Makalah Tsunami

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Makalah Tsunami

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana atas berkat, rahmat
dan ridho-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Tsunami.
Tak Ada Gading Yang Tak Retak Penulis menyadari bahwa di dalam
pembuatan makalah yang berjudul Tsunami ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu,
segala saran dan kritik yang sifatnya memotivasi penulis agar tercapainya kesempurnaan
makalah ini. Penulis mohon maaf jika terdapat kesalahan atau kekurangan kata-kata dalam
penulisan makalah ini. Semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.

GEMPA BUMI
A. Pengertian
Tsunami (bahasa Jepang: tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti "ombak
besar di pelabuhan"). Tsunami adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan
permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Gelombang tsunami dapat merambat ke
segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi
ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan
kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian
gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak
terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai,kecepatan
gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah
meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang tsunami bisa mencapai
puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan karena tsunami bisa diakibatkan karena
hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.
B. Karakteristik
Perilaku gelombang tsunami sangat berbeda dari ombak laut biasa. Gelombang tsunami
bergerak dengan kecepatan tinggi dan dapat merambat lintas-samudra dengan sedikit energi
berkurang. Tsunami dapat menerjang wilayah yang berjarak ribuan kilometer dari sumbernya,

sehingga mungkin ada selisih waktu beberapa jam antara terciptanya gelombang ini dengan
bencana yang ditimbulkannya di pantai. Waktu perambatan gelombang tsunami lebih lama
dari waktu yang diperlukan oleh gelombang seismik untuk mencapai tempat yang sama.
Periode tsunami cukup bervariasi, mulai dari 2 menit hingga lebih dari 1 jam.
gelombangnya sangat besar, antara 100-200 km. Bandingkan dengan ombak laut
pantai selancar (surfing) yang mungkin hanya memiliki periode 10 detik dan
gelombang 150 meter. Karena itulah pada saat masih di tengah laut, gelombang
hampir tidak nampak dan hanya terasa seperti ayunan air saja.

Panjang
biasa di
panjang
tsunami

Perbandingan Gelombang Tsunami dan Ombak Laut Biasa


Parameter

Gelombang Tsunami

Ombak Biasa

Periode gelombang

2 menit > 1 jam

10 detik

Panjang gelombang

100 200 km

150 m

Bila lempeng samudra pada sesar bergerak naik (raising), terjadi air pasang di wilayah pantai
hingga wilayah tersebut akan mengalami banjir sebelum kemudian gelombang air yang lebih
tinggi datang menerjang.
Bila lempeng samudra bergerak naik, wilayah pantai akan mengalami banjir air pasang
sebelum datangnya tsunami.
Bila lempeng samudra pada sesar bergerak turun (sinking), kurang lebih pada separuh waktu
sebelum gelombang tsunami sampai di pantai, air laut di pantai tersebut surut. Pada pantai
yang landai, surutnya air bisa mencapai lebih dari 800 meter menjauhi pantai. Masyarakat
yang tidak sadar akan datangnya bahaya mungkin akan tetap tinggal di pantai karena ingin
tahu apa yang sedang terjadi. Atau bagi para nelayan mereka justru memanfaatkan momen
saat air laut surut tersebut untuk mengumpulkan ikan-ikan yang banyak bertebaran.
Bila lempeng samudra bergerak turun, di wilayah pantai air laut akan surut sebelum
datangnya tsunami.
Pada suatu gelombang, bila rasio antara kedalaman air dan panjang gelombang menjadi
sangat kecil, gelombang tersebut dinamakan gelombang air-dangkal. Karena gelombang
tsunami memiliki panjang gelombang yang sangat besar, gelombang tsunami berperan
sebagai gelombang air-dangkal, bahkan di samudra yang dalam. Gelombang air-dangkal
bergerak dengan kecepatan yang setara dengan akar kuadrat hasil perkalian antara percepatan
gravitasi (9,8 m/s2) dan kedalaman air laut.
v = velocity (kecepatan)
g = gravitation (9,8 m/s2)
d = depth (kedalaman)
Sebagai contoh, di Samudra Pasifik, dimana kedalaman air rata-rata adalah 4000 meter,
gelombang tsunami merambat dengan kecepatan 200 m/s (kira-kira 712 km/jam) dengan
hanya sedikit energi yang hilang, bahkan untuk jarak yang jauh. Sementara pada kedalaman
40 meter, kecepatannya mencapai 20 m/s (sekitar 71 km/jam), lebih lambat namun tetap
sulit dilampaui.
Energi dari gelombang tsunami merupakan fungsi perkalian antara tinggi gelombang dan

