Sap CA Serviks

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN

KANKER SERVIKS
DI RUANG INAP MERAK RSUD Dr. SOETOMO

Disusun Oleh :
KELOMPOK 4
1.
2.
3.
4.
5.

Ahmadi Ramadhan, S.Kep.


Diyah Hita Mariyanti, S.Kep.
Endah Eka Prayanti, S.Kep.
Husna Ardiana, S.Kep.
Kathleen Elvina Hasibuan, S.Kep.

131523143063
131523143051
131523143056
131523143061
131523143043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Pokok Bahasan : Kanker Serviks

Sasaran

: Keluarga pasien di Ruang Merak RSUD Dr. Soetomo

Hari/Tanggal

: Jumat, 17 Juni 2016

Tempat

: Ruang Inap Merak RSUD Dr. Soetomo

Pelaksanaan

: Program Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan Universitas


Airlangga dan TIM PKRS RSUD Dr. Soetomo Surabaya

Waktu

: Pukul 10.00 WIB - selesai

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, diharapkan keluarga pasien
di ruang inap Merak RSUD Dr. Soetomo Surabaya mengerti dan
memahami tentang penyakit kanker serviks
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1x30 menit
diharapkan keluarga paien di ruang inap Merak RSUD Dr. Soetomo
Surabaya mampu:
1) Memahami tentang pengertian kanker serviks
2) Menyebutkan penyebab dan faktor resiko kanker serviks
3) Menyebutkan tanda dan gejala kanker serviks
4) Memahami pemeriksaan yang dilakukan pada kanker serviks
5) Memahami penanganan kanker serviks
6) Memahami pencegahan kanker serviks
B. Pokok Bahasan
1. Pengertian kanker serviks
2. Penyebab dan faktor resiko kanker serviks
3. Tanda dan gejala kanker serviks
4. Pemeriksaan yang dilakukan pada kanker serviks
5. Penanganan kanker serviks
6. Pencegahan kanker serviks
C. Metode
1

1. Ceramah
2. Tanya jawab
D. Media
1. Powerpoint
2. Leaflet
E. Kegiatan Penyuluhan
No
1.

2.

3.

Tahapan dan
Kegiatan Pendidikan
Waktu
5 menit sebelum Petugas
menyiapkan
acara penyuluhan daftar hadir, ruangan dan
tempat untuk peserta
penyuluhan.
Pembukaan
5 1. Mengucapkan salam
menit
dan memperkenalkan
diri.
2. Menyampaikan
tujuan dan maksud
penyuluhan.
3. Menjelaskan kontrak
waktu.
4. Menyebutkan materi
penyuluhan.
Pelaksanaan
1. Menggali
kegiatan
15
pengetahuan
dan
menit
pengalaman sasaran
penyuluhan tentang
penyakit
kanker
serviks
2. Menjelaskan materi
yaitu :
1) Pengertian kanker

Kegiatan Peserta

Peserta mengisi daftar


hadir dan duduk di
tempat yang telah
disediakan.
1. Menjawab salam.
2. Mendengarkan
tujuan dan maksud
dari penyuluhan.
3. Mendengarkan
kontrak waktu.
4. Mendengarkan
materi penyuluhan
yang
akan
diberikan.
1. Menjelaskan
apabila
mengetahui
tentang penyakit
kanker serviks
2. Mendengarkan
materi penyuluhan
yang disampaikan.
3. Mengajukan
pertanyaan
serviks
mengenai materi
2) Penyebab
dan
yang disampaikan.
4. Mendengarkan dan
faktor
resiko
memperhatikan
kanker serviks
jawaban penyaji.
3) Tanda dan gejala
kanker serviks
4) Pemeriksaan yang
2

dilakukan

pada

kanker serviks
5) Penanganan
kanker serviks
6) Pencegahan
kanker serviks

4.

