MATERI Dan PERUBAHANNYA
MATERI Dan PERUBAHANNYA
MATERI Dan PERUBAHANNYA
25
2.1. APAKAH MATERI DAN ENERGI?
A. MATERI
1. Definisi
Materi didefinisikan sebagai:
segala sesuatu yang memiliki massa, menempati ruang, dan memiliki sifat dapat
dilihat, dicium, didengar, dirasa, atau diraba.
Dari batasan ini dapat dinyatakan bahwa semua benda di alam ini termasuk diri kita
sendiri adalah materi.
Contoh materi:
bintang; bumi; tumbuhan; hewan; manusia; batuan; minyak bumi; kayu;
tanah, udara, air; logam; bakteri; molekul; atom; elektron; dst.
Pertanyaan mungkin muncul, mangapa udara tergolong materi? Mempunyai massa
dan menempati ruangkan udara itu? Bagaimana cara membuktikannya?
2. Sifat Materi
Setiap materi memiliki sifatnya masing-masing. Sifat materi menunjuk pada
karakteristik materi yang menjadi ciri atau identitas dari materi itu. Mengenal sifat-sifatnya
berarti mengenal materi itu; demikian juga sebaliknya.
Sifat materi meliputi:
• sifat fisis; mencakup: wujud (fasa), bentuk, rasa, warna, bau, daya hantar panas, daya
hantar listrik, kelarutan dan beberapa tetapan fisis (seperti massa-jenis, indeks bias, titik
beku, titik leleh, titik didih, titik bakar, dll.).
• sifat kimia; mencakup: kereaktifan (misalnya mudah/sukar bereaksi, dapat terbakar,
melapuk, atau membusuk), rumus kimia, susunan ikatan, bentuk molekul, dll.
MATERI, contohnya
air garam dapur bensin
●wujud: cair padat cair
●bentuk: - kristal -
●rasa: tidak berasa asin khas
SIFAT FISIS ●bau: tidak berbau tidak berbau khas
meliiputi: ●warna: tidak berwarna putih kuning muda
0 0
●titik didih: 100 C 1413 C -
0 0
●titik beku: 0 C 801 C -
0
●titik bakar: - - 30–50 C
SIFAT KIMIA Sifat bakar: tidak terbakar tidak terbakar mudah terbakar
3. Massa
Massa materi menunjuk pada jumlah (kuantitas) materi itu yang dinyatakan
menurut ukuran SI dengan satuan: kilogram (simbol: kg).
26
Contoh: 1 ton = 1000 kg 1 kg = 1000 g 1 g = 1000 mg dst.
Contoh konversi satuan massa:
Contoh-1: Penyelesaian:
2 g = ………… mg. 2 g = (2) x (1000) mg
= 2.000 mg
= 2,0 x 103 mg.
Contoh-2: Penyelesaian:
250 mg = ………… kg. 250 mg = (250) : {(1000)(1000)} kg
250 2,5 x 102
= = kg
1.000.000 106
= 2,5 x 102-6 = 2,5 x 10-4 kg
Catatan:
Massa materi beda dengan berat materi. Massa tidak dipengaruhi oleh gaya gravitasi;
karenanya nilai massa dimana pun sama. Berbeda dengan berat yang nilainya dipengaruhi
oleh gaya gravitasi, karenanya nilai berat materi bergantung pada besarnya gaya gravitasi
dimana materi itu berada.
4. Volum
Salah satu sifat materi adalah menempati ruang; berarti materi mempunyai volum.
Volum materi menunjuk pada jumlah (kuantitas) materi itu yang dinyatakan menurut
ukuran SI dalam satuan desimeter-kubik (simbol: dm3).
Contoh:
3 3 3 3
1 m = 1000 dm 1 dm = 1000 cm 1 galon = 3,8 L 1 barel = 159 L.
3
1 dm = 1 L = 1000 mL = 1000 cc
Keterangan:
• Satuan volum yang sering digunakan dalam kimia selain dm dan cm adalah L; mL; cc.
3 3
Contoh-2: Penyelesaian:
50 cc = … dm3. 50 cc = 50 cm3
50 3 -2 3
= dm = 5,0 x 10 dm
1000
= 0,05 dm3
27
B. ENERGI
1. Definisi
Energi didefinisikan sebagai:
segala sesuatu yang dapat melakukan kerja atau usaha.
Energi tak dapat diindera oleh manusia; yang dapat ditangkap oleh indera hanyalah akibat
yang ditimbulkan oleh energi tersebut.
2. Bentuk-bentuk Energi
Telah dinyatakan bahwa energi hanya dapat diketahui adanya dari akibat yang
ditimbulkannya. Oleh karena itu pula energi sering dinamai menurut bentuk dari akibat
yang ditimbulkannya; energi dibedakan berdasarkan bentuknya.
Beberapa bentuk energi yang dikenal adalah:
• energi kinetik
(mencakup energi translasi, energi rotasi, dan energi vibrasi), energi panas,
energi bunyi, energi listrik, energi cahaya, energi radiasi, dan
• energi potensial
(energi ini dapat dibedakan sebagai energi potensial posisi, atau sebagai
energi potensial kimia).
28
nuklir dapat dibebaskan dari zat radioaktif melalui reaksi nuklir (uraian lebih
lengkap ada di bab khusus).
Matahari merupakan sumber utama dari segala energi yang ada di bumi.
Tanpa matahari, perubahan dan kehidupan di bumi tidak akan terjadi. Bumi
menerima energi matahari dalam bentuk energi radiasi yang merambat
melalui ruang hampa kemudian menembus atmosfer bumi; energi radiasi ini
yang menyebabkan terjadinya aktivitas kehidupan dan perubahan di bumi.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa setiap materi selalu memiliki kandungan
energi; ada yang hanya memiliki salah satu dari golongan energi bahkan ada pula materi
yang memiliki gabungan dari kedua golongan energi tersebut.