kecepatannya. Nilai energi ini selalu konstan, yang berarti tinggi gelombang berbanding
terbalik dengan kecepatan merambat gelombang. Oleh sebab itu, ketika gelombang mencapai
daratan, tingginya meningkat sementara kecepatannya menurun.
Saat memasuki wilayah dangkal, kecepatan gelombang tsunami menurun sedangkan
tingginya meningkat, menciptakan gelombang mengerikan yang sangat merusak.

Kedalaman
(m)

Kecepatan
(mph)

Panjang
(km)

7000

586

282

4000

443

213

2000

313

151

200

99

48

50

49

23

10

22

10.6

Gelombang

Selagi orang-orang yang berada di tengah laut bahkan tidak menyadari adanya tsunami,
gelombang tsunami dapat mencapai ketinggian hingga 30 meter atau lebih ketika mencapai
wilayah pantai dan daerah padat. Tsunami dapat menimbulkan kerusakan yang sangat parah
di wilayah yang jauh dari sumber pembangkitan gelombang, meskipun peristiwa
pembangkitan gelombang itu sendiri mungkin tidak dapat dirasakan tanpa alat bantu.
Tsunami bergerak maju ke satu arah dari sumbernya, sehingga wilayah yang berada di daerah
"bayangan" relatif dalam kondisi aman. Namun demikian, gelombang tsunami dapat saja
berbelok di sekitar daratan. Gelombang ini juga bisa saja tidak simetris. Gelombang ke satu
arah mungkin lebih kuat dibanding gelombang ke arah lainnya, tergantung dari peristiwa
alam yang memicunya dan kondisi geografis wilayah sekitarnya.

C. Faktor yang mempengaruhi tinggi tsunami


1. Bentuk pantai
Refraksi adalah transformasi gelombang akibat adanya perubahan geometri dasar laut. Di
tempat di mana terjadi penyempitan maka akan terjadi konsentrasi energi, sehingga tinggi
gelombang di tempat itu akan membesar.
2. Kelandaian pantai
Jarak jangkauan tsunami ke daratan juga sangat ditentukan oleh terjal dan landainya
morfologi pantai, di mana pada pantai terjal tsunami tak akan terlalu jauh mencapai daratan
karena tertahan dan dipantulkan kembali oleh tebing pantai, sementara di pantai landai

tsunami menerjang sampai beberapa kilometer masuk ke daratan. Bila tsunami menjalar ke
pantai maka ia akan mengalami perubahan kecepatan, tinggi dan arah, suatu proses yang
sangat kompleks meliputi shoaling , refraksi, difraksi, dan lain-lain.
Shoaling adalah proses pembesaran tinggi gelombang karena pendangkalan dasar laut.
Gempa bumi biasanya terjadi di dekat pertemuan lempeng benua dan samudera di laut dalam,
lalu menjalar ke pantai yang lebih dangkal. Aliran ini akan teramplifikasi ketika mendekati
daratan akibat efek shoaling.
3. Vegetasi dan struktur penghalang di sekitar pantai
Kekuatan hutan pantai meredam tsunami makin terbukti jika hutan semakin tebal, misalnya
hutan dengan lebar 400 meter dihantam tsunami dengan ketinggian tiga meter maka
jangkauan run up tinggal 57 persen, tinggi genangan setelah melewati hutan pantai tersisa 18
persen, arus tinggal 24 persen.
Difraksi adalah transformasi gelombang akibat ada tidaknya bangunan atau struktur
penghalang. Ini terjadi bila gelombang terintangi sehingga dipantulkan kembali. Suatu
bangunan tegak dan padat akan lebih mampu memecah daripada yang miring dan tembus air.
Pembangunan tembok laut (breakwater) seperti di Jepang, memang efektif menghalangi
terjangan tsunami.
4. Arah gelombang tsunami
Gelombang tsunami yang datang dengan arah tegak lurus dengan pantai tentu akan
menyebabkan tinggi gelombang tsunami lebih tinggi jika dibandingkan tinggi gelombang
tsunami yang datang dengan arah sejajar atau dengan sudut tertentu. Seperti datang dari arah
barat, timur, barat daya ataupun dari arah tenggara.
5. Efek pemantulan dari pulau lain
Gelombang tsunami yang terjadi tidak langsung berasal dari sumbernya, akan tetapi terjadi
karena akibat adanya pemantulan gelombang dari sekitar pulau yang terkena dampak
gelombang tsunami. Hal ini pernah terjadi di pulau Babi, yang mana pulau tersebut diterjang
gelombang tsunami akibat dari pemantulan dari pulau disekitar pulau Babi.

