22341-Article Text-71938-1-10-20220827
22341-Article Text-71938-1-10-20220827
22341-Article Text-71938-1-10-20220827
email: [email protected]
Abstrak
Eksplorasi senyawa bahan alam masih terus dilakukan dari isolat-isolat mikroba baru seiring
dengan resistensi terhadap senyawa antibiotik dan antimikroba. Tujuan penelitian ini untuk
mengisolasi fungi endofit dari tumbuhan mangrove Avicennia marina dan mengoptimasi waktu
fermentasi yang terbaik untuk aktivitas antibakteri. Metode yang digunakan adalah fermentasi
fungi endofit pada media cair dan pengujian antibakteri dengan metode sumuran. Hasil
penelitian ini diperoleh lima isolat fungi endofit dari A. marina yang memiliki kemampuan
antibakteri terhadap bakteri jenis Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan Pseudomonas
aeruginosa. Satu isolat fungi endofit yaitu AVI.1 menunjukkan potensi yang sangat menjanjikan
untuk dikembangkan karena memiliki waktu fermentasi tersingkat (lima hari) dan
penghambatan yang kuat terhadap ketiga bakteri uji.
PENDAHULUAN
Penyakit infeksi saat ini yang disebabkan oleh patogen penginfeksi masih termasuk dalam
sepuluh besar penyakit terbanyak di Indonesia (Kemenkes RI, 2019). Berbagai strategi penanganan
penyakit infeksi tersebut sudah dilakukan, termasuk penggunaan antibiotik dan senyawa antimikroba.
Namun demikian, resistensi terhadap senyawa antibiotik/antimikroba kemudian muncul akibat
penggunaan dengan dosis yang kurang tepat dan adanya kemampuan mempertahankan diri dari bakteri
(Nawea, dkk., 2017). Hal ini menyebabkan upaya untuk memperoleh jenis antibiotik baik secara
sintesis kimia maupun eksplorasi dari isolat-isolat mikroba baru masih terus dilakukan sampai saat ini.
Eksplorasi senyawa bahan alam dilakukan baik yang berasal dari hewan, tumbuhan, bakteri, dan fungi
(Alvarez-Martinez et al., 2020).
Fungi endofit diketahui sebagai salah satu sumber penghasil berbagai senyawa yang
berpotensi sebagai antibakteri, antifungi, antikanker, dan antivirus. Senyawa bioaktif yang dihasilkan
oleh fungi endofit dapat berfungsi bagi inang untuk meningkatkan ketahanan terhadap serangan
mikroba patogen. Spesifikasi inang sebagai asal fungi endofit ikut menjadi faktor penentu kemampuan
fungi endofit tersebut dalam memproduksi senyawa bioaktif. Berdasarkan hal tersebut, pemanfaatan
senyawa bioaktif atau metabolit sekunder yang fungsional yang dihasilkan dari fungi endofit dapat
menjadi strategi untuk produksi senyawa bioaktif yang fungsional tanpa perlu melakukan penebangan
atau menunggu masa panen yang lama (Kuncoro & Sugijanto, 2011). Eksplorasi fungi endofit dari
tumbuhan mangrove telah dilakukan untuk jenis Soneratia alba (Pasappa, dkk., 2022). Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengisolasi fungi endofit dari tumbuhan mangrove A. marina dan
mengoptimasi waktu fermentasi terbaik aktivitas antibakteri.
METODE PENELITIAN
Pengambilan Sampel dan Isolasi Fungi Endofit
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagian daun tumbuhan mangrove spesies
Avicennia marina. Pengambilan sampel tumbuhan dilakukan di pesisir Desa Tiwoho Kelurahan
Tongkaina, Kecamatan Bunaken, Manado, Sulawesi Utara. Sebelum dilakukan proses isolasi fungi
endofit dari daun A. marina, dilakukan sterilisasi permukaan terlebih dahulu dari sampel daun yang
digunakan. Sterilisasi permukaan dilakukan menggunakan air mengalir, alkohol 70% dan natrium
hipoklorit 1.32% secara berturut-turut, dan dibilas menggunakan akuades steril sebanyak tiga sampai
empat kali. Selanjutnya, sampel dikeringkan dengan tisu steril secara aseptik. Sampel dipotong-potong
dengan ukuran 1 x 1 cm dan ditanam pada media Potato Dextrose Agar (PDA). Inkubasi sampel pada
media PDA dilakukan selama lima sampai tujuh hari pada suhu 28°C (Hasiani, dkk., 2015; Desriani,
dkk., 2019).