Catatan:
Selain sifat fisis dan sifat kimia, materi juga memiliki 2 macam sifat lain, yaitu sifat intensif
dan sifat ekstensif.
- sifat intensif merupakan sifat yang tidak bergantung pada jumlah/ukuran materi, di
antaranya: massa jenis, titik didih, titik beku, titik bakar, indeks bias, rumus kimia.
- sifat ekstensif merupakan sifat yang bergantung pada jumlah/ukuran materi, di
antaranya: massa, volum, mol, kandungan energi, kalor.
C. PENGGOLONGAN MATERI
Materi dapat dibedakan menurut bagan skematik pada Gbr 2.1. Dari bagan
klasifikasi tersebut, materi dapat dibedakan atas 2 kelompok besar materi, yaitu zat dan
campuran. Kelompok zat dapat dibedakan sebagai unsur dan senyawa. Sedangkan
kelompok campuran dapat dibedakan sebagai campuran heterogen, campuran
homogen, dan koloid.
MATERI
ZAT CAMPURAN
1. ZAT
Melalui beberapa cara pemisahan, materi yang tidak murni itu dapat dipisahkan
kembali (dimurnikan) dari campurannya; misalnya melalui cara penguapan, cara
penyaringan, cara tarikan magnet, dll. Cara-cara ini dapat diterapkan bergantung pada
sifat campurannya.
Campuran serbuk besi dan serbuk belerang dapat kita pisahkan besinya dari
belerang dengan menggunakan magnet. Besi akan memisah dari belerang karena
besi menempel (tertarik) pada magnet.
Dalam hal lain, air sumur dapat kita uapkan melalui pemanasan untuk memperoleh
air murni (akuades).
29
Materi seperti besi, belerang, dan air inilah yang digolongkan sebagai zat. Contoh lain dari
materi di sekitar kita yang tergolong zat adalah gula, alkohol, tembaga, emas, oksigen,
nitrogen, asam sulfat, dan sebagainya.
Zat didefinisikan sebagai materi yang bersifat tunggal dan homogen.
Bersifat tunggal artinya hanya satu-satunya zat dan tidak ada zat lain selain dirinya;
bersifat homogen artinya sifat di semua bagian zat itu bersifat serbasama baik sifat fisis
(wujud, warna, rasa, bau, dll.) maupun sifat kimianya (rumus kimia, kereaktifan, dll.).
1a. Unsur
Karena unsur tergolong zat, berarti unsur bersifat tunggal dan homogen. Sifat lain
dari unsur adalah unsur tak dapat diurai atau dipecah menjadi bagian yang lebih kecil
(atau lebih sederhana). Dengan demikian, unsur dapat didefinisikan sebagai berikut.
Unsur merupakan,
zat tunggal yang tak dapat diurai menjadi bagian yang lebih kecil (sederhana)
30
Unsur ada yang berwujud padat, cair, dan ada yang berwujud gas. Manusia kini
telah mengenal paling tidak, ada 110 unsur. Di antara 110 unsur, ada 94 unsur alam
(unsur yang telah tersedia di alam), dan selebihnya berupa unsur buatan, yakni unsur
yang berhasil dibuat manusia di laboratorium. Jumlah keseluruhan unsur relatif tidak
berubah, namun bukan tidak mungkin di masa datang, manusia akan berhasil lagi dalam
membuat unsur buatan.
1b. Senyawa
Senyawa didefinisikan sebagai,
zat yang dapat diurai menjadi unsur-unsur pembentuknya melalui cara kimia.
Berdasar batasan di atas, senyawa merupakan hasil penggabungan dua jenis unsur atau
lebih secara kimia. Peristiwa penggabungan secara kimia sering dinyatakan dengan istilah
persenyawaan. Dapat diduga, betapa banyaknya senyawa di alam ini yang dapat
dibentuk dari 110 unsur yang ada. Senyawa alami merupakan senyawa yang terbentuk
melalui proses kimia alami; sedangkan senyawa yang terbentuk sebagai hasil rakayasa
manusia secara kimia disebut senyawa buatan atau senyawa sintetis.
Contoh senyawa, antara lain:
Air, gula, alkohol, asam klorida, asam cuka, karbon dioksida, karbon monoksida,
karat besi, karet, dst.
Senyawa yang dapat dibuat oleh manusia, di antaranya gula, alkohol, asam cuka,
asam sulfat, karet, dst.
Air dapat diurai dari unsur pembentuknya berupa gas hidrogen (H2), dan gas
oksigen (O2). Contoh senyawa lain, gas karbon dioksida terbentuk dari unsur karbon dan
unsur oksigen; gula terbentuk dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen; sementara garam
dapur terbentuk dari unsur natrium dan unsur klor.
Bagaimana caranya kita mengetahui bahwa suatu materi tergolong senyawa sedangkan
materi lainnya tergolong bukan senyawa? Uraian lebih rinci tentang senyawa akan
diberikan pada bagian khusus.
2. CAMPURAN
Campuran didefinisikan sebagai,
materi yang terbentuk dari hasil penggabungan 2 jenis zat atau lebih secara fisis.
Jelas bahwa campuran merupakan hasil penggabungan beberapa zat. Atau campuran
tergolong “materi yang terdiri dari sekumpulan zat”. Sifat fisis zat asal pembentuknya tidak
hilang seluruhnya, dan sebagian sifat fisis lain muncul sebagai sifat campurannya. Dengan
demikian, campuran dapat terjadi antar unsur dan unsur, unsur dan senyawa, atau
senyawa dan senyawa. Jadi dapat dinyatakan bahwa antar zat dapat bergabung
membentuk campuran. Di alam ini banyak sekali ditemui campuran, baik di atmosfer, di
hidrosfer, dari litosfer sampai di perut bumi.
