Tugas 3 Analisa Kegagalan
Tugas 3 Analisa Kegagalan
Tugas 3 Analisa Kegagalan
Merupakan fenomena patah pada material yang diawali terjadinya retakan secara
cepat dibandingkan patah ulet tanpa deformasi plastis terlebih dahulu dan dalam waktu yang
singkat. Dalam kehidupan nyata, peristiwa patah getas dinilai lebih berbahaya daripada patah
ulet, karena terjadi tanpa disadari begitu saja. Biasanya patah getas terjadi pada material
berstruktur martensit, atau material yang memiliki komposisi karbon yang sangat tinggi
sehingga sangat kuat namun rapuh.
Patah getas dapat mengikuti batas butir ataupun memotong butir. Bila bidang
patahannya mengikuti batas butir, maka disebut patah getas intergranular, sedangkan bila
patahannya memotong butir maka disebut patah getas transgranular.
Faktor penyebab patah getas antara lain :
1. Pembebanan yang terjadi dan melebihi ketahanan suatu material.
2. Terjadinya konsentrasi tegangan yang tinggi
3. Terjadinya crack yang kemudian merambat dan patah
4. Terjadinya cacat pada material
Ciri-cirinya patah getas antara lain :
1. Permukaannya terlihat berbentuk granular, berkilat dan memantulkan cahaya.
2. Terjadi secara tiba-tiba tanpa ada deformasi plastis terlebih dahulu sehingga tidak
tampak gejala-gejala material tersebut akan patah.
3. Tempo terjadinya patah lebih cepat
4. Bidang patahan relatif tegak lurus terhadap tegangan tarik.
5. Tidak ada reduksi luas penampang patahan, akibat adanya tegangan multiaksial.
Cara mengurangi kemungkinan terjadinya patah getas yaitu dengan heat treatment dan
tempering dapat di gunakan sebagai cara untuk mengurangi kemungkinan terjadinya patah
getas. Karena dapat mengatur susunan atom atom dan molekul molekul pada material dan
mengakibatkan material lebih tahan terhadap pembebanan.
PATAH ULET
Patah ulet merupakan patah yang diakibatkan oleh beban statis yang diberikan pada
material, jika beban dihilangkan maka penjalaran retak akan berhenti. Patah ulet ini ditandai
dengan penyerapan energi disertai adanya deformasi plastis yang cukup besar di sekitar
patahan, sehingga permukaan patahan nampak kasar, berserabut (fibrous), dan berwarna
kelabu. Selain itu komposisi material juga mempengaruhi jenis patahan yang dihasilkan, jadi
bukan karena pengaruh beban saja. Biasanya patah ulet terjadi pada material berstruktur
bainit yang merupakan baja dengan kandungan karbon rendah.
Beberapa jenis patah ulet dapat terjadi selama proses logam atau pada berbagai jenis
pemakaian yang berbeda-beda. Patah ulet akibat beban tarik biasanya didahului oleh
penurunan secara lokal diameter bahan yang dinamakan penyempitan (necking).
Pada beberapa macam bentuk patah ulet kristal-kristal tunggal logam mengalami slip
pada bidang dasar yang berurutan, sampai akhirnya kristal tersebut terpisah akibat tegangan
geser.
Ciri-ciri patah ulet:
1. Ada reduksi luas penampang patahan
2. Tempo terjadinya patah lebih lama.
3. Pertumbuhan retak lambat, tergantung pada beban
4. Permukaan patahannya terdapat garis-garis benang serabut (fibrosa), berserat,
menyerap cahaya, pempilannya buram
5. terjadi penyerapan energi
6. adanya deformasi plastis yang cukup besar di sekitar patahan
7. permukaan patahan nampak kasar ,berserabut (fibrous), dan berwarna kelabu.