Pemanfaatan Limbah Plastik Di Lingkungan Sekolah Sebagai Bahan Baku Lilin 3M
Pemanfaatan Limbah Plastik Di Lingkungan Sekolah Sebagai Bahan Baku Lilin 3M
Pemanfaatan Limbah Plastik Di Lingkungan Sekolah Sebagai Bahan Baku Lilin 3M
terhadap
barang
dan
material
yang
digunakan
sehari-hari.
sekolah
tetap
bersih
dan
tempatnya
sehat
seperti
mengajak
siswa
royong
melakukan pengolahan
dengan
sistem
pengelolaan
persampahan,
dasar
dan
bahan
yang
digunakan
yaitu
sampah
plastik
jenis
Polypropylene(PP) 5, Gelas air mineral 220 ml 440 ml; kaleng biskuit; pipa
besi sepanjang 3,5 m ; lem besi; tabung gas;
jenis
plastik
yang
aman
untuk
di
daur
ulang
dan
akan
Buatlah pipa besi sepanjang 3,5 m menjadi pipa besi destilasi sederhana.
Buat lubang pada tutup kaleng biskuit dengan ukuran yang sama dengan
destilasi sederhana.
Alat pengubah sampah plastik menjadi minyak mentah siap digunakan.
3.
http://goldgenerations.blogspot.co.id/2013/09/pemanfaatan-limbah-plastikdi_20.html
BOEKOE BIROE
http://boekoebiroe.blogspot.co.id/2014/05/pengolahansampah-plastik-sebagai-bahan.html
5.20.2014
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sampah merupakan benda atau barang yang dibuang karena tidak terpakai lagi (KBBI, 2007). Sampah
dibedakan menjadi tiga jenis. Sampah kering, sampah basah, dan sampah plastik. Sampah kering
adalah sampah yang berasal dari daun-daun kering atau ranting pohon dan kertas-kertas. Sampah
basah adalah sampah yang berasal dari benda-benda basah. Sementara sampah plastik merupakan
sampah yang berasal dari benda-benda plastik, seperti sampah kosmetik yang wadahnya dari plastik,
bungkus kue, dan sebagainya.
Pengelompokan sampah diharapkan agar mudah dalam pengelolaannya. Pengelolaan sampah menjadi
bukti bahwa sampah juga dapat bermanfaat jika diolah dengan benar dan dapat bernilai ekonomis.
Seperti sampah plastik yang dapat didaur ulang, sampah kering seperti daun-daun yang dapat diolah
menjadi pupuk, dan sampah kertas yang dapat digunakan sebagai bahan pembuatan asbes. Sampah
plastik seperti yang digunakan sebagai wadah kosmetik, dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan
lilin.
Plastik yang digunakan adalah plastik yang sering digunakan sebagai wadah kosmetik dengan melalui
beberapa cara pemrosesan dan pencampuran bahan plastik yang dapat diolah menjadi lilin. Lilin
tersebut pada akhirnya dapat menghemat jumlah penggunaan paraffin.
Plastik merupakan bahan yang paling banyak digunakan hingga saat ini untuk membuat barang rumah
tangga. Plastik dapat digunakan dalam skala besar dalam produksi seperti botol minuman, peralatan
bayi, wadah untuk makanan, selang, pipa bangunan, botol kecap, botol sampo, kantong pembungkus,
sikat gigi, alat makan (sendok, garpu, piring, mangkok, dan gelas), mainan anak-anak, dan kini juga
terdapat wadah kosmetik.
Sekitar 20% volume sampah perkotaan berupa limbah plastik. Berdasarkan hasil penelitian terakhir,
penggunaan plastik yang sembarangan sanggup melepaskan senyawa karsinogenik (senyawa pemicu
kanker). Di samping itu plastik umumnya sulit untuk didegradasikan oleh mikroorganisme. Sampah
plastik dapat menimbulkan masalah pencemaran lingkungan yang cukup parah karena plastik mampu
bertahan bertahun-tahun dan tidak mudah hancur. Semakin banyak penggunaan plastik sebagai
bahan dasar industri, menjadikan lingkungan berpotensi untuk tercemar plastik. Dengan tercemarnya
lingkungan oleh plastik, maka dampak yang ditimbulkan pun semakin meningkat.
