FUNGSI HADITS TERHADAPfinal
FUNGSI HADITS TERHADAPfinal
FUNGSI HADITS TERHADAPfinal
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam sebagai agama mempunyai makna bahwa Islam memenuhi tuntutan
kebutuhan manusia di mana saja berada sebagai pedoman hidup baik bagi kehidupan
duniawi maupun bagi kehidupan sesudah mati. Dimensi ajaran Islam memberikan
aturan bagaimana caranya berhubungan dengan Tuhan atau Khaliqnya, serta aturan
bagaimana caranya berhubungan dengan sesama makhluq, termasuk di dalamnya
persoalan hubungan dengan alam sekitar atau lingkungan hidup.
Dalam perkembangan selanjutnya, dalam mengemban tugas ini, manusia
memerlukan suatu tuntunan dan pegangan agar dalam mengolah alam ini
mempunyai arah yang jelas dan tidak bertentang dengan kehendak Allah SWT. Islam
sebagai ajaran agama yang diturunkan oleh Allah SWT. kepada umat manusia melalui
Rasul-Nya adalah satu pegangan dan tuntunan bagi manusia itu sendiri dalam
mengarungi kehidupan ini.
Alloh SWT mengutus para Nabi dan Rosul-Nya kepada ummat manusia
untuk memberi petunjuk kepada jalan yang lurus dan benara agar mereka bahagia
dunia dan akhirat. Rosululloh lahir ke dunia ini dengan membawa risalah Islam,
petunjuk yang benar. Hukum Syara adalah khitab Syari (seruan Alloh sebagai
pembuat hukum) baik yang sumbernya pasti (qathi tsubut) seperti Al-Quran dan
Hadits, maupun ketetapan yang sumbernya masih dugaan kuat (zanni tsubut) seperti
hadits yang bukan tergolong mutawatir.
Dengan latar belakang di atas maka penulis mencoba memaparkan tentang
Hadits dan fungsinya serta kewajiban umat manusia terhadap Hadits
B. Tujuan
Makalah ini dimaksudkan untuk membahas hal-hal yang berkenaan dengan
pemrosesan alat melalui desinfektan, pencucian/bilas, dan DTT / sterilisasi. Selain
itu, tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah ULUMUL HADIST, serta untuk menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan bagi kami.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hadits
Pengertian Hadits dapat diartikan menurut dua cara yakni menurut bahasa
(etimologi) dan menurut terminoligi (istilah). Hadits menurut bahasa terdiri dari
beberapa arti, yaitu :
1. Jadid yang berarti baru
2. Qarid yang artinya dekat, dan
3. Khabar yang artinya berita
Sedangkan pengertian hadits secara terminologis adalah :
Segala sesuatu yang disandarkan/dirujuk kepada Nabi Muhammad SAW baik
berupa perkataan, perbuatan, pernyataan (taqrir) dan sebagainya.
(Ilmu Tafsir dan Hadits IAIN Sunan Ampel, CV, Aneka Bahagia Surabaya
1993. Hal : 41).
Seperti disebutkan di atas, bahwa definisi ini memuat empat elemen, yaitu
perkataan, perbuatan, pernyataan, dan sifat-sifat lain. Secara lebih jelas dari ke empat
elemen tersebut dapat penulis uraikan sebagai berikut :
1. Perkataan
Yang dimaksud dengan perkataan adalah segala perkataan yang pernah
diucapkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam berbagai bidang, seperti bidang
syariah, akhlaq, aqidah, pendidikan dan sebagainya.
2. Perbuatan
Perbuatan adalah penjelasan-penjelasan praktis Nabi Muhammad SAW
terhadap peraturan-peraturan syara yang belum jelas teknis pelaksanaannya. Seperti
halnya jumlah rakaat, cara mengerjakan haji, cara berzakar dan lain-lain. Perbuatan
nabi yang merupakan penjelas tersbut haruslah diikuti dan dipertegas dengan
sebuah sabdanya.
3. Taqrir
Taqrir adalah keadaan beliau yang mendiamkan atau tidak mengadakan
sanggahan dan reaksi terhadap tindakan atau perilaku para sahabatnya serta
menyetujui apa yang dilakukan oleh para sahabatnya itu.
4. Sifat, Keadaan dan Himmah Rasululloh
Sifat-sifat, dan keadaan himmah Nabi Muhammad SAW adalah merupakan
komponen Hadits yang meliputi :
- Sifat-sifat Nabi yang digambarkan dan dituliskan oleh para sahabatnya dan dan
para ahli sejarah baik mengenai sifat jasmani ataupun moralnya
- Silsilah (nasab), nama-nama dan tahun kelahirannya yang ditetapkan oleh para
sejarawan
- Himmah (keinginan) Nabi untuk melaksanakan suatu hal, seperti keinginan
beliau untuk berpuasa setiap tanggal 9 Muharram.
Perbedaan hadist dan sunnah:
Hadist : ada larangannya
Sunnah Nabi : lebih condong kepada amaliyah/perbuatan
Perbedaan khabar dan atsar:
Khabar : nabi + sahabat nabi
Atsar : nabi + sahabat nabi + tabiin (generasi setelah nabi)
B. Fungsi Hadits Terhadap Al-Quran
Al-Quran merupakan kitab suci terakhir yang diturunkan Alloh. Kitab Al-
Quran adalah sebagai penyempurna dari kita-kitab Alloh yang pernah diturunkan
sebelumnya.
