Studi Kasus Pengelolahan Arsip PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

Solusi Pengaturan Arsip di Rumah Sakit

(Studi Kasus)

Tugas Pengganti UTS Matakuliah Manajemen Kearsipan


Disusun Oleh :

MUHAMMAD JEVI RIAN AIPASHA ( A2D008040 )


Jurusan / Prodi (S1) Ilmu Perpustakaan
Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Diponegoro
Semarang
2010

www.jevirian.wordpress.com

Page 1

Studi kasus (masalah yang di dapat)


Rumah sakit pemerintahan x sering mengalami kesulitan dalam penemuan kembali

arsip pasien karena data yang di simpan belum beraturan dan semua berkas di jadikan
satu dengan semua berkas yang ada. Rumah sakit tersebut membutuhkan waktu yang
sangat lama untuk kegiatan pencarian data/berkas yang dibutuhkan. Berikan solusi
untuk kasus ini.

1. Bagaimanakah sebaiknya sistem pengelolaan arsip untuk rumah sakit tersebut ?


2. Bagaimanakah sistem temu kembali arsip rumah sakit tersebut agar data yang
dicari cepat ditemukan ?

Solusi dan pembahasannya


ada beberapa definisi yang menjelaskan tentang arti dari kearsipan, seperti :
1. Menurut kamus administrasi perkantoran

Arsip adalah kumpulan warkat yang disimpan secara teratur berencana kerena

mempunyai suatu keguanaan agar setiap kali diperlukan dapat cepat ditemukan
kembali.

2. Menurut Sir Hilary Jenkinson dalam bukunya A Manual of Orchives


Administration (Oxford 1922)

Arsip adalah dokumen yang di sususn atau di gunakan selama transaksi

administratif dan eksekutif (pemerintah ataupun swasta) yang membentuk sebagian,


dan kemudian di pelihara di tempat pemeliharaan guna informasi mereka oleh orang
orang yang bertanggung jawab atas transaksi itu dan penggantinya yang sah.
3. Menurut Pasal 1Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971

Naskah-naskah yang dibuat dan diterima olehlembaga-lembaga negara negara dan

badan-badan pemerintahan dalam bentuk corak apapun, baik dalam keadaan tunggal

maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan Naskah-

naskah yang dibuat dan diterima oleh badan-badan swasta dan/atau perorangan, dalam

www.jevirian.wordpress.com

Page 2

bentuk corak apapun, baik keadaan tunggal ataupun berkelompo, dalam rangka
pelaksanaan kehidupan kebangsaan.

Dan masih banyak definisi arsip oleh para ahli atau asiparis lainnya. Definisi di atas

hanya sebagai pengatar dari kasus yang terjadi di atas. Karena begitu pentingnya sistem
kearsipan dalam suatu lembaga, badan, institusi, juga organisasi dalam menjalankan
administrasinya.

Dan dalam perjalanan arsip juga di bedakan jenis arsip menurut fungsinya, yaitu :
1. Arsip dinamis dalam istilahnya di sebut records, terdiri dari 2 macam, yaitu :
a. Arsip dinamis aktif (active records) adalah arsip yang masih di gunakan

secara langsung dalam menyelesaikan suatu kegiatan, sehingga arsip aktif ini
merupakan berkas kerja.

b. Arsip dinamis inaktif (inactive records) adalah arsip yang sudah tidak

digunakan secara langsung dalam menyelesaikan setiap kegiatan, karena

kegiatan sudah selesai tetapi sewaktu-waktu masih di gunakan maka dari itu

masih di simpan dengan baik.

2. Arsip statis (archive) adalah arsip yang sudah tidak lagi di gunakan dalam

kegiatan oleh penciptanya, tetapi memiliki nilai tertentu sehingga pantas di

lestarikan/di abadikan untuk kepentingan umum, sejarah, atau sebagai bahan


bukti dan pertanggung jawaban nasional.

Arsip juga memiliki nilai guna, yaitu :


1. Nilai guna primer

Arsip yang penilaiannya berdasarkan pada kegunaan dan kepentingan instansi pencipta
arsip. Dasar penilaian tidak saja kegunaan dan kepentingan dalam menunjang

pelaksaan kegiatan organisasi yang sedang berlangsung dan kepentingan masa yang
akan datang.

