LP Vertigo
LP Vertigo
LP Vertigo
VERTIGO
OLEH :
NIM. 2014901087
FAKULTAS KESEHATAN
DENPASAR
B. TINJAUAN ASKEP
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
1) Anamnesa
a) Identitas Klien
Identitas biasanya berisi tentang nama, umur, alamat,
pendidikan, agama, pekerjaan, dll
b) Keluhan Utama
Keluhan yang dirasakan pasien pada saat dilakukan
pengkajian. Biasanya pada pasien vertigo keluhan utama yang
dirasakan yaitu nyeri kepala hebat serta pusing.
c) Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit.
Pada pasien vertigo tanyakan adakah pengaruh sikap atau
perubahan sikap terhadap munculnya vertigo, posisi mana
yang dapat memicu vertigo.
d) Riwayat Penyakit Dahulu
Adakah riwayat trauma kepala, penyakit infeksi
dan inflamasi dan penyakit tumor otak. Riwayat penggunaan
obat vestibulotoksik missal antibiotik, aminoglikosid,
antikonvulsan dan salisilat
e) Riwayat Penyakit keluarga
Adakah riwayat penyakit yang sama diderita oleh anggota
keluarga lain atau riwayat penyakit lain baik bersifat genetic
maupun tidak.
f) Riwayat Psikososial
Di kaji emosi klien, body image klien, harga diri, interaksi
klien terhadap keluarga dan data spiritual klien.
g) Pola-Pola fungsi Kesehatan
i. Pola Fungsi dan tata laksana kesehatan
Adakah kecemasan yang dia lihatkan oleh kurangnya
pemahaman pasien dan keluarga mengenai penyakit,
pengobatan dan prognosa.
ii. Pola nutrisi dan metabolism
Adakah nausea dan muntah
iii. Pola eliminasi
Bagaimana BAK dan BABnya, lancar atau tidak
iv. Pola tidur dan istirahat
Dikaji bagaimana tidur klien nyenyak atau tidak, berapa
lama tidur klien, pada pasien vertigo biasanya pasien
mengalami gangguan tidur.
v. Aktivitas
Biasanya pada pasien vertigo aktivitasnya kurang, klien
sering mengalami Letih, lemah, Keterbatasan gerak,
Ketegangan mata, kesulitan membaca, Insomnia, bangun
pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala, Sakit kepala
yang hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas (kerja)
atau karena perubahan cuaca.
vi. Pola hubungan peran
Meliputi hubungan pasien dengan keluarga dan
masyarakat sekitar
vii. Pola presepsi dan konsep diri
Bagaimana klien menggambarkan dirinya terkait dengan
penyakitnya.
viii. Pola sensori dan kognitif
Bagaimana klien menghadapi rasa sakit ? apakah
mengalami penurunan panca indra?
ix. Pola reproduksi seksual
Dikaji bagaimana hubungan seksual klien dengan
pasangannya, apakah ada gangguan atau tidak
x. Pola penanggulangan stress
Meliputi penyebab stress, koping terhadap stress.
xi. Pola tata nilai dan keyainan
Di kaji tentang agama yang di anut klien
2) Pemeriksaan Fisik
a) Gambaran Umum
(1) Kesadaran
Compos mentis, apatis, somnolen, stupor atau koma
(2) Penampilan
Tidak tampak sakit, sakit ringan, sakit sedang atau sakit
berat
(3) TPRS
Meliputi BB, TB, Tekanan darah, suhu, nadi RR
b) Secara sistemik dari kepala sampai kelamin
(1) Sistem integument
Inspeksi : Di lihat warna kulit.
