L U S I
SU B FU N G SI
B a ta n g
T ekan
Lengan
T ekan
J o in t
T abung
H id r o u lik
R angka
E nergi
E n e r g i L is tr ik
32
33
34
130
35
PRINSIP SOLUSI
SUB FUNGSI
Batang
Tekan
Lengan
Tekan
Joint
Tabung
Hidroulik
Rangka
Energi
Manual
36
37
38
39
Ketersediaan Material/Bahan
kekuatan Bahan
kesulitan perakitan
Maka dari data-data diatas, kita dapat menetukan Variasi yang terbaik, yaitu
Variasi I.
40
BAB. IV
ANALISA TEKNIK WAKTU DAN BIAYA
4.1.
ANALISA TEKNIK
4.1.1
TABUNG HIDROLIK
Tenaga yang digunakan dalam rancangan alat ini adalah tenaga yang
dihasilkan oleh satu unit Hidrolik dengan tekanan yang dihasilkan
sebesar 400 Bar setara dengan 441 Kg/Cm dan kemudian dalam
perhitungan dibulatkan menjadi 500 Kg/Cm tekanan sebesar ini
disalurkan melalui joint ke lengan tekan dari lengan tekan ini kemudian
tekanan ini ke kedua batang tekan yang kemudian batang tekan ini
yang akan menekan ring velg pada ban roda loader.
4.1.2
JOINT
Joint ini adalah alat yang akan menghubungkan atau menyalurkan
tekanan dari tabung hidrolik melalui shaft hidrolik .
Analisa dari joint ini adalah :
.
Gambar .4.1 Joint
F
P=
A
Dimana :
P = Tekanan
= 500 ( Kg/Cm )
F = Gaya Tekan ( N ) = ?
1 N = W = m.g
F = 500 . .3,14.(10 )
F = 39 250 N
maka m = 39 250/10
dianggap g = 10 m/dt
m = 3 925 kg
m = 3,925 Ton
Dari hasil perhitungan diatas didapat bahwa gaya yang diteruskan oleh
joint adalah seberat 3,925 Ton dibulatkan 4 Ton
Dibulatkan gaya tekan yang diteruskan menjadi 40 Newton
4.1.3
LENGAN TEKAN
Fungsi Lengan tekan adalah meneruskan gaya tekan yang diberikan
oleh pompa hydroulik melalui Shaft yang kemudian diteruskan oleh
joint dibagi dua oleh lengan tekan dan diteruskan ke dua batang tekan
masing masing gaya yang diterima oleh batang tekan adalah masingmasing mendapat setengah dari gaya yang disaluran oleh lengan tekan,
degan analisa sbb :
RA
RB
Dimana :
RA = Reaksi di titik A ( Kg atau Ton )
RB = Reaksi di titik B ( Kg atau Ton )
F
, =
, =
M max
W
Dimana W =
1/6 .b.h
, =
48 000
1/6 .b.h
48000x6
2400
,b.h =
,b.h = 120
Jika nilai b = 3 Cm
Maka
120
.h =
3 Cm
.h =
40
.h =
6,32
2400 Kg/Cm
( momen max )
( momen tahanan )
Kg
Kg/Cm
Cm
Cm
Dari hasil perhitungan tinggi ideal untuk Lengan tekan adalah 6.32 Cm
ditambah factor keamanan 0.2 x 6.32 = 1.26 jadi tinngi total = 6.32 + 1.26 =
7.58 Cm
Tinggi lengan tekan real dilapangan adalah 9 Cm terlalu boros untuk tekanan
yang mencapai 40 Ton
43
4.1.4
BATANG TEKAN
F
P=
A
A
Dimana :C
P = Tekanan
( Kg/Cm )
= LK = . 4..R.r
= . 4 . 9,86. 20.1
= 394,4 Cm
= 395 ( pembulatan )
Atau
A = 40 x 2 = 80 Cm
Dipakai A = 80
20 000
P =
= 250 kg / Cm
80
45
4.2.
