Solida 1
Solida 1
Solida 1
Disusun Oleh:
Kelompok 8
Alfi Nurfauziah R.
(P2.06.30.1.14.002)
Ani Susyanti
(P2.06.30.1.14.002)
Lestari Hutasoit
(P2.06.30.1.14.017)
Merlina Pudjawati A.
(P2.06.30.1.14.019)
(P2.06.30.1.14.002)
JURUSAN FARMASI
POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA
2015/2016
KATA PENGANTAR
Pujisyukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmatserta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
laporanini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudulFormulasi
Tablet Paracetamol dengan Metode Granulasi Basah.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknologi
Sediaan Solida. Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya
harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, kami sampai kanterima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segalausaha kita.Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................................
1.2. Tujuan..........................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA\
2.1 Dasar Tori
BAB II ISI
3.1.Formula....................................................................................................
3.2
BAB IV PENUTP
1
2
Kesimpulan.........................................................................................................12
Saran....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
boleh mengandung bahan tambahan seperti pada tablet yang digunakan secara
oral.
Sedangkan menurut Farmakope IV (1995), tablet adalah sediaan padat
yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi .
Kebanyakan tablet digunakan untuk pemberian obat-obat secara oral.
Tablet mempunyai beberapa keuntungan, salah satu diantaranya tablet
merupakan sediaan yang tahan terhadap pemasukan (temperproof)
Hal hal berikut merupakan keunngulan utama tablet :
1. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan
terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta
variabilitas kandungan yang paling rendah.
2. Tablet merupakan bentuk sediaan yang ongkos pembuatannya paling
rendah.
3. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling ringan dan paling
kompak.
4. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling ringan dan paling
kompak
5. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah ;
tidak memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan
permukaan pencetak yang bermonogram atau berhiasan timbul.
6. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di
tenggorokan, terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah/hancurnya
tablet tidak segera terjadi.
7. Tablet bisa dijadikan produk dengan profil pelepasan khusus, seperti
pelepasan di usus atau produk lepas lambat
8. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk produksi
besar besaran.
9. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran
kimia, mekanik dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik
(Lachman, hlm 645)
Selain keunggulan di atas, tablet juga mempunyai kerugian sebagai
berikut:
1. Beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak, tergantung
pada keadaan amorfnya, flokulasi, atau rendahnya berat jenis.
2. Obat sukar dibasahkan, lambat melarut, dosisnya cukupan tau tinggi,
absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna atau setiap kombinasi
dari sifat di atas, akan sukar atau tidak mungkin diformulasi dan dipabrikasi
dalam bentuk tablet yang masih menghasilkan bioavalabilitas obat cukup.
3. Obat yang rasanya pahit, obat dengan bau yang tidak dapat dihilangkan,
atau obat yang peka terhadap oksigen atau kelembapan udara perlu
pengapsulan atau penyelubungan dulu sebelum dikempa (bila mungkin)
atau memerlukan penyalutan terlebih dahulu. (Lachman, P 647-648)
2.
3.
4.
5.
6.
Pengisi/pengencer (diluents)
Walaupun pengisi pada umumnya dianggap bahan yang inert, secara signifikan
dapat berpengaruh pada ketersediaan hayati, sifat fisika dan kimia dari tablet
jadi (akhir). Contoh, lactosa, amylum, avicel, kalsium laktat.
Pengikat (binders dan adhesive)
Pengikat atau perekat ditambahkan ke dalam formulasi tablet untuk
meningkatkan sifat kohesi serbuk melalui pengikatan (yang diperlukan) dalam
pembentukan granul yang pada pengempaan membentuk masa kohesif atau
pemampatan sebagai suatu tablet. Lokasi pengikat di dalam granul dapat
mempengaruhi sifat granul yang dihasilkan. Contohnya, akasia, mucilago amili,
gelatin, HPMC, Na CMC, etil selulosa, sorbitol, dsb.
