TSS Dan TDS
TSS Dan TDS
yang berbeda kekeruhan dari sampel mengandung 1.000 mg/L ground pepper, meskipun tiga
sampel tersebut mengandung nilai TSS yang sama.
TSS berhubungan erat dengan erosi tanah dan erosi dari saluran sungai. TSS sangat
bervariasi, mulai kurang dari 5 mgL-1 yang yang paling ekstrem 30.000 mgL-1di beberapa sungai.
TSS ini menjadi ukuran penting erosi di alur sungai. Baku mutu air berdasarkan peraturan
pemerintah No.82 tahun 2001, batas ambang dari TSS di sungai 50 mg/L. Estimasi nilai TSS
diperoleh dengan cara menghitung perbedaan antara padatan terlarut total dan padatan total
menggunakan rumus:
TSS (mg/L) = (A-B) X 1000 / V
Keterangan:
A = berat kertas saring + residu kering (mg)
B = berat kertas saring (mg)
V = volume contoh (mL)
Menurut Alabaster dan Lloyd (1982) padatan tersuspensi bisa bersifat toksik bila
dioksidasi berlebih oleh organisme sehingga dapat menurunkan konsentrasi oksigen terlarut
sampai dapat menyebabkan kematian pada ikan.
B. Total Dissolve Solid (TDS)
Total Dissolve Solid (TDS) yaitu ukuran zat terlarut (baik itu zat organik maupun
anorganik) yang terdapat pada sebuah larutan. TDS menggambarkan jumlah zat terlarut
dalam part per million (ppm) atau sama dengan milligram per liter (mg/L). Umumnya
berdasarkan definisi diatas seharusnya zat yang terlarut dalam air (larutan) harus dapat
melewati saringan yang berdiameter 2 micrometer (210 -6 meter). Aplikasi yang umum
digunakan adalah untuk mengukur kualitas cairan pada pengairan, pemeliharaan aquarium,
kolam renang, proses kimia, pembuatan air mineral, dan lain-lain (Misnani, 2010).
Total padatan terlarut dapat pula merupakan konsentrasi jumlah ion kation (bermuatan
positif) dan anion (bermuatan negatif) di dalam air. Analisa total padatan terlarut merupakan
pengukuran kualitatif dari jumlah ion terlarut, tetapi tidak menjelaskan pada sifat atau hubungan
ion. Selain itu, pengujian tidak memberikan wawasan dalam masalah kualitas air yang spesifik.
Oleh karena itu, analisa total padatan terlarut digunakan sebagai uji indikator untuk menentukan
kualitas umum dari air. Sumber padatan terlarut total dapat mencakup semua kation dan anion
terlarut (Oram, B.,2010).
Sumber utama untuk TDS dalam perairan adalah limpahan dari pertanian, limbah rumah
tangga, dan industri. Unsur kimia yang paling umum adalah kalsium, fosfat, nitrat, natrium,
kalium dan klorida. Bahan kimia dapat berupa kation, anion, molekul atau aglomerasi dari ribuan
molekul. Kandungan TDS yang berbahaya adalah pestisida yang timbul dari aliran permukaan.
Beberapa padatan total terlarut alami berasal dari pelapukan dan pelarutan batu dan tanah
(Anonymous, 2010). Batas ambang dari TDS yang diperbolehkan di sungai adalah
1000mg/L. Peningkatan padatan terlarut dapat membunuh ikan secara langsung, meningkatkan
penyakit dan menurunkan tingkat pertumbuhan ikan serta perubahan tingkah laku dan penurunan
reproduksi ikan. Selain itu, kuantitas makanan alami ikan akan semakin berkurang (Alabaster
dan Lloyd ,1982).
Ada dua metode yang sering digunakan dalam pengukuran TDS, yaitu:
1. Gravimetri
Gravimetri adalah pemeriksaan jumlah zat dengan cara penimbangan hasil reaksi
pengendapan. Gravimetri merupakan pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan paling
sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya. Hal ini dikarenakan metode
gravimetri ditentukan melalui penimbangan langsung massa zat yang dipisahkan dari zat-zat
lain.
Bagian terbesar dari gravimetri meliputi transformasi unsur atau radikal kesenyawaan
murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti.
Metode gravimetri memakan waktu yang cukup lama. Adanya pengotor pada konstituen dapat
diuji dan bila perlu digunakan faktor-faktor koreksi. Faktor paling penting dalam metode ini
yaitu proses pemisahan harus cukup sempurna sehingga kualitas analit yang ditimbang
mendekati murni (Irha, 2011).
2. Electrical Conductivity
Konduktivitas listrik air secara langsung berhubungan dengan konsentrasi padatan terlarut
yang terionisasi dalam air. Ion dari konsentrasi padatan terlarut dalam air menciptakan
kemampuan pada air untuk menghasilkan arus listrik yang dapat diukur
menggunakan conductivity meter. Electrical conductivity berfungsi mengukur konduktivitas
listrik bahan-bahan yang terkandung dalam air.
