Akuntansi Persediaan

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 32

Akuntansi Persediaan

Oya Suryana, S.E.


[email protected]

Lisensi Dokumen:
Copyright 2008 AkuntansiBiaya.Co.Cc Seluruh dokumen di AkuntansiBiaya.Co.Cc dapat digunakan, dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari AkuntansiBiaya.Co.Cc.

A. Pengertian Prinsip Akuntansi Indonesia, Bab IV Pasal 2.4.1 menyebutkan bahwa : Istilah persediaan digunakan untuk menyatakan barang yang : - Tersedia untuk dijual (barang dagang / barang jadi) - Masih dalam proses produksi untuk diselelsaikan, kemudian dijual (barang dalam proses). - Akan digunakan untuk proses produksi barang jadi yang akan dijual (bahan baku dan bahan penolong) dalam rangka kegiatan normal perusahaan. Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah baang yang dimiliki untuk dijual kembali atau diproses kemudian dijual. Jenis-jenis persediaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan tergantung dari usaha perusahaan yang bersangkutan, seperti : a. Perusahaan dagang mempunyai satu jenis persediaan yaitu persediaan barang dagang. b. Perusahaan industri mempunyai beberapa jenis persediaan yaitu : Bahan baku dan bahan pembantu, adalah bahan yang dibeli untuk diproses lebih lanjut menjadi barang jadi. Barang diolah. Barang jadi adalah produk selesai dan siap untuk dijual. dalam proses, merupakan bahan yang sudah dimasukan dalam proses produksi tetapi belum 100% selesai

B. Peranan Persediaan dalam Menetapkan Pendapatan Persediaan memegang peranan penting dalam menentukan hasil udaha dalam satu periode, karena perhitungan rugi/laba tidak hanya sekedar membandingkan antara penjualan dengan pembelian, tetapi antara penjualan dengan harga perolehannya. Sedangkan untuk mengetahui harga perolehan, (harga pokok barang yang terjual), harus diketahui terlebih dahulu jumlah pembelian bersihnya, persediaan pada awal periode dan akhir periode akuntansi. Mengingat besarnya pengaruh persediaan dalam menetapkanpendapatan (Laporan Rugi Laba) maupun neraca, maka perlu adanya sistem metode pencatatan dan sistem metode penilaian yang baik terhadap persediaan. C. Masalah Pemilikan Persediaan Barang Untuk menentukan apakah barang tersebut sudah menjadi milik kita (dicatat dalam persediaan atau tidak), maka kita harus mengatahui dasar kepemilikan, yang menjadi dasar tersebut adalah hak kepemilikan. Adakalanya sulit untuk menentukan hak kepemilikan barang, kesulitan menentukan perpindahan hak tersebut antara lain timbul dalam keadaan berikut : 1. Barang-barang barang dalam perjalanan Barang-barang yang pada tanggal neraca masih dalam perjalanan menimbulkan masalah apakah masih menjadi milik penjual atau pembeli. Untuk menge barang tersebut milik siapa, harus diketahui syarat pengirimannya terlebih dahulu. Ada 2 (dua) syarat pengiriman yaitu : a. Jika barang dikirm dengan syarat f.o.b shiping point maka hak atas barang dalam perjalanan merupakan hak pembeli, dan pembeli mencatat penjual pembelian mencata dan menambah dan persediaanya, mengurangi sebaliknya b. penjualan

persediaanya. Jika barang dikirm dengan syarat f.o.b destination maka hak atas barang dalam perjalanan merupakan hak penjual, dan pembeli belum mencatat pembelian dan belum menambah persediaanya, sebaliknya penjual tidak mencatat penjualan dan tidak mengurangi persediaanya.

2. Barang-barang yang dipisahkan Kadang terjadi kontrak pembelian dalam jumlah besar yang tidak memungkinkan untuk dilakukan pengiriman barang secara sekaligus dari penjual kepada pembeli, dikarenakan masalah waktu dan transportasi atau sesuai aturan kontrak perjanjian. Barang barang yang masih tersisa digudang penujual sudah merupakan milik pembeli meskipun barang tersebut masih berada digudang penjual. Oleh karena itu pada tanggal penyusunan laporan jika ada barang yang dipisahkan harus dikeluarkan dari persediaan penjual dan dicatat sebagai penjualan. Begitu dan menambah persediaan. 3. Barang-barang konsinyasi/Titipan Barang yang dititpkan untuk dijualkan haknya tetap pada yang menitipkan / pemilik barang sampai saat barang tersebut dijual. Sebelum barang tersebut dijual masih tetap menjadi persediaan yang menitipkan / pemilik barang. Pihak yang menerima titipan tidak mempunyai hak atas barang tersbut dan tidak mencatat barng tersebut sebagai persediaan. 4. Penjualan Angsuran Dalam penjualan angsuran hak aas barang tetap padap enjual sampai seluruh barang tersebut dilunasi. D. Metode Pencatatan Persediaan Ada dua metode pencatatan / penjurnalan yang dilakukan untuk mencatat mutasi transaksi persediaan. a. Metode Fisik / Sistem Periodik / Physical System / Periodical System Dalam metode ini pencatan persediaan hanya dilakukan pada akhir periode akuntansi (pada saat akan menyusun laporan keuangan). Penilaian persediaan dilakukan dengan mengadakan perhitungan secara fisik. Sedangkan pada waktu terjadi pembelian atau penjualan tidak dicatat dalam rekening persediaan. Tetapi dicatat dalam rekening pembelian dan rekening penjualan sejumlah harga beli dan harga jual.
Contoh : Dibeli barang dagangan Rp 2.000.000 secara tunai pada tanggal 2/2/06 Jurnal dengan metode ini :

