Referat Vertigo
Referat Vertigo
Referat Vertigo
VERTIGO
Disusun Oleh:
112011101014
122011101037
Pembimbing:
dr. H. Eddy Ario Koentjoro, Sp.S
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Vertigo adalah halusinasi gerakan lingkungan sekitar serasa berputar
faktor
resiko
yang
berkaitan,
diantaranya
hipetensi,
diabetes
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi
Vertigo merupakan keluhan yang sering dijumpai dalam praktek; yang
sering digambarkan sebagai rasa berputar, rasa oleng, tak stabil (giddiness,
unsteadiness) atau rasa pusing (dizziness); deskripsi keluhan tersebut penting
diketahui agar tidak dikacaukan dengan nyeri kepala atau sefalgi, terutama karena
di kalangan awam kedua istilah tersebut (pusing dan nyeri kepala) sering
digunakan secara bergantian.(5,6,7)
Vertigo berasal dari bahasa Latin vertere yang artinya memutar
merujuk pada sensasi berputar sehingga mengganggu rasa keseimbangan
seseorang, umumnya disebabkan oleh gangguan pada sistem keseimbangan.(5,6)
Vertigo dijumpai pada gangguan vestibular, baik yang perifer maupun
yang sentral. Vertigo dapat disebabkan oleh kelainan sentral (batang otak,
serebelum atau otak) dan perifer (telinga dalam, saraf vestibular). Vertigo sentral
dapat dibedakan dari perifer melalui beberapa gejala, misalnya kualitas gejala dan
gejala lain yang menyertainya. Perbedaan vertigo perifer dan sentral dapat dilihat
dari Tabel 1.1 dibawah ini.
Vertigo
Durasi serangan
Nistagmus
Vertigo Sentral
Tidak ada latensi atau
onset 1-5 detik
Hebat
2.2
Epidemiologi
2.2.1
Frekuensi
Di Amerika Serikat, sekitar 500.000 orang menderita stroke setiap
tahunnya. Dari stroke yang terjadi, 85% merupakan stroke iskemik, dan 1,5%
diantaranya terjadi di serebelum. Rasio stroke iskemik serebelum dibandingkan
dengan stroke perdarahan serebelum adalah 3-5: 1. Sebanyak 10% dari pasien
infark serebelum, hanya memiliki gejala vertigo dan ketidakseimbangan. Insidens
sklerosis multiple berkisar diantara 10-80/ 100.000 per tahun. Sekitar 3000 kasus
neuroma akustik didiagnosis setiap tahun di Amerika Serikat.
2.2.2
Jenis kelamin
Insidens penyakit cerebrovaskular sedikit lebih tinggi pada pria
dibandingkan wanita. Dalam satu seri pasien dengan infark serebelum, rasio
antara penderita pria dibandingkan wanita adalah 2:1. Sklerosis multiple dua kali
lebih banyak pada wanita dibandingkan pria.
2.2.3
Usia
Vertigo sentral biasanya diderita oleh populasi berusia tua karena adanya
faktor
resiko
yang
berkaitan,
diantaranya
hipetensi,
diabetes
2.2.4
Morbiditas/Mortalitas
Cedera vaskular dan infark di sirkulasi posterior dapat menyebabkan
kerusakan yang permanen dan kecacatan. Pemulihan seperti yang terjadi pada
vertigo perifer akut tidak dapat diharapkan pada vertigo sentral.
Dalam satu seri, infark serebelum memiliki tingkat kematian sebesar 7%
dan 17% dengan distribusi arteri superior serebelar dan arteri posterior inferior
serebelar. Infark di daerah yang disuplai oleh arteri posterior inferior serebelar
sering terkait dengan efek massa dan penekanan batang otak dan ventrikel ke
empat, oleh karena itu, membutuhkan manajemen medis dan bedah saraf yang
agresif. Dalam satu rangkaian 94 pasien, 20 diantaranya datang dengan Glasgow
Coma Scale (GCS) 8 yang mengindikasikan adanya penurunan kesadaran yang
signifikan. Tingkat kematian pasien lainnya, yaitu yang GCSnya lebih dari 8,
adalah 20%
Neuroma akustik memiliki tingkat kematian yang rendah jika dapat
didiagnosis dengan cepat. Tumor dapat diangkat tanpa mengganggu N VII, namun
gangguan pendengaran unilateral dapat terjadi.(4)
2.3
Etiologi
Vertigo merupakan suatu gejala,sederet penyebabnya antara lain akibat
2.
3.
4.
5.
6.
7.
sampai ke inti nervus VIII sedangkan kelainan sentral dari inti nervus VIII sampai
ke korteks.Berbagai penyakit atau kelainan dapat menyebabkan vertigo. Penyebab
vertigo serta lokasi lesi(10) :
a.
pasca trauma
penyakit menierre
fistula labirin
neuritis vestibular
neuroma akustikus
b.
Otitis media
Tumor
Supratentorial
-
Trauma
Epilepsi
Infratentorial
-
Insufisiensi vertebrobasiler
Obat
Beberapa obat ototoksik dapat menyebabkan vertigo yang disertai tinitus
dan hilangnya pendengaran.Obat-obat itu antara lain aminoglikosid, diuretik loop,
antiinflamasi nonsteroid, derivat kina atau antineoplasitik yang mengandung
platina. Streptomisin lebih bersifat vestibulotoksik, demikian juga gentamisin;
sedangkan kanamisin, amikasin dan netilmisin lebih bersifat ototoksik.
