Tipe Pengapian CDI Ac Dan DC Pada Sepeda Motor
Tipe Pengapian CDI Ac Dan DC Pada Sepeda Motor
Tipe Pengapian CDI Ac Dan DC Pada Sepeda Motor
Sistem pengapian motor adalah komponen-komponen dari sebuah kendaraan bermotor yang
berfungsi menghasilkan loncatan bunga api melalui busi untuk membakar campuran udara dan
bahan bakar dalam silinder mesin motor
Sistem pengapian yang baik adalah bunga api yang dihasilkan kuat, waktu pengapian tepat,
ketahanan yang cukup. Sementara itu induksi tegangan pada koil detentukan oleh empat faktor,
yaitu kuatnya medan magnet, kondisi medan magnet, kondisi tahanan lilitan primer dan
sekunder, serta pemutusan kemagnetan pada coil primer. Sedangkan kinerja optimal mesin
(engine) ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu tekanan kompresi yang tinggi, waktu pengapian
yang tepat dan nyala api yang kuat, serta sistem penghasil campuran bahan bakar dan udara yang
tepat atau optimal.
Pengukuran pengapian dan kelistrikan pada motor dilakukan dengan mengukur tegangan DC,
tegangan AC, arus DC, tahanan, dan pengetesan hubungan. Pengukuran tegangan DC dilakukan
dengan cara menghubungkan kabel pengetesan warna merah ke terminal positif dan kabel
pengetesan warna hitam ke terminal negatif tester. Posisikan selektor switch pada salah satu
daerah DCV (Volt DC) dengan tahanan 2,5, 10, 25, 50, atau 500. Setelah pada salah satu besaran
angka tersebut, Anda akan dapat membaca hasil pengukuran dengan mudah.
Pengukuran tegangan AC dilakukan dengan menghubungkan kabel-kabel pengukuran tester dan
setel selector switch pada posisi ACV (Volt AC) dengan tahanan 10, 25, 250, atau 1000. Lalu
hubungkan kabel pengukur secara paralel dengan bagian yang akan diperiksa dan bacalah skala
VAC (ACV) yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk.
Pengapian DC
kontak, CDI unit, koil pengapian dan ke busi. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar berikut :
Cara kerja sistem pengapian CDI dengan arus DC yaitu pada saat kunci
kontak di ON-kan, arus akan mengalir dari baterai menuju sakelar. Bila
sakelar ON maka arus akan mengalir ke kumparan penguat arus dalam CDI
yang meningkatkan tegangan dari baterai (12 Volt DC menjadi 220 Volt AC).
Selanjutnya, arus disearahkan melalui dioda dan kemudian dialirkan ke
kondensor untuk disimpan sementara. Akibat putaran mesin, koil pulsa
menghasilkan arus yang kemudian mengaktifkan SCR, sehingga memicu
kondensor/kapasitor untuk mengalirkan arus ke kumparan primer koil
pengapian. Pada saat terjadi pemutusan arus yang mengalir pada kumparan
primer koil pengapian, maka timbul tegangan duksi pada kedua kumparan
yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder dan menghasilkan loncatan
bunga api pada busi untuk melakukan pembakaran campuran bahan bakar
dan udara....Sistem pengapian DC paling Familyar di kalangan dragster baik
liaran maupun resmi...karna arusnya yang stabil tidak mengikuti putaran
RPM mesin.....
2.
Sistem
pengapian
CDI
AC
(Alternating
current)
Sistem pengapian AC atau yang biasa yang kita kenal dengan CDI (Capasitor
Dischange Ignition) yang berfungsi mengatur pengapian secara elektronik. Pada CDI,
sinyal pulser diterima diode penyerah arus, lalu dicekal resistor dan diterima beberapa
kapasitor, sebelum dilepas ke koil yang kemudian memercikkan api busi.
Sistem pengapian AC bisa diartikan sederhana sebagai sistem pengapian yang bersumber dari
motor(kumparan listrik yang terjadi karena medan magnet yang dialirkan ke spul) dan
menyambung ke CDI dan Coil. Disini fungsi Baterai/aki dapat dihilangkan dalam proses
pengapiannya.
SISTEM PENGAPIANAC
Ketika kruk as berputar yang diiringi magnetnya (flywheel magnet), maka akan menciptakan
gelombang magnet yang menghasilkan arus listrik AC dalam bentuk induksi listrik dari spul
pengapian . Arus listrik kemudian diteruskan ke CDI dengan tegangan sebesar 100 - 400 volt.
Arus yang diterima kemudian dirubah menjadi arus searah oleh diode, lalu arus tersebut
disimpan dalam kondensor yang berad di CDI. Berikut detail gambar sistem pengapian AC
pada sepeda motor :
Deatail komponen CDI unit dapat kita perhatikan dibawah ini. Kapasitor mengubah arus menjadi
1 arah.
Dalam proses pengapian pengapian, pulsa generator memberi arus sinyal. Arus sinyal ini
kemudian diteruskan ke gerbang SCR. Perhatikan gambar dibawah ini:
Karena adanya trigger/pemicu dari gate tersebut, maka SCR menjadi aktif (on) dan mengalirkan
Karena aktifnya SCR tersebut, mengakibatkan kapasitor mengeluarkan arus yang cepat. Lalu
arus tersebut menyalur ke kumparan primer/spul CDI untuk menghasilkan tegangan sekitar 100 400 volt sebagai tegangan induksi sendiri . Karena induksi diri dari lilitan primer tersebut,
Terjadilah induksi dalam lilitan sekunder yang teganganan sebesar 15 KV - 20 KV. Tegangan
tinggi tersebutlah yang mampu membakar bahan bakar oleh busi.