D. Penyebab Terjadinya Tsunami


Tsunami dapat dipicu oleh bermacam-macam gangguan (disturbance) berskala besar
terhadap air laut, misalnya gempa bumi, pergeseran lempeng, meletusnya gunung berapi di
bawah laut, atau tumbukan benda langit. Tsunami dapat terjadi apabila dasar laut bergerak
secara tiba-tiba dan mengalami perpindahan vertikal.
A. Longsoran Lempeng Bawah Laut (Undersea landslides)

Gerakan yang besar pada kerak bumi biasanya terjadi di perbatasan antar lempeng tektonik.
Celah retakan antara kedua lempeng tektonik ini disebut dengan sesar (fault). Sebagai
contoh, di sekeliling tepian Samudra Pasifik yang biasa disebut dengan Lingkaran Api (Ring

of Fire), lempeng samudra yang lebih padat menunjam masuk ke bawah lempeng benua.
Proses ini dinamakan dengan penunjaman (subduction). Gempa subduksi sangat efektif
membangkitkan gelombang tsunami.
B. Gempabumi Bawah Laut (Undersea Earthquake)

Gempa tektonik merupakan salah satu gempa yang diakibatkan oleh pergerakan lempeng
bumi. Jika gempa semacam ini terjadi di bawah laut, air di atas wilayah lempeng yang
bergerak tersebut berpindah dari posisi ekuilibriumnya. Gelombang muncul ketika air ini
bergerak oleh pengaruh gravitasi kembali ke posisi ekuilibriumnya. Bila wilayah yang luas
pada dasar laut bergerak naik ataupun turun, tsunami dapat terjadi.
C. Aktivitas Vulkanik (Volcanic Activities)

Pergeseran lempeng di dasar laut, selain dapat mengakibatkan gempa juga seringkali
menyebabkan peningkatan aktivitas vulkanik pada gunung berapi. Kedua hal ini dapat
menggoncangkan air laut di atas lempeng tersebut. Demikian pula, meletusnya gunung berapi
yang terletak di dasar samudra juga dapat menaikkan air dan membangkitkan gelombang
tsunami.
D. Tumbukan Benda Luar Angkasa (Cosmic-body Impacts)

Tumbukan dari benda luar angkasa seperti meteor merupakan gangguan terhadap air laut
yang datang dari arah permukaan. Boleh dibilang tsunami yang timbul karena sebab ini
umumnya terjadi sangat cepat dan jarang mempengaruhi wilayah pesisir yang jauh dari
sumber gelombang. Sekalipun begitu, bila pergerakan lempeng dan tabrakan benda angkasa
luar cukup dahsyat, kedua peristiwa ini dapat menciptakan megatsunami.
E. Jenis-Jenis Tsunami

a) Tsunami jarak dekat (lokal); terjadi 0-30 menit setelah gempa.