Antimikroba lain yang dikaitkan dengan gejala vestibuler antara lain sulfonamid,
asam nalidiksat, metronidaziol dan minosiklin. Terapi berupa penghentian obat
bersangkutan dan terapi fisik, penggunaan obat supresan vestibuler tidak
dianjurkan karena jusrtru menghambat pemulihan fungsi vestibluer. Obat
penyekat alfa adrenergik, vasodilator dan antiparkinson dapat menimbulkan
keluhan rasa melayang yang dapat dikacaukan dengan vertigo
Penyebab vertigo menurut urutan terbanyak (11):
1.
2.
Stroke/TIA
3.
Menieres syndrome
4.
Migren Vertebrobasiler
5.
Spasmofilia
6.
7.
8.
Nistagmus
9.
2.4
Patofisiologi
4. Teori otonomik
Teori ini menekankan perubahan reaksi susunan saraf otonom sebaga
usaha adaptasi gerakan/perubahan posisi. Gejala klinis timbul jika sistem simpatis
terlalu dominan, sebaliknya hilang jika sistem parasimpatis mulai berperan.(6)
5. Teori neurohumoral
Di antaranya teori histamin (Takeda), teori dopamin (Kohl) dan teori
serotonin (Lucat) yang masing-masing menekankan peranan neurotransmiter
10
6. Teori sinaps
Merupakan pengembangan teori sebelumnya yang meninjau peranan
neurotransmisi dan perubahan-perubahan biomolekuler yang terjadi pada proses
adaptasi, belajar dan daya ingat.(6)
Rangsang gerakan menimbulkan stres yang akan memicu sekresi CRF
(corticotropin releasing factor); peningkatan kadar CRF selanjutnya akan
mengaktifkan susunan saraf simpatik yang selanjutnya mencetuskan mekanisme
adaptasi berupa meningkatnya aktivitas sistim saraf parasimpatik.(6)
Teori ini dapat menerangkan gejala penyerta yang sering timbul berupa
pucat, berkeringat di awal serangan vertigo akibat aktivitas simpatis, yang
berkembang menjadi gejala mual, muntah dan hipersalivasi setelah beberapa saat
akibat dominasi aktivitas susunan saraf parasimpatis.(6)
2.5 Klasifikasi
VERTIGO(19)
FISIOLOGI
1. Mabuk Gerakan
2. Mabuk Angkasa
3. Vertigo Ketinggian
VESTIBULER
(True Vertigo)
PERIFER
SENTRAL
LABIRIN
1. Infark Brainstem
1. BPPV
2. Tumor Otak
2. Meniere
3. Radang Otak
3. Ototoxik
4. Insufisiensi a.v.basiler
4. Labirintitis
5. Epilepsi
SARAF VESTIBULAR
1. Neuritis
2. Neuroma Akustikus
PATOLOGI
NON-VESTIBULER
(Pseudo/False Vertigo)
SYNCOPE (Blackout)
1. Aritmia Jantung
2. Hipotensi Ostostatik
3. Vasovagal Syncope
DISQUILIBRIUM
(Neurologik)
1. Parkinson
2. Serebellar disease
3. Atrofi multisistem
11
PUSING SAMAR
(Psikologik)
1. Ansietas
2. Hiperventilasi
3. Histeria
4. Agorafobia
5. Depresi
Istilah
1. Dizziness
: Pengalaman penderita merasakan sensasi berbeda pada
sistem keseimbangannya berupa rasa ingin jatuh, rasa berputar, rasa
melayang, rasa gelap, rasa sempoyongan.
2. Vertigo
: Rasa gerakan tubuh atau obyek sekeliling berputar akibat
kelainan sistem vestibuler
3. Unsteadiness : Rasa Gerakan tubuh sempoyongan mau jatuh akibat
gangguan sistem koordinasi
4. Blackout Spells : rasa pet petan yang dialami akibat menurunnya aliran
darah otak
5. Light headedness : rasa seluruh tubuh seolah melayang disertai kepala
terasa ringan akibat gangguan psikologis.
Vertigo dapat bersifat fisiologi dan patologi.
2.5.1
Mabuk gerakan (motion sickness) Mabuk gerakan ini akan ditekan bila
dari pandangan sekitar (visual surround) berlawanan dengan gerakan
tubuh yang sebenarnya.
suatu
gangguan
dari
keseimbangan
antara
kanalis
12
2.5.2
Vertigo Vestibular
Episodik
Berputar
Gerakan kepala, perubahan
posisi
Mual, muntah, tuli, tinnitus
Vertigo Non-vestibular
Konstan
Melayang
Stress, hiperventilasi
Gangguan mata, gangguan
somatosensorik
13
Secara klinis perbedaan vertigo sentral dan perifer adalah sebagai berikut.
