Daftar Nilai Kritis SKP
Daftar Nilai Kritis SKP
Daftar Nilai Kritis SKP
laboratorium
Aprisal Darwis Sunday, April 10, 2016 Analisis
Semua laporan berupa telepon kepada dokter untuk melaporkan nilai-nilai kritis
didokumentasikan dalam BUKU LAPORAN HASIL KRITIS. Untuk memenuhi tujuan
kesalamatan pasien, petugas laboratorium yang melaporkan hasil kritis harus membaca kembali
nama pasien, No laboratorium, Tanggal Lahir dan semua hasil laboratorium yang di periksa.
1.
2.
A. Bank Darah
Adanya kesalahan label
Hasil uji cocok serasi inkompatibel
B. Kimia Darah
NO
NAMA TEST
1
Amonia
2
Amilase
3
Arterial PCO2
4
Arterial PH
5
Arterial PO2 (dewasa)
6
Arterial PO2 (bayi baru lahir)
7
Bicarbonat
8
Calsium
9
CO2
10 Troponin T
12 Chlorida
13 CK
KURANG DARI
< 20 mmHg
< 7,10
< 40 mmHg
< 37 mmHg
< 6,5 mg/dl
< 11 meq/L
-
14
CKMB
15
16
17
18
20
21
22
23
24
25
26
27
Creatinin
Glukosa
Glukosa (bayi baru lahir)
Magnesium
Phosfor
Kalium
Kalium (bayi baru lahir)
Natrium
Ureum
Bilirubin total (dewasa)
Bilirubin total (bayi)
Albumin
< 45 mg/dl
< 30 mg/dl
< 1 mg/dl
< 1,1 mg/dl
< 2,8 meq/l
< 2,5 meq/l
< 120 meq/l
< 2 mg/dl
< 1,5 g/dl
LEBIH DARI
> 40 umol/L
>200 U/L
> 75 mmHg
> 7,59
> 92 mmHg
> 20 mg/dl
> 14 mg/dl
> 40 meq/L
> 50 ug/L
> 115 meq/l
> 3-5 kali batas atas
normal
> 5 % atau >= 10
ug/L
> 5,0 mg/dl
> 500 mg/dl
> 300 mg/dl
> 4,7 mg/dl
> 6,2 meg/l
> 8,0 meq/l
> 160 meq/l
> 80 mg/dl
> 12 mg/dl
> 15 mg/dl
28
29
>= 10 mg/dl
> 4,0 meq/l
KURANG DARI
< 80% dari darah
-
LEBIH DARI
> 45 mg/dl
> 10 /ul
D. Hematologi
NO
NAMA TEST
1
Hematokrit
2
Hemoglobin
3
Trombosit (dewasa)
4
Trombosit (anak)
5
APTT
6
PT
KURANG DARI
< 20 vol%
< 7,0 g/dl
< 50.000 /ul
< 20.000 /ul
-
LEBIH DARI
> 60 vol%
> 20 g/dl
> 1.000.000 /ul
> 1.000.000 /ul
> 100 detik
> 30 detik atau >3
kali nilai kontrol
> 700 mg/dl
> 30.000 /ul
> 3,6
> 30 menit
> 60 detik
-
7
8
9
10
11
12
Kreatinin
Laktat
Fibrinogen
Lekosit
INR
Masa Perdarahan
Trombin time
Feritin
9.
E. Mikrobiologi
Jika hasil kutur positif pada cairan tubuh yang seharusnya steril seperti : Cerebrospinal fluid,
cairan pericardial, cairan pleura, cairan peritoneal.
Hasil kultur darah positif
Hasil rotavirus positif
Jika pasien telah mengkonsumsi antibiotik dan pada uji sensitifitas hasilnya resisten
Jika pada hasil kultur ditemukan C Perfingens (spesimen luka), Listteria monocytogenes,
Clostridium difteri, E.Coli 0157,
Pada kultur dengan spesimen darah dan mata ditemukan bakteri Neisseria meningitidis
Pada Anak < 1 th di temukan Neisseria gonorrhoe
Ditemukan bakteri Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA) atau hasil skrining
MRSA positif
Hasil uji sensitifitas karbapenem Resisten
1.
2.