Penghancur (disintegrants)
Tujuan penghacur adalah untuk memfasilitasi kehancuran tablet sesaat setelah
ditelan pasien. Agen penghancur dapat ditambahkan sebelum dilakukan
granulasi atau selama tahap lubrikasi/pelinciran sebelum dikempa atau pada
kedua tahap proses. Misalnya, starch 1500, amylum (kanji), mycrocystalin
cellulose (avicel pH 101 dan pH 102), explotab, metil selulosa, asam alginat,
dsb.
Pelincir (lubricant)
Fungsi utama pelincir tablet adalah untuk mengurangi friksi yang meningkat
pada antarmuka tablet dan dinding cetakan logam selama pengempaan dan
penolakan/pengeluaran tablet dari cetakan. Misalnya, talk, metalic (Mg, As, Ca)
stearat). Pelincir dapat pula menunjukan sifat sebagai antilengket (anti
adherant) atau pelicin (glidan)
Stickland mendeskripsikan:
Pelincir menurunkan friksi di antara granul dan dinding cetakan kempa
selama proses pengempaan dan penolakan tablet dari lumpang.
Antiadheran
mencegah terjadinya pelengketan pada alu cetak dan
selanjutnya ada dinding cetakan.
Pelicin meningkatkan karakteristik aliran dari granul.
Antiadheran
Antiadheran berguna dalam formulasi bahan yang menunjukan tendensi mudah
tersusun/terkumpul. Misalnya, stearat, talk, malam.
Pelicin (glidan)
Glidan dapat meningkatkan mekanisme aliran granul dari hoper ke dalam
lobang lumpang. Glidan dapat meminimalkan ketidakmerataan yang sering
ditemukan/ditunjukan formula kempa langsung. Glidan meminimalkan
kecenderungan granul memisah akibat adanya vibrasi secara berlebihan.
Contoh, mg stearat, amilum kering, talk, dsb.
Hipotesis mekanisme kerja glidan menurut beberapa penelitian :
1) Dispersi muatan elektrostatik pada permukaan granul.
3
2)
3)
4)
5)
Metode pembuatan tablet dibagi menjadi metode granulasi dan kempa langsung
dan granulasi. Granulasi merupakan proses peningkatan ukuran partikel dengan cara
3.
4.
5.
6.
7.
Keseragaman bobot
Friabilitas
Kekerasan dan kerenyahan tablet
Waktu hancur
Kandungan obat dan pelepasannya
BAB II
ISI
2.1 No. Praktikum
: 01
2.2 Hari/Tanggal Praktikum
: Jumat/18 Maret 2016
2.3 Formulasi
Kandungan Parasetamol per-tablet : 250 mg
Bobot tablet
: 350 mg
Jumlah yang dibuat
: 300 tablet/kelompok
Fase Dalam (FD)
92%
R/
Parasetamol
Amprotab
Mucilago Amili
Laktosa
Fase Luar (FL)
8%
Mg Stearat
Talk
Amprotab
2.4 Alat dan Bahan
Alat :
- Beaker glass
- Gelas ukur
- Corong
- Timbangan analitik
- Baskom plastik
- Mesh
- Loyang aluminium
- Toples
- Jangka sorong
- Mikrometer sekrup
250 mg
10%
10%
q.s
1%
2%
5%
Bahan :
- Parasetamol
- Amylum manihot
- Laktosa
- Mg Stearat
- Talk
- Sarung tangan plastik
- Kertas perkamen
- Air panas
2.5 SPESIFIKASI
1) Zat aktif
Paracetamol
Nama lain
Acetaminofhen
Nama kimia
n-acetil-4-aminofenol
Berat molekul
151,16
Pemerian
Suhu lebur
1690C-1720C
pH
Kelarutan
Inkompatibilita
s
Penyimpanan
Daftar pustaka
FI III,hal 32
FI IV,hal 650
codek hal 988-989
a. Eksipien
1) Amilum
Pemerian
Amylum tidak berbau tidak berasa ,warna putih sampai putih tua
,serbuk halus
Kelarutan
Stabilitas
Inkompatibilita
s
Penyimpanan
Kegunaan
Desintegran 3 25 %