Al-Quran dan Hadits merupakan sumber pokok ajaran Islam dan
merupakan rujukan umat Islam dalam memahami syariat. Pada tahun 1958 salah
seorang sarjana barat yang telah mengadakan penelitian dan penyelidikan secara
ilmiah tentang Al-Quran mengatan bahwa : Pokok-pokok ajaran Al-Quran
begitu dinamis serta langgeng abadi, sehingga tidak ada di dunia ini suatu kitab suci
yang lebih dari 12 abad lamanya, tetapi murni dalam teksnya. (Drs. Achmad
Syauki, Sulita Bandung, 1985 : 33).
Fungsi Hadits terhadap Al-Quran meliputi tiga fungsi pokok, yaitu :
1. Menguatkan dan menegaskan hukum yang terdapat dalam Al-Quran.
2. Menguraikan dan merincikan yang global (mujmal), mengkaitkan yang mutlak dan
mentakhsiskan yang umum(am), Tafsil, Takyid, dan Takhsis berfungsi menjelaskan
apa yang dikehendaki Al-Quran. Rasululloh mempunyai tugas menjelaskan Al-
Quran sebagaimana firman Alloh SWT dalam QS. An-Nahl ayat 44:
Dan Kami turunkan kepadamu Al-Quran, agar kamu menerangkan kepada umat
manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka
memikirkan(QS. An-Nahl : 44
3. Menetapkan dan mengadakan hukum yang tidak disebutkan dalam Al-Quran.
Hukum yang terjadi adalah merupakan produk Hadits/Sunnah yang tidak
ditunjukan oleh Al-Quran. Contohnya seperti larangan memadu perempuan
dengan bibinya dari pihak ibu, haram memakan burung yang berkuku tajam, haram
memakai cincin emas dan kain sutra bagi laki-laki.
C. Kewajiban Umat Islam Terhadap Hadits
Perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh Rasulullih SAW. Menjadi
suritauladan bagi umat manusia. Dalam sebuah hHadits disebutkan bahwa beliau
diutus untuk menyempurnakan Akhlaq dan budi pekerti manusia. Kebiasaan-
kebiasaan kaum muslimin pada masa sahabat adalah mengambil hukum-hukuim
syariat Islam dari Al-Quran dan Sunnah Rasululloh SAW. Begitu pula dengan
Amirul Muminin sampai para wali maupun pejabat-pejabat pemerintah lainnya.
Kaum muslim sepakat bahwa Hadits merupakan hukum yang kedua setelah
Al-Quran. Hal ini berdasarkan kepada kesimpulan yang diperoleh dari dalil-dalil
yang memberi petunjuk tentang kedudukan dan fungsi Hadits. Maka dengan
demikian kewajiban umat Islam Hadits harus dijadikan hukum (hujjah) dalam
melaksanakan perintah Al-Quran yang masih bersifat Ijma dan Hadits sebagai
penjelas untuk melaksanakannya. Melaksanakan apa yang dicontohkan oleh
Rasululloh SAW berarti mentaati perintah-perintah Alloh.
Alloh SWT berfirman :
` }E` ;7gCNC 4OcO- ; 4vC
-.- W }4`4 _O^4O> .E
ElE4UEcO )_^1U4 L1gEO
^g
Barang siapa yang mentaati Rosul, maka sesugguhnya dan telah mentaati Alloh.
(QS. An-Nisa : 80)
Dalam ayat lain Alloh berfirman :
Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka termalah dia. Dan apa yang dilarangnya
bagimu maka tinggalkanlah. (QS. Al-Hasyr : 7)
Dari penjelasan kedua ayat di atas jelaslah bahwa umat Islam harus menjadikan
Hadits dan Al-Quran sebagai pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan di
dunia dan akhirat.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari berbagai uraian yang telah disampaikan pada bab sebelumnya dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Hadits merupakan berbagai hal yang telah diucapkan dan dicontohkan oleh
Rosululloh yang harus dIjadikan pedoman dan contoh bagi umat Islam
2. Fungsi Hadits terhadap Al-Quran adalah sebagai penguat dan memperjelas apa-
apa yang ada di dalam Al-Quran yang masih bersifat global (mumal).
3. Hadits dan Al-Quran adalah merupakan sumber hukum dalam kehidupan
manusia untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
B. SARAN
Dalam pembuatan makalah ini penulis sadar bahwa makalah ini masih
banyak kekurangkekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari pembaca sangatlah kami perlukan agar dalam pembuatan
makalah selanjutnya akan lebih baik dari makalah sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
DR. H. Bisri Affandi, MA. (1993) Dirasat Islamiyyah (Ilmu Tafsir & Hadits).CV
Aneka Bahagia Offset,
Taqiyyudin an-Nabhani (2003) Peraturan Hidup dalam Islam Bogor, Pustaka
Thariqul Izzah
Drs. Ahmad Syauki (1984) Lintasan Sejarah Al-Quran, Bandung CV Sulita
Bandung.