Jarak pusat gempa ke lokasi ini sejauh 200 km. Besar kemungkinan bahwa daerah di sekitar
gempa bumi merasakan atau bahkan merusak bangunan. Tanda-tanda sebelum terjadi tsunami
adalah getaran kuat dan sering diikuti oleh pasang surut air laut. Tanda-tanda ini diperbesar
dengan sistem peralatan yang dilengkapi dengan alarm.

b) Tsunami jarak menengah; terjadi 30 menit-2 jam setelah gempa.


Jarak pusat gempa ke lokasi ini sejauh 200
km sampai 1.000
km.
Adakemungkinan bahwa daerah di sekitar jarak ini merasakan juga gempadengan intensitas I
I sampai V
MMI
(Modified Mercalli Intensity).Tandatanda sebelum terjadi tsunami adalah getaran kuat dan seringdiikuti oleh pasang surut air laut.
Sistem peralatan daerah ini jugasama dengan daerah di atas, namun sistem peralatan mungkin
lebihbanyak berperan karena getaran tidak terlalu keras. Tanda-tanda inijuga diperbesar deng
an sistem peralatan yang dilengkapi denganalarm.
c) Tsunami jarak jauh; terjadi lebih dari dua jam setelah gempa.
Jarak lokasi daerah ini dari pusat gempa lebih dari 1.000
km, karenaitu kecil kemungkinan daerah ini merasakan gempa. Namun masihmungkin terjadi
pasang surut sebelum gelombang tsunami datang.Sistem peralatan daerah ini tidak perlu dilen
gkapi denganaccelerograph, kecuali daerah ini juga termasuk daerah rawan tsunamijarak dek
at. Peralatan
yang diperlukan untuk daerah ini adalahTremors
yang sudah dipasang di Stasiun Geofisika Tretes.

F. Tanda-Tanda Tsunami
A. Adanya gempa bumi

sebaiknya berhati hati bila terjadi gempa bumi terutama bagi anda yang tinggal di sekitar
pantai.Tsunami biasanya terjadi karena adanya gempa bumi yang terjadi di bawah atau di
dekat laut, tidak hanya gempa di sekitar anda tapi juga di seluruh dunia, Gempa ribuan
kilometer jauhnya dapat berpotensi tsunami yang mematikan di daerah anda.

B. Perhatikan penurunan air laut

jika ada penurunan air laut yang cepat dan bukan merupakan waktu air laut surut, maka
segeralah mencari tempat perlindungan yang tingggi. Sebelum terjadi gelombang tsunami air
laut akan terlabih dahulu surut dengan cepat dan kemudian kembali dengan kekuatan yang
sangat besar.

C. Selalu waspada pada gelombang pertama

gelombang tsunami pertama tidak selalu yang paling berbahaya, tetap mendekatkan diri dari
garis pantai sampai benar - benar aman. Jangan berasumsi bahwa jika tsunami kecil di suatu
daerah maka akan kecil pula di daerah lain, ukuran gelombang tsunami bervariasi dan tidak
sama di semua lokasi. Gelombang tsunami juga bisa melakukan perjalanan melalui sungai
-sungai yang terhubung dengan laut.

D. Dengarkan suara - suara gemuruh

Banyak korban tsunami menyatakan bahwa datangnya gelombang tsunami di awali dengan
suara gemuruh yang keras sekali seperti kereta barang
Selain tanda - tanda di atas alam juga dapat memberikan tanda sebelum terjadinya bencana
seperti perilaku hewan yang berubah, gerakan angin yang tidak biasa dan perbedaan tekanan
udara dan cuaca ekstrem. Para ilmuwan berpendapat bahwa hewan mampu menangkap
getaran - getaran atau perubahan tekanan udara di sekitar mereka yang tidak dapat di lakukan
manusia.

G. Megatsunami dan Seiche

a) Megatsunami, yaitu tsunami yang mencapai ketinggian hingga 100 meter. Peristiwa yang
langka ini biasanya disebabkan oleh sebuah pulau yang cukup besar amblas ke dasar
samudra. Megatsunami juga bisa disebabkan oleh sebongkah besar es yang jatuh ke air dari
ketinggian ratusan meter. Gelombang ini dapat menyebabkan kerusakan yang sangat dahsyat
pada cakupan wilayah pantai yang sangat luas.2
b) Seiche, yaitu fluktuasi atau pengalunan permukaan danau atau badan air yang kecil yang
disebabkan oleh gempa-bumi kecil, angin, atau oleh keragaman tekanan udara. Seringkali
gempa yang besar menyebabkan tsunami dan seiche sekaligus, atau sebagian seiche justru
terjadi karena tsunami.