pula pembeli dapat mencatat pembelian

2/2/06

Pembelian Kas

Rp. 2.000.000 Rp. 2.000.000

Contoh : Dijual barang dagangan Rp 2.500.000 secara tunai pada tanggal 8/2/06 Jurnal dengan metode ini : 8/2/06 Kas Penjualan Rp. 2.500.000 Rp. 2.500.000

Penggunaan metode ini mengharuskan adanya perhitungan persediaan barang yang masih ada pada tanggal penyusunan laporan keuangan. Perhitungan persediaan berapa (stock jumlah opname) barang ini yang perlu masih dilakukan ada dan untukmengetahui perubahan

kemudian diperhitungkan harga pokoknya. Karena tidak ada catatan mutasi persediaan barang maka harga pokok penjualan juga tidak dapat diketahui sewaktu-waktu. Harga poko penjualan dapat dihitung apabila persediaan akhir telah diketahui. Perhitungan harga pokok persediaan dilakukan dengan cara sebagai berikut : Persediaan awal Pembelian (netto) Tersedia untuk dijual Persediaan akhir Harga pokok penjualan Rp xxxx Rp xxxx (+) Rp xxxx Rp xxxx (-) Rp xxxx

Jika menggunakan metode ini terdapat masalah yaitu jika diinginkan menyusun bulanan, laporan yaitu keuangan jangka pendek (interim) misalnya fisik atas keharusan mengadakan perhitungan

persediaan barang. Bila barang yang dimiliki jenisnya dan jumlahnya banyak. Maka perhitungan fisik akan memakan waktu yang lama dan akibatnya laporan keuangan juga akan terlambat. Tidak diikitinya mutasi persediaan dalam buku menjadikan metode ini sangat sederhana baik pada saat pencatatan pembelian maupun pada saat melakukan pencatatan penjualan.

b. Metode Buku / Sistem Permanen / Terus Menerus / Perpetual System. Dalam cara ini pencatatan atas persediaan dilakukan secara terus menrus / kontinyu, yaitu setiap terjadinya transaksi yang mempengaruhi persediaan dicatat dalam rekening persediaan. Jika menggunakan metode ini, maka setiap jenis persediaan dibuatkan rekening tersendiri yang merupakan buku pembantu persediaan. Dan pada saat terjadi pembelian atau penjualan dicatat dalam rekening persediaan sejumlah harga pokok, dengan lawan rekening adalah harga pokok penjualan. Tidak dicatat dalam rekening pembelian dan rekening penjualan sejumlah harga beli dan harga jual.
Contoh : Dibeli barang dagangan Rp 2.000.000 secara tunai pada tanggal 2/2/06 Jurnal dengan metode ini : 2/2/06 Persediaan Barang Kas Rp. 2.000.000 Rp. 2.000.000

Contoh : Dijual barang dagangan Rp 2.500.000 secara tunai pada tanggal 8/2/06 Jurnal dengan metode ini : 8/2/06 Kas penjualan Harga Pokok Persediaan Persediaan barang dagang Rp. 2.500.000 Rp. 1.500.000 1.500.000 Rp. 2.500.000

Penggunaan metode buku akan memudahkan akan memudahkan penyusunan neraca dan laopran rugi laba jangka pendek, karena tidak perlu lagi mengadakan perhitungan fisik untuk mengetahui jumlah persediaan akhir. Namun demikian, dilakukan setidaknya setahun sekali perhitungan fisik atas barang digudang, apaka sesuai

dengan catatan atau tidak. Bila terdapat selisih dikarenakan rusak, atau hilang, atau susut, diselewengkan, dan lain sebagainya. Selisih yang terjadi akan dicatat dalam rekening selisih persediaan dan rekening lawannya adalah rekening persediaan barang. Bila jumlah barang dalam gudang lebih kecil dibanding saldo rekening persediaan, maka rekening persediaan dikurangi, dan sebaliknya. Dengan demikian rekening harga pokok penjualan hanya menunjukan harga pokok barang yang dijual, selisih persediaan tidak termasuk dalam harga pokok penjualan tetapi dicatat sendiri.