Semakin banyak bahan (mineral logam maupun nonlogam) dalam air maka hasil
pengukuran akan semakin besar. Sebaliknya, bila sangat sedikit bahan yang terkandung dalam
air maka hasilnya mendekati nol, atau disebut air murni (Insan, 2008). Prinsip kerjanya dengan
menghubungkan 2 buah probe ke larutan yang diukur, kemudian dengan rangkaian
pemprosesan sinyal akan mengeluarkan output yang menujukkan besar konduktivitas/daya
hantar listrik sampel air tersebut (Endrah, 2010).
Metode pengambilan sampel air berdasarkan composite sample, dengan prosedur kerja
menurut Hadi (2003) dan Dirjen Pengairan Departemen Pekerjaan Umum (1991), sebagai
berikut :
1.
Setelah alat pengambil sampel dipersiapkan, sampel diambil + 4 liter kemudian dicampurkan ke
dalam penampung sementara hingga merata, titik kedalaman pengambilan sampel adalah satu
meter di bawah permukaan air dengan titik pengambilan sampel air untuk tiap lokasi yaitu
bagian kiri, tengah dan kanan badan air.
2.
Pemeriksaan unsurunsur yang dapat berubah dengan cepat, dilakukan langsung setelah
pengambilan sampel; unsurunsur tersebut antara lain; pH, suhu; kemudian hasilnya dicatat.
3.
4.
Hasil analisa laboratorium kemudian diolah sebagai bahan pengolahan data dengan
menggunakan metode Indeks Pencemaran (IP).
Keterangan :
Pij =
Lij =
konsentrasi parameter kualitas air yang dicantumkan dalam baku mutu suatu peruntukan air (j);
Ci =
menyatakan konsentrasi parameter kualitas air (i) yang diperoleh dari analisis cuplikan air pada
suatu lokasi pengambilan cuplikan dari suatu alur sungai;
(C1 / Lij) m = nilai, Ci/Lij maksimum
(C1 / Lij) R = nilai, Ci/Lij ratarata
Dengan evaluasi terhadap nilai PI adalah :
a. 0 Pij 1,0
= cemar berat
DAFTAR PUSTAKA
Alabaster, JS dan R Lloyd. 1982. Water Quality Criteria for Freshwater Fish. Second Edition. Food and
Agriculture Organization of United Nations. Butterworths. London.
Anonymous. 2010. Total Dissolved
diakses 17 Juni 2012.
Solids. http://en.wikipedia.org/wiki/Total_
dissolved_solids .
Athena S, Hendro M, Anwar M, Haryono. 2004. Kandungan Bakteri Total Coli dan E. coli/Fecal coli
Air Minum dari Depot Air Minum Isi Ulang di Jakarta, Tangerang dan Bekasi.
Dirjen Pengairan Departemen Pekerjaan Umum. 1991. Pedoman Pengamatan Kualitas Air.
Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta.
Endrah.
2010. Analisia
Kimia
Sampel
Air
Sungai:
Pengukuran
Air .http://endrah.blogspot.com/2010/04/turbidimeter.html. diakses 17 Juni 2012.
Kualitas
Hadi, A. 2005. Prinsip Pengelolaan Pengambilan Sampel Lingkungan. Gramedia Pustaka. Jakarta.
Irha.
2011. Penentuan
Kadar
Menggunakan
Gravimetri. http://id.shvoong.com/exactsciences/chemistry/2157090-penentuan-kadar-dengan-metode-gravimetri/. diakses 17 Juni 2012.
Insan 2008. Mineral Water VS Pure Water. http://www.forumsains.com/kesehatan/ mineral-water-vspure-water/5/?wap2.diakses 17 Juni 2012.
Padatan
Nasution, MI. 2008. Penentuan Jumlah Amoniak dan Total Padatan Tersuspensi Pada Pengolahan Air
Limbah PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangkir. Universitas Sumatera Utara.
Oram, B. 2010. Total Dissolved Solids, http://www.water-research.net/totaldissolved solids.htm. diakses
tanggal 17 Juni 2012.
Sutjianto, R. 2003. Biodeversitas Plankton sebagai Indikator Kualitas Perairan. FMIPA UNHAS.
Makassar.
Sutrisno, T dan E, Suciastuti. 2002. Teknologi Penyediaan Air Bersih, Rineka Cipta. Jakarta.
Tarigan, M.S, dan Edward. 2003. Kandungan Total Zat Padat Tersuspensi (Total Suspended Solid) di
Perairan Raha, Sulawesi Tenggara. MAKARA. SAINS. VOL.7. NO. 3
WHO. 2004. Guidelines for Drinking-Water Quality. Third Edition.Volume 1 : Recomentadtion.
Geneva.