Contoh arsip yang memiliki nilai guna primer seperti :


a. Nilai guna administarasi (undangan)

b. Nilai guna keuangan/fiskal (berkas gaji)

c. Nilai guna hukum (undang-undang, peraturan , surat keputusan)


www.jevirian.wordpress.com

Page 3

d. Nilai guna ilmiah dan teknologi (laporan hasil penelitian)

2. Nilai guna sekunder

Arsip yang penilainya di dasarkan pada kepentingan organisasi lain atau kepentingan
umum sebagai bahan bukti pertanggung jawaban nasional

Contoh arsip yang memiliki nilai guna sekunder seperti :

a. Nilai guna kebuktian (program kerja, rencana kerja, prosedur dan tata kerja,
keputusan)

b. Nilai guna informasional (daftar kepesertaan, dan sertifikat organisasi)

Setelah mendapatkan beberapa pengatar tentang pengertian, macam-macam arsip

menurut fungsi serta nilai gunanya, barulah kita memikirkan beberapa langkah untuk
bisa membuat solusi dalam kasus tersebut.

Arsip menurut fungsinya, seperti arsip dinamis pada kasus (rumah sakit x) bisa di

gunakan untuk Menjadikan informasi yang tepat dan efisien yang diperlukan dalam

mendukung pengambilan keputusan, operasional umum, bukti dari kebijaksanaan dan


aktifitasnya dan mendukung legitimasi.

Pertimbangan dalam menyusun strategi sistem temu kembali arsip aktif dan inaktif

dalam suatu kegiatan , kerangka kerja menuju manajemen dokumen kearsipan yang
terintegrasi dan yang memiliki nilai sebagai bukti dan untuk merencanakan tahap
implementasinya

Pendorong terbentuknya standar metadata dan interoperabilitas lintas instansi

pemerintah, untuk mendukung keseragaman dan kelancaran pertukaran dokumen


dalam manajemen kearsipan di rumah sakit tersebut.

Dalam kasus tersebut kita juga harus mengetahui tahap-tahapan arsip agar dalam

dasar tahapan tersebut kita bisa menerapkannya dalam manajemen kearsipan di rumah
sakit tersebut, tahap-tahap arsip sebagai berikut :

1. Penciptaan, dalam tahap penciptaan, yang perlu mendapat perhatian khusus


yaitu hal-hal yang terkait dengan isi, struktur dan konteks arsip.

2. Penggunaan, dalam segi penggunaan, arsip dinamis mempunyai beberapa


kemudahan antara lain kemudahan akses terhadap informasi yang dapat

dilakukan secara langsung dan cepat, akses dapat dilakukan secara bersamaan
dan dapat digunakan langsung oleh banyak pengguna.

www.jevirian.wordpress.com

Page 4

3. Pemeliharaan, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan arsip

dinamis antara lain media simpan yang sesuai dengan kebutuhan, dibuatnya
struktur penyimpanan file, dan masalah pengamanan.

4. Disposisi (pembuatan jadwal retensi), arsip yang sudah tidak digunakan harus

dimusnahkan untuk mengurangi beban kerja peralatan dan untuk peningkatan


efisiensi.

Pengelolahan arsip di rumah sakit x sangat tidak beraturan karena setiap berkas

yang ada sebagai arsip aktif milik pasien yang ada jadi satu folder atau tempat. Ini yang
sangat merepotkan dalam mengatur (memanajemen) arsip-arsip tersebut, apalagi
dalam penelusuran kembali arsip tersebut.

Menurut saya cara pemecahan yang sesuai dengan kasus tersebut untuk nomor 1

berupa cara mengelompokkan setiap masalah. Misalnya, masalah pelaporan


dibuatkan folder pelaporan, dan file-file yang menyangkut tentang pelaporan
dimasukkan dalam folder pelaporan tersebut.

Mungkin dalam folder pelaporan juga bisa dispesifikasikan lagi dengan membuat

folder bulan (misal: Januari), atau tahun, dan spesifik lainya. Contoh pada klasifikasi
bulan januari maka file-file yang berhubungan dengan pelaporan bulan Januari
dimasukkan dalam folder Januari di folder pelaporan itu sendiri.