-
Vertigo Sentral
Penyebab vertigo jenis sentral biasanya ada gangguan di batang otak atau di
serebelum. Untuk menentukan gangguan di batang otak, apakah terdapat
gejala lain yang khas bagi gangguan di batang otak, misalnya diplopia,
parestesia, perubahan sensibilitas dan fungsi motorik, rasa lemah.(16)
Vertigo Perifer
Lamanya vertigo berlangsung :
a.
b.
Episode vertigo yang berlangsung beberapa menit atau jam Dapat dijumpai
pada penyakit meniere atau vestibulopati berulang. Penyakit meniere
mempunyai trias gejala yaitu ketajaman pendengaran menurun (tuli), vertigo
dan tinitus.
c.
vestibular.
Pada
pemeriksaan
fisik
mungkin
dijumpai
nistagmus.(12)
Tabel 2.3 Perbedaan secara klinis vertigo vestibular perifer dan vestibular sentral
Karakteristik
V. Vestibular Perifer
V. Vestibular Sentral
Onset
Tiba-tiba, onset mendadak
Perlahan, onset gradual
Durasi
Menit hingga jam
Minggu hingga bulan
Frekuensi
Biasanya hilang timbul
Biasanya konstan
Intensitas
Berat
Sedang
14
Mual muntah
Diperparah perubahan
posisi kepala
Usia pasien
Gangguan status mental
Defisit nervi cranial atau
cerebellum
Pendengaran
Nistagmus
Penyebab
Tipikal
Ya
Usia lanjut
Biasanya ada
Selain itu kita bisa membedakan vertigo sentral dan perifer berdasarkan
nystagmus. Nystagmus adalah gerakan bola mata yang sifatnya nvolunter, bolak
balik, ritmis, dengan frekuensi tertentu. Nystagmus merupakan bentuk reaksi dari
refleks vestibulo oculer terhadap aksi tertentu. Nystagmus bisa bersifat fisiologis
atau patologis dan manifes secara spontan atau dengan rangsangan alat bantu
seperti test kalori, tabung berputar, kursi berputar, kedudukan bola mata posisi
netral atau menyimpang atau test posisional atau gerakan kepala.
Tabel 2.4 Perbedaan nistagmus yang terjadi pada vertigo sentral dan perifer
No. Nystagmus
Vertigo Sentral
Vertigo Perifer
Berubah-ubah
Horizontal
/
1. Arah
horizontal rotatoar
Unilateral / bilateral
Bilateral
2. Sifat
3. Test Posisional
- Latensi
Singkat
Lebih lama
- Durasi
Lama
Singkat
Sedang
Larut/sedang
- Intensitas
Susah
ditimbulkan
Mudah ditimbulkan
- Sifat
Sering ditemukan
4. Test dengan rangsang (kursi Dominasi arah
putar, irigasi telinga)
jarang ditemukan
Tidak terpengaruh
Terhambat
5. Fiksasi mata
1.
ataupun bisa kelainan sentral. Vertigo jenis ini paling sering didapati, dimana
vertigo dicetuskan oleh keadaan perubahan posisi kepala, terutama pada sikap
berbaring pada sisi telinga yang sakit berada di bawah. Vertigo berlangsung
beberapa detik paling lama 1 menit kemudian reda kembali apalagi bila pasien
bersikap menghindar posisi pemicu. Jarang pasien sampai jatuh kehilangan
kontrol.
Penyebab biasanya tidak diketahui (50%) diduga adanya deposit batu di
kupula bejana semisirkularis posterior (kupuolitiasis) sehingga bejana menjadi
hipersensitif terhadap perubahan gravitasi yang menyertai keadaan posisi kepala,
tapi bisa juga disebabkan oleh post trauma capitis, infeksi telinga tengah, pasca
operasi telinga, neuronitis vestibuler, atau minor stroke pada anterior inferior
cerebellar arteri.
Penderita sering dijumpai pada usia menengah 40-50 th, wanita lebih sering
daripada pria. Perjalanan penyakit bervariasi, bisa hanya sekali serangan bisa
menghilang beberapa minggu ataupun bisa sampai kumat-kumatan jadi kronis.
Pengobatan dengan cara :
-
Terapi di kantor
Dengan caraEpley dan Semont Maneuvers Treatment. Kedua cara tersebut
dapat dilakukan di tempat praktek dokter, efektivitas kedua cara tersebut
sangat baik, bisa mencapai angka kesembuhan 80%. Kedua cara itu bertujuan
mengeluarkan debris atau batu-batuan/karang telinga dari daerah yang paling
sensitif yaitu posterior canal ketempat yang kurang sensitif. Tiap manuver
membutuhkan waktu 15 menit.
Semont manuver = liberatory maneuver. Dengan cara menggerakkan
secepatnya pasien dari berbaring berbalik berbaring juga ke sisi lainnya.
Epley maneuver = particle repositioning = canalis repositioning procedure,
adalah modifikasi liberatory maneuver. Dengan berpindah pindah 4 possi
yang masing-masing posisi bertahan selama 30 detik.
Terapi di rumah
16
Terapi operatif
Dengan cara menutup posterior canal (posterior canal plugging). Tindakan ini
dilakukan apabila manuver-manuver tersebut diatas gagal dan tidak ada
perbaikan.
2.
Menieres Disease
Penyakit Meniere dengan trias gejala yaitu :
1.
2.