Dibandingkan dengan metode fisik maka metode buku merupakan car tebaik untuk mencatat persediaan yaitu dapat membantu memudahkan penyusunan neraca dan laporan rugi laba, juga dapat digunakan untuk mengawasi barang di gudang. Untuk jelasnya perhatikan contoh transaksi dan metode pencatatan menurut kedua metode tersebut :

Tabel 1 : Perbandingan metode pencatan persediaan No. 1. Transaksi Uraian Pembelian kredit seharga Rp. 7.500.000,Retur pembelian seharga Rp. 500.000,Penjualan kredit : Harga Jual Rp.4.000.000,Harga Perolehan : Rp. 3.200.000,4. Retur penjualan: Harga Jual Rp. 300.000,Harga Perolehan : Rp. 240.000,Retur penjualan & P.H. Piutang dagang Rp. 300.000 Rp. 300.000 Retur penjualan & P.H. Piutang dagang Persediaan Barang Harga Pokok Penj. Rp. 300.000 Rp. 300.000 Rp. 240.000 Rp. 240.000 Piutang dagang Penjualan Rp. 4.000.000 Rp. 4.000.000 Piutang dagang Penjualan Harga Pokok Penj. Persediaan Barang Rp. 4.000.000 Rp. 4.000.000 Rp. 3.200.000 Rp. 3.200.000 Pembelian Utang dagang Utang dagang Retur pemb. & P.H. Metode Fisik Jumlah Rp. 7.500.000 Rp. 7.500.000 Rp. 500.000 Rp. 500.000 Metode Perpetual Uraian Persediaan Barang Utang dagang Utang dagang Persediaan Barang Jumlah Rp. 7.500.000 Rp. 7.500.000 Rp. 500.000 Rp. 500.000

2. 3.

Diagram Pengelolan Persediaan

Rekening

Metode Pencatatan

Dasar Penilaian Pers. Akhir dan HPP

Metode Penilaian Pers. Akhir dan HPP Identifikasi Khusus FIFO LIFO Rata-Rata Tertimbang

Harga Perolehan Fisik

Persediaan

Nilai Pengganti

LCM

Nilai Taksiran

Harga Eceran Laba Bruto

Perpetual

Harga Perolehan

FIFO LIFO Rata-Rata Bergerak

E. Metode Penilaian Ada beberapa metode untukmenetapkan besarnya persediaan pada akhir periode akuntansi, antara lain : 1. Metode penilaian persediaan berdasarkan harga perolehan. Dalam metode ini nilai persediaan sama dengan harga perolehannya. Untuk menetapkan nilai persediaan akhir dapat dilakukan dengan metode fisik maupun perpetual. A. Jika pencatatan dilakukan secara fisik/periodik. a. Metode tanda pengenal khusus. Yaitu memberi tanda-tanda khusus yangsama untuk setiap barang yang harga perolehannya sama, sehingga pada wktu mengadakan perhitungan fisik dikelompokan menurut tandanya kemudian dihitung jumlahnya.
Contoh 1 PT Angkasa Pura selama bulan Januari 1995 mempunyai data tentang persediaan sebagai berikut : Jan 1, Persediaan 1.750 unit @ Rp. 6.000/unit Jan 5, Pembelian 1.000 unit @ Rp. 6.200/unit Jan 10, Pembelian 2.000 unit @ Rp. 6.250/unit Jan 15, Pembelian 1.500 unit @ Rp. 6.400/unit Jan 20, Pembelian 3.000 unit @ Rp. 6.250/unit Jan 25, Pembelian 2.500 unit @ Rp. 6.500/unit Jan 20, Pembelian 2.000 unit @ Rp. 6.400/unit Berdasarkan perhitungan fisik ternyata jumlah persediaan

pada tanggal 31 Januari 1995 sebanyak 3.000 unit, terdiri dari : pembelian tanggal 30 Januari 50%, pembelian 25 Januari 25% dan selebihnya pembelian tanggal 5 Januari 1995. Tentukan nilai persediaan tanggal 31 Januari 1995 dengan metode tanda pengenal khusus.

Jawab : Nilai persediaan pada tanggal 31 Januari 1995 adalah : 1.500 x 750 x 750 x Rp. 6.400 Rp. 6.500 Rp. 6.500 = = = Rp. Rp. Rp. 9.600.000 4.875.000 4.875.000

3.000 Unit b. Metode First In First Out.

Rp. 19.125.000

Yaitu adanya anggapan bahwa persediaan pertama dijual lebih dulu, sehingga saldo persediaan akhir dinilai menurut pembelian yang terakhir. c. Metode Last In First Out. Yaitu adanya anggapan bahwa penjualan dinilai menurut harga yang terakhir, sehingga saldo persediaan akhir dinilai menurut pembelian yang pertama/persediaan awal. d. Metode Weight Average / Rata-rata tertimbang. Yaitu persediaan dinilai menurut harga rata-rata dari jumlah barang yang diperoleh/dibeli. Contoh 2
PT Angkasa Pura selama bulan Januari 1995 mempunyai data tentang persediaan sebagai berikut : Feb 1, Persediaan 3.000 unit @ Rp. 6.400/unit Feb 6, Pembelian 2.000 unit @ Rp. 6.500/unit Feb 11, Pembelian 4.000 unit @ Rp. 6.300/unit Feb 16, Pembelian 5.000 unit @ Rp. 6.600/unit Feb 21, Pembelian 2.500 unit @ Rp. 6.800/unit Feb 26, Pembelian 4.000 unit @ Rp. 6.250/unit Berdasarkan perhitungan fisik ternyata jumlah persediaan

pada tanggal 28 Februari 1995 sebanyak 7.000 unit. Tentukan nilai persediaan tanggal 31 Februari 1995 jika menggunakan : a. Metode FIFO. b. Metode LIFO. c. Metode Rata-rata tertimbang.

Jawab a. Metode FIFO. Jumlah persediaan akhir 7.000 unit terdiri dari pembelian tanggal : 26/2 = 4.000 x Rp. 6.250= Rp. 25.000.000 21/2 = 2.500 x Rp. 6.800= Rp. 17.000.000 16/2 = 500 x Rp. 6.600= Rp. 3.300.000 7.000 Unit Rp. 45.000.000 b. Metode 01/2 = 08/2 = 11/2 = LIFO. 3.000 2.000 2.000 7.000 x Rp. 6.400= Rp. 19.200.000 x Rp. 6.500= Rp. 13.000.000 x Rp. 8.300= Rp. 12.600.000 Unit Rp. 44.800.000

c. Metode Rata-rata tertimbang.


Tgl. 1 6 11 16 21 26 Unit 3.000 2.000 4.000 5.000 2.500 4.000 20.500 Harga / Unit Rp. 6.400 Rp. 6.500 Rp. 6.300 Rp. 6.600 Rp. 6.800 Rp. 6.250 Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Jumlah 19.200.000 13.000.000 25.200.000 33.000.000 17.000.000 25.000.000 132.400.000

Harga pokok rata-rata per unit :


Rp. 132.400.000 20.500 = Rp 6.458,54

Nilai persediaan akhir : Rp. 7.000 x Rp 6.458,54 = Rp. 45.209.780 B. Jika pencatatan dilakukan secara Perpetual. a. Metode FIFO. b. Metode LIFO. c. Metode Rata-rata bergerak / Moving Average. Contoh 3 PT Permata yang menggunakan sistem perpetual dalam pencatatan persediaan barang, pada bulan maret 1995 mempunyai data yang berhubungan dengan persediaan sebagai berikut : Mar 1 Persediaan 4.000 unit @ Rp. 800,Mar 4 Pembelian 3.000 unit @ Rp. 850,Mar 7 Penjualan 5.000 unit Mar 13 Pembelian 4.000 unit @ Rp. 875,Mar 19 Penjualan 5.000 unit Mar 22 Pembelian 2.000 unit @ Rp. 900,Mar 26 Penjualan 2.500 unit Mar 30 Pembelian 5.000 unit @ Rp. 850,Tentukan besarnya nilai persediaan baang dagang pada tanggal 31 Maret 1995 berdasarkan metode : a. Metode FIFO. b. Metode LIFO. c. Metode Rata-rata bergerak / Moving Average.

Jawab : a. Metode FIFO Masuk Harga / Unit Rp. 850 Keluar Harga / Unit Saldo Harga / Jumlah Unit Rp. 800 Rp. 3.200.000 Rp. 800 Rp. 3.200.000 Rp. 850 Rp. 2.550.000 Rp. 5.750.000 Rp. 850 Rp. 1.700.000 Rp. 1.700.000 Rp. 3.500.000 Rp. 5.200.000 Rp. 875.000 Rp. 875.000 Rp. 1.800.000 Rp.2.675.000 Rp. 450.000 Rp. 450.000 Rp. 4.250.000 Rp. 4.750.000

Tanggal Mar 1 4

Unit 3.000

Jumlah

Unit

Jumlah

Unit 4.000 4.000 3.000 7.000 2.000

Rp. 2.550.000

7 13 4.000 Rp. 875 Rp. 3.500.000

4.000 1.000

Rp. 800 Rp. 850

Rp. 3.200.000 Rp. 850.000

19 22 2.000 Rp. 900 Rp. 1.800.000

2.000 3.000

Rp. 850 Rp. 875

Rp. 1.700.000 Rp. 2.625.000

2.000 Rp. 850 4.000 Rp. 875 6.000 1.000 Rp. 875 1.000 Rp. 875 2.000 Rp. 900 3.000 500 Rp. 900 500 Rp. 900 5.000 Rp. 850 5.500

