Pedoman Pelayanan Perizinan PBF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 2

SOP PENERIMAAN BERKAS DI LOKET

(PBF, PBBBF, IF, IOT DAN KOSMETIKA)

1. Pemohon memasukan berkas dengan melampirkan seluruh Lampiran yg


dipersyaratkan
2. Berkas sebanyak 2 set dimasukkan ke dalam map snelhecter dan berwarna :
 Industri Farmasi : Kuning
 Industri Obat Tradisional : Merah
 Kosmetika : Merah Muda / Pink
 PBBBF : Hijau Muda
 PBF : Hijau
3. Berkas harus disusun sesuai urutan persyaratan dan diberikan label
pembatas .
4. Pemeriksa administrasi memeriksa kelengkapan dan kebenaran berkas
masuk.
5. Untuk berkas yang tidak memenuhi persyaratan dikembalikan kepada
pemohon dengan keterangan kekurangan data (diberi catatan).
6. Berkas yang telah memenuhi syarat dapat diproses lebih lanjut dan dicatat
oleh petugas loket di buku tanda terima.

SOP PROSES PERIJINAN


(PBF, PBBBF, IF, IOT DAN KOSMETIKA)

1. Berkas yang telah lengkap dan benar diserahkan ke Dirjen Binfar & Alkes.
2. Dirjen Binfar & Alkes mendelegasikan berkas permohonan ke Sesditjen
Binfar & Alkes.
3. Sesditjen Binfar & Alkes mendelegasikan berkas kepada Kabag HOH.
4. Kabag HOH mendelegasikan ke Kasubbag Hukum.
5. Kasubbag Hukum mendelegasikan berkas ke Tim Penilai.
6. Berkas akan di evaluasi oleh Tim Penilai.
7. Berkas pemohon yang telah disetujui ditandatangani oleh Dirjen Binfar &
Alkes diberi nomor dan tanggal pengeluaran.
8. Pemohon membayar PNBP setelah izin selesai.
9. Izin yang telah selesai diberikan kepada pemohon.
10. Waktu yang diperlukan untuk memproses PBF, PBBBF, IF, IOT,
KOSMETIKA 12 (dua belas) hari kerja setelah dokumen lengkap dan benar.
PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN
PBF, PBBBF, IOT, INDUSTRI FARMASI & KOSMETIKA
DITJEN BINFAR & ALKES

1. DASAR HUKUM :
a. Undang-undang Nomor 5 tahun 1997 tentang Psikotropika;
b. Undang-undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika;
c. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
d. Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan
Farmasi dan Alat Kesehatan;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan
Pemerintah Daerah Kab/Kota;
f. Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2007 tentang Daftar Bidang Usaha
yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan persyaratan di
bidang Penanaman Modal sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 111 Tahun 2007;
g. Peraturan Pemerintah No.13 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif Atas
Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Departemen
Kesehatan;
h. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian;
i. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
287/Menkes/SK/XI/76 tentang Ketentuan Pengimporan, Penyimpanan
dan Penyaluran Bahan Baku;
j. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
236/Menkes/SK/Per/X/1977 tentang Perizinan Produksi Kosmetika dan
Alat Kesehatan;
k. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
245/Menkes/SK/V/1990 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan
Pemberian Izin Usaha Industri Farmasi;
l. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
246/Menkes/Per/V/1990 tentang Izin Usaha Industri Obat Tradisional dan
Pendaftaran Obat Tradisional;
m. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
918/Menkes/Per/X/1993 tentang Pedagang Besar Farmasi jo
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1191/MENKES/SK/IX/2002 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 918/Menkes/Per/X/1993 tentang Pedagang
Besar Farmasi.

2. PELAYANAN YANG DIBERIKAN :


a. Izin Usaha Pedagang Besar Farmasi
b. Izin Usaha Pedagang Besar Bahan Baku Farmasi
c. Izin Prinsip Industri Farmasi
d. Izin Usaha Industri Farmasi
e. Izin Prinsip Industri Obat Tradisional
f. Izin Usaha Industri Obat Tradisional
g. Izin Produksi Kosmetika

Anda mungkin juga menyukai