Episodik vertigo
3.
Tinitus
Vertigo berserangan berulang dan berlangsung dari beberapa menit sampai
beberapa hari. Pasien bisa sampai muntah dan berkeringat dingin. Ini disebabkan
adanya gangguan otonom yang terkait dengan labirin.Serangan biasanya mula
mula satu telinga (90%) yang lama kelamaan bisa menyerang kedua telinga. Pria
lebih
sering
diserang
daripada
wanita
(kadang
kadang
perbandingan
yang
lama
lama
menjadi
konstan
dengan
intensitas
17
3.
Neuronitis vestibuler
Penyebab kemungkinan infeksi virus pada n.vestibuler. gejala berupa vertigo
hebat mendadak dan mual muntah gejala memburuk bila kepala bergerak,
berlangsung beberapa hari sampai minggu. Terdapat nistagmus spontan dengan
fase lambat kearah telinga yang sakit.
Pada pemeriksaan ENG didapati nistagmus yang paretik, yaitu nistagmus
spontan terarah ke arah kontralateral. Vertigo yang ditimbulkan disebabkan
adanya asimetri dari fungsi sistem vestibuler oleh karena menurunnya fungsi
vestibuler pada satu sisi. Pada test kalori didapati respon menurun atau negatif
pada satu sisi.
Ketajaman pendengaran tidak terganggu. Penyakit ini jarang berulang
meskipun ada beberapa pasien yang mengalami kambuh kembali. Jika psien sudah
sembuh kadang bisa timbul BPPV.
4.
Presbyastaksis
Atau disequilibrium pada usia lanjut > 65 tahun. Penyebabnya dalah
degenerasi statokonia (sakulus, utrikulus), neuro epitel vestibuler, ganglion
vestibuler (Scarpey) dan serebelum. Dalam hal ini pemberian obat-obatan
haruslah berhati-hati
obat-obat
tersebut
dapat
Trauma Kapitis
Dapat berupa vertigo akut atau vertigo posisional pasca trauma.
18
2.
3.
-
Tumor
Serebellopontin tumor misal
neuroma akustik,
meningeoma, tumor
epidermoid, dll.
Akustik neurinoma biasanya terdapat di kanalis auditori interna, dan menekan
saraf vestibuler menyebabkan gangguan persepsi keseimbangan dan bisa juga
menekan
n.cochlearis,
menimbulkan
gejala
tinitus
dan
gangguan
pendengaran.
19
Stroke
Vertigo dan gangguan bicara terutama dijumpai pada gangguan sistem
vertebrobasiler yang melayani batang otak dan serebelum. Bisa berupa TIA,
RIND maupun komplet stroke. Angka kejadian stroke vertebro basiler yaitu
0.1 per 1000 penduduk pertahun (jauh lebih kecil daripada stroke karotis).
Gejala penyerta lain biasanya adalah perasaan parestesi/wajah dan anggota
gerak dan gangguan bicara.
Migren Basiler
Wanita usia 30-45 tahun sering dijumpai nyeri kepala yang didahului atau
disertai gejala vertigo (70%). Sebagai gejala prodromal yang kemudian
diikuti nyeri kepala berdenyut. Biasanya ada riwayat keluarga lain yang
menderita migren juga.
V. VESTIBULER
Rasa
berputar
vertigo)
V. NON VESTIBULER
(true Melayang,
sempoyongan,
kepala
ringan
Serangan
Episodik
Kontinu
Mual/muntah
Gangguan pendengaran
+/-
Gerakan pencetus
Gerakan kepala
Situasi pencetus
20
KELUHAN
PUSING
ARTI
GANGGUAN
Berputar
Vestibuler
Kosong, gelap
Kardiovaskular
Bergoyang
Serebelum
Melayang, Enteng
Psikiatrik
Karekteristk dizziness
Perlu ditanyakan mengenai sensasi yang dirasakan pasien apakah sensasi
berputar, atau sensasi non spesifik seperti giddiness atau liht headness, atau
hanya suatu perasaan yang berbeda (kebingungan).
Keparahan
Keparahan dari suatu vertigo juga dapat membantu, misalnya: pada acute
vestibular neuritis, gejala awal biasanya parah namun berkurang dalam
beberapa hari kedepan. Pada Mnires disease, pada awalnya keparahan
biasanya meningkat dan kemudian berkurang setelahnya. Sedangakan pasien
mengeluh vertigo ynag menetap dan konstan mungkin memilki penyebab
psikologis.(17)
21
Kemungkinan Diagnosis
Beberapa detik
Beberapa
menit Posterior transient ischemic attack;
perilymphatic fistula
sampai satu jam
Beberapa jam
Beberapa hari
Beberapa minggu
Psychogenic
Faktor Pencetus
Faktor pencetus dan dapat mempersempit diagnosis banding pada vertigo
vestibular perifer. Jika gejala terjadi hanya ketika perubahan posisi, penyebab
yang paling mungkin adalah BPPV. Infeksi virus yang baru pada saluran
pernapasan atas kemungkinan berhubungan dnegan acute vestibular neutritis
atau acute labyrhinti. Faktor yang mencetuskan migraine dapat menyebabkan
vertigo jika pasien vertigo bersamaan dengan migraine. Vertigo dapat
disebabkan oleh fistula perilimfatik Fistula perimfatik dapat disebabkn oleh
trauma baik langsung ataupun barotraumas, mengejan. Bersin atau gerakan
yang mengakibatkan telinga ke bawah akan memprovokasi vertigo pada
pasien dengan fistula perilimfatik. Adanya fenomena Tullios (nistagmus dan
vertigo yang disebabkan suara bising pada frekuensi tertentu) mengarah
kepada penyebab perifer.