H. Terjadinya Gempa Bumi

Menurut teori lempeng tektonik, permukaan bumi terpecah menjadi beberapa lempeng
tektonik besar. Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak bumi yang mengapung diatas
astenosfer yang cair dan panas. Oleh karena itu, maka lempeng tektonik ini bebas untuk
bergerak dan saling berinteraksi satu sama lain. Daerah perbatasan lempeng-lempeng
tektonik, merupakan tempat-tempat yang memiliki kondisi tektonik yang aktif, yang
menyebabkan gempa bumi, gunung berapi dan pembentukan dataran tinggi. Teori lempeng
tektonik merupakan kombinasi dari teori sebelumnya yaitu: Teori Pergerakan Benua
(Continental Drift) dan Pemekaran Dasar Samudra (Sea Floor Spreading).
Lapisan paling atas bumi, yaitu litosfir, merupakan batuan yang relatif dingin dan bagian
paling atas berada pada kondisi padat dan kaku. Di bawah lapisan ini terdapat batuan yang
jauh lebih panas yang disebut mantel. Lapisan ini sedemikian panasnya sehingga senantiasa
dalam keadaan tidak kaku, sehingga dapat bergerak sesuai dengan proses pendistribusian
panas yang kita kenal sebagai aliran konveksi. Lempeng tektonik yang merupakan bagian
dari litosfir padat dan terapung di atas mantel ikut bergerak satu sama lainnya. Ada tiga
kemungkinan pergerakan satu lempeng tektonik relatif terhadap lempeng lainnya, yaitu
apabila kedua lempeng saling menjauhi (spreading), saling mendekati(collision) dan saling
geser (transform).
Jika dua lempeng bertemu pada suatu sesar, keduanya dapat bergerak saling menjauhi, saling
mendekati atau saling bergeser. Umumnya, gerakan ini berlangsung lambat dan tidak dapat
dirasakan oleh manusia namun terukur sebesar 0-15cm pertahun. Kadang-kadang, gerakan

lempeng ini macet dan saling mengunci, sehingga terjadi pengumpulan energi yang
berlangsung terus sampai pada suatu saat batuan pada lempeng tektonik tersebut tidak lagi
kuat menahan gerakan tersebut sehingga terjadi pelepasan mendadak yang kita kenal sebagai
gempa bumi.
I.

Jalur Gempa Bumi Dunia


Indonesia merupakan daerah rawan gempabumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3
lempeng tektonik, yaitu: Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.
Lempeng Indo-Australia bergerak relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng
Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat. Jalur pertemuan lempeng
berada di laut sehingga apabila terjadi gempabumi besar dengan kedalaman dangkal maka
akan berpotensi menimbulkan tsunami sehingga Indonesia juga rawan tsunami.
Belajar dari pengalaman kejadian gempabumi dan tsunami di Aceh, Pangandaran dan daerah
lainnya yang telah mengakibatkan korban ratusan ribu jiwa serta kerugian harta benda yang
tidak sedikit, maka sangat diperlukan upaya-upaya mitigasi baik ditingkat pemerintah
maupun masyarakat untuk mengurangi resiko akibat bencana gempabumi dan tsunami.
Mengingat terdapat selang waktu antara terjadinya gempabumi dengan tsunami maka selang
waktu tersebut dapat digunakan untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat
sebagai salah satu upaya mitigasi bencana tsunami dengan membangun Sistem Peringatan
Dini Tsunami Indonesia (Indonesia Tsunami Early Warning System/ Ina-TEWS).

J.