Daftar pustaka
2) Talkum
Struktur kimia
Rumus molekul
Mg6(S12O5)4(OH)4
Nama kimia
Talk(14807-96-6)
Berat molekul
Pemerian
Kelarutan
Stabilitas
Inkompatibilita
s
Penyimpanan
Talk harus disimpan dalam wadah tertutup rapat dan tempat kering
Kegunaan
Glidan (1,0 % - 10 %)
Daftar pustaka
3) Mg Stearat
Nama kimia
Berat molekul
591,29
Pemerian
Kelarutan
Praktis tidak larut dalam etanol,etanol 95%,eter dan air ,sedikit larut
dalm benzen hangat,dan etanol hangat 95%
Stabilitas
Inkompatibilita
s
Penyimpanan
Kegunaan
Daftar pustaka
: 250 mg
: 350 mg
: 300 tablet/kelompok
= 250 mg
10
x bobot tablet
= 100
10
x 350 mg=35 mg
100
c. Mucilago Amili
1
x Fase Dalam
3
Mucilago
1
x 322 mg=107,3 mg
3
Amylum kering
10
x 107,3 mg=10,73 mg
100
d. Laktosa
= 26,27 mg
2. Fase Luar (untuk 1 tablet)
8
x 350 mg=28 mg
Total Fase Luar = 100
a. Mg Stearat
1
x 86 g=0,9 g
92
b. Talk
2
x 86 g=1,86 g
92
c. Amprotab
5
x 86 g=4,67 g
92
c. Amylum Manihot
d. Laktosa
e. Mg Stearat
f. Talk
g. Amprotab
3. Proses mixing
a. Disiapkan wadah mixing (yang tersedia di laboratorium adalah toples)
b. Dimasukkan dalam toples dari bahan yang terkecil yaitu lactosa
c. Ditambahkan amprotab kemudian toples ditutup
d. Toples diaduk digoyang secara berputar dengan kecepatan yang konstan kurang lebih
selama 5 menit , toples dibuka (hindari pengetukan pada toples)
e. Ditambahkan sisa amprotab dan paracetamol kemudian toples ditutup
f. Toples diaduk digoyang secara berputar dengan kecepatan yang konstan kurang lebih
selama 5 menit , toples dibuka (hindari pengetukan pada toples)
g. Ditambahkan sisa paracetamol kemudian toples ditutup
h. Toples diaduk digoyang secara berputar dengan kecepatan yang konstan kurang lebih
selama 5 menit ,toples dibuka (hindari pengetukan pada toples)
i. Ditambahkan fase luar yaitu Mg stearat , talk dan amprotab kemudian toples ditutup
j. Toples diaduk digoyang secara berputar dengan kecepatan yang konstan kurang lebih
selama 5 menit ,toples dibuka (hindari pengetukan pada toples)
4. Proses granulasi
a. Dilarutkan amylum manihot dengan air panas sampai membentuk mucilago.
7.
8.
9.
12
= 89,3408 g
= 81,07 g
A. Evaluasi Granul
1. Daya alir
Bobot uji
= 50 g
Metode
: metode corong
H
: 6 cm
r
: 5,9 cm
tan = h/r
tan = 6 cm/ 5,9cm
tan = 1,01
= 0,0176o
2. Bj nyata, BJ mampat dan kompresibilitas
a. BJ Nyata
Volume = 150 ml
Bobot
= 50 g
BJ Nyata = Bobot Uji/Volume
= 50 gram / 100 ml
= 0,5 g/ml
b. BJ Mampat
Volume mampat = 80ml
Bobot
= 50 gram
BJ Mampat
= V0 V1 / V0 X 100%
= 100-80 / 100 X 100%
= 20%
c. % Kompresibilitas
BJ mampatBJ nyata
x 100
%K
=
BJ mampat
13
0,6250,5
x 100
0.625
= 20%
3. Distribusi Partikel
Sisa bahan ayakan dari masing masing mesh
Mesh 20
=0g
Mesh 40
=7g
Mesh 60
= 6,8591 g
Mesh 85
= 7,2420 g
Hasil akhir
= 20,9705 g
B. Evaluasi Tablet
1. Uji Organoleptik
Bentuk tablet
Warna tablet
Permukaan
Cetakan
Tanda kerusakan
2. Keseragaman bobot
Bobot total 20 tablet
Bobot rata-rata
: Bundar
: Putih, homogen, tidak ada bintik-bintik/noda
: Rata dan licin
: Garis tengah patah
: Tidak ada capping, cracking, mottling,dll.