Stress
Stess psikis yang berat dapat menyebabkan vertigo, menanyakan tentang
stress psikologis atau psikiatri terutama pada pasien yang pada anamsesis
tidak cocok dengan penyebab fisik vertigo manapun. (18)
22
Stress
Immunosuppression
(e.g., immunosuppressive
medications, advanced
age, stress)
Perilymphatic fistula
Gejala Penyerta
Gejala penyerta berupa penurunan pendnegaran, nyeri, mual, muntah dan
gejala neurologis dapat membantu membedakan diagnosis peneybab vertigo.
Kebanyakan penyebab vertigo dengan gangguan pendengaran berasal dari
perifer, kecuali pada penyakit serebrovaskular yang mengenai arteri
auditorius interna atau arteri anterior inferior cebellar. Nyeri yang menyertai
vertigo dapat terjadi bersamaan dengan infeksi akut telinga tengah, penyakit
invasive pada
bersamaan dengan muntah dan mual pada acute vestibular neuronitis dan
pada meniere disease yang parah dan BPPV.
Pada vertigo sentral mual dan muntah tidak terlalu parah. Gejala
neurologis berupa kelemahan, disarthria, gangguan penglihatan dan
pendengaran, parestesia, penurunan kesadaran, ataksia atau perubahan lain
23
Kemungikanan diagnosis
Kelemahan wajah
Tuli
Imbalans
Nistagmus
Fonofobia,fotofobia
Migraine
Tinnitus
2.7.
2.7.1
Anamnesis
24
Apakah
juga
ada
gangguan
pendengaran
yang
biasanya
Gambar 2.3 Karakteristik keluhan pusing berputar pada berbagai macam penyakit
2.7.2
25
2.7.3
Riwayat social
Stess psikis yang berat dapat menyebabkan vertigo, menanyakan tentang
stress psikologis atau psikiatri terutama pada pasien yang pada anamsesis tidak
cocok dengan penyebab fisik vertigo manapun(6)
2.7.4
Riwayat keluarga
Adanya riwayat keluarga dengan migraine, kejang, menire disease, atau
2.7.5
1.
Rombergs sign
Pasien dengan vertigo perifer memiliki gangguan keseimbangan namun
masih dapat berjalan, sedangkan pasien dengan vertigo sentral memilki
instabilitas
yang
parah
dan
seringkali
tidak
dapat
berjalan.
26
2.
Berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan dan jalan di tempat
dengan mengangkat lutut setinggi mungkin selama satu menit. Pada kelainan
vestibuler posisi penderita akan menyimpang/berputar ke arah lesi dengan
gerakan seperti orang melempar cakram; kepala dan badan berputar ke arah
lesi, kedua lengan bergerak ke arah lesi dengan lengan pada sisi lesi turun dan
yang lainnya naik. Keadaan ini disertai nistagmus dengan fase lambat ke arah
lesi.
27
3.
akan
terlihat
penyimpangan
lengan
4.
Dix-Hallpike manoeuvre
Dari posisi duduk di atas tempat tidur,
penderita dibaring-kan ke belakang dengan
cepat, sehingga kepalanya meng-gantung
45 di bawah garis horisontal, kemudian
kepalanya dimiringkan 45 ke kanan lalu ke
kiri. Perhatikan saat timbul dan hilangnya
vertigo dan nistagmus, dengan uji ini dapat
dibedakan apakah lesinya perifer atau
sentral.
Perifer (benign positional vertigo) : vertigo
dan nistagmus timbul setelah periode laten
2-10 detik, hilang dalam waktu kurang dari
1 menit, akan berkurang atau menghilang
bila
tes
diulang-ulang
beberapa
kali
28
(fatigue). Sentral : tidak ada periode laten, nistagmus dan vertigo berlangsung lebih dari 1 menit, bila diulang-ulang reaksi tetap seperti semula
(non-fatigue).
Lesi Perifer
Lesi Sentral
Vertigo
Berat
Ringan
Masa Laten
Ya
Tidak
Kelelahan
Ya
Ya
Tidak
Habituasi
5.
Tidak
Test hiperventilasi
Tes ini dilakukan jika pemeriksaan-pemeriksaan yang lain hasilnya normal.
Pasien diinstruksikan untuk bernapas kuat dan dalam 30 kali. Lalu diperiksa
nistagmus dan tanyakan pasien apakah prosedur ersebut menginduksi
terjadinya vertigo. Jika pasien merasakan vertigo tanpa nistagmus maka
didiagnosis sebagai sindrom hiperventilasi. Jika nistagmus terjadi setelah
hiperventilais menandakan adanya tumor pada nervus VIII. (8)
6.