Contoh campuran adalah,
bintang, planet, bumi, batu, tanah, paduan logam, air laut, air sumur, air
hujan, air lumpur, air gula, udara, asap, kabut, diri kita, darah, dst.
31
Tabel 2.2 Ciri Pembeda Antar Macam Campuran
32
Mengenai campuran dikenal juga istilah sistem dispersi. Ada 3 macam sistem
dispersi, yaitu sistem dispersi molekuler (atau sistem larutan); sistem dispersi halus (atau
sistem koloid); dan sistem dispersi kasar (atau suspensi). Ketiga jenis ukuran partikel pada
ketiga campuran atau sistem tersebut dapat digambarkan seperti berikut.
Suspensi memiliki bidang batas (dapat diindera) dan segera dapat memisah, maka
dikatakan suspensi merupakan sistem 2 fasa.
Sementara larutan merupakan sistem satu fasa (tidak memiliki bidang batas, dan tidak
memisah).
Lainnya halnya dengan koloid, indera tidak dapat mendeteksi bidang batas namun
koloid dapat memisah dalam selang waktu tertentu. Untuk mendeteksi, campuran itu
koloid atau bukan, dapat digunakan sumber cahaya. Caranya, lewatkan berkas cahaya
pada sistem campuran, jika cahaya dihamburkan maka berarti sistem campuran itu
tergolong koloid.
Dengan demikian “sistem koloid” terletak antara “sistem larutan” dan “suspensi”. Artinya,
sistem koloid memiliki ciri-ciri yang merupakan perpaduan ciri dari kedua sistem lainnya.
Ciri sistem koloid itu antara lain:
• bidang batas antara zat terdispersi dan medium pendispersi hanya dapat dideteksi
dengan bantuan mikroskop-ultra (ukuran partikel cukup kecil),
• bersifat 2 fasa tetapi sukar memisah (cukup stabil), dan
• tak dapat disaring dengan kertas saring biasa.
33
LATIHAN 2.1
01. Apakah yang dimaksud materi? Perjelaslah dengan disertai 10 contoh dari lingkungan
tempat tinggal Sdr.!
02. Ada berapa jenis energi berdasar sifatnya?
03. Energi apa yang terkandung di dalam kayu yang terletak di atas meja?
04. Apa beda unsur dan senyawa?
05. Kelompokkanlah deretan materi berikut mana yang tergolong unsur dan senyawa.
―air―air-hujan―logam besi―kuningan―tanah liat―logam emas―oksigen―gula―
06. Sebutkanlah ada berapa macam campuran yang Sdr ketahui?
07. Apakah beda antara larutan dan suspensi?
08. Jika Sdr menemui deretan materi seperti di bawah ini, maka kelompokkanlah mana
yang tergolong campuran dan mana zat.
―gula―air gula―air mata―aluminium―air raksa―pasta gigi―tanah―
09. Air dalam botol tertetesi 4-5 tetes minyak kelapa. Apa pendapat Sdr mengenai
campuran yng terjadi?
10. Ambil sebatang tusuk sate, lalu bakarlah. Amati segera apa yang terjadi dengan
menyebutkan semua hasil penginderaan Sdr dihubungkan dengan materi dan energi.
RANGKUMAN 2.1
Materi didefinisikan segala sesuatu yang mempunyai massa, menempati ruang, dan
memiliki sifat antara lain dapat dilihat, dicium, didengar, diraba, atau dapat dirasa.
Materi memiliki sifat fisis maupun sifat kimia; sifat fisis meliputi wujud, rasa, bau, warna,
bentuk, dan beberapa tetapan fisis; dan sifat kimia meliputi kereaktifan (kemudahan
bereaksi; mudah terbakar), rumus kimia, struktur ikatan. Materi juga memiliki 2 macam
sifat lain yakni sifat intensif (yang tidak bergantung pada jumlah/ukuran materi), dan
sifat ekstensif (yang bergantung pada jumlah/ukuran materi).
Energi didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat melakukan kerja atau usaha. Energi
tak dapat diciptakan dan dimusnahkan; energi dapat berubah dari bentuk energi yang
satu ke bentuk energi lainnya
Materi mencakup 2 golongan besar materi yakni zat dan campuran. Zat dapat
dibedakan sebagai unsur dan senyawa; sedangkan campuran dapat dibedakan
sebagai campuran heterogen, campuran homogen (larutan), dan koloid. Istilah lain
mengenai campuran adalah sistem dispersi molekuler (larutan), sistem dispersi halus
(koloid), dan sistem dispersi kasar (suspensi).
34
TES FORMATIF 2.1
35
BALIKAN DAN TINDAK LANJUT
Periksalah jawaban Sdr terhadap Tes Formatif 2.1 dengan cara mencocokkannya
dengan Kunci Jawaban Tes yang disajikan pada halaman akhir Bahan Belajar Mandiri ini.
Sdr dapat mengukur tingkat penguasaan (TP) Materi Kegiatan Belajar Mandiri 2.1 dengan
cara menghitung jumlah jawaban yang benar (JJB) kemudian substitusikan ke dalam
Rumus Tingkat Penguasaan berikut.
JJB
Rumus : TP = x 100%
10
Arti tingkat penguasaan (TP):
90% - 100% = Baik sekali
80% - 89% = Baik
70% - 79% = Cukup
< 69% = Kurang
Bila Sdr mencapai TP minimal sebesar 80%, anda dapat meneruskan untuk
melaksanakan Kegiatan Belajar 2.2 Namun bila kurang dari 80%, Sdr harus mempelajari
kembali Kegiatan Belajar 2.1 terutama pada materi belum Sdr kuasai.
36
2.2. BAGAIMANA MATERI BERUBAH?
A. PERUBAHAN MATERI
Setiap materi di alam ini selalu berubah. Materi tak pernah diam; tidak terkecuali
diri termasuk di dalam diri kita. (Benarkah?)