Palpasi : kelembaban kulit, turgor kulit (normalnya
kembali dalam 2detik)
(2) Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala, warna rambut,
Palpasi : kekuatan rambut (rontok/tidak), ada nyeri tekan
(3) Leher
Palpasi : ada pembesaran kelenjar getah beting dan
kelenjar tyroid atau tidak
(4) Muka
Inspeksi :Bentuk muka, ekspresi muka
(5) Mata
Inspeksi : Biasanya pada pasien vertigo Konjungtiva tidak
anemis, sklera tidak ikterik
Palpasi : ada nyeri tekan atau tidak
(6) Telinga
Inspeksi : Bentuk telinga simetris atau tidak, ada kotoran
atau tidak
Palpasi : ada nyeri tekan atau tidak
(7) Hidung
Inspeksi: Bentuk hidung, adanya secret atau tidak
Palpasi : ada nyeri tekan atau tidak
(8) Mulut dan Faring
Inspeksi : mulut simetris atau tidak, kebersihannya
Palpasi : ada nyeri tekan tidak, ada benjolan tidak
(9) Thorax
Inspeksi : ada retraksi dinding dada atau tidak
Palpasi : pergerakan dinding dada simetris atau tidak
Perkusi : bagaimana suara ketukannya
(10) Paru
Inspeksi : simetris atau tidak
Palpasi : ada benjolan atau tidak
Auskultasi : biasanya pada pasien vertigo Tidak ada
weezing, rhonki
(11) Jantung
Auskultasi : Pada pasien vertigo S1 dan S2 tunggal
(12) Abdomen
Inspeksi : Dilihat bentuk abdomen,
Palpasi : pembesaran hati dan limpanya di kaji
Auskultasi : bising usus
3) Sistem neurologi
a) Test nervus I (Olfactory)
(1) Fungsi penciuman
(2) Test pemeriksaan, klien tutup mata dan minta klien
mencium benda yang baunya mudah dikenal seperti
sabun, tembakau, kopi
(3) Bandingkan dengan hidung bagian kiri dan kanan.
b) Test nervus II ( Optikus)
(1) Fungsi aktifitas visual dan lapang pandang
(2) Test aktifitas visual, tutup satu mata klien kemudian
suruh baca dua baris di koran, ulangi untuk satunya.
(3) Test lapang pandang, klien tutup mata kiri, pemeriksa di
kanan, klien memandang hidung pemeriksa yang
memegang pena warna cerah, gerakkan perlahan obyek
tersebut, informasikan agar klien langsung memberitahu
klien melihat benda tersebut, ulangi mata kedua.
c) Test nervus III, IV, VI (Oculomotorius, Trochlear dan
Abducens)
(1) Fungsi koordinasi gerakan mata dan kontriksi pupil
mata (N III).
(2) Test N III (respon pupil terhadap cahaya), menyorotkan
senter kedalam tiap pupil mulai menyinari dari arah
belakang dari sisi klien dan sinari satu mata (jangan
keduanya), perhatikan kontriksi pupil kena sinar.
(3) Test N IV, kepala tegak lurus, letakkan obyek kurang
lebih 60 cm sejajar mid line mata, gerakkan obyek
kearah kanan. Observasi adanya deviasi bola mata,
diplopia, nistagmus.
(4) Test N VI, minta klien untuk melihat kearah kiri dan
kanan tanpa menengok.
d) Test nervus V (Trigeminus)
(1) Fungsi sensasi, caranya : dengan mengusap pilihan
kapas pada kelopak mata atas dan bawah.
(2) Refleks kornea langsung maka gerakan mengedip
ipsilateral.
(3) Refleks kornea consensual maka gerakan mengedip
kontralateral.
(4) Fungsi motorik, caranya : klien disuruh mengunyah,
pemeriksa melakukan palpasi pada otot temporal dan
masseter.
e) Test nervus VII (Facialis)
(1) Fungsi sensasi, kaji sensasi rasa bagian anterior lidah,
terhadap asam, manis, asin pahit. Klien tutup mata,
usapkan larutan berasa dengan kapas/teteskan, klien
tidak boleh menarik masuk lidahnya karena akan
merangsang pula sisi yang sehat.
(2) Fungsi motorik, kontrol ekspresi muka dengancara
meminta klien untuk : tersenyum, mengerutkan dahi,
menutup mata sementara pemeriksa berusaha
membukanya
f) Test nervus VIII (Acustikus)
(1) Fungsi sensoris :
Cochlear (mengkaji pendengaran), tutup satu telinga
klien, pemeriksa berbisik di satu telinga lain, atau
menggesekkan jari bergantian kanan-kiri.
(2) Vestibulator (mengkaji keseimbangan), klien diminta
berjalan lurus, apakah dapat melakukan atau tidak.
g) Test nervus IX (Glossopharingeal) dan nervus X (Vagus)
(1) N IX, mempersarafi perasaan mengecap pada 1/3
posterior lidah, tapi bagian ini sulit di test demikian
pula dengan M.Stylopharingeus. Bagian parasimpatik N
IX mempersarafi M. Salivarius inferior.
(2) N X, mempersarafi organ viseral dan thoracal,
pergerakan ovula, palatum lunak, sensasi pharynx,
tonsil dan palatum lunak.
(3) Test : inspeksi gerakan ovula (saat klien menguapkan
“ah”) apakah simetris dan tertarik keatas.