= 11,0756 g
11,0756 g
=0,5673 g
= 20 tablet
Nama
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Tablet 1
Tablet 2
Tablet 3
Tablet 4
Tablet 5
Tablet 6
Tablet 7
Tablet 8
Tablet 9
Tablet 10
Tablet 11
Tablet 12
Tablet 13
Tablet 14
Bobot Satuan
Tablet
0,5681 g
0,5675 g
0,5620 g
0,5688 g
0,5688 g
0,5661 g
0,5685 g
0,5619 g
0,5742 g
0,5643 g
0,5648 g
0,5683 g
0,5630 g
0,5675 g
14
% Penyimpangan
0,1410%
0,0352%
0,9342%
0,2644%
0,2644%
0,2115%
0,2115%
0,9518%
1,2162%
0,5288%
0,4406%
0,1762%
0,7579%
0,0352%
Pemenuhan
Persyaratan
15
16
17
18
19
20
Tablet 15
Tablet 16
Tablet 17
Tablet 18
Tablet 19
Tablet 20
0,5734 g
0,5664 g
0,5652 g
0,5710 g
0,5648 g
0,5715 g
Perhitungan :
1,0752%
0,1586%
0,3701%
0,6522%
0,4406%
0,7403 %
= 11,0756 g
11,0756 g
=0,5673 g
= 20 tablet
Bobot rata-rata
% Penyimpangan
Berat tablet Berat tablet ratarata
x 100
Berat tablet ratarata
(Hasil dapat dilihat di Tabel 1.)
Penyimpangan kolom A =
5
x 0,5673 g=0,0283 g
100
Batas minimal
= 0,5673 g
0,0283 g
Batas maksimal
= 0,539 g
= 0,5673 g
+ 0,0283 g
= 0,5956 g
Penyimpangan kolom B =
10
x 0,5673 g=0,0567 g
100
Batas minimal
= 0,5673 g
0,0567 g
Batas maksimal
= 0,5106 g
= 0,5673 g
+ 0,0567 g
= 0,624 g
Bobot rata-rata
tablet
0,5673 g
Jumlah tablet
: 20 tablet
Syarat
:
Diameter tablet tidak > 3 kali tebal tablet
1
1
Diameter tablet tidak <
3 tebal tablet
Tabel 2. Diameter dan ketebalan masing-masing tablet
Tebal X
3
Tablet
Tablet 1
Tablet 2
Tablet 3
Tablet 4
Tablet 5
Tablet 6
Tablet 7
Tablet 8
Tablet 9
Tablet 10
Tablet 11
Tablet 12
Tablet 13
Tablet 14
Tablet 15
Tablet 16
Tablet 17
Tablet 18
Tablet 19
Tablet 20
rata/rata
Ketebal
an
Diameter d/t
0,41
1,22 2,976
0,41
1,22 2,976
0,411
1,216 2,959
0,42
1,226 2,919
0,42
1,226 2,919
0,418
1,22 2,919
0,414
1,22 2,947
0,414
1,22 2,947
0,42
1,22 2,905
0,41
1,22 2,976
0,44
1,222 2,777
0,47
1,22 2,596
0,42
1,22 2,905
0,46
1,22 2,652
0,44
1,222 2,777
0,437
1,22 2,792
0,436
1,222 2,803
0,446
1,28 2,870
0,435
1,22 2,805
0,435
1,22 2,805
0,4283
1,2237
1,23
1,23
1,233
1,26
1,26
1,254
1,242
1,242
1,26
1,23
1,32
1,41
1,26
1,38
1,32
1,311
1,308
1,338
1,305
1,305
16
Tebal X 1
Pemenuh
an
Persyarat
an
0,546
0,546
0,548
0,56
0,56
0,557
0,552
0,552
0,56
0,546
0,586
0,6266
0,56
0,6133
0,586
0,5826
0,5813
0,59466
0,58
0,58
1
3
X
X
BAB III
PEMBAHASAN
Parasetamol
Amprotab
Mucilago Amili
Laktosa
Mg Stearat
Talk
Amprotab
250 mg
10%
10%
q.s
1%
2%
5%
92%
8%
menyebabkan bobot terlalu besar, selain itu sifat parasetamol yang tahan terhadap panas
dan kelembaban selama proses granulasi.