Contoh perubahan pada materi:
pertumbuhan, pergerakan, pembelahan, penguapan, pencernaan, pembakaran, perkaratan,
pelapukan, pembusukan, dst.
1. Perubahan Fisis
Salah satu bentuk energi penyebab suatu materi berubah ialah energi panas.
Pemanasan dapat menyebabkan lilin meleleh; air menguap; kamper (kapur
barus) dan iodium menyublim; dll. Energi mekanik dapat mengubah batang
pohon menjadi papan atau balok kayu. Energi cahaya membuat materi di
sekeliling kita berwarna, dan tiada cahaya semua materi berwarna hitam.
37
Perubahan fisis dapat diterapkan sebagai teknik pemisahan campuran menjadi
komponennya. Air akan menguap bila dipanaskan, maka untuk memperoleh air murni dari
air keruh adalah dengan cara pendidihan dan pengembunan. Contoh lain, untuk
memperoleh iodium murni dapat menerapkan teknik penyubliman terhadap iodium kotor.
Teknik pemisahan fisis bergantung pada sifat fisis komponen penyusun campuran.
2. Perubahan Kimia
Bila kita memanaskan kayu, maka suhunya akan naik; dan bila suhu ini sampai
pada titik bakarnya, maka kayu itu akan terbakar dengan sendirinya. Contoh lain
perubahan kimia pada materi di alam sekitar kita adalah besi menjadi karat besi,
kayu menjadi kayu lapuk, daun hijau berubah menguning, buah-buahan
membusuk, dsb.
Di laboratorium dapat dilakukan 2 percobaan dengan menggunakan bahan yang
sama, yaitu 1 bagian serbuk belerang dan 1 bagian serbuk besi:
- Percobaan-1, campur kedua serbuk sehomogen mungkin ke dalam sebuah
tabung reaksi. Amati hasilnya (inderalah sifat fisis materi yang diperoleh).
Dekatkan materi hasil pencampuran dengan magnet. Amati apa yang diperoleh.
- Percobaan-2, campur kedua serbuk sehomogen mungkin ke dalam sebuah
tabung reaksi, lalu panaskan campuran secara perlahan. Hentikan bila
sebagian campuran telah berubah. Amati hasilnya (inderalah sifat fisis materi
yang diperoleh kedua zat). Dekatkan materi hasil pencampuran dengan
magnet. Amati apa yang diperoleh.
Dari uraian di atas, perbedaan pokok antara perubahan fisis dan perubahan kimia
dapat diikhtisarkan menurut Tabel 2.3 di bawah ini.
Berdasarkan perbedaan ciri kedua perubahan itu maka perubahan materi di alam sekitar
dapat dikelompokkan ke dalam perubahan fisis atau perubahan kimia.
38
B. REAKSI KIMIA
Istilah perubahan kimia lebih populer dengan sebutan reaksi kimia; atau kadang-
kadang cukup dengan sebutan reaksi. Di atas telah disinggung bahwa perubahan kimia
atau reaksi kimia memiliki ciri-ciri yang dapat membedakannya dari perubahan fisis.
Perubahan kimia (reaksi kimia) selalu melibatkan perubahan pada sifat kimia maupun sifat
fisis dari materi. Jika kedua materi dicampurkan, dan ciri bahwa reaksi keduanya terjadi
adalah (a) terjadinya perubahan warna, (b) timbulnya gas, atau (3) terbentuknya endapan.
Secara lebih rinci perubahan kimia atau reaksi kimia dapat dijelaskan seperti berikut.
(1) Reaksi kimia menyebabkan perubahan pada sifat kimia maupun sifat fisis materi.
Pada prakteknya perubahan ini dapat diamati gejalanya melalui ciri fisis antara lain:
a. Terjadi perubahan warna; gejala ini dapat diamati langsung melalui penginderaan.
Beberapa contoh reaksi:
- Kertas atau kayu yang terbakar.
- Daging buah apel yang terkelupas kulitnya.
- Logam besi (abu2) yang berubah menjadi karat besi (merah kecoklatan).
b. Timbul gas; gejala ini dapat dideteksi dari gelembung-gelembung gas, bau, atau
perubahan volum/tekanan.
Beberapa contoh reaksi:
- Lantai keramik/marmer yang tersiram oleh air aki (terbentuk gas CO2).
- Mencelupkan paku ke dalam air aki (terbentuk gas hidrogen, H2).
- Meneteskan air pada karbid (terjadi gas etuna; gas untuk mengelas logam).
Selain contoh di atas adalah “makanan yang terbungkus plastik” yang sering
menggelembung karena terbentuknya gas. Berarti makanan itu telah mengalami
perubahan kimia.
Gas apa yang terbentuk dari suatu reaksi dapat diperkirakan dari bau atau warna
yang khas dari gas itu; tetapi kadang-kadang gas ada yang tak berwarna dan tak
berbau maka sering diperlukan zat lain atau cara tertentu untuk mengetahuinya.
Gas Sifat (cara mengetahuinya)
karbon dioksida (CO2) tak berwarna; tak berbau; dapat dideteksi dengan
mengalirkan pada air kapur, larutan menjadi keruh.
amoniak (NH3) tak berwarna; berbau pesing (khas)
hidrogen sulfida (H2S) tak berwarna; berbau belerang (telur busuk)
asam asetat (CH3COOH) tak berwarna; berbau cuka (khas)
c. Terbentuk endapan; gejala ini dapat diketahui langsung seperti terjadi kekeruhan,
penggumpalan, atau pengkristalan.
Beberapa contoh reaksi:
karbon dioksida + air kapur → (terbentuk endapan putih)
CO2 Ca(OH)2 CaCO3 + air
tak berwarna tak berwarna endapan putih tak berwarna
39
Catatan:
Di samping ciri di atas, ada reaksi yang keberlangsungannya dicirikan oleh adanya
perubahan suhu. Misalnya pada reaksi antara ―kapur tohor dan air―; ―karbid dan air―;
atau ―pembakaran bahan bakar―. Reaksi ini tergolong pada reaksi yang membebaskan
energi panas (kalor).