Tips Ketika Terjadi Gempa Bumi


Jika gempa bumi menguncang secara tiba-tiba, berikut ini 10 petunjuk yang dapat dijadikan
pegangan di manapun anda berada:
Di dalam rumah. Getaran akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, anda harus
mengupayakan keselamatan diri anda dan keluarga anda. Masuklah ke bawah meja untuk
melindungi tubuh anda dari jatuhan benda-benda. Jika anda tidak memiliki meja, lindungi
kepala anda dengan bantal. Jika anda sedang menyalakan kompor, maka matikan segera
untuk mencegah terjadinya kebakaran.
Di sekolah. Berlindunglah di bawah kolong meja, lindungi kepala dengan tas atau buku,
jangan panik, jika gempa mereda keluarlah berurutan mulai dari jarak yang terjauh ke pintu,
carilah tempat lapang, jangan berdiri dekat gedung, tiang dan pohon.
Di luar rumah. Lindungi kepada anda dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerah
perkantoran atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya kaca-kaca dan papanpapan reklame. Lindungi kepala anda dengan menggunakan tangan, tas atau apapun yang
anda bawa.
Di gedung, mall, bioskop, dan lantai dasar mall. Jangan menyebabkan kepanikan atau korban
dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari petugas atau satpam.
Di dalam lift. Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau kebakaran. Jika anda
merasakan getaran gempa bumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol.

1.

2.

3.

4.
5.

Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah. Jika anda terjebak
dalam lift, hubungi manajer gedung dengan menggunakan interphone jika tersedia.
6. Di kereta api. Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh
seandainya kereta dihentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari
petugas kereta. Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan
mengakibatkan kepanikan.
7. Di dalam mobil. Saat terjadi gempa bumi besar, anda akan merasa seakan-akan roda mobil
anda gundul. Anda akan kehilangan kontrol terhadap mobil dan susah mengendalikannya.
Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil anda di kiri jalan dan berhentilah. Ikuti instruksi dari
radio mobil. Jika harus mengungsi maka keluarlah dari mobil, biarkan mobil tak terkunci.
8. Di gunung/pantai. Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung
ke tempat aman. Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika anda merasakan
getaran dan tanda-tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.
9. Beri pertolongan. Sudah dapat diramalkan bahwa banyak orang akan cedera saat terjadi
gempa bumi besar. Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami
kesulitan datang ke tempat kejadian, maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama
kepada orang-orang yang berada di sekitar anda.
10. Dengarkan informasi. Saat gempa bumi besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya.
Untuk mencegah kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah
sesuai dengan informasi yang benar. Anda dapat memperoleh informasi yag benar dari pihak
yang berwenang atau polisi. Jangan bertindak karena informasi orang yang tidak jelas.
K. Strategi Mitigasi dan Upaya Pengurangan Bencana Gempa Bumi

Untuk menghadapi bencana gempa bumi, maka diperlukan strategi yang tepat, diantaranya:
1. Harus dibangun dengan konstruksi tahan getaran/gempa khususnya di daerah rawan gempa.
2. Perkuatan bangunan dengan mengikuti standar kualitas bangunan.
3. Pembangunan fasilitas umum dengan standar kualitas yang tinggi.
4. Perkuatan bangunan-bangunan vital yang telah ada.
5. Rencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat kepadatan hunian di daerah
rawan gempa bumi.
6. Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan penggunaan lahan.
7. Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya gempa bumi dan cara - cara
penyelamatan diri jika terjadi gempa bumi.
8. Ikut serta dalam pelatihan program upaya penyelamatan, kewaspadaan masyarakat terhadap
gempa bumi, pelatihan pemadam kebakaran dan pertolongan pertama.
9. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan
masyarakat lainnya.
10. Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi gempa
bumi.
11. Pembentukan kelompok aksi penyelamatan bencana dengan pelatihan pemadaman kebakaran
dan pertolongan pertama.

12. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan
masyarakat lainnya.
13. Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi gempa
bumi

Daftar Pustaka
http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Geofisika/gempabumi.bmkg

http://www.bnpb.go.id/website/asp/benc.asp?p=6
http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Geofisika/antisipasigempa.bmkg
http://edukasi.kompasiana.com/2010/04/27/analisa-gempa-bumi-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai