148 412 1 PB - 2
148 412 1 PB - 2
148 412 1 PB - 2
Desember 2014
ISSN : 2338 - 4336
ABSTRACT
Erwinia sp., is a bacterial pathogen as the causal agent of soft rot in potato tubers
which infect the potato tuber during in the field as well as in the storage, and could decrease
the quality of potato tubers. This study aims to obtain endophytic bacteria from parts of
potato plant and to know their effectiveness in controlling Erwinia sp., on potato tubers. This
study resulted 52 isolates of endophytic bacteria which are able to inhibit the growth of
Erwinia sp. The higher inhibition of the growth of Erwinia sp., were shown by P36
(Endophytic 36) and P38 (Endophytic 38). Endophytic bacteria were able to suppress the
growth of soft rot disease on potato tuber compared with that of control which use sterile
aquadest as well as with that of bactericide with an active ingredieant of kasugamisin
hydrochloride.
Keywords: Bacteria, Erwinia sp., Soft rot, Endophytic
ABSTRAK
Erwinia sp., merupakan bakteri penyebab penyakit busuk lunak pada umbi kentang
yang menyerang di lapangan maupun di gudang penyimpanan dan dapat mengurangi kualitas
umbi kentang. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bakteri endofit dari bagian
tanaman kentang dan mengetahui efektifitas bakteri endofit untuk mengendalikan Erwinia
sp., pada umbi kentang. Hasil penelitian didapatkan 52 isolat bakteri endofit yang mampu
menghambat pertumbuhan Erwinia sp. Penghambatan tertinggi terhadap pertumbuhan
Erwinia sp., pada cawan Petri ditunjukan oleh isolat P36 (Endofit 36) dan P38 (Endofit 38).
Bakteri endofit mampu menekan perkembangan penyakit busuk lunak pada umbi kentang
dibandingkan dengan kontrol yang diinokulasi dengan aquades maupun bakterisida berbahan
aktif kasugamisin hidroklorida.
Kata kuci: Bakteri, Erwinia sp., Busuk lunak, Endofit
PENDAHULUAN
Kentang (Solanum tuberosum L.)
merupakan salah satu pangan utama dunia
setelah padi, gandum, dan jagung. Saat ini
produksi kentang mendapat hambatan besar
salah satunya oleh faktor biotik yaitu
penyakit tanaman. Salah satu penyakit
penting yang disebabkan oleh bakteri
Erwinia sp., adalah penyakit pada kentang
baik ketika masih di lapangan maupun di
gudang penyimpanan (Addy, 2007). Kondisi
63
Kartini et al., Pengembangan Bio-bakterisida yang memanfaatkan bahan aktif bakteri endofit
toleransi
tanaman
terhadap
tekanan
lingkungan. Manfaat lain dari aplikasi bakteri
ini, yaitu tidak akan meninggalkan residu
kimia dan tidak menyebabkan resistensi.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di
Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan
Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas
Pertanian Universitas Brawijaya mulai bulan
Januari 2014 sampai dengan bulan Juni 2014.
Penelitian ini terdiri dari isolasi Erwinia sp.,
dari umbi tanaman kentang yang bergejala,
eksplorasi bakteri endofit dari akar tanaman
kentang, uji in vitro penghambatan filtrat
endofit dalam cawan petri, karakterisasi
morfologi dan fisiologis bakteri endofit
antagonis terhadap Erwinia sp. Penelitian
yang menggunakan rancangan acak
lengkap (RAL) untuk pengujian secara in
vitro dan uji pada umbi kentang. Uji
secara in vitro di laboratorium dengan 23
perlakuan diulang 3 kali dan uji pada umbi
kentang di laboratorium dengan 24
perlakuan diulang 3 kali.
PELAKSANAAN PENELITIAN
Isolasi Erwinia sp., dari umbi tanaman
kentang yang bergejala
Isolasi
bakteri
Erwinia
sp.,
menggunakan
metode
pengenceran
bertingkat. Bakteri patogen yang telah
diisolasi kemudian diidentifikasi pada tingkat
genus menurut Kerr (1980) meliputi, uji
hipersensitif, uji reaksi gram dengan KOH
3%, uji reaksi Gram dan uji oksidatiffermentatif.
Eksplorasi bakteri endofit dari akar
tanaman kentang
Eksplorasi bakteri endofit dari akar
tanaman kentang sehat dilakukan dengan
metode
Hallman
(1999).
Sterilisasi
permukaan dilakukan dengan campuran
1.05% sodium hipoklorit dan 0.1% Tween 20
selama 60 detik diikuti dengan tiga kali
pencucian menggunakan buffer fosfat steril.
64
Jurnal HPT
Volume 2 Nomor 4
Desember 2014
65
Kartini et al., Pengembangan Bio-bakterisida yang memanfaatkan bahan aktif bakteri endofit
Tabel 1. Ciri-ciri morfologi isolat bakteri patogen penyebab penyakit busuk lunak yang
diduga bakteri Erwinia sp.