Ada suatu reaksi memberikan beberapa gejala sekali gus (lihat pada contoh di atas).
Tetapi ada pula reaksi tanpa gejala sehingga tak terdeteksi oleh indera. Misalnya: reaksi
soda api dan asam klorida membentuk garam dapur dan air.
Soda api + asam klorida → (tak ada gejala)
NaOH HCl NaCl + H2O
tak berwarna tak berwarna (larutan tak berwarna)
Garam NaCl dapat diperoleh dengan menguapkan airnya. Di alam NaCl
dapat dijumpai dalam air laut, dan sebagai garam dapur (garam bumbu).
Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa bila suatu materi mengalami
perubahan dengan menghasilkan materi baru yang sifatnya kekal (baik fisis dan kimia)
berarti materi itu mengalami perubahan kimia; atau reaksi kimia telah terjadi.
Percobaan berikut ini dapat Sdr lakukan untuk melihat gejala yang mungkin terjadi dan
menunjukkan bahwa perubahan kimia atau reaksi kimia telah berlangsung.
Percobaan Gejala yang teramati:
Air kapur, Ca(OH)2 ditetesi dengan air aki, H2SO4
Batang paku besi, Fe (setelah diampelas) ditengge-
lamkan ke dalam air aki, H2SO4
Sebutir kecil karbit dimasukkan ke dalam sejumlah air
Hembuskan nafas (melalui selang) ke dalam air kapur
Tetesi potongan kain dengan air aki
40
Contoh (2): reaksi penguraian air (menjadi hidrogen dan oksigen), reaksi penguraian bijih besi
(menjadi besi dan oksigen), reaksi penguraian batu kapur (menjadi kaput tohor dan karbon
dioksida).
D. HUKUM KEKEKALAN
Dua Hukum Dasar IPA yang erat kaitannya dengan materi dan energi adalah
Hukum Kekekalan Materi dan Hukum Kekekalan Energi.
Hukum Kekekalan Materi menyatakan bahwa materi tak dapat diciptakan dan tak dapat
dimusnahkan. Manusia belum ada yang mampu menciptakan materi baru; manusia hanya
mampu menciptakan materi baru dari pengolahan materi yang ada. Demikian pula,
manusia tidak akan mampu memusnahkan materi; manusia hanya mampu menghilangkan
sesuatu yang berwujud (materi) menjadi sesuatu yang tak berwujud (energi).
Hukum Kekekalan Energi menyatakan bahwa energi tak dapat diciptakan dan tak dapat
dimusnahkan. Manusia juga tidak akan mampu menciptakan/memusnahkan energi;
manusia hanya mampu mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk energi lainnya.
Dari uraian di atas, dapatlah dinyatakan bahwa materi dan energi saling terkait.
Setiap materi selalu menyimpan energi, dan energi selalu menyertai perubahan setiap
materi. Pemahaman tentang materi dan energi dapat diaplikasikan dalam kehidupan untuk
kemaslahatan umat manusia dan lingkungan kehidupannya.
41
LATIHAN 2.2
01. Apa yang dimaksud dengan perubahan fisis dan perubahan kimia?
02. Berikanlah masing-masing 1 contoh perubahan fisis yang disebabkan oleh
bentuk energi berikut.
a. energi panas
b. energi listrik
c. energi translasi
d. energi cahaya
03. Sebutkan perbedaan antara perubahan fisis dan perubahan kimia!
04. Sebutkan tanda atau ciri yang menunjukkan bahwa materi berikut ini telah
mengalami perubahan kimia!
a. besi
b. kertas
c. daun
d. makanan
05. Berikanlah 1 contoh materi di sekitar kehidupan yang dapat mengalami reaksi
kimia dikarenakan oleh:
a. pemanasan
b. pembakaran
c. benturan/goncangan
d. penyinaran
06. Nyalakan sebatang lilin pada tempat yang bebas tiupan angin. Setelah 5 menit
amati dan catat apa yang terjadi pada materi tersebut.
RANGKUMAN 2.2
42
TES FORMATIF 2.2
43
BALIKAN DAN TINDAK LANJUT
Periksalah jawaban Sdr terhadap Tes Formatif 2.2 dengan cara mencocokkannya
dengan Kunci Jawaban Tes yang disajikan pada halaman akhir Bahan Belajar Mandiri ini.
Sdr dapat mengukur tingkat penguasaan (TP) Materi Kegiatan Belajar Mandiri 2.2 dengan
cara menghitung jumlah jawaban yang benar (JJB) kemudian substitusikan ke dalam
Rumus Tingkat Penguasaan berikut.
JJB
Rumus : TP = x 100%
10
Arti tingkat penguasaan (TP):
90% - 100% = Baik sekali
80% - 89% = Baik
70% - 79% = Cukup
< 69% = Kurang
Bila Sdr mencapai TP minimal sebesar 80%, anda dapat meneruskan untuk
melaksanakan Kegiatan Belajar 2.3. Namun bila kurang dari 80%, Sdr harus mempelajari
kembali Kegiatan Belajar 2.2 terutama pada materi belum Sdr kuasai.