Prinsip dari metode granulasi basah adalah membasahi massa tablet dengan larutan
pengikat tertentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian massa basah
tersebut digranulasi. Langkah-langkah yang diperlukan dalam pembuatan tablet dengan
metode ini adalah menimbang dan mencampur bahan-bahan, pembuatan granulasi basah,
pengayakan
adonan
lembab
menjadi
granul,
pengeringan,
pengayakan
kering,
laktosa merupakan zat pengisi tablet supaya dapat membentuk massa yang kompak dan
pas untuk dicetak dengan ukuran tertentu. Sedangkan fasa luar adalah zat-zat yang
dimasukan setelah serbuk menjadi granul dan akan dikempa menjadi tablet. Fasa luarnya
terdiri dari sebagai disintegran (penghancur agar partikel terdistribusi dengan baik) yaitu
amprotab 5%, Mg-stearat sebagai lubrican, dan talk sebagai glidan.
Tahap awal, yaitu pembuatan fasa dalam, diawali dengan proses millinga
diantaranya dihaluskan bahan yang akan digunakan dan ditimbang bahan aktif dan bahan
tambahan. Penimbangan dilakukan dengan neraca timbangan dan timbangan portable
secara tepat sesuai formulasi. Kemudian, dilanjutkan dengan proses mixing yang
menggunakan alat sederhana yang tersedia dilaboratorium yaitu toples, dengan
mengurutkan bahan yang terkecil dahulu yaitu laktosa lalu amprotab. Toples diaduk
digoyang secara berputar dengan kecepatan yang konstan kurang lebih selama 5 menit ,
toples dibuka (hindari pengetukan pada toples). Bertujuan diperoleh distribusi
ketercampuran yang homogen atau keseragaman. Dilakukan pada toples yang terpisah dari
fasa dalam, dimasukkan fase luar yaitu Mg stearat , talk dan amprotab kemudian toples
ditutup. Toples diaduk digoyang secara berputar dengan kecepatan yang konstan kurang
lebih selama 5 menit ,toples dibuka (hindari pengetukan pada toples). Fase luar tersebut
berfungsi untuk memudahkan poses pengempaan, meniadakan melekatan pada dinding
corong atau punch and die dalam mesin cetak tablet, serta memperlancar aliran corong
pada mesin cetak tablet.
Setelah dilakukan penimbangan bahan, dilakukan tahapan membuat/meyiapkan
cairan penggranulasi (cairan pengikat) mucillago amili. Mucillago amili berperan sebagai
pengemulsi, pembentuk gel, meningkatkan viskositas, dan memperbaiki tekstur. Mucillago
amili diperlukan dalam pembuatan tablet dengan maksud untuk meningkatkan kohesifitas
antar partikel serbuk sehingga memberikan kekompakan dan daya tahan tablet. Pembuatan
mucillago amili diawali dengan menimbang 3,219 mg Amylum Manihot sambil
memanaskan akuades sebanyak sekitar 10 ml pada gelas ukur.