(4) Refleks menelan : dengan cara menekan posterior
dinding pharynx dengan tong spatel, akan terlihat klien
seperti menelan.
h) Test nervus XI (Accessorius)
(1) Klien disuruh menoleh kesamping melawan tahanan.
Apakah Sternocledomastodeus dapat terlihat ? apakah
atropi ? kemudian palpasi kekuatannya.
(2) Minta klien mengangkat bahu dan pemeriksa berusaha
menahan -test otot trapezius.
i) Nervus XII (Hypoglosus)
(1) Mengkaji gerakan lidah saat bicara dan menelan
(2) Inspeksi posisi lidah (mormal, asimetris / deviasi)
(3) Keluarkan lidah klien (oleh sendiri) dan memasukkan
dengan cepat dan minta untuk menggerakkan ke kiri
dan ke kanan.
4) Pemeriksaan Diagnostik
a) Pemeriksaan Radiologi
X-foto kepala posisi Stenver dan Towne, foto mastoid, foto
vertebra servikal, CT scan, MRI dsb (atas indikasi).
b) Pemeriksaan Laboratorium dan EKG
c) Pemeriksaan lain-lain
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis, zat kimia,
fisik, psikologis.
b. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan faktor biologis, faktor ekonomi,
ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrient, ketidakmampuan
untuk mencerna makanan.
c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan fisiologis, suhu
lingkungan sekitar, kurang kontrol tidur, kurang privasi,
pencahayaan
d. Resiko jatuh berhubungan dengan gangguan keseimbangan
e. Anseitas berhubungan dengan penularan penyakit, stres, kebutuhan
yang tidak terpenuhi
3. Perencanaan
a. Prioritas Masalah
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis, zat
kimia, fisik, psikologis.
2) Gangguan pola tidur berhubungan dengan fisiologis, suhu
lingkungan sekitar, kurang kontrol tidur, kurang privasi,
pencahayaan
3) Anseitas berhubungan dengan penularan penyakit, stres,
kebutuhan yang tidak terpenuhi
4) Resiko Defisit Nutrisi
5) Resiko jatuh
b. Rencana Keperawatan
No Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji nyeri secara 1. Observasi secara
berhubungan dengan asuhan keperawatan selama… komprehensif (lokasi, keseluruhan dilakukan
agen cedera biologis, x24jam nyeri dapat berkurang karakteristik, durasi, untuk menentukan
zat kimia, fisik, dengan kriteria hasil : frekuensi, kualitas dan tingkat kenyamanan
psikologis. faktor presipitasi) klien serta untuk
1. Mampu mengontrol nyeri
2. Lakukan pengukuran menentukan perawatan
(tahu penyebab nyeri,
tanda-tanda vital yang tepat digunakan
mampu menggunakan teknik
3. Berikan posisi yang 2. Tanda-tanda vital dapat
non farmakologis untuk
nyaman memberitahu keadaan
mengurangi nyeri)
4. Ajarkan teknik non klien secara keseluruhan
2. Melaporkan bahwa nyeri
farmakologis : nafas dalam, 3. Membantu mengurangi
berkurang dengan
distraksi, kompres air nyeri
menggunakan manajemen
hangat/dingin 4. Melakukan teknik non
nyeri
5. Kolaborasi dengan dokter farmakologis dapat
3. Menyatakan rasa nyaman
untuk pemberian analgetik membantu mengurangi
setelah nyeri berkurang
untuk mengurangi nyeri dalam kebutuhan obat-
4. TTV dalam batas normal
- TD: 120-130/80-90 obat analgesic
mmHg
- Nadi: 60-100 x/mnt
- RR: 20-24 x/mnt
- S: 36,5- 37°C
2. Resiko Defisit Nutrisi Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi TTV 1. Untuk mengetahui
asuhan keperawatan selama… 2. Monitor BB pasien dalam perkembangan perawatan
x24jam ketidakefektifan nutrisi batas normal dan kondisi pasien
kurang dari kebutuhan tubuh 3. Monitor mual dan muntah 2. Mengetahui status BB
dapat berkurang dengan kriteria 4. Anjurkan makan sedikit- pasien
hasil : sedikit tapi sering 3. Menjaga keseimbangan
5. Berikan HE tentang asam basa
1. Adanya peningkatan berat
pentingnya makanan bagi 4. Agar pasien mendapatkan
badan sesuai dengan tujuan
proses penyembuhan energi
2. Pasien tidak muntah lagi
5. Agar pasien mengerti