44
2.3. PEMISAHAN DAN PEMBUATAN CAMPURAN
45
3. Pemisahan Berdasar Perbedaan Titik Didih
Distilasi atau penyulingan merupakan proses pemisahan komponen berdasarkan
perbedaan titik didih dari komponen cairnya yang membentuk campuran. Zat yang
memiliki titik didih lebih rendah (atau yang mudah menguap), maka uap yang terbentuk
dialirkan untuk diembunkan dan ditampung pada tempat khusus. Air yang diperoleh dari
hasil penyulingan dikenal sebagai akuades (berasal kata “aquadestilata”). Teknik distilasi
juga diterapkan pada pemisahan komponen dari minyak bumi dengan cara distilasi-
bertingkat. (Lihat Gbr 2.7.)
zat cair
murni
zat cair
[a] murni [b]
[a] [b]
Dikenal pula teknik sublimasi terhadap kristal yang mudah menguap seperti
iodium, dan kapur barus (kamper). Kristal tak murni dipanaskan perlahan, dan uapnya
akan menyublim pada dasar bejana yang dingin, dan padatan ini lalu dipisahkan.
Padatan/kristal yang diperoleh disebut sublimat.
Di samping itu dikenal pula beberapa teknik pemisahan materi dari campurannya
seperti kromatografi, osmosis, elektroforesis, sentrifuser.
46
B. PEMBUATAN LARUTAN
Pekerjaan di laboratorium, adakalanya bertujuan untuk memisahkan komponen
dari campurannya, dan ada pula bertujuan untuk memperoleh campuran tertentu dengan
pencampuran beberapa komponen. Tujuan yang terakhir ini biasanya untuk memperoleh
macam campuran berupa larutan, terutama larutan padat-cair dan larutan cair-cair. Zat
yang berperan sebagai pelarut disebut zat pelarut (solven), dan zat yang melarut disebut
zat terlarut (solute). Biasanya pada sistem cair-cair, zat dalam larutan yang berada dalam
jumlah terbesar berfungsi sebagai pelarut, sedangkan zat-zat lainnya sebagai zat terlarut.
Reaksi-reaksi kimia banyak yang berlangsung dalam sistem larutan, terutama dalam
pelarut air.
1. Pelarutan
Melarut merupakan suatu proses masuk dan menyebarnya partikel-partikel zat
terlarut ke dalam pelarut. Dengan demikian proses pelarutan atau pembentukan larutan
membutuhkan waktu. Dapatkah proses pelarutan dipercepat? Atau adakah faktor-faktor
yang mempengaruhi proses pelarutan?
Pertanyaan di atas dapat dijawab dengan melakukan serangkaian percobaan di
laboratorium atau di rumah seperti berikut.
(1) Ke dalam 2 gelas masing-masing diisi 100 mL pelarut air kemudian masing-masing
dimasukkan 10 g butiran gula pasir. Gelas 1 tanpa pengadukan dan gelas 2
dibantu dengan pengadukan. Amati apa yang terjadi.
(2) Ke dalam 2 gelas masing-masing diisi 100 mL pelarut air. Gelas 1 dimasukkan
dimasukkan 10 g butiran gula pasir, dan gelas 2 dimasukkan 10 g serbuk halus
gula pasir. Biarkan dan tunggu (amati) apa yang terjadi.
(3) Siapkan 3 kertas yang berisi 10 g butiran gula pasir. Isi gelas 1 dengan 100 mL air
dingin (beri tanda batas); gelas 2 dengan air panas (sampai tanda batas), dan
gelas 3 dengan air mendidih (sampai tanda batas). Ukur suhu pelarut dan
kemudian masukkan ketiga gula setakaran di atas ke dalam ketiga gelas. Biarkan
melarut dan tunggu (amati) apa yang terjadi.
Dari percobaan ini dapat disimpulkan mengenai faktor-faktor apa yang mempengaruhi
proses pelarutan.
2. Membuat Larutan
Dari faktor-faktor yang mempengaruhi pelarutan, maka agar larutan dapat
diperoleh dengan waktu lebih cepat, dan terutama lebih aman, diperlukan beberapa
tindakan awal seperti berikut, antara lain:
a. Perkecil dulu butiran padatan (dalam lumpang), baru
kemudian dipindahkan untuk dilarutkan sedikit demi
sedikit ke dalam gelas kimia berisi sejumlah pelarutnya,
sambil diaduk perlahan. Setelah selesai pindahkan ke
dalam botol kemasannya yang telah diberi etiket.
b. Jika zat terlarutnya berupa asam-asam pekat, maka
asam pekat dialirkan melalui batang pengaduk (lihat
Gbr 2.9) ke dalam gelas kimia berisi sejumlah pelarut.
Setelah selesai pindahkan ke dalam botol kemasannya Gbr 2.9 Pelarutan atau
yang telah diberi etiket. pengenceran asam pekat
47
3. Kadar Larutan
Kadar larutan atau konsentrasi larutan merupakan banyaknya zat terlarut dalam
sejumlah volum pelarut. Hasil larutan yang dibuat dapat dinyatakan dalam etiket, sebagai
contoh: 50 g glukosa/100 mL air atau Larutan Glukosa (50 g/100 mL air).
Sering dalam pekerjaan laboratorium pada penyiapan pereaksi untuk keperluan
percobaan dibutuhkan larutan dengan kadar tertentu. Banyak macam kadar yang
diterapkan, beberapa diantanya adalah:
Zat dapat berada dalam keadaan murni; dapat bersama dengan zat lain berupa
campuran; atau terlarut dalam pelarut seperti air. Untuk menyatakan jumlah atau
banyaknya zat itu dalam campuran atau larutannya sering digunakan satuan kadar atau
satuan konsentrasi.
Satuan kadar biasanya diterapkan untuk menunjukkan tingkat kemurnian atau kandungan
suatu zat dalam campurannya, misalnya NaCl 100% (murni); NaCl 95% (mengandung 5%
zat asing atau pengotor).
Satuan konsentrasi menunjukkan banyak zat yang berada/melarut dalam sejumlah
tertentu campuran/larutannya. Bergantung pada satuan yang diterapkan sebagai ukuran
dari zat terlarut dan pelarut maka dikenal berbagai satuan konsentrasi larutan.