Karena, amprotab
(Amylum Manihot) merupakan zat tambahan fase dalam yang digunakan sebagai pengisi
dan pengikat karena harga ekonomis sehingga mengurangi biaya produksi. Fungsi sebagai
pengisi untuk menambah massa tablet yang akan dicetak dan fungsi sebagai pengikat
untuk mengikat zat aktif dan zat pengisi sehingga dapat tercampur dengan homogen.
Amprotab dapat digunakan sebagai zat pengikat dengan pencampuran amprotab dan
aquadest hangat dengan konsentrasi 3-20 % b/b untuk mendapatkan amprotab pro pasta
segar (HOPE, 2009).
18
Kemudian, amylum manihot dimasukan sedikit demi sedikit pada akuades panas
sambil diaduk menggunakan batang pengaduk didalam beaker gelas. Mekanisme kerja nya
adalah dengan membentuk ikatan hidrogen saat pengempaan dan pecah atau mengembang
saat cairan masuk ke dalam pori-pori tablet (kapiler). Amprotab yang telah dibuat sebelum
nya dicampurkan sedikit demi sedikit hingga terbentuk suatu massa yang dapat dikepal.
Penambahan amprotab harus dilakukan dengan hati-hati dan secara perlahan, karena
apabila amprotab yang digunakan terlalu banyak akan menyulitkan proses granulasi dan
pada akhirnya tablet yang dihasilkan akan sangat keras dan waktu hancur nya akan sangat
lama. Lalu, setelah terbentuk mucillago amili, ditambahkan pewarna sedikit atau
secukupnya yang telah terlebih dahulu dilarutkan dengan aquades atau air hangat sejumlah
kecil atau secukupnya untuk melarutkannya digunakan sebagai estetika. Alasan lainnya
formulator memilih mengguunakan metode granulasi basah untuk memastikan
keseragaman kandungan tablet dengan mendispersikan dosis kecil zat tambahan pewarna
dengan melarutkannya dalam pengikat cair. Prosedur ini menghasilkan distribusi zat
terlarut lebih baik dan seragam.
Tahap selanjutnya pencampuran bahan fasa dalam (parasetamol, amprotab 10%,
dan laktosa) dicampurkan dengan mucillago amili sedikit demi sedikit hingga terbentuk
massa yang dapat dikepal. Ditandai ketika telah dikepal dan dijatuhan kepalan tidak akan
menyebarkan serbuknya ketika terbelah. Setelah diperoleh masa yang kira-kira sudah
dapat dikepal dengan penambahan mucillago amili seluruhnya. Penambahan mucillago ke
dalam campuran tersebut bertujuan untuk membentuk massa basah yang seragam
(homogen). Kemudian semua zat tersebut di campurkan dan diaduk hingga homogen.
Semua zat harus tercampur merata/homogen karena kehomogenan tersebut akan sangat
berpengaruh terhadap kadar zat yang terkandungnya. Apabila tidak tercampur merata maka
kadar suatu zat tidak merata pula yang berarti dosis tidak akan merata sehingga dapat
sangat menurunkan kualitas dari tablet yang akan dicetak nantinya.
Setelah semua massa selesai, massa tersebut di lakukan proses pengeringan granul
basah ditempatkan dalam wadah yang permukaanya luas (dalam praktikum digunakan
loyang) dan dimasukkan dalam oven untuk di atur suhu oven pada temperatur 50-60o C
selama 24 jam. Proses pengeringan diperlukan oleh seluruh cara granulasi basah untuk
menghilangkan pelarut yang dipakai pada pembentukan gumpalan-gumpalan dan untuk
mengurangi kelembapan sampai pada tingkat yang optimum. Pada proses pengeringan
yang memegang peranan penting adalah ikatan antarpartikel akibat penggabungan atau
rekristalisasi dan gaya van der Waals. Kandungan air yang tinggi pada massa basah dapat
menyebabkan friabilitas tinggi dan kerapuhan pada tablet.
