Draf SK Kebijakan Hak Pasien Dan Keluarga
Draf SK Kebijakan Hak Pasien Dan Keluarga
Draf SK Kebijakan Hak Pasien Dan Keluarga
E-mail : [email protected]
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT PANTI BHAKTININGSIH CHARITAS BELITANG
NOMOR : /..
TENTANG
KEBIJAKAN HAK PASIEN DAN KELUARGA
DI RUMAH SAKIT PANTI BHAKTININGSIH CHARITAS BELITANG
DIREKTUR RUMAH SAKIT PANTI BHAKTININGSIH CHARITAS BELITANG :
Menimbang
: a.
b.
c.
Mengingat
: 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Menetapkan
KESATU
: KEPUTUSAN
DIREKTUR
RUMAH
SAKIT
PANTI
BHAKTININGSIH CHARITAS BELITANG TENTANG KEBIJAKAN
HAK PASIEN DAN KELUARGA DI RUMAH SAKIT PANTI
BHAKTININGSIH CHARITAS BELITANG.
: Perlindungan Hak Pasien dan Keluarga tertuang dalam lampiran keputusan
ini.
KEDUA
: Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan diubah dan
atau diperbaiki sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan dalam isi penetapannya.
Ditetapkan di : Belitang
Pada tanggal :
RS. PB. Charitas
Direktur
Lampiran
Nomor
Tanggal
Tentang
E-mail : [email protected]
18. Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan memalui
media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
KEWAJIBAN PASIEN SESUAI DENGAN UU RI NO 29 PASAL 53 TAHUN 2009
TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN :
1.
2.
3.
4.
5.
4. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian
materi (Upaya perlindungan harta milik pasien).
1) Menyediakan petugas keamanan untuk meminimalisir resiko kehilangan barangbarang milik
pribadi serta aksesibilitas pengunjung yang tidak memiliki kepentingan dengan pasien atau
pelayanan rumah sakit.
2) Memelihara kondisi gedung, halaman dan peralatan Rumah Sakit untuk menghilangkan
resiko bahaya kehilangan bagi pasien, tenaga kesehatan dan pengunjung rumah sakit.
3) Semua pasien yang dirawat dilarang membawa harta berharga yang berlebihan.
4) Pasien yang tidak mampu mengamankan barang miliknya atau tidak mampu membuat
keputusan mengenai barang pribadi dirinya rumah sakit akan melindungi harta milik
pasien yang telah diserah terimakan.
5) Rumah Sakit mengambil tanggung jawab untuk beberapa atau semua barang milik pribadi
pasien yang telah dibawa ke rumah sakit, ada proses mencatat nilai barang tersebut,
memastikan barang tersebut tidak akan hilang atau dicuri.
6) Proses ini berlaku pada pasin Emergensi, pasien beda rawat sehari tidak memiliki
keluarga, dan pasien yang meminta untuk menitipkan harta miliknya kepada rumah sakit.
5. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan, mengajukan usul, saran
perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap dirinya, Mengadukan rumah sakit apabila
rumah sakit diduga memberikan pelayanan tidak sesuai dengan standar, mengeluhkan
pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan
elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
Penyelesaian komplain/keluhan/konflik atau perbedaan pendapat pasien dan keluarga
1) Pasien mempunyai hak untuk menyampaikan tetang keluhan terhadap pelayanan, konflik
atau dilemma lain bagi rumah sakit dan pasien.
2) Rumah sakit telah mengidentifikasi dan menetapkan caracara mencari solusi terhadap
dilema atau keluhan tersebut.
3) Petugas yang bertanggung jawab adalah penanggung jawab unit kerja, costumer service,
dan kepala jaga bila diluar jam kerja.
6. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku
di rumah sakit.
Penetapan Dokter Penanggung jawab Pelayanan (DPJP)
1) Pasien mempunyai hak memilih dokter, dan staf rumah sakit menjelaskan tentang dokter, dan
kompetensi masing-masing dokter yang praktik di rumah sakit.
2) Rumah sakit mengatur tentang uraian tugas DPJP
3) DPJP yang bertanggung jawab atas pelayanan pasien tersebut, harus menentukan kesiapan pasien
untuk pemulangan
4) Keluarga pasien dilibatkan dalam perencanaan proses pemulangan yang terbaik atau sesuai
kebutuhan pasien
5) DPJP harus melakukan visite setiap hari kepada pasiennya
6) Pasien IGD, DPJP adalah dokter jaga IGD, setelah dilakukan konsul via telepon dan dokter
spesialis telah memberikan instruksi terapi, maka DPJP telah beralih ke dokter spesialis
7. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain (second opinion)
yang mempunyai Surat Ijin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar rumah sakit.
Second Opinion
1) Pasien berhak untuk meminta second opinion dalam pelayanan medis terhadap dirinya.
2) Pasien dibantu untuk mencari second opinion pada pelayanan medis baik di dalam maupun di luar
rumah sakit, apabila pasien/keluarga membutuhkan informasi tentang penyakit yang dideritanya
kepada dokter lain, masih ragu-ragu terhadap DPJP, apabila diagnosis meragukan.
3) DPJP harus mendukung setiap permintaan pasien untuk second opinion di dalam atau di luar
rumah sakit.
8. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data medisnya
a.
privasi pasien
Semua staf memahami semua kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan hak privasi
pasien dan dapat menjelaskan tanggung jawab mereka dalam melindungi hak privasi pasien
(saat wawancara klinis, pemeriksaan klinis, diagnosa medis, pemeriksaan penunjang,
b.
3)
9. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga
kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
a.
Informed Consent
1) Pernyataan persetujuan dari pasien didapat melalui proses yang ditetapkan rumah sakit yang
2)
dilaksanakan oleh staf yang terlatih dalam bahasa yang dapat dipahami pasien
Persetujuan tindakan kedokteran (informed consent) diperoleh sebelum operasi, anestesi,
3)
penggunaan darah/produk darah dan tindakan serta pengobatan lain yang beresiko tinggi
Untuk mendapatkan persetujuan, pasien harus diberikan penjelasan tentang hal yang
berhubungan dengan pelayanan yang telah direncanaka, terkait dengan keputusan
4)
persetujuan tersebut
Batas waktu perberlakuan persetujuan tindakan kedokteran selama tidak ada perubahan
masih dapat berlaku, jika ada perubahan/ada kemungkinan timbul komplikasi/penyulit
harus dijelakan ulang dan menandatangani persetujuan tindakan kedokteran/melakukan
b.
verifikasi.
Penolakan resusitasi atau Do Not Resuscitate (DNR)
1) Rumah sakit telah menetapkan posisinya pada saat pasien menolak pelayanan resusitasi dan
2)
10. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan
medis, alternative tindakan, resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan prognosis
terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan
Pemberian informasi termasuk rencana pengobatan
1)
2)
Staf RS menerangkan dengan jelas tentang tindakan kepada pasien yang meliputi:
a. Kondisi pasienusulan pengobatan
b. Nama individu yang memberikan pengobatan
c. Potensi manfaat dan kekurangannya
d. Kemungkinan alternative tindakan
e. Kemungkinan keberhasilan
f. Kemungkinan timbulnya masalah selama masa pemulihan
g. Kemungkinan yang terjadi apabila tidak diobati
h. Biaya pengobatan
RS memberikan informasi mengenai identitas pemberi pelayanan kepada pasien baik tenaga
keperawatan maupun tenaga medis
Pasien dalam tahap terminal (akhir hidup) diberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan dan
2)
3)
12. Menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak
mengganggu pasien lainnya dan menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai
dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya.
a.
b.