Dalam upaya untuk menghindari pencemaran lingkungan oleh limbah plastik, maka kita dapat
mengolah kembali limbah plastik tersebut. Dengan kreatifitas kita, maka limbah plastik dapat di daur
ulang menjadi barang yang berguna kembali. Dengan adanya proses daur ulang ini, selain bertujuan
ubtuk memanfaatkan limbah plastik juga bertujuan untuk penghematan dalam penggunaan bahan
baku.
Dengan mengolah limbah plastik tersebut maka diharapkan dapat mengurangi jumlah sampah plastik
di lingkungan sekitar. Oleh karena itu, PKM-GT ini dibuat dengan judul Pengolahan Sampah Plastik
sebagai Bahan Pembuatan Lilin.
Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dari penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui cara memanfaatkan wadah plastik untuk bahan pembuatan lilin.
2. Untuk mengetahui cara pembuatan lilin dengan bahan baku plastik.
3. Untuk mengurangi sampah di lingkungan sekitar.
Manfaat Penulisan
Dari tujuan di atas, manfaat yang diharapkan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Pembaca
Pembaca dapat memperoleh informasi tentang manfaat wadah kosmetik plastik yang tenyata dapat
digunakan sebagai bahan pembuatan lilin. Pembaca juga dapat mengetahui bahwa sampah jika diolah
dengan baik dan benar, maka dapat bernilai ekonomis.
2. Bagi Penulis
Penulis sendiri akan memiliki motivasi untuk menciptakn ide-ide kreatif yang lainnya. Dengan ide
tersebut, maka diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan penulis pada
khususnya. Dengan adanya program ini, penulis akan lebih bersemangat untuk menciptakan kreasi
baru.
3. Bagi Masyarakat
Masyarakat diharapkan agar dapat memilah-milah sampah plasik yang terbuang. Dengan adanya
program ini, sampah yang ada di lingkungan masyarakat akan berkurang dan selebihnya akan
mengurangi polusi sampah.
GAGASAN
Pengelompokan Plastik
Plastik adalah senyawa polimer yang terbentuk dari polimerisasi molekul-molekul kecil (monomer)
hidrokarbon yang membentuk rantai yang panjang dengan struktur yang kaku (Hamonangan, 2009).
Plastik merupakan kumpulan zat organik yang stabil pada suhu biasa, tetapi pada tahap
pembuatannya plastis sehingga dapat diubah bentuk dengan menggunakan kalor atau tekanan (KBBI,
2007).Plastik merupakan senyawa sintesis dari minyak bumi (terutama hidrokarbon rantai pendek)
yang dibuat dengan reaksi polimerisasi molekul-molekul kecil (monomer) yang sama, sehingga
membentuk rantai panjang dan kaku. Rantai tersebut akan menjadi padat setelah temperatur
pembentukkannya tercapai.
Plastik memiliki titik didih dan titik beku yang ragam, tergantung dari monomer pembentuknya.
Monomer yang sering digunakan adalah etena (C2H4), propena(C3H6), styrene (C8H8), vinil klorida,
dan nylondan karbonat (CO3). Plastik merupakan senyawa polimer yang penamaannya sesuai dengan
nama monomernya dan diberi awalan (poli-). Contoh plastik yang terbentuk dari monomer- monomer
propena, namanya adalah polipropilena. Hampir semua plastik sulit untuk diuraikan. Bahkan plastik
yang memiliki ikatan karbon rantai panjang dan memiliki tingkat kestabilan yang tinggi, sama sekali
tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme (Hamonangan, 2009).
Plastik digolongkan menjadi dua jenis berdasarkan kemudahannya untuk
dibentuk ulang, yaitu: Plastik Thermoset (Thermosetting Plastic) dan plastik
Thermoplas (Thermoplastic Plastic). Plastik Thermoset biasanya lebih keras,
lebih kuat dan tidak mudah larut dalam cairan larut daripada plastik
Thermoplas. Contoh plastik yang termasuk Thermoset antara lain adalahPhenolic, Melamine, Epoxy.