4.2.1. Hydroulik
Untuk
Hydroulik
sudah
tersedia
dipasaran
dengan
harga
46
WAKTU
TIDAK PRODUKTIF
PRODUKTIF
5
menit
5
menit
5
menit
5
menit
5
menit
5
menit
5
menit
10
menit
15
menit
10
menit
15
menit
30
menit
55
menit
URAIAN PEKERJAAN
Persiapan bahan
Setting mesin potong
Setting mesin bubut
Setting mesin Milling
Setting mesin Bor
Persiapan Taps
Proses pemotongan
Proses pembubutan
Proses milling
Proses pemboran
Proses pengetapan
Sub Total Waktu Produksi
47
URAIAN PEKERJAAN
Persiapan bahan
Setting mesin blander
Setting mesin scraf
Setting mesin las
Setting mesin Bor
Proses pemotongan dg blander
Proses gerinda tangan
Proses scraf
Proses pengelasan
Proses pemboran
Sub Total Waktu Produksi
WAKTU
TIDAK PRODUKTIF
PRODUKTIF
5
Menit
5
Menit
5
Menit
5
Menit
5
Menit
5
Menit
3
Menit
160 Menit
15
Menit
15
Menit
25
Menit
198 Menit
URAIAN PEKERJAAN
Persiapan bahan
Setting mesin blander
Setting mesin scraf
Setting mesin las
Setting mesin Bor
Proses pemotongan dg blander
Proses gerinda tangan
Proses scraf
Proses pengelasan
Proses pemboran
Sub Total Waktu Produksi
49
WAKTU
TIDAK PRODUKTIF PRODUKTIF
5
Menit
5
Menit
5
Menit
5
Menit
5
Menit
10
Menit
15
Menit
160 Menit
10
Menit
15
Menit
25
Menit
210 Menit
4.2.5. Rangka
Besi Rod 20 mm
L : 200 mm
1 Pc
1 Pc
4. Rangka Alas
5. Rangka Alas
= Rp 546 000,-
50
4Pcs
= Rp 81 900,-
12 Pcs
= Rp 273 000,-
4Pcs
6. Tiang ( Double C )
4Pcs
= Rp 546 000.-
4Pcs
2Pcs
1Pc
11 Kawat Las
= Rp 200 000
12 Pengecatan
= Rp 120 000
2Pcs
= Rp 133 000,-
- Sub total harga material = Rp 4 532 100 ,4.2.5.2. Waktu Produksi Rangka
URAIAN PEKERJAAN
TIDAK PRODUKTIF
I
1
2
3
Pen / Shaft
Persiapan bahan
Proses Potong bahan
Proses Pembubutan
II
1
2
3
III
1
2
3
IV
1
2
3
V
1
2
3
PRODUKTI
F
menit
5
5
51
menit
menit
menit
10
10
menit
menit
30
30
menit
menit
10
10
menit
menit
10
10
menit
menit
menit
menit
menit
VI
1
2
3
VII
1
2
3
VIII
1
2
3
IX
1
2
3
Rangka H Beam
Persiapan Bahan
Proses potong ( Blander )
Proses Gerinda bahan
IX
1
2
3
Rangka H Beam
Persiapan Bahan
Proses potong ( Blander )
Proses Gerinda bahan
X
1
2
3
Tiang Shaft
Persiapan Bahan
Proses potong ( Blander )
Proses Gerinda bahan
XI
1
2
3
4
5
Perakitan
Persiapan
Pengelasan
Penggerindaan
Pengecatan
Pemasangan Hydroulic
menit
10
10
menit
menit
10
10
menit
menit
10
10
menit
menit
5
5
menit
menit
120
30
45
30
menit
menit
menit
menit
485
menit
menit
menit
15
52
menit
menit
menit
TABEL .5.
10
10
menit
70
menit
menit
menit
20
20
Menit
menit
NO
1
2
3
4
5
NAMA BAGIAN
PRODUKTIF
Menit
Hidrolik
Joint
Lengan Tekan
Batang Tekan
Rangka
Total
WAKTU
TIDAK PRODUKTIF
Menit
30
25
25
70
150
55
198
210
485
948
HARGA
BAHAN BAKU
( Rupiah )
1,500,000.00
227,500.00
230,000.00
190,000.00
4,532,100.00
6,679,600.00
Biaya Kerja
Biaya Kerja
+ 2.5 Jam
X Rp 9 500
= Rp 7 000 000 ,-
53
BAB . V
PENUTUP
5.1
5.1.1. Kesimpulan
1.
Alat pembuka dan pemasang ban Alat - alat berat ( Wheel Loader ) mempermudah mekanik untuk menambal ban
berukuran besar.
2.
Alat pembuka dan pemasang ban Alat - alat berat ( Wheel Loader ) menghemat waktu kerja mekanik
3.
Alat pembuka dan pemasang ban Alat - alat berat ( Wheel Loader ) bisa dibuat memakai bahan-bahan bekas sehingga
harga bisa ditekan
5.1.2. Saran
Walaupun Pemakai alat ini bisa dilakukan oleh satu orang mekanik
akan tetapi untuk menjaga keselamatan hendaklah dioperasikan oleh
dua orang mekanik
54