Isolat
Er1
Er2
Er3
Bentuk
Bulat
Bulat
Bulat
Permukaan
Cembung
Cembung
Cembung
Warna
Putih
Putih
Putih
Tepi
Rata
Rata
Rata
Isolat bakteri
+
+
+
+
Literatur
Schaad et al. (2001)
+
+
+
+
Fermentatif
+
-
Fermentatif
+
-
Gambar 1. Bentuk pertumbuhan koloni bakteri endofit yang digunakan dalam pengujian
pada media NA. A: bakteri endofit dengan kode isolat 36, B: bakteri endofit
dengan kode isolat 38, C: bakteri endofit dengan kode isolat 39, D: bakteri
endofit dengan kode isolat 40, E: bakteri endofit dengan kode isolat 42, F: bakteri
endofit dengan kode isolat 98, dan G: bakteri endofit dengan kode isolat 99.
66
Jurnal HPT
Volume 2 Nomor 4
Desember 2014
67
Kartini et al., Pengembangan Bio-bakterisida yang memanfaatkan bahan aktif bakteri endofit
Gambar 2. Zona hambat yang terbentuk pada bakteri endofit endofit. (A) isolat bakteri
endofit 36 (bakteri endofit dengan kode E36), endofit 39 (bakteri endofit dengan
kode E39), (B) endofit 40 (bakteri endofit dengan kode E40) dan 42 (bakteri
endofit dengan kode E42) Endofit 98 (Ebakteri endofit dengan kode 98), dan (C)
endofit 99 (E99) terhadap Erwinia sp.
Tabel 3. Ciri-ciri morfologi isolat bakteri endofit yang digunakan dalam pengujian di cawan
petri dan umbi kentang
Isolat
E36
E38
E39
E40
E42
E98
E99
Bentuk
Bulat
Bulat
Bulat
Bulat
Lonjong
Bulat
Bulat
Permukaan
Cembung
Cembung
Cembung
Cembung
Cembung
Cembung
Cembung
Warna
Putih kekuningan
Putih kekuningan
Putih
Putih kekuningan
Putih
Putih
Putih
Tepi
Bergerigi
Rata
Rata
Rata
Rata
Rata
Rata
20,00
14,97
12,98
11,50
15,00
10,00
5,00
7,54
0,58
2,60
4,63
4,96
5,64
2,75
4,73
2,72 3,934,24 4,63 4,07
4,55 3,66
3,11
3,11
2,27
2,20 2,55
0,00
Perlakuan
Gambar 3. Penghambatan bakteri endofit terhadap Erwinia sp. (POA): aplikasi menggunakan
aquades, kontrol (POB) aplikasi menggunakan bakterisida berbahan aktif
kasugamisin hidroklorida dan tembaga oksiklorida. Kode endofit isolat 36, 38,
39, 40, 42, 98, dan 99 dengan masing-masing kode pengenceran A, B, dan C
(107,10 9,1011 CFU/ml).
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
2,8
1,31
0,33
0,51
0,94 0,81
0,75
0,43
0,63 0,53
0,63 0,50 0,64 0,74 0,65
0,41
0,39 0,51 0,47
1,01
Perlakuan
Gambar 4. Uji antagonis atar jenis bakteri. POA: kontrol ( diinokulasikan dengan akuades),
POB: kontrol (diinokulasikan dengan bakterisida berbahan aktif kasugamisin
hidroklorida, tembaga oksiklorida), POC: kontrol (diinokulasikan dengan
bakteri Erwinia sp dan akuades.
KESIMPULAN
68
Jurnal HPT
Volume 2 Nomor 4
Desember 2014
69
Kartini et al., Pengembangan Bio-bakterisida yang memanfaatkan bahan aktif bakteri endofit
in Crop Plants Against Pests and Sturz, A.V, B.R Christie, B.G Matheson,
Diseases. Crop Protection 20: 1W.J Arsenault dan N.A Buchanan.
11.
www.
1999.
Endophytic
Bacterial
Communities in the periderm of
Elsevier.com/locate/cropro
Potato Tubers and Their Potential
Schaad, N., J. Jones dan W. Chun. 2001.
to Improve Resistance to SoilLaboratory
Guide
for
the
borne Pathogen. Plant Pathology
Identification of Plant Pathogenic
48:360-369
Bacteria, 3rd Edition. APS Press.
Wakimoto, S. et al. 1986. Production of
Amerika. Hal 1-71.
antibiotics by Plant Pathogenic
Sinaga M.S. 2006. Dasar-dasar Ilmu
Pseudomonas.
Ann.
Penyakit Tumbuhan. Ed ke-2
Phytopathology Society. Japan
Jakarta:Penebar Swadaya.
(52): 835-842p.
70