Dari batasan tersebut, ‘kadar’ dan ‘konsentrasi’ memiliki beberapa persamaan
hanya satuan konsentrasi sering diterapkan untuk zat yang berada dalam campuran
homogen atau dalam sistem larutan.
a. Karat
Istilah karat sering dijumpai di sekitar kehidupan namun memiliki beberapa
pengertian, antara lain:
(1) Satuan berat untuk batu permata dimana 1 karat setara dengan 200 mg.
Contoh: batu permata 250 karat berarti batu permata ini beratnya 50 g.
(2) Satuan kadar yang biasanya digunakan untuk menunjukkan kemurnian emas dimana
1 karat setara dengan kandungan 1/24 bagian emas murni dalam campurannya.
Contoh: perhiasan emas 22 karat berarti perhiasan itu terbuat dari 22 bagian emas
murni dan 2 bagian logam pencampur.
b. Persen; %
Satuan ini dapat diterapkan untuk campuran maupun larutan. Ada tiga tipe satuan,
yaitu persen-massa, %(b/b); persen-volum, %(v/v); dan persen massa-volum, %(b/v).
Penerapan ketiga macam kadar di atas bergantung pada keberadaan sifat campuran zat.
Perhatikan ketiga contoh keberadaan sifat campuran berikut ini.
! ""# ! #% ! "# $
"# "%% "#%
48
• Persen Massa, %(b/b)
Persen-massa komponen A, atau %(b/b) A didefinisikan sebagai berat A (dalam g)
komponen A dalam dalam 100 gram total berat komponen.
Dari definisi ini dapat dinyatakan sebagai:
massa komponen A
%(b/b) A = x 100%
total massa komponen
Persen tipe ini mudah diterapkan untuk menggambarkan kadar dari sifat campuran
seperti dicontohkan oleh Gbr 2.10 [a]. Kadar besi adalah,
225 g
Kadar besi = x 100% = 90%(b/b).
250 g
Disebut: besi 90%.
Contoh lain:
Ditimbang 10 g gula, dan diukur 90 mL air (beratnya 90 g karena massa jenis air adalah 1).
Larutan yang diperoleh, kadarnya adalah Larutan Gula 10%(b/b), biasa hanya ditulis
sebagai Larutan Gula 10%.
volum komponen A
%(v/v) A = x 100%
total volum komponen
Persen tipe ini mudah diterapkan untuk menggambarkan kadar dari sifat campuran
seperti dicontohkan oleh Gbr 2.10 [b]. Kadar alkohol adalah,
200 mL
Kadar alkohol = x 100% = 80%(v/v).
250 mL
Disebut: alkohol 80%.
Contoh lain:
Diukur 10 mL alkohol, dan diukur 90 mL air, lalu keduanya dicampurkan. Larutan yang
diperoleh, kadarnya adalah larutan alkohol 10%(v/v), biasa dapat ditulis sebagai Larutan
Alkohol 10%(v/v).
massa komponen A
%(v/v) A = x 100%
total volum komponen
Persen tipe ini mudah diterapkan untuk menggambarkan kadar dari sifat campuran
seperti dicontohkan oleh Gbr 2.10 [c]. Kadar larutan NaCl adalah,
25 g
Kadar larutan NaCl = x 100% = 10%(b/v).
250 mL
Disebut: larutan NaCl 10%(b/v).
49
Contoh lain:
Ditimbang 10 g gula, dan gunakan gelas ukur 100 mL lalu isi pelarut air setinggi 90 mL.
Larutkan gula ke dalam gelas ukur, setelah larut tambahi pelarut air sampai tanda batas
100 mL. Larutan yang diperoleh, kadarnya adalah Larutan Gula 10%(b/v).
c. ppm
Satuan kadar ini umumnya diterapkan terhadap kandungan zat yang jumlahnya
sangat kecil dalam campurannya. Misalnya kadar logam mineral dalam air, kadar gas
dalam udara, dan untuk kadar larutan yang sangat encer.
1 ppm didefinisikan sebagai 1 bagian zat itu per 1 juta bagian campuran.
1 bagian zat A
ppm A = x 10 6
total bagian campuran
Keterangan: ppm singkatan dari part per million atau bagian per juta (bpj).
Contoh soal
Udara mengandung gas karbon dioksida, CO2 sebesar 0,032%.
Berapakah kadar gas CO2 jika dinyatakan dalam satuan ppm?
Jawab:
0,032 bagian
Kadar CO 2 0,032% =
100 bagian
0,032 bagian 10.000 (0,032)(10 000) bagian
= x =
100 bagian 10.000 1 juta bagian
= [(0,032)(10000)] ppm = 320 ppm.
Jadi kadar CO2 dalam udara sebesar 320 ppm.
Untuk satuan konsentrasi larutan lainnya seperti molar yang sering digunakan dalam ilmu
kimia, akan diuraikan pada bagian lain.
Catatan:
Udara merupakan larutan yang terdiri dari gas nitrogen, gas oksigen, dan gas-gas lain. Gas
nitrogen berfungsi sebagai pelarut sementara gas oksigen dan gas lainnya sebagai zat terlarut.
Dalam perunggu, tembaga sebagai pelarut sedangkan seng sebagai zat terlarut. (Medali perunggu
terbuat dari 84% tembaga dan 16% seng.)
50
LATIHAN 2.3
RANGKUMAN 2.3
51
TES FORMATIF 2.3
01. Teknik/cara yang dapat diterapkan untuk memisahkan zat cair dari campuran antara
zat padat dan zat cairnya adalah ...