26 30 5.000 Rp. 850 Rp. 4.250.000

1.000 1.500

Rp. 875 Rp. 900

Rp. 875.000 Rp. 1.350.000

a. Metode LIFO Masuk Harga / Unit Rp. 850 Keluar Harga / Unit Saldo Harga / Jumlah Unit Rp. 800 Rp. 3.200.000 Rp. 800 Rp. 3.200.000 Rp. 850 Rp. 2.550.000 Rp. 5.750.000 Rp. 800 Rp. 1.600.000 Rp. 1.600.000 Rp. 3.500.000 Rp. 5.100.000 Rp. 800.000 Rp. 800.000 Rp. 1.800.000 Rp.2.600.000 Rp. 400.000 Rp. 400.000 Rp. 4.250.000 Rp. 4.650.000

Tanggal Mar 1 4

Unit 3.000

Jumlah

Unit

Jumlah

Unit 4.000 4.000 3.000 7.000 2.000

Rp. 2.550.000

7 13 4.000 Rp. 875 Rp. 3.500.000

3.000 2.000

Rp. 850 Rp. 800

Rp. 2.550.000 Rp. 1.600.000

19 22 2.000 Rp. 900 Rp. 1.800.000

4.000 1.000

Rp. 875 Rp. 850

Rp. 1.700.000 Rp. 2.625.000

2.000 Rp. 800 4.000 Rp. 875 6.000 1.000 Rp. 800 1.000 Rp. 800 2.000 Rp. 900 3.000 500 Rp. 800 500 Rp. 800 5.000 Rp. 850 5.500

26 30 5.000 Rp. 850 Rp. 4.250.000

2.000 500

Rp. 900 Rp. 800

Rp. 875.000 Rp. 1.350.000

c. Metode Rata-rata bergeral / Moving Average Tanggal Mar 1 4 7 13 19 22 26 30 5.000 Rp. 850 Rp. 4.250.000 2.000 Rp. 900 Rp. 1.800.000 2.500 Rp. 885,72 Rp. 2.214.300 4.000 Rp. 875 Rp. 3.500.000 5.000 Rp. 857,14 Rp. 4.285.700 3.000 Rp. 850 Rp. 2.550.000 5.000 Rp. 821,43 Rp. 4.107.150 Masuk Harga / Jumlah Unit Keluar Harga / Unit Saldo Harga / Unit

Unit

Unit

Jumlah

Unit

Jumlah

4.000 Rp. 800,00 Rp. 3.200.000 7.000 Rp. 821,43 Rp. 5.750.000 2.000 Rp. 821,43 Rp. 1.642.850 6.000 Rp. 857,14 Rp. 5.142.850 1.000 Rp. 857,14 Rp. 500 Rp. 885,72 Rp. 857.150 442.850 3.000 Rp. 885,72 Rp. 2.657.150 5.500 Rp. 853,26 Rp. 4.692.850

Penjelasan : Harga satuan rata-rata persediaan = jumlah unit

2. Metode Penilaian berdasarkan nilai pengganti / Replacement Cost. Dalam metode ini besarnya persediaan tidak selalu sam dengan harga perolehannya, tetpi sesuai dengan prinsip akuntansi, jika ternyata harga pasar lebih rendah, maka persediaan harus dicatat sebesar nilai penggantinya / sebesar harga pasar. Mka metode ini disebut cost or market wichever is lower (nilai terendah antara harga pasar dan harga perolehan). penyesuainya. Penerapan metode ini dapat dilakukan berdasrkan : a. Setiap jenis barang b. Masing-masing bagian / Kelompok c. Total seluruh persediaan Contoh PD Ceria memiliki data tentang persediaan yang dikelompokan menjadi tiga kelompok : Kelompok Unit Harga perolehan / Harga Pasar / unit Unit I Tekstil Tekstil A 10 bal Rp. 400.000,- Rp. 425.000,Tekstil B 8 bal Rp. 350.000,- Rp. 325.000,Tekstil C 5 bal Rp. 250.000,- Rp. 225.000,II Elektronik Elektronik A Elektronik B Elektronik C Karena persediaan ini dicatat dibawah harga perolehannya, maka untuk penurunan nilai tersebut dibuat jurnal

6 buah Rp. 12 buah Rp. 15 buah Rp.

400.000,- Rp. 500.000,- Rp. 600.000,- Rp.

425.000,475.000,550.000,-

III Mainan Mainan Mainan Mainan

Anak-anak A 30 buah Rp. B 40 buah Rp. C 15 buah Rp.

10.000,- Rp. 15.000,- Rp. 25.000,- Rp.