Penutup 5 menit

3. Memberikan
kesempatan peserta
untuk
mengajukan
pertanyaan.
4. Menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh
peserta penyuluhan.
1. Menanyakan kembali 1. Peserta menjawab
materi yang telah
pertanyaan
diberikan.
penyaji.
2. Penyaji
2. Peserta
menyimpulkan materi
mendengarkan
yang
telah
kesimpulan materi
disampaikan.
yang
telah
3. Penyaji membagikan
disampaikan.
leaflet
kepada 3. Peserta menerima
peserta.
leaflet.

F. Pengorganisasian
1. Pembimbing Akademik

: Tiyas Kusumaningrum, S.Kep.Ns., M.Kep.

2. Pembimbing Klinik

: Sih Kinanti, S.Kep.,Ns.

3. Penyaji

: Diyah Hita Mariyati, S.Kep.

4. Moderator

: Husna Ardiana, S.Kep.

5. Observer

: Ahmadi Ramadhan, S.Kep.

6. Fasilitator

: 1. Kathleen Elvina H, S.Kep.


2. Endah Eka Prayanti, S.Kep.

G. Pembagian Tugas
1. Penyaji
1) Menggali pengetahuan keluarga pasien tentang penyakit kanker serviks
3

2) Menyampaikan materi untuk peserta penyuluhan.


2. Moderator
1) Bertanggung jawab atas kelancaran acara.
2) Membuka dan menutup acara.
3) Mensetting waktu penyaji sesuai dengan rencana kegiatan.
3. Fasilitator
1) Membantu kelancaran acara penyuluhan.
2) Mendorong peserta untuk bertanya kepada penyaji.
3) Membagikan leaflet kepada semua peserta penyuluhan.
4. Observer dan Notulen
1) Mengamati jalannya acara penyuluhan.
2) Mencatat pertanyaan dari peserta.
3) Mengevaluasi serangkaian acara penyuluhan mulai dari pembukaan
hingga penutupan.
H. Setting Tempat

LCD

I. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria Struktur
1) Kontrak waktu dan tempat diberikan 1 hari sebelum acara.
2) Pengumpulan SAP 1 hari sebelum acara.
4

3) Peserta hadir pada tempat yang telah ditentukan.


4) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa bekerja sama
dengan TIM PKRS RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
5) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan
saat penyuluhan dilaksanakan.
2. Kriteria Proses
1) Acara dimulai tepat waktu.
2) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
3) Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan.
4) Peserta mendengarkan dan memperhatikan materi penyuluhan.
5) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan POA.
6) Pengorganisasian berjalan sesuai dengan pembagian tugas.
3. Kriteria Hasil
1) Peserta yang datang sejumlah 7 orang atau lebih.
2) Ada umpan balik positif dari peserta seperti dapat menjawab
pertanyaan yang diajukan pemateri.
3) Peserta mampu menjawab dengan benar 75% dari pertanyaan penyaji.

MATERI PENYULUHAN KANKER OVARIUM

Pengertian

Ca Servix adalah kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada
organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak
antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina).

Etiologi
a. Infeksi HPV
Penelitian

epidemiologi

memperlihatkan

bahwa

infeksi

HPV

terdeteksi menggunakan penelitian molekular pada 99,7% wanita dengan


karsinoma sel skuamosa karena infeksi HPV adalah penyebab mutasi
neoplasma (perubahan sel normal menjadi sel ganas). Terdapat 138 strain
HPV yang sudah diidentifikasi, 30 diantaranya dapat ditularkan melalui
hubungan seksual. Dari sekian tipe HPV yang menyerang anogenital (dubur
dan alat kelamin), ada 4 tipe HPV yang biasa menyebabkan masalah di
manusia seperti 2 subtipe HPV dengan risiko tinggi keganasan yaitu tipe 16
dan 18 yang ditemukan pada 70% kanker leher rahim serta HPV tipe 6 dan
11, yang menyebabkan 90% kasus genital warts (kutil kelamin).
b. Merokok
Wanita yang merokok berada dua kali lebih mungkin mendapat
kanker serviks dibandingkan mereka yang tidak. Rokok mengandung banyak
zat racun/kimia yang dapat menyebabkan kanker paru. Zat-zat berbahaya ini
6

dibawa ke dalam aliran darah ke seluruh tubuh ke organ lain juga. Produk
sampingan (by-products) rokok seringkali ditemukan pada mukosa serviks
dari para wanita perokok.
c. Infeksi HIV
HIV