Uji Antibakteri
Pengujian aktivitas antibakteri dari isolat fungi endofit yang berhasil diisolasi dari daun
A. marina dilakukan dengan menanam potongan fungi endofit yang berukuran 1x1 cm di atas media
PDA yang telah diinokulasikan dengan bakteri uji yang berbeda-beda untuk setiap cawan petri. Pada
setiap cawan petri berisi tiga potongan fungi endofit sebagai ulangan, dan dua paper disk yang masing-
masing mengandung kloramfenikol (kontrol positif) dan tidak mengandung kloramfenikol (kontrol
negatif). Cawan petri tersebut diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 37oC. Selanjutnya, dilakukan
pengamatan zona bening yang terbentuk di sekitar isolat dan diukur diameter zona bening tersebut
(Anggreani, dkk., 2019). Isolat fungi endofit yang menunjukkan hasil positif dilanjutkan dengan
fermentasi untuk memperoleh waktu terbaik menghasilkan senyawa antibakteri.
tersedia untuk endofit dan hal ini menentukan kehadiran fungi endofit, komposisi endofit dan tingkat
infeksi inang yang ditempati oleh fungi endofit pada lokasi inang yang sama (Rosalina, dkk., 2018).
AVI.2
AVI.3
AVI.4
AVI.5
Gambar 1. Zona Bening di sekitar Fungi Endofit pada Media dengan Bakteri Uji.
Diameter zona bening yang dihasilkan fungi endofit A. marina terhadap bakteri uji E. coli
berkisar dari 10.00-25.00 mm, terhadap bakteri uji S. aureus berkisar dari 21.00-32.00, sedangkan
terhadap bakteri uji P. aeruginosa berkisar antara 24.67-29.33 mm (Tabel 2). Berdasarkan diameter
zona bening yang menunjukkan zona penghambatan tersebut, terdapat kriteria penghambatan yaitu
kriteria kuat apabila diameter lebih dari 20 mm, kriteria sedang apabila diameter berada dikisaran 11-
20 mm, dan termasuk kriteria lemah apabila diameter berada di kisaran 5-10 mm.
Beberapa isolat fungi endofit A. marina menunjukkan penghambatan yang kuat terhadap
ketiga bakteri uji. Untuk kelima isolat termasuk kriteria penghambatan kuat terhadap bakteri uji S.
aureus dan P. aeruginosa, sedangkan untuk bakteri uji E.coli hanya isolat AVI.1 yang termasuk
penghambatan kuat. Isolat AVI.1 dengan diameter zona hambat 25 mm dan 32 mm terhadap bakteri
E. coli dan S. aureus secara berturut-turut (Tabel 2).
Perbedaan kriteria penghambatan dari isolat-isolat yang diperoleh dapat disebabkan oleh
adanya perbedaan kemampuan setiap isolat fungi endofit dalam menghasilkan senyawa metabolit
sekunder maupun antibiotik. Selain itu, komposisi dinding sel setiap bakteri uji juga ikut
mempengaruhi penghambatan dari senyawa antibakteri yang dihasilkan oleh fungi endofit.
Hasil optimasi waktu fermentasi terbaik untuk antibakteri dari isolat fungi endofit AVI.1
terhadap ketiga bakteri uji menunjukkan waktu fermentasi lima hari adalah yang terbaik dari sepuluh
dan lima belas hari (Gambar 2). Fase eksponensial (pertumbuhan) mulai terjadi pada 5 hari fermentasi
sampai 10 hari fermentasi. Diameter zona bening mengalami peningkatan dan masuk dalam kategori
sedang bahkan isolat AVI.1 memperlihatkan aktivitas antibakteri yang kuat terhadap bakteri S. aureus
dengan rerata zona bening 20.67. Pada fase ini isolat dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Pada kondisi kultur yang optimum, sel mengalami reaksi metabolisme (Hasanah, 2018). Isolat fungi
endofit AVI.1 sangat menjanjikan untuk dikembangkan dalam pengembangan senyawa antibakteri
atau antibiotik. Kemampuan menghasilkan senyawa antibakteri tertinggi pada ketiga bakteri uji
diperoleh pada fermentasi lima hari, artinya hasil terbaik dari isolat ini tidak dibutuhkan waktu yang
lama (10 atau 15 hari).