12.500,17.500,22.000,-

Berdasarkan data diatas, and diminta : a. Menetapkan nilai persediaan akhir dengan metode nilai terendah antara harga perolehan dengan harga pasar, berdasarkan : a) Setiap jenis b) Masing-masing kelompok c) Total keseluruhan b. Membuat jurnal penyesuaian atas penurunan persediaan

Jawab :
Kelompok I Tekstil Tekstil A Tekstil B Tekstil C Jumlah Elektronik Elektronik A Elektronik B Elektronik C Jumlah Mainan Anak-anak Mainan A Mainan B Mainan C Jumlah Total Nilai Persediaan Unit Harga perolehan / unit Rp. Rp. Rp. 400.000,350.000,250.000,Harga Pasar / Unit Rp. Rp. Rp. 425.000,325.000,225.000,Tiap Jenis H. Perolehan H. Pasar Rp. Rp. Rp. Rp. 4.000.000 2.800.000 1.250.000 8.150.000 Rp. Rp. Rp. Rp. 4.250.000 2.600.000 1.125.000 7.975.000 Tiap Kelompok H. Perolehan H. Pasar Rp. 4.000.000 Rp. 2.800.000 Rp. 1.250.000 Rp. 7.975.000 Rp. 2.400.000 Rp. 6.000.000 Rp. 9.000.000 Rp. 16.500.000 Rp. 1.400.000 Rp. 25.875.000 Rp. 25.990.000 Rp. 25.990.000 Total Persediaan

10 bal 8 bal 5 bal

II

6 buah 12 buah 15 buah

Rp. Rp. Rp.

400.000,500.000,600.000,-

Rp. Rp. Rp.

425.000,475.000,550.000,-

Rp. 2.400.000 Rp. 6.000.000 Rp. 9.000.000 Rp. 17.400.000 Rp. 300.000 Rp. 600.000 Rp. 500.000 Rp. 1.400.000 Rp. 26.950.000

Rp. 2.550.000 Rp. 5.700.000 Rp. 8.250.000 Rp. 16.500.000 Rp. 375.000 Rp. 700.000 Rp. 440.000 Rp. 1.515.000 Rp. 25.990.000

III

30 buah 40 buah 15 buah

Rp. Rp. Rp.

10.000,15.000,25.000,-

Rp. Rp. Rp.

12.500,17.500,22.000,-

Rp. 300.000 Rp. 600.000 Rp. 500.000

25.415.000

a. Nilai berdasarkan : a) Niali terendah setiap jenis = Rp. 25.415.000 b) Niali terendah setiap kelompok = Rp. 25.415.000 c) Niali terendah setiap Total = Rp. 25.415.000 Kerugian nilai persediaan = Harga perolehan Nilai terendah
a) Niali terendah setiap jenis = Rp. 26.950.000-Rp. 25.415.000 = Rp. 1.535.000 b) Niali terendah setiap kelompok = Rp. 26.950.000-Rp. 25.415.000 = Rp. 1.075.000

c) Niali terendah setiap Total = Rp. 26.950.000-Rp. 25.415.000 = Rp. 960.000 b. Jurnal Penyesuaian
1. 2. 3. Kerugian penurunan nilai persediaan Cad. penurunan nilai persediaan Kerugian penurunan nilai persediaan Cad. penurunan nilai persediaan Kerugian penurunan nilai persediaan Cad. penurunan nilai persediaan Rp. 1.535.000 Rp. 1.075.000 Rp. 1.075.000 Rp. 960.000 Rp. 960.000 Rp. 1.535.000

3. Metode Penilaian berdasarkan taksiran. Metode ini digunakan jika : a. b. Tidak ada data lengkap mengenai persediaan, catatan pereptual, dan sebagainya. Terjadi kebakaran atau musibah lain yang meyulitkan untuk menentukan nilai persediaan secara tepat, sehingga perlu adanya taksiran yang mendekati kenyataan. c. Untuk menentukan keadaan secara berkala (setiap minggu atau setiap bulan). Terdapat dua jenis metode berdasarkan nilai taksiran yaitu : a. Metode harga eceran / retail inventory method Metode ini didasarkan atas konsep adanya hubungan yang dekat dan konstan antara harga perolehan dengan harga jualnya. Langkah-langkah untuk menetukan nilai persediaan adalah : 1. Menetapkan harga jual 2. Menetapkan rasio antara harga perolehan barang yang tersedia untuk dijual dengan harga jualnya.

3. Menetapkan persediaan akhir menurut harga eceran, yaitu barang yang tersedia untuk dijual menurut harga eceran dikurangi penjualan. 4. Menetapkan nilai persediaan berdasarkan rasio harga perolehan terhadap harga eceran. Contoh 5 PD Abadi mempunyai data persediaan sebagai berikut : Harga Perolehan Harga Jual / Eceran Persediaan awal Rp. 6.400.000 Rp. 8.200.000 Pembelian Rp. 53.600.000 Rp. 71.800.000 Penjualan per Desember Rp. 64.000.000 Tentukan nilai persediaan pada akhir desember ! Jawab Harga Perolehan Persediaan awal Pembelian Barang tersedia u/ dijual Harga Jual / Eceran Rp. 6.400.000 Rp. 8.200.000 Rp. 53.600.000 Rp. 71.800.000 Rp. 60.000.000 Rp. 80.000.000 Rp. 64.000.000 Rp. 16.000.000