(human

immunodeficiency

virus)

adalah

virus

yang

menyebabkan penyakit AIDS- tidak sama dengan HPV. Ini dapat juga
menjadi faktor resiko kanker serviks. Memiliki HIV agaknya membuat sistem
kekebalan tubuh seorang wanita kurang dapat memerangi baik infeksi HPV
maupun kanker-kanker pada stadium awal.
d. Diet :
Apa yang Anda makan juga dapat berperan. Diet rendah sayuran dan
buah-buahan dapat dikaitkan dengan meningkatnya resiko kanker seviks.
Juga, wanita yang obes/gemuk berada pada tingkat resiko lebih tinggi.
e. Pil KB:
Penggunaan pil KB dalam jangka panjang dapat meningkatkan resiko
terjadinya kanker serviks. Riset menemukan bahwa resiko kanker serviks
meningkat sejalan dengan semakin lama wanita tersebut menggunakan pil
kontrasepsi tersebut dan cenderung menurun pada saat pil di-stop.
f. Memiliki Banyak Kehamilan:
Wanita yang menjalani 3 atau lebih kehamilan utuh memiliki
peningkatan resiko kanker serviks. Tidak ada yang tahu mengapa ini dapat
terjadi.
g. Hamil pertama di usia muda:
Wanita yang hamil pertama pada usia dibawah 17 tahun hampir selalu
2x lebih mungkin terkena kanker serviks di usia tuanya, daripada wanita yang
menunda kehamilan hingga usia 25 tahun atau lebih tua
h. Penghasilan rendah:
Wanita miskin berada pada tingkat resiko kanker serviks yang lebih
tinggi. Ini mungkin karena mereka tidak mampu untuk memperoleh
perawatan kesehatan yang memadai, seperti tes Pap Smear secara rutin.
i. Riwayat Keluarga:

Kanker serviks dapat berjalan dalam beberapa keluarga. Bila Ibu atau
kakak perempuan Anda memiliki kanker serviks, resiko Anda terkena kanker
ini bisa 2 atau 3x lipat dari orang lain yang bukan. Ini mungkin karena
wanita-wanita ini kurang dapat memerangi infeksi HPV daripada wanita lain
pada umumnya.
Manifestasi Klinis
Pada fase prakanker, sering tidak ada gejala atau tanda-tanda yang khas. Namun,
kadang bisa ditemukan gejala-gejala sebagai berikut :
1. Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina. Getah yang keluar dari
vagina ini makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis
jaringan.
2. Perdarahan setelah sanggama (post coital bleeding) yang kemudian berlanjut
menjadi perdarahan yang abnormal.
3. Timbulnya perdarahan setelah masa menopause.
4. Pada fase invasif dapat keluar cairan berwarna kekuning-kuningan, berbau
dan dapat bercampur dengan darah.
5. Timbul gejala-gejala anemia bila terjadi perdarahan kronis.
6. Timbul nyeri panggul (pelvis) atau di perut bagian bawah bila ada radang
panggul. Bila nyeri terjadi di daerah pinggang ke bawah, kemungkinan
terjadi hidronefrosis. Selain itu, bisa juga timbul nyeri di tempat-tempat
lainnya.
7. Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang gizi, edema
kaki, timbul iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian bawah
(rektum), terbentuknya fistel vesikovaginal atau rektovaginal, atau timbul
gejala-gejala akibat metastasis jauh.

Pemeriksaan Klinis
1. Pap smear
Metode tes Pap smear yang umum yaitu dokter menggunakan
pengerik atau sikat untuk mengambil sedikit sampel sel-sel serviks atau leher
rahim. Kemudian sel-sel tersebut akan dianalisa di laboratorium. Tes itu dapat
menyingkapkan apakah ada infeksi, radang, atau sel-sel abnormal. Menurut
laporan sedunia, dengan secara teratur melakukan tes Pap smear telah
mengurangi jumlah kematian akibat kanker serviks.
Pap smear test adalah suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil
dari leher rahim dan kemudian dilihat di

bawah mikroskop. Ketelitiannya


melebihi 90% bila dilakukan

dengan

baik.