KESIMPULAN
Isolasi fungi endofit dari tumbuhan mangrove A. marina berhasil diperoleh lima isolat fungi
yang memiliki kemampuan antibakteri terhadap bakteri E. coli, S. aureus dan P. aeruginosa. Isolat
AVI.1 merupakan isolat yang menjanjikan untuk dikembangkan dalam pengembangan senyawa
antibakteri dengan waktu fermentasi tersingkat dan penghambatan yang kuat terhadap ketiga bakteri
uji.
DAFTAR PUSTAKA
Alvarez-Martinez, F.J., Barrajon-Catalan, E., and Micol, V., 2020. Tackling Antibiotic Resistance with
Compounds of Natural Origin: A Comprehensive Review. Biomedicines. 8(405).
Anggreani, V., J., Titis, S., W., Herni, K. dan Dewi, K., 2019. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Mikroalga
Thalassiosira sp. Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis dan
Propionibacterium acne. Jurnal Kimia Riset. 4(1): 62-73.
Desriani, D., Masriza I. P. E., dan Fajrina, A., 2019. Senyawa Antimikroba dari Jamur Endofit
Trichoderma Koningiopsis Sakb1 yang Diisolasi dari Tanaman Mangrove Sonneratia alba.
Jurnal Sains Farmasi & Klinis. 6(2): 78-84.
Hasanah, U., 2018. Kurva Pertumbuhan Jamur Endofit Antijamur Candida dari Tumbuhan Raru
(Cotylelobium melanoxylon) Genus Aspergillus. Jurnal Biosains. 4(2): 102-107.
Hasiani, V.V., Ahmad, I., dan Rijai, L., 2015. Isolasi Jamur Endofit dan Produksi Metabolit Sekunder
Antioksidan Dari Daun Pacar (Lawsonia inermis L.). Jurnal Sains dan Kesehatan. 1(4): 146-
153.
Jose, A.C., and Christy, P.H., 2013. Assessment of Antimicrobial Potential of Endophytic Bacteria
Isolated from Rhizophora mucronata. Int J Curr Microbiol App Sci. 2(10):188-194.
Kaharap, A. D., Mambo. C., dan Nangoy, E., 2016. Uji Efek Antibakteri Ekstrak Batang Akar Kuning
(Arcangelisia flava Merr.) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
Jurnal e-Biomedik. 4(1): 56-50.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. 2019. Hasil Utama Riskesdas 2018 by Kemenkes RI.
https://kesmas.kemkes.go.id/ diakses tanggal 1 Agustus 2022.
Kuncoro, H., dan Sugijanto, N. E., 2011. Jamur Endofit, Biodiversitas, Potensi dan Prospek
Penggunaannya Sebagai Sumber Bahan Obat Baru. J. Trop. Pharm. Chem. 1(3): 251-265.
Nair, D. N., and Padmavathy, S., 2014. Impact of Endophytic Microorganisms on Plants, Environment
and Humans. The Scientific World Journal. 1-12.
Nawea, Y., Mangindaan, R. E. P., dan Bara, R. A., 2017. Uji Antibakteri Jamur Endofit dari
Tumbuhan Mangrove Sonneratia alba yang Tumbuh di Perairan Pantai Tanawangko. Jurnal
Pesisir dan Laut Tropis. 1(1): 24-35.
Pasappa, N., Pelealu, J. P., dan Tangapo, A. M., 2022. Isolasi dan Uji Antibakteri Jamur Endofit
Tumbuhan Mangrove Soneratia alba di Pesisir Kota Manado. Pharmacon. 11(2): 1430-1437.
Ramadhanty, M. A., dan Lunggani, A. T., 2021. Isolasi Bakteri Endofit Asal Tumbuhan Mangrove
Avicennia marina dan Kemampuannya Sebagai Antimikroba Patogen Staphylococcus aureus
dan Salmonella typhi Secara In Vitro. Journal of Tropical Biology. 4(1): 16-22.
Rosalina, R., Ningrum, S. R., dan Prima, A. L., 2018. Aktifitas Antibakteri Ekstrak Jamur Endofit
Mangga Podang (Mangifera indica L.) Asal Kabupaten Kediri Jawa Timur. Jurnal Biologi
Biosfera. 35(3): 139-144.