Penjualan Persediaan menurut harga jual Ratio harga perolehan terhadap harga eceran : (60.000.000/80.000.000) x 100% = 75% Penjualan akhir : Persediaan akhir menurut harga perolehan : 75% x Rp. 16.000.000,- = Rp. 12.000.000,b. Metode Laba Bruto

Dalam metode ini persentase laba bruto terhadap penjualan didasarkan atas laporan keuangan tahun sebelumnya. Langkah-langkah sebagai berikut : 1) 2) 3) Menetapkan % laba bruto dari penjualan. Menghitung barang yang tersedia untuk dijual berdasarkan harga perolehannya. Menetapkan harga perolehan barang yang dijual yaitu penjualan bersih dikurangi laba bruto. untuk menetapkan nilai persediaan adalah

4)

Menetapkan nilai persediaan, yaitu barang yang tersedia untuk dijual dikurangi harga perolehan barang yang dijual.

Metode ini digunakan pada saat perhitungan persediaan akhir sulit dilakukan sebelum dikarenakan akhir misalnya jika terjadi musibah bencana alam, dengan kebakaran, atau pencurian, atau untuk menentukan persediaan akhir periode, pencatatan dilakukan menggunakan metode fisik. Contoh 6. Persediaan awal Pembelian Retur Pembelian Potongan Pembelian Biaya Angkut Pembelian Penjualan Retur Penjualan Potongan Penjualan

Tahun 1994 Rp. 8.500.000 Rp. 45.000.000 Rp. 2.000.000 Rp. 500.000 Rp. 1.000.000 Rp. 65.300.000 Rp. 2.000.000 Rp. 800.000

Tahun 1995 Rp. 7.000.000 Rp. 67.500.000 Rp. 3.000.000 Rp. 700.000 Rp. 1.200.000 Rp. 82.000.000 Rp. 1.500.000 Rp. 500.000

Diminta : Tentukan persediaan pada tanggal 31 Desember 1995 jika laba bruto ditaksir sama dengan tahun sebelumnya. Jawab :
Tahun 1994 : Mencari % laba bruto Penjualan Retur Penjualan Potongan Penjualan Penjualan Bersih Persediaan Awal Pembelian By. Angkut Pembelian Retur Pembelian Pot. Pembelian 2.000.000 500.000 (2.500.000) Brg. Tersedia u/ dijual Persediaan akhir Harga pokok brg. Yang dijual Laba Bruto % Laba Bruto 17.500.000 x 100% = 28% 62.500.000 43.500.000 52.000.000 (7.000.000) (45.000.000) 17.500.000 8.500.000 45.000.000 1.000.000 46.000.000 2.000.000 800.000 65.300.000 (2.800.000) 65.200.000

Tahun 1995 : Mencari Persedian akhir Persediaan awal Pembelian By. Angkut Pembelian Retur Pembelian Pot. Pembelian 3.000.000 700.000 67.500.000 1.200.000 68.700.000 (3.700.000) Brg. Tersedia u/ dijual Penjualan Retur penjualan Pot. Penjualan 65.000.000 72.000.000 82.000.000 1.500.000 500.000 (2.000.000) 80.000.000 22.400.000 57.600.000 14.400.000 7.000.000

Laba bruto 28% x 80.000.000 Harga pokok barang yang dijual Persediaan akhir

F. Akibat Kesalahan Pencatatan Persediaan Kesalahan juga akan dalam mencatat jumlah persediaan barang ini akan bila mempengaruhi neraca dan laporan rugi laba. Kesalahan ini mungkin mempengaruhi periode berikutnya.Kesalahan diketahui harus segera dibuatkan koreksinya baik terhadap rekening riil / neraca atau rekening nominal / rugi laba. Beberapa kesalahan yang sering terjadi dalam pencatatan persediaan, dan pengaruhnya terhadap laporan keuangan. 1. Persediaan akhir dicantumkan terlalu dijual. Pengaruh pada tahun berjalan : Laporan rugi laba : Harga pokok penjualan dicatat terlalu kecil karena persediaan akhir terlalu besar dan laba terlalu besar. Neraca : persediaan barang terlalu besar dan modal terlalu besar. Pengaruh pada tahun berikutnya : Laporan rugi laba : Harga pokok penjualan dicatat terlalu besar karena persediaan awal terlalu besar dan laba terlalu kecil. Neraca : kesalahan tahun lalu sudah diimbangi oleh kesalahan laporan rugi laba tahun ini sehingga neraca benar. besar akibat kesalahan penghitungan, harga atau salah mencatat barang yang sudah

Untuk jelasnya perhatikan ilustrasi berikut :


Pencatatan Benar 2004 2005 2000 2200 100 400 500 -120 380 1.620 120 580 700 -100 -600 1.600 Salah Pencatatan 2004 2005 2000 2200 100 400 500 -200 -300 1.700 200 580 780 -110 -670 1.530

