Contoh Case Study Bahasa Indonesia

Unduh sebagai doc
Unduh sebagai doc
Anda di halaman 1dari 2

MENGAPA ENGKAU PASIF,ANAK-ANAKKU?

OLEH : NURUL HIDAYAH,S.Pd.


Saya guru Bahasa Indonesia yang ditugasi oleh Kepala Sekolah untuk
mengajar di kelas VII pada SMP Negeri 2 Banyumas . saya selalu mengajar
pada jam ke-1 sampai jam ke-4.Jam pertama dimulai pukul 07.15 WIB.Seperti
biasa,saat itu saya masuk di kelas VII A pada jam pertama.Anak-anak
berbaris di depan kelas lalu masuk kelas sambil bersalaman dengan
saya.Kulihat wajah-wajah lugu dari anak-anak itu. Setelah mereka duduk di
bangku masing-masing sesuai denah,lalu ketua kelas memimpin doa
belajar .Mereka memberi salam kepada saya. Aku jawab salam mereka dan
kusapa mereka,”Apa kabar kalian hari ini,sehat?” mereka menjawab dengan
serentak,”Sehat,Bu.” Tetapi ada yang mengatakan ada yang sakit.”Siapa
yang sakit?”tanyaku. “Candra,Bu.” Jawab sekretaris kelas. Untuk mengetahui
kehadiran mereka secara lengkap,kuabsen mereka satu per satu. Setelah
saya mengondisikan kelas,saya memulai pelajaran.

Saya masih ingat hari itu hari Jumat,12 Februari 2010.Saya menyiapkan
perangkat pembelajaran.

Saya menuliskan Kompetensi Dasar di papan tulis. Kompetensi Dasar yang


saya ajarkan adalah “Mengubah Teks Wawancara ke Dalam Bentuk Narasi
dengan Memperhatikan Kalimat Langsung dan Kalimat Tak Langsung”.
Kemudian saya ikuti dengan menulis indikator-indikatornya sebagai berikut :

1. Mampu mengubah kalimat langsung menjadi kalimat tak langsung

2. Mampu mengubah teks wawancara ke dalam bentuk narasi.

Saya membentuk kelompok menjadi 6 kelompok. Masing-masing kelompok


saya beri tugas untuk mengamati teks wawancara dengan tema yang
berbeda. Saat saya mengamati mereka ,ada siswa dalam kelompok terlihat
ogah-ogahan. Hanya satu dua orang yang memperhatikan contoh teks
wawancara. Ada juga kelompok yang serius memperhatikan sambil
membaca dengan suara lirih.Saya memberii waktu sekitar 10 menit untuk
kegiatan mengamati contoh teks wawancara.Selanjutnya saya mengajukan
beberapa pertanyaan tentang isi teks maupun bentuk teksnya. Saya
berharap ada siswa yang langsung menjawab pertanyaan saya,tetapi
harapanku sedikit sirna. Mereka hanya diam.Pertanyaan yang saya ajukan di
antaranya ,”Bentuk penulisan dalam teks berbentuk kalimat apa?” saya
berharap mereka dapat menjawab sebab pelajaran kalimat langsung dan tak
langsung sudah pernah mereka terima di SD.Lagipula mereka sudah pernah
belajar tentang wawancara. Yang membuat saya agak kejang perut,mereka
tidak menunjukkan wajah yang ceria padahal waktu itu masih pagi.saya
pancing mereka dengan pertanyaan,”berapa orang yang ada di dalam teks?”
Mereka menjawab dengan serentak,”Dua orang,wartawan dan Rina.”.Saya
agak lega dengan jawaban mereka.Mereka sudah mulai bisa mengikuti apa
yang saya kehendaki.Kemudian saya memberi tugas lanjutan yaitu saya
menyuruh mereka mengubah kalimat langsung pada teks wawancara
menjadi kalimat tak langsung.Saya berkeliling kelas sambil mengamati kerja
mereka.Dari 6 kelompok yang saya bentuk ternyata hanya 2 kelompok yang
bisa mengubah teks wawancara menjadi kalimat tak langsung. Itu pun
hasilnya belum sempurna.

Setelah 20 menit berlalu,mereka mengatakan sudah selesai mengerjakan


tugasnya.Aku berharap waktu yang tinggal 10 menit itu menghasilkan
sesuatu yang sesuai harapan saya. Saya menyuruh ketua kelompok
menuliskan hasil diskusi mereka di papan tulis.Dua kelompok sudah
mendekati sempurna,3 kelompok salah semua, 1 kelompok hanya menyalin
teks wawancara.
Waktutinggal 3 menit tidak terasa,saya harus menutup pelajaran.Saya
sampaikan kepada mereka bahwa tugas akan dilanjutkan pada esok harinya.

Aku mengucapkan salam penutup.Saya keluar dari kelas dengan perasaan


tidak puas.Tidak puas dengan hasil pembelajaran.Beberapa pertanyaan
selalu terngiang dalam kepalaku.

1. Mengapa siswa tidak tertarik dengan KD yang saya ajarkan?

2. Mengapa ada siswa yang hanya bengong saja tanpa mengerjakan


tugas?

3. Mengapa siswa mengerjakan tugas hanya karena untuk memenuhi


syarat bahwa mereka sudah mengerjakan tugas?

4. Mengapa mereka belum bisa mengubah kalimat langsung ke dalam


bentuk kalimat tak langsung?

5. Mengapa saya kurang tanggap dengan reaksi anak-anak itu?

6. Mengapa,Mengapa,dan Mengapa…….?

Anda mungkin juga menyukai