F. Patologi Anatomi
Hasil potong beku (VC)
Hasil patologi anatomi dengan kesimpulan adanya tanda keganasan / malign
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
3. 6 perawat anestesi
of 14
untuk menjaga patensi jalan nafas. Pernafasan spontan mungkin tidak adekuat
5.3.5. Fungsi kardiovaskular biasanya terjaga baik
5.4. Anestesia umum, yaitu :
5.4.1. Hilangnya kesadaran karena pengaruh obat, pasien tidak dapat dibangunkan
bahkan oleh stimulus nyeri
5.4.2. Fungsi pernafasan terganggu, terutama bila menggunakan pelumpuh otot
5.4.3. Fungsi kardiovaskular mungkin terganggu karena efek depresi kardiovaskular
dari obat-obat anestesi
5.4.4. Tidak dapat mengingat proses yang telah terjadi (amnesia)
5.5. Pelayanan anestesi yang dimaksud dalam kebijakan ini adalah pelayanan anestesi
yang dilakukan oleh dokter spesialis anestesi, yang mencakup :
5.5.1. Sedasi sedang dan dalam
5.5.2. Anestesi umum
5.5.3. Anestesi regional (anestesi spinal, epidural dan blok saraf perifer)
5.6. Perawat anestesi adalah perawat yang telah terlatih dan bekerja di kamar operasi
di bidang anestesi selama paling tidak1 tahun, dengan memiliki sertifikasi BTCLS
(Basic trauma cardiac life support)dan ACLS (Advance Cardiac Life Support)
6. LOKASI PELAYANAN ANESTESI
Pelayanan anestesi diberikan untuk kebutuhan diagnostikdan terapeutik
6.1. Di poliklinik, emergency, ruang rawat inap ataupun kamar operasi dilakukan
pemeriksaan pre-anestesi
6.2. Di kamar operasi dilakukan tindakan anestesi umum dan anestesi regional
8.2.1. Pemeriksaan pre-induksi bertujuan untuk menilai kondisi fisiologis pasien sesaat
sebelum induksi anestesi dilakukan.
8.2.2. Penilaian pre-induksi didokumentasikan dalam rekam medis
8.3. Penilaian pre-anestesi dan pre-induksi dilaksanakan sesuai dengan prosedur preanestesi dan pre-induksi
9. PEMANTAUAN
9.1. Pemantauan dan evaluasi kondisi fisiologis pasien dilakukan sebelum, selama dan
sesudah anestesi
9.2. Pemantauan berguna untuk
9.2.1. Menjaga kondisi hemodinamik pasien berada dalam kondisi yang optimal
9.2.2. Melakukan deteksi dini terhadap perubahan hemodinamik guna mencegah
morbiditas dan mortalitas pasien selama anestesi dan operasi
9.3. Pemantauan minimal yang dilakukan adalah sama disemua unit dimana anestesi
dilakukan, yaitu pemantauan :
9.3.1. Tekanan darah
9.3.2. Rekam jantung
9.3.3. Laju nadi
9.3.4. Pernafasan
9.3.5. Saturasioksigenperifer
9.3.6. Suhutubuh
9.4. Hasil pemantauan pasien direkam dalam rekam medis
9.5. Pemantauan yang dilakukan sesuai dengan SOP pemantauan dalam anestesi
9.6. Untuk mengantisipasi resiko pasien jatuh dalam pemantaun selama proses
ini dapat secara alami merangsang kontraksi kelahiran, namun jika tidak,
dokter akan memberikan hormon oksitosin untuk memicu kontraksi
pada rahim ibu hamil sehingga si janin bisa lahir.
Baca juga: 8 Tips mencegah kulit kering pada balita
Jika dokter menganggap mulut rahim bunda belum siap, dokter akan
memberikan prostaglandin sintetis yang biasanya dalam bentuk gel.
Prostaglandin secara alami dihasilkan tubuh bunda sesaat sebelum
kelahiran terjadi. Saat mulut rahim bunda siap, air ketuban dapat pecah
dengan sendirinya, atau dibantu oleh dokter. Sama dengan proses
sebelumnya, setelah air ketuban pecah si janin dapat keluar sendiri atau
dengan memasukan oksitosin untuk merangsang kontrasi rahim bunda.
Resiko kehamilan induksi
Beberapa ibu hamil dengan usia kandungan yang siap melahirkan
meminta dokter kandungan untuk melakukan induksi agar kelahiran
banyinya dapat dipercepat. Hal ini boleh-boleh saja, namun bukan tanpa
resiko, kata Dr Pecoraro. Resiko terbesar saat proses induksi tidak
berjalan lancar, ibu hamil harus siap menjalani operasi sesar.
Baca juga: Penyebab dan cara mengatasi mimisan pada anak
Bolehkan diinduksi setelah sesar pada kehamilan
sebelumnya?
Pada beberapa ibu hamil, penggunaan gel prostaglandin yang digunakan
untuk melemaskan bagian mulut rahim saat proses induksi dilakukan,
dapat memicu kontraksi hebat. Jika sebelumnya ibu hamil pernah
menjalani operasi sesar, dikhawatirkan kontraksi hebat tersebut dapat
merobek bekas luka operasi sebelumnya. Oleh karenanya, Dr. Pecoraro
merekomendasikan ibu hamil yang pernah mengalami operasi sesar,
sbaiknya melahirkan dengan operasi yang sama.