A. Penyulingan campuran C. Sublimasi campuran
B. Penyaringan campuran D. Kristalisasi campuran
02. Untuk menghilangkan kotoran yang mengambang pada cairan dapat dilakukan ...
A. Penyaringan C. Pengendapan
B. Penguapan D. Kristalisasi
03. Asam pekat harus dicampurkan ke dalam pelarutnya dengan cara ...
A. Mengalirkan perlahan pelarut ke dalam asam pekat melalui dinding bejana
B. Mengalirkan perlahan asam pekat ke dalam pelarut melalui dinding bejana
C. Mengalirkan perlahan asam pekat ke dalam pelarut melalui batang pengaduk
D. Mengalirkan perlahan pelarut ke dalam asam pekat melalui batang pengaduk
04. Peralatan yang tidak terlibat pada cara pemisahan berdasarkan titik didih adalah ..
A. Labu dasar rata C. Kaki-tiga dan kasa
B. Pembakar D. Gelas kimia
05. Peralatan berikut digunakan pada teknik pemisahan campuran berdasarkan
kristalisasi, kecuali ...
A. termometer C. Kaki-tiga dan kasa
B. Pembakar D. Gelas kimia
06. Teknik pembentukan sublimat melibatkan ...
A. Pemanasan kristal dan pendinginan uapnya
B. Pelarutan padatan dan pemisahan kristalnya
C. Pemecahan padatan dan pemanasan serbuknya
D. Pelarutan kristal dan penguapan larutannya
07. Kelompok alat yang dipergunakan pada teknik penyaringan campuran padatan dalam
cairan adalah kelompok ...
A. Corong-gelas; kertas saring; batang pengaduk; gelas kimia; pemanas
B. Corong-gelas; kertas saring; statif corong; batang pengaduk; gelas kimia
C. Corong-gelas; kertas saring; statif corong; batang pengaduk; pemanas
D. Corong-gelas; kertas saring; statif corong; gelas kimia; pemanas
08. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelarutan antara lain,
A. Suhu C. Pengadukan
B. Ukuran butiran D. Jenis zat terlarut
09. Jika 50 g garam ditambahkan ke dalam 200 mL air, maka kadar larutan garam ini
adalah ...
A. 20 %(v/v) C. 25 %(b/b)
B. 20 %(b/b) D. 25 %(b/v)
10. Hitunglah besarnya massa gula (dalam gram) yang terdapat dalam 5 tetes larutan
gula 20 %(b/v).
A. 0,01 g C. 1,00 g
B. 0,10 g D. 10,0 g
52
BALIKAN DAN TINDAK LANJUT
Periksalah jawaban Sdr terhadap Tes Formatif 2.3 dengan cara mencocokkannya
dengan Kunci Jawaban Tes yang disajikan pada halaman akhir Bahan Belajar Mandiri ini.
Sdr dapat mengukur tingkat penguasaan (TP) Materi Kegiatan Belajar Mandiri 2.3 dengan
cara menghitung jumlah jawaban yang benar (JJB) kemudian substitusikan ke dalam
Rumus Tingkat Penguasaan berikut.
JJB
Rumus : TP = x 100%
10
Arti tingkat penguasaan (TP):
90% - 100% = Baik sekali
80% - 89% = Baik
70% - 79% = Cukup
< 69% = Kurang
Bila Sdr mencapai TP minimal sebesar 80%, anda dapat meneruskan untuk
membuka Bahan Belajar Mandiri 3. Namun bila kurang dari 80%, Sdr harus mempelajari
kembali Kegiatan Belajar 2.3 terutama pada materi belum Sdr kuasai.
53
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF
Tes Formatif 2.1 Tes Formatif 2.2 Tes Formatif 2.3
01. D 01. A 01. A
02. C 02. C 02. A
03. A 03. B 03. C
04. A 04. A 04. A
05. B 05. B 05. A
06. C 06. D 06. A
07. B 07. A 07. B
08. C 08. C 08. D
09. C 09. A 09. D
10. A 10. D 10. A
54
DAFTAR PUSTAKA
Blank, Emanuel. Et al. (1979). Foundations of Life Science. New York: Holt, Rinehart and
Winston, Inc.
Brown, Theodore L. and LeMay Jr, H. Eugene. (1977). Chemistry: The Central Science.
Englewood, New Jersey: Prentice-Hall Inc.
Chandler, John and Barnes, Dorothy. (1981). Laboratory Experiments in General
Chemistry. Encino, California: Glencoe Publishing Co., Inc.
Lippincott, W.T., Garret, A.B., dan Verhoek, F.H. (1980). Chemistry – A Study of Matter.
Fourth Edition, New York: John Willey & Sons.
Miller Jr., G.T. (1981). Living in the Environment. Edisi III. Beltmon, California: Wadsworth
Publishing Company, Inc.
Miller Jr, G. Tyler. (1982). Chemistry: A Basic Introduction. Second Edition. Beltmon,
California: Wadsworth Publishing Company.
Mortimer, C.E. (1985). Chemistry. Edisi V. Beltmon, California: Wadsworth Publishing
Company, Inc.
Mulyono HAM. (2002). Kimia 1 untuk SMU/MA Kelas 1. Edisi Kedua. Bandung: Penerbit
CV. Acarya Media Utama.
Mulyono HAM. (2006a). Kamus Kimia. Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit PT. Bumi Aksara.
Mulyono HAM. (2006b). Pembuatan Reagen Kimia di Laboratorium. Edisi Pertama.
Jakarta: Penerbit PT. Bumi Aksara.
Neidig, H.A. and Spencer, J.N. (1978). Introduction to the Chemistry Laboratory. Boston,
Massachusetts: Willard Grant Press.
Pessenden, Ralf J. and Pessenden, Joan S. (1983). Chemical Principles for The Life
Science. Second Edition. Boston: Allyn and Bacon, Inc.
Russell, J.B., (1981), General Chemistry, Singapore: McGraw-Hill Book, Co.
Sackheim, G. I., and Schultz, R. M. (1979). Chemistry for the Health Science. New York:
Macmillan Company.
Washton, Nathan S. (1974). Teaching Science In Elementary and Middle Schools. New
York: David McKay Company, Inc.
55