Untuk

deteksi

tumor

ganas

bahan

diambil dengan spatel Ayre atau dengan kapas lidi dari dinding samping
vagina dan dari serviks. Bahan dari kanalis servikalis agak kedalam diambil
dengan kapas lidi atau dengan Cytobrush. Kemudian dibuat sediaan hapus di
kaca benda yang bersih dan segera dimasukkan kedalam botol khusus
(cuvette) berisi etil alkohol 95%. Setelah sekitar satu jam, kaca benda
dikeluarkan dan dalam keadaan kering dikirim ke laboratorium. Di
laboratorium sediaan dipulas menurut Papanicolau.

Hasil pemeriksaan sitologi Pap smear normal dan Hasil pemeriksaan sitologi Pap
smear abnormal :
9

Pap Smear dapat dilakukan kapan saja, kecuali pada masa haid. Waktu
yang baik untuk pemeriksaan adalah beberapa hari setelah selesai menstruasi.
Persiapan pasien untuk melakukan Pap Smear adalah tidak sedang haid, tidak
coitus 1 3 hari sebelum pemeriksaan dilakukan dan tidak sedang menggunakan
obat obatan vaginal.

Petunjuk untuk penapisan :

Pemeriksaan tes Pap dilakukan setelah 2 tahun aktif dalam aktifitas


seksual.

Interval penapisan. Wanita dengan tes Pap negatif berulang kali diambil
setiap 2 tahun, sedang wanita dengan kelainan atau hasil abnormal perlu
evaluasi lebih sering.

Pada usia 70 tahun atau lebih tidak diambil lagi dengan syarat hasil 2 kali
negatif dalam 5 tahun terakhir.
10

2. Thin Prep
Metode Thin prep lebih akurat dibanding Pap smear. Jika Pap smear
hanya mengambil sebagian dari sel-sel di serviks atau leher rahim, maka Thin
prep akan memeriksa seluruh bagian serviks atau leher rahim. Tentu hasilnya
akan jauh lebih akurat dan tepat.
Kelebihan Thin Prep
ThinPrep Test, sel-sel yang telah diambil tidak diletakkan dan diratakan
di preparat kaca, tetapi dimasukkan ke dalam tabung yang berisi cairan yang
berfungsi menstabilkan dan menjaga kondisi sel-sel tersebut agar pada saat
diperiksa akan tetap sama dengan kondisi saat diambil. Prosedur ini
memastikan agar sebanyak mungkin sel dapat disimpan untuk dibawa
laboratorium pemeriksaan dan dalam kondisi sangat baik.

3. Uji Colposcopy
Jika pada saat pap smear ditemukan ketidaknormalan pada serviks,
maka langkah selanjutnya adalah dilakukan colposcopy. Colposcopy adalah
11

suatu pengujian yang memungkinkan dokter untuk melihat serviks (leher


rahim) lebih dekat dengan menggunakan sebuah alat bernama colposcope.
Cara ini merupakan cara penilaian sel invito dengan pembesaran 200
kali karena abnormalitas pada neoplasma yang terlihat dengan pembesaran
umumnya terlihat pada inti sel. Maka inti sel harus diwarnai terlebihdahulu
dengan biru tolvidin 1%. Dalam 20-30 detik inti sel akanmengambil zat warna.
Zat warna yang tersisa dibersihkan dengan larutan garam fisiologik dan
pemeriksaan dapat segera dimulai dengan menyentuhujung alat ke serviks.
Colposcope akan dimasukkan ke dalam vagina dan kemudian gambar yang
ditangkap oleh alat tersebut akan ditampilkan pada layar computer atau
televisi. Dengan cara seperti ini, kondisi yang terjadi dalam leher rahim akan
sangat jelas terlihat.