Begitu seterusnya untuk masalah-masalah yang lain (misal: data pasien, bangsal,

penerimaan pasien baru, pasien meninggal, dan lain sebagainya). Dengan kata lain cara
seperti ini adalah mengindeks berdasarkan masalah-masalah rumah sakit.

Yang mungkin bisa di jadikan klasifikasi untuk membedakan keluar masuk arsip

yang terjadi di rumah sakit x.

Dalam pengorganisasian arsip di bedakan 3 golongan, yaitu :


1. Sentralisasi (pemusatan pengelolahan arsip)

2. Desentralisasi (pembagian pengelolahan arsip)

3. Kombinasi atau gabungan (pembagian pengelolahan arsip secara terpusat


juga terbagi)

Dari ke 3 golongan tersebut masing-masing memiliki keunggulan dan

kekurangan masing-masing. Tetapi dari ketiga golongan tersebut, golongan kombinasi

lebih unggul dibanding sentralisasi dan desentralisasi. Karena sistem pengorganisasian


itu memiliki keunggulan masing-masing yang saling melengkapi kekurangannya.
www.jevirian.wordpress.com

Page 5

Solusi ke 2 dari kasus rumah sakit x tadi adalah dengan menggunakan

pengorganisasian arsip kombinasi, yaitu penggabungan antara pengorganisasian

arsip sentralisasi dan desentralisasi. Didalam penanganan arsip secara kombinasi, arsip
yang masih aktif dipergunakan atau yang biasa disebut dengan arsip aktif, dikelola di
unit kerja masing-masing pengolah, dan arsip yang sudah kurang dipergunakan atau

yang biasa disebut arsip inaktif, dikelola disentral arsip. Dengan demikian, pengelolaan
arsip aktif dilakukan secara desentralisasi dan arsip inaktif secara sentralisasi.

pemindahan arsip dan prosedurnya harus dilakukan dengan sebaik-baiknya

sesuai dengan jadwal pemindahan (jadwal retensi) yang perlu disusun. Di samping

itusentral arsip perlu memusnahkan arsip-arsi pyang sudah tidak diperlukan lagi sesuai
dengan jadwal retansi. Sebelum dimusnahkan arsip-arsip itu perlu dipilih dan diteliti,

apakah arsip itu memeng sudah perlu dimusnahkan atau masih mempunyai nilai-nilai
tertentu (mengingat bahwa mungkin masih ada arsip/data yang sewaktu-waktu
dibutuhkan).

Untuk solusi nomer 2, langkah cepat adalah membuat klasifikasi arsip yang tadi

telah di bahas untuk solusi nomer 1. Pembuatan klasifikasi berdasarkan bulan, kamar

rawat pasien, bangsal, data pasien, pasien yang baru masuk, pasien sembuh, atau pasien
yang meninggal) tergantung dari kebijakan kantor tata usaha atau administrasinya.
Kemudian di buat data atau arsip tersebut di pisah tergantung kelasnya dan

disimpan di folder/map yang berbeda pula tergantung dari masing-masing

klasifikasinya. Agar dalam proses temu balik arsip bisa lebih cepat dan tepat. Lalu

jangan lupa untuk menyimpan folder/map tersebut di dalam rak arsip agar arsip terjaga
secara informasinya dan fisiknya.

Atau menggunakan sistem arsip digital atau komputerisasi. Jadi membuat

software sama seperti OPAC di perpustakaan pada umumnya. Tapi yang membedakan
adalah konten (isi) dalam software tersebut, isi dalam software tersebut adalah data
pasien rumah sakit x yang telah di klasifikasikan.

Mungkin itu beberapa informasi tetang pengatar dan manajemen kearsipan, juga

beberapa solusi dari studi kasus di atas.

www.jevirian.wordpress.com

Page 6

Daftar Pustaka
Raden sanjoyo. kasus manajemen kearsipan. http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id
(17 November 2010).

Basuki, Sulistyo. 2003. Manajemen Arsip Dinamis. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

www.jevirian.wordpress.com

Page 7

Anda mungkin juga menyukai