Tes Kalori
Tes ini membutuhkan peralatan yang sederhana. Kepala penderita diangkat ke
belakang (menengadah) sebanyak 60. (Tujuannya ialah agar bejana lateral di
labirin berada dalam posisi vertikal, dengan demikian dapat dipengaruhi
secara maksimal oleh aliran konveksi akibat endolimf). Tabung suntik
berukuran 20 mL dengan ujung jarum yang dilindungi oleh karet ukuran no
15 diisi dengan air bersuhu 30C (kira-kira 7 di bawah suhu badan) air
29
7.
Posturografi
Dalam mempertahankan keseimbangan terdapat 3 unsur yang mempunyai
peranan penting : sistem visual, vestibular, dan somatosensorik. Tes ini
dilakukan dengan 6 tahap :
a.
Pada tahap ini tempat berdiri penderita terfiksasi dan pandangan pun
dalam keadaan biasa (normal)
b.
c.
30
d.
e.
f.
8.
Tes pendengaran
-
Audiometri
Ada beberapa macam pemeriksaan audiometri seperti LoudnessBalance
Test, SISI, Bekesy Audiometry, Tone Decay.(6)
2.9.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah (4)
2.9.1
Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium digunakan untuk menyingkirkan kemungkinan
penyakit
lainnya
seperti
anemia,
kehamilan,
dan
kondisi
2.9.2
Pencitraan
Pencitraan fossa posterior penting dilakukan jika terdapat kecurigaan
adanya vertigo sentral.
31
Gambar 2.8Perbandingan CT Scan (kiri) dan MRI (kanan) dalam Pencitraan Perdarahan
Serebelar di Fossa Posterior
2.9.3
33
2.10.
Alur Diagnosis16
vertigo
Anamnesis
Pemeriksaan
Fisik
Pemeriksaan
Neurologis
Penemuan
sistem
saraf pusat
abnormal
Penemuan
sistem saraf
pusat normal
MRI
Audiogram
abnormal
normal
Stroke
Massa
Neuroma akustik
Demyelinisasi
Trauma
EEG
abnormal
normal
Kejang
dengan
aura
vestibular
pemeriksaan
vestibular
pendengaran
simetris
pendengaran
asimetris
Manuver
DixHallpike
MRI
telinga
dalam
positif
BPPV
negatif
pemeriksaan
vestibular
mungkin
gangguan
sistem saraf
pusat awal
psikogenik
2.11.
abnormal
normal
Akustik
neuroma
Cholesteatoma
pemeriksaan
vestibular
Diagnosis Banding
Diagnosis banding dari vertigo dapat dilihat pada table berikut ini:7
Mnires disease
Vestibular neuritis
Labyrinthitis
Benign
vertigo
positional
Vertigo
dengan
tanda intracranial
Tumor
Cerebellopontine
angle
Vertebrobasilar
insufficiency
dan
thromboembolism
34
Labyrinthine trauma
Acute
vestiblar
dysfunction
Acoustic neuroma
Acute
cochleovestibular dysfunction
Syphilis (rare)
Medication induced
vertigo
e.g
aminoglycosides
Cervical
spondylosis
Following flexionextension injury
Tumor otak
Misalnya,
epyndimoma
atau
metastasis
pada
ventrikel keempat
Migraine
Multiple sklerosis
Aura
epileptic
attack-terutama
temporal
lobe
epilepsy
Obat-obatanmisalnya,
phenytoin, barbiturate
Syringobulosa
Gangguan Pendengaran
(-)
BPPV
Insuff vertebrobasiler
Vertigo servikal
Migren Vestibuler
Vestibulopati berulang
Ber hari-hari
Neuritis vestibuler
Degenerasi serebeler
Gangguan Pendengaran
(+)
Fistula perilipatik
Hidrops
endolimp
(Meniere syndrom)
Lues
Labirintitis
Kontusio labirin
Neuroma akustikus
toksixitas
Gejala :
Hoyong, gangguan keseimbangan, rasa tidak stabil, disorientasi ruangan.
Osscillopsia: yaitu suatu ilusi bahwa penderita melihat sesuatu benda yang diam
kelihatan tampaknya seperti bergerak maju mundur. Hal ini disebabkan adanya
reaksi hipo ataupun hiperaktifitas refleks vestibulo okuler
Gejala lainnya bisa terjadi rasa mual dan muntah, biasanya gejala ini lebih
dominan pada vertigo perifer. Adanya gangguan pendengaran menunjukkan
adanya patognomonis kelainan perifer.
Makin lama vertigo diderita seseorang patut dicurigai bahwa kelainan
bersifat sentral. Nistagmus bisa terjadi jika adanya keterlibatan hubungan inti
35
vestibuler dengan inti saraf kranial III,IV, dan VI. Gerak bola mata pada
nistagmus ada 2 komponen yaitu gerakan lambat ke satu arah kemudian diikuti
gerak cepat ke arah yang berlawanan. Gerakan cepat ini dianggap sebagai gerakan
nistagmus.
Menurut bidang gerakannya nistagmus bisa bersifat : horizontal, rotatoar,
vertikal, dan campuran. Sedangkan ciri gerakan bisa berupa jerk atau pendular.
Nistagmus yang bersumber dari kelainan sentral (SSP) bercirikan
nistagmus vertikal, sedangkan yang rotatoar kemungkinan penyebab dari perifer.