4. IVA
IVA yaitu singkatan dari Inspeksi Visual dengan Asam asetat. Metode
pemeriksaan dengan mengoles serviks atau leher rahim dengan asam asetat.
Kemudian diamati apakah ada kelainan seperti area berwarna putih. Jika tidak
ada perubahan warna, maka dapat dianggap tidak ada infeksi pada serviks.
Anda dapat melakukan di Puskesmas dengan harga relatif murah. Ini dapat
dilakukan hanya untuk deteksi dini. Jika terlihat tanda yang mencurigakan,
maka metode deteksi lainnya yang lebih lanjut harus dilakukan.

12

5. Tes Schiller
Tes Schiller atau tes pengecatan dengan yodium ialah tes yang
digunakanuntuk

mengenal

kanker

serviks

lebih

dini.

Tes

ini

didasarkan pada sifat epitel serviks yang berubah menjadi berwarna


coklat gelap atau tua jika terkena larutan yodium.

6. Biopsi Serviks dan Kuretase


Selama melakukan colposcopy, dokter mungkin saja melakukan
biopsy dan tentunya biopsy ini dilakukan berdasarkan apa yang dia
temukan selama pemeriksaan itu. Biopsi serviks dilakukan dengan cara
mengambil sejumlah contoh jaringan serviks untuk kemudian diperiksa di
bawah mikroskop. Dibutuhkan hanya beberapa detik untuk melakukan
biopsi contoh jaringan dan hanya menimbulkan ketidaknyamanan dalam
waktu yang tidak lama. Jika diperlukan maka akan dilakukan biospi
disekitar area serviks, tergantung pada temuan saat melakukan colposcopy.

13

Bersamaan dengan biopsi serviks, kuretase endoserviks juga bisa


dilakukan. Selama kuretase, dokter akan menggunakan sikat kecil untuk
menghilangkan jaringan pada saluran endoserviks, area antara uterus dan
serviks. Kuretase akan menimbulkan sedikit nyeri, tapi nyeri akan hilang
setelah kuretase dilakukan. Hasil biopsi dan kuretase biasanya baru bisa
dilihat paling tidak 2 minggu.
7. Biopsi Kerucut dan LEEP
Adakalanya

biopsi

yang

lebih

besar

dibutuhkan

untuk

mendiagnosis kanker serviks. Pada kasus ini, maka dapat dipilih biopsi
kerucut. Selama biopsi kerucut, sebuah kerucut yang tajam akan
digunakan untuk mengambil jaringan dan pada prosedur ini dibutuhkan
anestesi umum. Biopsi kerucut juga digunakan untuk membuang jaringan
pra-kanker dari serviks. Loop Electro Surgical Excision Procedure (LEEP)
atau Prosedur Pembedahan Eksisi dengan Loop Elektro adalah prosedur
yang dilakukan dengan anestesi local untuk mengangkat jaringan dari
serviks. LEEP menggunakan listrik untuk membuang contoh jaringan.
Metode ini umumnya digunakan untuk mengobati kanker stadium tinggi
dari pada hanya untuk mendiagnosis kanker serviks.

8. Konisasi
Konisasi serviks ialah pengeluaran sebagian jaringan serviks
sedemikian rupa sehingga yang keluarkan berbentuk kerucut (konus), dengan
kanalis servikalis sebagai sumbu kerucut. Untuk tujuan diagnostik, tindakan
konisasi harus selalu dilanjutkan dengan kuretase. Batas jaringan yang
14

dikeluarkan ditentukan dengan pemeriksaan kolposkopi. Jika karena suatu hal


pemeriksaan kolposkopi tidak dapat dilakukan, dapat dilakukan tes Schiller.
Pada tes ini digunakan pewarnaan dengan larutan lugol (yodium 5g, kalium
yodida 10g, air 100 ml) dan eksisi dilakukan di luar daerah dengan tes positif
(daerah yang tidak berwarna oleh larutan lugol).
Konisasi diagnostik dilakukan pada keadaan-keadaan sebagai berikut :
a. Proses dicurigai berada di endoserviks
b. Lesi tidak tampak seluruhnya dengan pemeriksaan kolposkopi
c. Diagnostik mikroinvasi ditegakkan atas dasar spesimen biopsi
Penanganan
Tiga jenis utama dari pengobatan untuk kanker serviks adalah operasi, radioterapi,
dan kemoterapi.