Selanjutnya adalah tahapan pengurangan ukuran granul kering dimana massa
granul kering kembali digranulasi dengan menggunakan mesh no. 22. Karena terbatasnya
alat yang tersedia sehingga dilakukan secara konvensional. Pengayakan dilakukan dengan
tujuan menyaring ukuran partikel semua zat agar sama dan ketika proses pencampuran
19
bahan akan lebih mudah tercampur secara merata (homogen) dan meningkatkan luas
permukaan untuk memudahkan pengeringan. Seharusnya pengurangan ukuran granul
kering melalui lempeng 14-20 mesh dalam mesin granulator. Bertujuan agar massa yang
dibentuk untuk menjadi tablet jauh lebih mudah untuk dikempa. Selain itu dikarenakan
sebelum pencetakan tablet diharuskan juga melakukan uji-uji tertentu sebagai uji evaluasi
granulisasi basah untuk menentukan baik atau tidaknya granul yang sudah didapat.
Seberapa jauh ukuran granul dihaluskan, tergantung pada ukuran punch yang akan dipakai
dan tablet yang akan diproduksi. Pengukuran granul diperlukan sehingga rongga cetakan
untuk memproduksi tablet-tablet kecil dapat diisi penuh secara tepat oleh granul-granul
tadi. Kekosongan atau rongga udara yang disisakan oleh granul besar dalam cetakan kecil,
akan menimbulkan hasil tablet yang diproduksi tidak rata. Bobot setelah di ayak mesh 22
sebesar 81,07 g.
Setelah granul dikeringkan, granul yang diperoleh ditimbang kembali untuk
mengetahui berapa banyak tablet yang dapat dibuat. Diperoleh bobot setelah dikeringkan
(oven) sebesar 89,3408 g. Jumlah tablet yang akan dibuat adalah sebanyak 300 tablet
dengan diperoleh bobot pertablet sebesar 350 mg. Setelah mengetahui perhitunganperhitungan diatas, maka dapat dihitung juga banyaknya fase luar yang akan di tambahkan,
yaitu Magnesium stearat sebanyak 0,9 g gram, Talk sebanyak 1,86 gram dan amprotab
sebanyak 4,67 gram. Mencampur granul dengan serbuk fase luar (lubrikan, desitegran)
dalam wadah untuk menjadi massa kempa.
Mg stearat digunakan sebagai lubrikan sebanyak 1 %, penggunaan Mg stearat ini
dalam jumlah yang cukup kecil karena zat tambahan lain juga mempunyai sifat lubrikan.
Tujuan penambahan adalah untuk mempercepat aliran bahan dalam corong ke dalam
rongga cetakan sehingga mengurangi gesekan selama proses pengempaan tablet, selain itu
juga berguna untuk mencegah melekatnya massa tablet pada punch dan cetakan.
Penambahan lubrikan yang berlebihan akan menurunkan kecepatan disintegrasi dan
disolusi tablet.
Talk dalam formulasi digunakan sebagai glidan, sebanyak 1% dimana rentang
konsentrasi sebagai glidan adalah 0,5 1%. Namun demikian Talc juga berfungsi sebagai
adsorben,
disintegran,
dan
zat
untuk
meningkatkan
viskositas.
Mekanismenya
20
20%.
Hasil
Bj
mampat
di
gunakan
dalam
perhitungan
sebagian atau keseluruhan bagian atas/bawah tablet dari badan tablet. Dapat di
sebabkan beberapa faktor kesalahan dalam pencetakan tablet, yaitu:
In Process Control yang tidak memenuhi perlakuan yang harus di lakukan sesuai
yang telah ditetapkan, seperti penentuan kadar air granul. Karena terbatasnya alat
di laboratorium.
Alat yang terbatas dan dilakukan secara konvensional sehingga pada proses
pembuatan menghambat diperoleh massa granul yang sesuai dengan syarat yang
ditetetapkan. Seperti, pada proses pengurangan ukuran granul kering tidak
dilakukan pada mesh no 14-20 sehingga terbentuk massa granul yang halus atau
tidak proses pembentukan granu tidak dilakukan pada mesin granulator, dsb.