Penjualan Pers. Awal Pembelian Pers. Akhir HPP Laba Kotor

2. Persediaan akhir dicantumkan terlalu

kecil akibat kesalahan

penghitungan, harga atau salah mencatat barang yang sudah dijual. Kesalahan yang terjadi adalah kebalikandari kesalahan nomor 1. 3. Persediaan akhir dicantumkan terallu besar bersamaan dengan belum dicatatnya piutang dan penjualan pada akhir periode. Pengaruh pada tahun berjalan : Laporan rugi laba ; penjualan terlalu kecil sebesar harga jual barang-barang yang belum dicatat be gutu pulah harga pokok penjualan terlalu kecil seharga harga pokok barang-barang tersebut sehingga laba bruto dan laba bersih terlalu kecil sebesar laba bruto dari penjualan tersebut. Neraca ; Piutang terlalu kecil sebesar harga jual yang belum dicatat dan persediaan terlalu besar sebesar harga perolehan barangbarang yang terjual tapi belum dicatat, sehingga modal terlalu kecil sebsar lab bruto dari penjualan tersebut. Pengaruh pada tahun berikutnya : Laporan rugi laba ; 4. Persediaan akhir dicantumkan terlalu kecil bersamaan denan belum dicatatnya hutang dan pembelian akhir periode. Pengaruh pada tahun berjalan : Laporan rugi laba ;pembelian terlalu kecil tetapi diimbangi dengan persediaan akhir yang terlalu kecil. Oleh karena itu laba bruto dan laba bersihnya benar. Neraca ; modalnya benar, tetapi aktiva lancar dan hutang jangka pendeknya terlalu kecil. Pengaruh pada tahun berikutnya :

Laporan rugi laba ; persediaan awal terlalu kecil tetapi diimbangi pembelian pembelian yang terlalu besar karena pembelian tahun lalu dicatat dalam tahun unu. Oleh karena itu laba bruto dan laba bersihnya benar. Neraca ; Kesalahan tahun lalu tidak mempengaruhi tahun ini. Apabila kesalahan-kesalahan persediaan baru diketahui setelah bukubuku ditutup pada akhir tahun berikutnya, maka kesalahan-kesalahan tersebut sudah tidak mempunyai pengaruh apa-apa, oleh karena itu tidak diperlukan koreksi atas kesalahan-kesalahan tersebut. G. Dokumen dan Catatan yang digunakan. Dokumen yang digunakan untuk merekam,meringkas dan membukukan hasil perhitungan fisik adalah : 1. Kartu perhitungan fisik / KPF (inventory tag).

No. 4965 Telah Dihitung No. 4965 Perhitungan kedua No. Kode Persediaan Nama Persediaan Lokasi Jumlah Penghitung : Tanggal : : : : : Satuan :

Bagian 1

Bagian 2

No. 4965 Perhitungan Pertama Jumlah Penghitung : : Satuan Tanggal : :

Bagian 3

Dokumen ini digunakan untuk merekam hasil perhitungan fisik persediaan. Data hasil perhitungan ini kemudian dicatat dalam daftar hasil perhitungan fisik 2. Daftar hasil perhitungan fisik (inventory summary sheet). Doumen ini digunakan untukmeringkas data yang telah direkam dalam kartu perhitungan fisik bagian 2.
DAFTAR HASIL PERHITUNGAN FISIK
Periode Perhitungan fisik Disalin dari KPF oleh Diisi Harga Pokok satuan oleh : : : Dikalikan oleh Dijumlah Oleh Diperiksan Oleh : : :

No. KPF

No. Kode Persediaan

Nama

Kuantitas

Satuan

Harga Pokok Satuan

Harga Pokok Total

3. Bukti memorial. Dokumen ini merupakan dokumen sumber yang digunakan untuk membukukan adjusment rekening persediaan sebagai akibat dari hasil perhitungan fisik ke dalam jurnal. Data yang digunakan sebagai dasar pembuatan bukti memorial ini adalah selisih jumlah kolom harga pokok total dalah daftar hasil perhitungan dengan salod harga pokok persediaan yang bersangkutan menurut kartu persediaan. Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem 1. Kartu Persediaan. 2. Kartu Gudang. 3. Jurnal Umum.

Profile

Oya Suryana, S. E, kuliah S1-Akuntansi. Universitas Kuningan, Menguasai bahasa pemrograman Delphi, PHP, dan saat ini bekerja sebagai admin sistem informasi akademik Universitas Kuningan, juga sebagai tenaga pengajar di SMK N 2 Kuningan. Disela-sela aktifitasnya penulis juga merupakan owner blog http://onlinebisnis.web.id, http://oz.orgfree.com, http://akuntansibiaya.co.cc dan admin dari beberapa milis di dunia maya, serta sebagai penulis buku di beberepa penerbit.

Anda mungkin juga menyukai