Pencegahan kanker ovarium


Ada 2 cara untuk mencegah kanker serviks:
1. Mencegah terjadinya infeksi HPV
2. Melakukan pemeriksaan Pap smear secara teratur .
Anjuran untuk melakukan Pap smear secara teratur:
a. Setiap tahun untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun
b. Setiap tahun untuk wanita yang berganti-ganti pasangan seksual atau
pernah menderita infeksi HPV atau kutil kelamin
c. Setiap tahun untuk wanita yang memakai pil KB
d. Setiap 2-3 tahun untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun jika 3 kali Pap
smear berturut-turut menunjukkan hasil negatif atau untuk wanita yang
telah menjalani histerektomi bukan karena kanker
e. Sesering mungkin jika hasil Pap smear menunjukkan abnormal
f. Sesering mungkin setelah penilaian dan pengobatan prekanker maupun
kanker serviks.
Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kanker serviks sebaiknya:
15

a. Anak perempuan yang berusia dibawah 18 tahun tidak melakukan


hubungan seksual.
b. Jangan melakukan hubungan seksual dengan penderita kutil kelamin atau
gunakan kondom untuk mencegah penularan kutil kelamin
c. Jangan berganti-ganti pasangan seksual
d. Berhenti merokok.
Pemeriksaan panggul setiap tahun (termasuk Pap smear) harus dimulai
ketika seorang wanita mulai aktif melakukan hubungan seksual atau pada usia
20 tahun. Setiap hasil yang abnormal harus diikuti dengan pemeriksaan
kolposkopi dan biopsi.
Beberapa peneliti telah membuktikan bahwa vitamin A berpertan dalam
menghentikan atau mencegah perubahan keganasan pada sel-sel, seperti yang
terjadi pada permukaan serviks.

DAFTAR PUSTAKA
Jong WD, Syamsuhidayat R. 2002. Buku Ajar Ilmu Bedah edisi 2. EGC. Jakarta
Cotran RS, Kumar V, Robbins SL. 1996. Pathologic Basis of Disease 5th Ed. WB
Saunders Co.
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kandungan. PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta

16

LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN PENYULUHAN MAHASISWA


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA

No

Tahapan
dan Waktu

Kegiatan Pendidikan

1.

5
menit Petugas menyiapkan daftar hadir,
sebelum
ruangan dan tempat untuk peserta
acara
penyuluhan.
penyuluhan

2.

Pembukaan 5
menit

3.

Pelaksanaan
1. Menggali
pengetahuan
dan
kegiatan 15
pengalaman sasaran penyuluhan
menit
tentang kanker serviks
2. Menjelaskan materi yaitu :
Pengertian kanker serviks
Penyebab dan faktor resiko
kanker serviks
Tanda dan gejala kanker serviks
Pemeriksaan yang dilakukan
pada kanker serviks

1. Mengucapkan
salam
dan
memperkenalkan diri.
2. Menyampaikan tujuan dan maksud
penyuluhan.
3. Menjelaskan kontrak waktu.
4. Menyebutkan materi penyuluhan.

17

Penilaian
Ya
Tidak

Penanganan kanker serviks


Pencegahan kanker serviks
3. Memberikan kesempatan peserta
untuk mengajukan pertanyaan.
4. Menjawab
pertanyaan
yang
diajukan oleh peserta penyuluhan.
4.

Penutup
menit

1. Menanyakan kembali materi yang


telah diberikan.
2. Penyaji menyimpulkan materi yang
telah disampaikan.
3. Penyaji membagikan leaflet kepada
peserta.

Saran :

Pertanyaan :

Jawaban :

18

DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN MAHASISWA PROGRAM


PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Ruang

: Merak RSUD Dr. Soetomo Surabaya

Hari/tanggal

: Jumat, 17 Juni 2016

Waktu

: 30 menit

No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.

Nama

Tanda Tangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.

19

20

Anda mungkin juga menyukai