Sementara contoh plastik Thermoplas antara lain adalah Polietilena, Vynil, Polipropilena, Polikarbonat,
Polistyrine, Acrylics, dan Nylon. Di antara jenis-jenis tersebut, plastik jenis Thermoset-lah yang
digunakan sebagai bahan pembuat peralatan-peralatan manusia, seperti wadah nasi, peralatan dapur,
sendok, dan temasuk wadah kosmetik. Lebih khusus lagi, plastik dengan kode PET (Polyethylene
Terephthalate) yang digunakan sebagai bahan pembuatan botol/wadah kosmetik dan
sebagainya (Hamonangan, 2009).
PET (Polyethylene Terephthalate) biasa dipakai untuk botol plastik yang jernih/transparan/tembus
pandang seperti botol air kemasan, botol jus, botol minyak goreng, botol kecap, botol sambal, botol
obat, botol kosmetik dan gelas plastik (Machfudi, 2010). Mayoritas bahan plastik PET di dunia untuk
serat sintetis (sekitar 60%), dalam pertekstilan PET biasa disebut dengan polyester (bahan dasar botol
kemasan 30%). Kemasan plastik dengan kode 1-PET direkomendasikan hanya untuk sekali pakai.
Bila dipakai berulang-ulang, apalagi untuk menyimpan air hangat atau air panas, akan mengakibatkan
lapisan polimernya meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker.
Bahan ini juga tidak baik untuk menyimpan makanan serta minuman panas. Panas akan
mengakibatkan lapisan polimer pada botol bermigrasi ke makanan atau minuman. Tingkat daur
ulangnya 23%. Contoh lain rantang makanan dan wadah kosmetik (Machfudi, 2010). PETE atau PET
(polyethylene terephthalate) biasa dipakai untuk botol plastik tembus pandang/transparan seperti
botol air mineral, botol minuman, botol jus, botol minyak goreng, botol kecap, botol sambal, botol obat,
dan botol kosmetik dan hampir semua botol minuman lainnya. Untuk pertekstilan, PET digunakan
untuk bahan serat sintetis atau lebih dikenal dengan polyester (Anam,dkk, 2010)
Plastik PET (Polyethylene Terephthalate) yang digunakan untuk botol dan kemasan tersebut
jika dilelehkan dapat digunakan untuk membuat lilin. Digunakannya plastik PET (Polyethylene
Terephthalate) sebagai bahan baku pembuatan lilin, diharapkan dapat mengurangi limbah plastik
yang kini diabaikan oleh masyarakat. Dengan mengurangi volume limbah plastik, maka plastik-plastik
yang dibuang itu akan menurunkan polusi lingkungan. Di samping itu, pihak produksi plastik jenis
PET (Polyethylene Terephthalate) akan dapat mengembangkan produksinya selain mendaur ulang
plastik tersebut menjadi kemasan baru, juga dapat memproduksi plastik menjadi lilin. Pihak lain yang
dapat membantu terlaksananya program ini adalah pemulung sampah akan dapat menjual hasil
plastik bekas ke beberapa tempat produksi.
Hasil Daur Ulang Plastik
Daur ulang adalah proses untuk menjadikan barang bekas menjadi barang baru dengan tujuan
mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi
penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan
lahan, dan emisigas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang
adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan,
pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas pakai, dan
komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga dalam proses hierarki
sampah 3R (Reuse, Reduce,and Recycle)
Salah satu bahan yang banyak di daur ulang saat ini adalah plastik. Saat ini banyak sekali ditemukan
barang-barang yang merupakan hasil dari daur ulang plastik, misalnya: tas, kap lampu, dan berbagai
produk kerajinan lainnya. Hal ini berdampak positif, bukan hanya bagi lingkungan sekitar, namun juga
bagi pengusaha pengolahan sampah plastik.
Adapun langkah awal mengolah sampah plastik menjadi kerajinan adalah adalah memisahkan sampah
plastik kering dan sampah plastik basah. Selanjutnya sampah kering seperti bungkus minuman ringan
seperti kopi, susu dan mi instan dibersihkan. Setelah itu plastik-plastik yang telah dicuci dan
dikeringkan kemudian dipotong-potong seperti pola barang kerajinan yang akan dibuat. Pola dibuat
sesuai dengan bentuk barang yang akan dibuat. Setelah dipotong sesuai dengan pola, langkah
selanjutnya adalah menjahit sesuai dengan pola tersebut. Untuk membuatnya, diperlukan ketelatenan
dari penjahit yang sangat tinggi, apalagi diimbangi dengan kreativitas. Apabila hal itu dilakukan, maka
akan dihasilkan barang daur ulang yang bagus.