Formulator yang kurang terampil dalam proses pembuatan tablet dan kesalahan
yang dapat terjadi selama proses pembuatan.
Oleh karena itu, proses pencetakan tidak di lakukan sehingga dapat diketahui proses
pembuatan tablet dengan metode granulasi basah yang dilakukan tidak memenuhi syarat
atau gagal. Sebagai alternatif lainnya pada pegujian atau evaluasi tablet untuk
mengetahuinya digunakan tablet yang sudah jadi atau tersedia di laboratorium dengan
kondisi tablet yang bukan baru untuk menentukam standar Quality Control :
a. Uji Organoleptik
Bentuk tablet
: Bundar
Warna tablet
: Putih, homogen, tidak ada bintik-bintik/noda
Permukaan
: Rata dan licin
Cetakan
: Garis tengah patah
Tanda kerusakan : Tidak ada capping, cracking, mottling,dll.
Dicatat dengan menggunakan terminologi deskriptif. Bertujuan untuk
mengetahui identitas tablet yang di uji seabagai salah satu analisis kualitatif.
b. Keseragaman bobot
Diambil sampel sebanyak 20 tablet yang kemudian di hitung rata-rata bobot tablet
tersebut. Rata-rata bobot tablet tersebut diperoleh 0,5673 g, kemudian dilakukan
perhitungan penyimpangan kolom A dan kolom B sesuai persyaratan yang telah di
tetapkan sbb:
Bobot rata-rata
tablet
0,5673 g
23
1
3
yang tidak memenuhi syarat. Terlihat pada tabel 2. Pada uji keseragaman ukuran, akan
semakin baik jika ukuran dari tablet tidak terlalu jauh perbedaannya dengan tablet lainnya.
Mengindikasikan kualitas dari granul (keseragaman ukuran partikelnya) cukup baik
sebagai bahan baku pecetakan tablet. Hal ini juga keterkaitan kandungan zat dalam tablet
sebagai kualitas masing-masing tablet yang seragam sesuai dengan dosis tersebut. Dapat
memenuhi syarat untuk diproduksi.
Syarat-syarat tablet yang baik, adalah sebagai berikut :
o Tablet harus kuat, tahan terhadap goncangan dan tahan abrasi pada saat pengemasan
dan distribusi.
o Memiliki keseragaman bobot dan kandungan obat.
o Tablet dapat terbioavailable.
o Memiliki karakteristik warna, bau, dan rasa sebagai identitas produk.
o Memiliki kestabilan yang baik dan dapat tereffikasi.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Cara pembuatan tablet dengan metode granulasi basah yaitu dengan mencampurkan zat
aktif dan eksipien ke bagian fase dalam yang mengandung pengikat hingga membentuk
24
massa lembab yang dapat digranulasi, hasil granul dikeringkan, granul kemudian diberi
tambahan fase luar, granulasi kembali baru dicetak.
2. Langkah-langkah yang diperlukan dalam pembuatan tablet dengan metode granulasi
basah adalah menimbang dan mencampur bahan-bahan, pembuatan granulasi basah,
pengayakan adonan lembab menjadi granul, pengeringan, pengayakan kering,
pencampuran bahan pelicin, pembuatan tablet dengan kompresi.
3. Evaluasi granuln sebagai In Process Control yang dilakukan kurang memenuhi syarat
yang sesuai yang di tetapkan berdasarkan Farmakope Indonesia, yaitu terdapat
permasalahan dalam proses pencetakan, yaitu capping. In Process Control sebagai berikut:
a. Kemampuan alir dan sudut istirahat
b. Kompresibilitas
c. Distribusi ukuran partikel
d. BJ mampat dan BJ nyata
4. Uji quality control yang dilakukan terhadap granul dan tablet hasil produksi yang sudah
jadi berupa:
a. Uji organoleptik
b. Keseragaman bobot
c. Keseragaman ukuran
memenuhi syarat yang telah ditetapkan berdasarkan acuan Farmakope Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Anief.1997.Ilmu Meracik Obat.Yogyakarta : UGM Press
25
26