3. Tidak ada tanda-tanda
bahwa pentingnya makan
malnutrisi
dapat menutrisi tubuh
3. Gangguan pola tidur Setelah dilakukan tindakan 1. Jelaskan pentingnya tidur 1. Membantu pasien
berhubungan dengan asuhan keperawatan selama… yang adekuat mengetahui seberapa
fisiologis, suhu x24jam gangguan pola tidur 2. Fasilitas untuk pentingnya tidur untuk
lingkungan sekitar, dapat berkurang dengan kriteria mempertahankan aktivitas kesehatannya
kurang kontrol tidur, hasil : sebelum tidur (membaca) 2. Membaca adalah salah
kurang privasi, 3. Ciptakan lingkungan yang satu cara agar
1. Jumlah jam tidur dalam
pencahayaan nyaman mempermudah untuk tidur
batas normal 6-8 jam/hari
4. Mengatur posisi tidur pasien 3. Membantu pasien agar
2. Perasaan segar sesudah tidur
(semi fowler) tidur dengan nyaman
atau istirahat
4. Agar pasien nyaman dan
dapat tidur dengan
nyenyak
4. Resiko Jatuh Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi perilaku dan 1. Mengenal perilaku dan
asuhan keperawatan selama… faktor yang mempengaruhi faktor-faktor yang
x24jam resiko jatuh dapat resiko jatuh berpotensi mengakibatkan
berkurang dengan kriteria 2. Instruksikan pasien agar jatuh
hasil : memanggil asisten atau 2. Untuk meminimalkan
keluarga ketika melakukan terjadinya resiko jatuh
1. Keseimbangan : Pasien
pergerakan 3. Salah satu terapi ringan
mampu berdiri, duduk dan
3. Berikan terapi ringan untuk adalah menggerakan bola
berjalan tanpa pusing
mempertahankan mata, jika sudah terbiasa
2. Pasien dapat beraktivitas
keseimbangan dilakukan pusing akan
dengan tenang
4. Beritahu pada keluarga berkurang
pasien untuk tetap menjaga 4. Saat pasien akan jatuh ada
atau mengawasi aktivitas yang membantu
pasien
5. Anseitas berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Gunakan pendekatan yang 1. Untuk memberikan
dengan penularan asuhan keperawatan selama… menenangkan ketenangan pada pasien
penyakit, stres, x24jam ansietas dapat 2. Identifikasi kecemasan 2. Untuk mengetahui tingkat
kebutuhan yang tidak berkurang dengan kriteria 3. Dorong keluarga agar kecemasan
terpenuhi hasil : menemani pasien 3. Untuk mengurangi rasa
4. Berikan informasi tentang takut pasien
1. Pasien mampu
penyakitnya 4. Agar meningkatkan
mengidentifiksi,
pengetahuan pasien
mengungkapkan gejala
cemas terhadap penyakitnya.
2. Vital sign dalam batas
normal
3. Postur tubuh dan ekspresi
wajah menunjukan
berkurangnya kecemasan
4. Implementasi
Implementasikan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dalam status kesehatan baik yang
mengggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Tujuan dari
pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang
mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan
kesehatan dan memfasilitasi koping
5. Evaluasi
a. Evaluasi nyeri akut mengacu pada kriteria hasil yaitu:
1) Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan teknik non farmakologis untuk mengurangi nyeri)
2) Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri
3) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
4) TTV dalam batas normal
Ditangkap reseptor
Vestibular, visual,
propioseptik
Impuls
diperbandingkan
Gg pada alat keseimbangan
tubuh, baik sentral/ perifer
Jika singkron dan
wajar
Pengelolaan informasi tidak
wajar (terganggu)
Proses berlanjut Nyeri Akut
Muncul tanda
Respon kegawatdaruratan Nyeri kepala
Pengiriman impuls
Keseimbangan ke otak terganggu
menurun
Keseimbangan
Penyesuaian otot tidak menurun
adekuat
Pusing,sakit kepala
Muncul gerakkan
abnormal
Gelisah Perubahan pola
Nistagmus, unsteadiness, ataksia saat
berdiri/ berjalan tidur
Ansietas
Peristaltic
meningkat Gangguan Pola
Tidur
Resiko Jatuh
Mual dan muntah
Anoreksia
Resiko Ketidakseimbangan
Nutrisi Kurang Dari
Kebutuhan Tubuh
DAFTAR PUSTAKA