Saat ini kerajinan dari sampah plastik telah menjadi produk fashion tersendiriyang berasal
dari barang daur ulang atau bisa disebut trashion. Trashion ini artinyafashion dari sampah. Dengan
menjadi trashion nanti, produk kerajinan daur ulang sampah kering akan bisa dinikmati tidak saja
kalangan masyarakat menengah ke bawah tapi juga kalangan menengah atas yang biasanya sangat
memperhatikan kualitas produk kerajinan yang akan dibeli.
Kini, selain didaur ulang menjadi hasil kerajinan yang tersebut di atas, plastik juga dapat
dikreasikan menjadi lilin. Dengan dicampur dengan pewarna (jika menginginkannya), maka plastik
yang dipanaskan atau dibakar dan dilelehkan tersebut dapat dicetak menjadi lilin. Kreasi baru ini dapat
dijadikan sebagai alternatif dalam pengolahan sampah plastik dan pemanfaatan plastik yang lebih
luas.
Adapun cara membuat lilin sederhana, dengan bahan baku plastik dan media alas gelas kecil adalah
sebagai berikut:
Alat:
Cetakan, untuk cetakan dapat digunakan yang berbahan dasar plastik maupunstainless steel.
Dapat pula digunakan botol bekas selai, mayones, atau lainnya (cari yang berlubang lebar dan kaca
tebal, jangan lupa cuci bersih dan keringkan dahulu).
Tusuk sate (jika terlalu panjang dapat dipotong, tetapi harus lebih panjang daripada diameter
mulut gelas).
Kompor, dapat digunakan kompor listrik, kompor LPG maupun kompor minyak tanah dan bahkan
dapat juga digunakan kompor yang berbahan bakar dari kayu.
Panci, untuk panci sebaiknya digunakan yang berbahan stainless steel dan ada pegangannya.
Pengaduk kayu.
Bahan-bahan:
Sampah Plastik.
Benang kasur.
Persiapan awal:
Atur agar benang jatuh ke dasar dan tetap berada di tengah gelas.
Pembuatan Lilin:
Masukkan potongan plastik ke dalam cetakan dan letakkan cetakan pada pancistainless steel yang
berisi air
Tambahkan Stearin
KESIMPULAN
Gagasan yang Diajukan
Plastik yang akan difungsikan sebagai bahan pembuatan lilin dapat dilakukan dengan cara (1)
Membakar plastik dengan diletakkan di suatu wadah tertentu; (2) Pemanasan harus terus menerus
dilakukan hingga proses pencairan plastik selesai; (3) Memasukkan hasil cairan plastik ke dalam
cetakan stainless; (4) Memberi sumbu di tengah cetakan; (5) Mengeraskan hasil cetakan dan
melepaskannya dari cetakan.
Plastik merupakan salah satu sampah yang terbanyak di lingkungan sekitar. Fokus utama dari program
ini adalah pemanfaatan secara optimal terhadap sampah plastik yang beredar di lingkungan. Adapun
beberapa prediksi hasil yang akan diperoleh dari pemanfaatan plastik sebagai bahan pembuatan lilin
yaitu pertama, untuk mengurangi jumlah sampah plastik di lingkungan masyarakat. Dengan
mengurangi sampah plastik, maka polusi lingkungan pun akan berkurang. Kedua, menambah
pemanfaatan daur ulang plastik. Proses daur ulang plastik saat ini mulai diperhatikan hasilnya,
mengingat meningkatnya jumlah plastik di lingkungan masyarakat. Ketiga, kreasi baru pemanfaatan
plastic yang tidak hanya didaur ulang dengan dibentuk barang-barang baru, tetapi juga dibuat
menjadu sebuah lilin. Keempat, jumlah penggunaan plastik yang terdapat di masyarakat sebagai
bahan peralatan rumah tangga dan kemasan makanan maupun minuman, membutuhkan lebih banyak
proses penginovasian agar tidak hanya digunakan barang model yang lama, tetapi juga menjadi
produk baru yang menarik.
DAFTAR PUSTAKA