2.12
Penatalaksanaan
terganggu
dengan
keluhan
vertigo
tersebut,
seringkali
a. Antihistamin-antiemetikum-anticholinergik
Dimenhydrinate, betahistine, difenhidramin, meklisin
Obat antihistamintidak semuanya mempunyai sifat anti vertigo.
Antihistamin yang dapat meredakan vertigo seperti obat dimenhidrinat,
difenhidramin, meksilin, siklisin. Antihistamin yang mempunyai anti
vertigo juga memiliki aktivitas anti-kholinergik di susunan saraf pusat.
Mungkin sifat anti-kholinergik ini ada kaitannya dengan kemampuannya
sebagai obat antivertigo. Efek samping yang umum dijumpai ialah sedasi
(mengantuk). Pada penderita vertigo yang berat efek samping ini
memberikan dampak yang positif.
-
Betahistin
Senyawa Betahistin (suatu analog histamin) yang dapat meningkatkan
sirkulasi di telinga dalam, dapat diberikan untuk mengatasi gejala vertigo.
36
Dimenhidrinat (Dramamine)
Lama kerja obat ini ialah 4 6 jam. Dapat diberi per oral atau parenteral
(suntikan intramuscular dan intravena). Dapat diberikan dengan dosis 25
mg 50 mg (1 tablet), 4 kali sehari. Efek samping ialah mengantuk.
37
khasiat lain seperti anti kholinergik dan antihistamin. Sampai dimana sifat yang
lain ini berperan dalam mengatasi vertigo belum diketahui.
-
Cinnarizine (Stugerone)
Mempunyai khasiat menekan fungsi vestibular. Dapat mengurangi respons
terhadap akselerasi angular dan linier. Dosis biasanya ialah 15 30 mg, 3
kali sehari atau 1 x 75 mg sehari. Efek samping ialah rasa mengantuk
(sedasi), rasa cape, diare atau konstipasi, mulut rasa kering dan rash di
kulit.
d.Fenotiazine
Promethazine 25-50 mg/kali
Chlorpromazine 10-25 mg/kali
Kelompok obat ini banyak mempunyai sifat anti emetik (anti muntah).
Namun tidak semua mempunyai sifat anti vertigo. Khlorpromazine (Largactil)
dan Prokhlorperazine (Stemetil) sangat efektif untuk nausea yang diakibatkan
oleh bahan kimiawi namun kurang berkhasiat terhadap vertigo.
-
Promethazine (Phenergan)
Merupakan golongan Fenotiazine yang paling efektif mengobati vertigo.
Lama aktivitas obat ini ialah 4 6 jam. Diberikan dengan dosis 12,5 mg
25 mg (1 draze), 4 kali sehari per oral atau parenteral (suntikan
intramuscular atau intravena). Efek samping yang sering dijumpai ialah
sedasi (mengantuk), sedangkan efek samping ekstrapiramidal lebih sedikit
disbanding obat Fenotiazine lainnya.
Khlorpromazine (Largactil)
Dapat diberikan pada penderita dengan serangan vertigo yang berat dan
akut. Obat ini dapat diberikan per oral atau parenteral (suntikan
intramuscular atau intravena). Dosis yang lazim ialah 25 mg (1 tablet) 50
mg, 3 4 kali sehari. Efek samping ialah sedasi (mengantuk).
38
e.
Simpatomimetik
D amphetamine dosis 10 mg/hr,
Efedrine 25-50 mg tiap pemberian
Obat simpatomimetik dapat juga menekan vertigo. Salah satunya obat
simpatomimetik yang dapat digunakan untuk menekan vertigo ialah
efedrin.
-
Efedrin
Lama aktivitas ialah 4 6 jam. Dosis dapat diberikan 10 -25 mg, 4 kali
sehari. Khasiat obat ini dapat sinergistik bila dikombinasi dengan obat anti
vertigo lainnya. Efek samping ialah insomnia, jantung berdebar (palpitasi)
dan menjadi gelisah gugup.
f.
Minor tranquilizer
Lorazepam : Dosis dapat diberikan 0,5 mg 1 mg
Diazepam : Dosis dapat diberikan 2 mg 5 mg
Dapat diberikan kepada penderita vertigo untuk mengurangi
kecemasan yang diderita yang sering menyertai gejala vertigo.efek samping
seperti mulut kering dan penglihatan menjadi kabur.
Dosis Dewasa
Catatan
15 mg/4-6jam
50 mg/idem
50mg/idem
25mg/12 jam
3 mg/6jam
0.4 mg/IM
0.6 mg/3jam
*bila mual/
muntah menonjol
**pada
hidrops
endolimp
39
Papaverin
Diuretik
Asetazolamid
Hidroklortiazide
Psikotropik
Antiansietas
Klordiazepoksid
Diazepam
Antidepresan
Amitriptilin
Nortriptilin
Kortikosteroid
Metilprednisolon
Antimikroba
Kalau
menonjol
ansietasnya
75 mg/hari
75 mg/hari
Kalau
menonjol.
depresinya
Mensupresi
udema
labirin dan gejala infeksi
virus
40
2.12.2 Konservatif
-
Tirah baring(11)
Latihan:
Duduk:
a.
