CDI

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

CDI ( Capasitor Discharge Ignition ) atau Sistem pengapian kondensator merupakan salah satu sistem

pengapian pada kendaraaan bermotor yang memanfaatkan arus pengosongan muatan ( discharge
Current) dari kondensator,guna mencatu daya kumparan pengapian ( Ignition coil)Awalnya sebuah
pencatu daya akan mengisi muatan pada kondensator dalam bentuk Arus listrik searah sampai
mencapai beberapa ratus volt. Selanjutnya sebuah pemicu akan diaktifkan untuk menghentikan
proses pengisian muatan kondensator, sekaligus memulai proses pengosongan muatan kondensator
untuk mencatudaya kumparan pengapian melalui sebuah Saklar elektronik.

Karena bekerja dengan secara elektronik, sebagian besar komponennya merupakan komponen-
komponen elektronik yang ditempatkan pada Papan rangkaian tercetak atau Printed Circuit Board
(PCB), lalu dibungkus dengan bahan khusus agar terlindungi dari kotoran, uap, cairan maupun panas.
Banyak orang yang menyebutnya modul CDI (CDI module), kotak CDI (CDI box), atau "CDI" saja.

Berdasarkan pencatu dayanya, sistem pengapian CDI terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

Sistem pengapian CDI AC yang merupakan dasar dari sistem pengapian CDI, dan menggunakan
pencatu daya dari sumber Arus listrik bolak-balik (dinamo AC/alternator).
Sistem pengapian CDI DC yang menggunakan pencatu daya dari sumber arus listrik searah (misalnya
dinamo DC, Batere, maupun Aki).
Berikut bagian-bagian yang bisa ditemui (atau mungkin beberapa diantaranya terkadang tidak
dipakai karena sesuatu hal) di dalam suatu sistem pengapian CDI:

Kumparan pengisian (charging coil).


Kumparan pemicu (trigger/pulser coil).
Penyearah (rectifier).
Batere (battery).
Sekering (fuse).
Kunci kontak (contact switch).
Kondensator (capacitor).
Saklar elektronik (electronic switch).
Pengatur/penyetabil tegangan (voltage regulator/stabilizer).
Transformator penaik tegangan (voltage step up transformer).
Pengubah tegangan (voltage converter/inverter).
Pelipat tegangan (voltage multiplier).
Kumparan pengapian (ignition coil).
Kabel busi (spark plug cable).
Busi (spark plug).
Sistem pengawatan (wiring system).
Jalur bersama (common line).

Mbandrek CDI

Tukar pake CDI nggak boleh asal colok. Urusannya berabe. "Perhatikan dulu jenis CDI-nya, DC (Direct
Current) atau AC (Alternating Current), jalur kelistrikan beda. Jika dipaksain percuma, motor nggak
bakal hidup, malahan kotak pengapian itu bisa rusak," cerita Krisna 'Kumis' Murti, mekanik HRC
Loaxan di Jl. Panjang, Cidodol, Jakarta Selatan.
Ini kejadian saat doi salah pasang CDI spek DC ke pengapian langsung dari spul alias AC. Alhasil
meleduk tuh otak pengapian! Jadi amannya baca dulu spesifikasi bawaan motor yang CDI bakal
diincar.

Misalkan Yamaha Jupiter, Jupiter-Z, Mio, Nouvo-Z sampai Jupiter MX speknya sama-sama DC, jadi
bisa dikawinkan. Pastinya CDI Jupiter 105 cc jadi inceran karena limiter terletak di rpm tinggi lebih
dari 11.000.
"Kalau kepepet pakai CDI punya Mio juga sip ke Jupiter-Z, bis kok," bisik Kiswadi, bokap sekaligus
mekanik Doni Tata saat final kejurnas road race 2005 di Sentul bulan lalu.
Apalagi colokannya sama alias tinggal pasang, buat di Jupiter MX yang beda tetap bisa diakalin. Kan
udah dikupas MOTOR Plus di edisi 354/IV. Tapi lebih bagus lagi kalau Jupiter MX pasang CDI punya
Mio.

Derajat pengapian CDI Mio dan Jupiter-Z beda sedikit. Mio api busi meletik 34 derajat sebelum TMA
(Titik Mati Atas) pada putaran atas. Sedangkan Jupiter-Z 36 derajat sebelum TMA.
Favorit CDI DC lain yaitu bawaan Suzuki Shogun lawas keluaran 1997 dengan label Shindengen.
"Cocok tuh buat Honda GL Max atau Neo Tech. Kalau untuk Smash mesti ubah colokan dulu,"
komentar Dodo Zulianto, bos Dodo Sport Racing di Ciledug Raya, Kreo, Tangerang.
Berikutnya CDI bawaan Kawasaki Kaze 110 yang oke dikawinkan ke Honda Astrea 800, Star, Grand,
Supra, Win, GL Max CDI dan GL-Pro CDI. Juga bisa masuk ke Honda Tiger asal diubah colokan, beli aja
kabel bodi terus potong konektor yang diincar.

Mesin 2-tak juga bisa tukeran CDI. Macam kotak pengapian Suzuki RC100 yang klop ke RC80,
RGR150, A-100 sampai TS125. Malahan bisa buat modifikasi Honda CB100 atau S90 biar nggak pakai
platina lagi. Nggak mau kalah, CDI RX-King bisa dicaplok ke RX-S, RX-K sampai RX100. Sip, kan!

Anda mungkin juga menyukai