Gerakkan mata seluas luasnya keatas, bawah, dan samping kanan kiri.
i.
ii.
b.
c.
Latihan posisional : tiap hari 2-3x sehari dengan cara penderita duduk
di pinggir tempat tidur kemudian merebahkan dirinya pada sisinya
untuk membangkitkan vertigonya kemudian sesudah vertigonya reda
kemudian kembali ke posisi duduk tegak lagi. Gerakan ini diulangi 23x sampai vertigonya melemah menghilang. Percoban ini diulang
mata buka dan tutup.
Berdiri
Ulangi kegiatan tersebut diatas sambil berdiri kemudian duduk mata buka
dan tutup.
Berjalan
a.
b.
c.
d.
Diet rendah Natrium dan tinggi Kalium (dengan cara rendah garam dan
perbanyak makan buah-buahan, pisang, jeruk, kiwi) dapat mencegah
terjadinya hidrops endo limp.
41
Pasien duduk tegak di tepi tempat tidur dengan tungkai tergantung; lalu
tutup kedua mata dan berbaring dengan cepat ke salah satu sisi tubuh,
tahan selama 30 detik, kemudian duduk tegak kembali. Setelah 30 detik
baringkan tubuh dengan cara yang sama ke sisi lain, tahan selama 30 detik,
kemudian duduk tegak kembali. Latihan ini dilakukan berulang (lima kali
berturut-turut) pada pagi dan petang hari sampai tidak timbul vertigo lagi.
Epley Manuver
Manuver Epley adalah yang paling sering digunakan pada kanal vertikal.
Pasien diminta untuk menolehkan kepala ke sisi yang sakit sebesar 450,
lalu pasien berbaring dengan kepala tergantung dan dipertahankan 1-2
menit. Lalu kepala ditolehkan 900 ke sisi sebaliknya, dan posisi supinasi
berubah menjadi lateral dekubitus dan dipertahan 30-60 detik. Setelah itu
pasien mengistirahatkan dagu pada pundaknya dan kembali ke posisi
duduk secara perlahan.
42
2.12.3 Bedah7
Tindakan bedah adalah alternatif terakhir bila serangan vertigo
sering terjadi dan tidak dapat diredakan dengan jalan tersebut diatas.
Tindakan bedah dengan cara merusak labirin (labirinektomi),
dekompresi darinage sakus endolim patikus, atau dengan disertai
pemotongan saraf N.VIII.
Gejala meniere yang berterusan dengan gangguan pendengaran,
vertigo, kemungkinan dapat disebabkan penekanan pembuluh darah
terhadap kedua saraf tersebut, jika tidak dapat diatasi oleh obat-obatan
maka dapatlah dianjurkan dilakukan bedah mikrovaskular dekompresi.
Prognosa hasil operasi dapat pulih kembali jika dilakukan sebelum masa 4
tahun menderita tinitus.
Akumulasi cairan endolimp (endolymphatic hydrops) yang
berterusan yang tidak bisa sembuh dengan diet rendah garam dan
43
2.13.
Prognosis
Prognosis tergantung pada sumber vertigo. Vertigo yang disebabkan oleh
44
BAB III
PENUTUP
45
DAFTAR PUSTAKA
tanggal
April
2016.
Diunduh
dari
http://emedicine.medscape.com/article/794789-clinical#a0217
5. Joesoef AA. 2002.Neuro-Otologi Klinis. Kelompok Studi Vertigo
PERDOSSI. Airlangga University Press; Jakarta.
6. Wreksoatmodjo, BR. 2004.Vertigo: Aspek Neurologi. Rumah Sakit
Marzuki Mahdi, Bogor, Indonesia.
7. Turner, B, Lewis, NE. 2010. Symposium Neurology :Systematic
Approach that Needed for establish of Vetigo. The Practitioner September
2010 - 254 (1732): 19-23.
8. Mark, A. 2008. Symposium on Clinical Emergencies: Vertigo Clinical
Assesment and Diagnosis. British Journal of Hospital Medicine, June
2008, Vol 69, No 6
9. Kovar, M, Jepson, T, Jones, S. 2006. Diagnosing and Treating: Benign
Paroxysmal Positional Vertigo in Journal Gerontological of Nursing.
December:2006
10. Sjahrir, Hasan. 2008.Nyeri Kepala & Vertigo. Yogyakarta: Pustaka
Cendekia Press.
46
11. Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jillid 2. Jakarta : Media
Aesculapius
12. Chain, TC.2009. Practical Neurology 3rd edition: Approach to the Patient
with Dizziness and Vertigo. Illnois:wolter kluwerlippincot William and
wilkins)
13. Antunes MB. CNS Causes of Vertigo [Internet].
WebMD LLC. 10
2016.
Diunduh
dari
http://www.emedicinehealth.com/vertigo/page10_em.htm
19. Joesoef AA, Suryamiharja A, Dewati Eva et.al., 2012. Pedoman
Tatalaksana Vertigo. Kelompok Studi Vertigo. PERDOSSI.
20. Noersyahdu, Hanif. Diagnostic Approach of Patient with Dizzines.
Malang : Kelompok Studi Vertigo PERDOSSI
47