Pemilihan Trase Jalan Dengan Metode Importance Performance Analysis
Pemilihan Trase Jalan Dengan Metode Importance Performance Analysis
Pemilihan Trase Jalan Dengan Metode Importance Performance Analysis
PEMILIHAN TRASE JALAN DENGAN METODE IPA (IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS) DAN AHP (ANALYTIC HIERARCHY PROCESS) (Studi Kasus Jalan Lingkar Utara Kota Blitar)
Tonny Hermawanto Dinas Pekerjaan Umum Kota Blitar M. Zainul Arifin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang Achmad Wicaksono Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang
ABSTRAK Kota Blitar yang terus berkembang dalam berbagai sektor memerlukan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung perkembangan kota yang dinamis. Sektor perhubungan adalah salah satu faktor yang berperan penting dalam perekonomian suatu wilayah, yaitu sebagai urat nadi dalam distribusi barang dan jasa. Dalam rangka mengembangkan sistem jaringan transportasi di Kota Blitar diperlukan upaya-upaya pengembangan jaringan transportasi yang telah ada salah satunya dengan pembangunan jalan lingkar utara (trase jalan Kediri-Malang dan sebaliknya) di Kota Blitar. Dengan mengakomodasikan aspirasi masyarakat dapat digunakan metode importance performance analysis (IPA) untuk menentukan prioritas kriteria trase jalan lingkar kemudian dengan responden dengan kompetensi yang sesuai digunakan metode analytic hierarchy process (AHP) untuk memilih trase jalan terbaik dari beberapa alternatif trase jalan yang ada. Dalam metode IPA ada 8 kriteria yang dinilai oleh responden yaitu masyarakat disekitar trase jalan lingkar utara Kota Blitar dan tokoh masyarakat di Kota Blitar yang meliputi kriteria aman, nyaman, waktu tempuh, kesesuaian dengan RTRW, biaya, manfaat, pengaruh sosial, dan konservasi lahan. Dari 362 kuisioner yang disebarkan didapatkan 340 jawaban. Sedangkan untuk metode AHP digunakan 21 responden dari dinas dan instansi di Kota Blitar yang berkompeten dalam masalah ini. Dengan metode IPA didapatkan hasil bahwa hanya ada 5 kriteria yang akan digunakan untuk menentukan kriteria dalam metode AHP yaitu kriteria aman, waktu tempuh, kesesuaian dengan RTRW, biaya, dan manfaat sedangkan kriteria nyaman, pengaruh sosial dan konservasi lahan dieliminasi. Selanjutnya dengan perbandingan berpasangan level 1 dapat diketahui bahwa kriteria Aman adalah kriteria dengan rerata pembobotan sebesar 36,751 % kemudian kriteria Kesesuaian Dengan Rencana Tata Ruang Wilayah sebesar 21,588 %, Manfaat Terhadap Kawasan Andalan dan Potensi Pariwisata sebesar 16,996 %, Biaya sebesar 15,294 % sedangkan Waktu Tempuh adalah kriteria dengan rerata pembobotan terkecil sebesar 9,371 %. Berikutnya dengan melakukan perbandingan berpasangan untuk level 2 yaitu dengan membandingkan masingmasing alternatif untuk berbagai macam kriteria dalam struktur hirarki yang telah ditetapkan dapat diketahui bahwa alternatif II adalah alternatif trase jalan lingkar utara terbaik dibandingkan dengan dua alternatif yang lain dengan prosentase sebesar 34,19 %. Dengan demikian alternatif II yaitu Jalan Kalimas-Jalan MahakamJalan Kali Brantas-Jalan Ciliwung-Jalan Citarum-Jalan DI. Panjaitan-Jalan Slamet Riyadi-Jalan Cut Nyak Dien disarankan untuk dijadikan trase jalan lingkar utara Kota Blitar. Kata Kunci : Trase Jalan, IPA (Importance Performance Analysis), AHP (Analytic Hierarchy Process), Jalan Lingkar
909
1. PENDAHULUAN Sektor perhubungan adalah salah satu faktor yang berperan penting dalam perekonomian suatu wilayah, yaitu sebagai urat nadi dalam distribusi barang dan jasa. Untuk alasan tersebut maka penanganan masalah transportasi di Kota Blitar menjadi salah satu program penunjang yang sangat penting dan vital, terutama dalam rangka peningkatan laju pertumbuhan dan pengembangan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat, serta dalam rangka pemerataan pembangunan di setiap kawasan potensial dan produktif. Untuk keperluan tersebut maka diperlukan suatu sistem jaringan transportasi yang handal, salah satunya yaitu dengan membangun jalan lingkar utara di Kota Blitar yang selain mengurangi kepadatan lalulintas yang masuk wilayah Kota Blitar terutama jalur KediriMalang dan sebaliknya, juga dapat mengembangkan potensi wilayah yang dilalui jalan lingkar utara termasuk potensi pariwisata di Kota Blitar, pada akhirnya diharapkan jalan lingkar tersebut mampu mendukung tercapainya visi Kota Blitar sebagai kota perdagangan, jasa dan pariwisata.
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Metode Importance-Performance Analysis (IPA) Tingkat kepentingan suatu atribut dinilai dengan menggunakan skala 5 tingkat a. Jawaban sangat penting diberi bobot 5. b. Jawaban penting diberi bobot 4. c. Jawaban cukup penting diberi bobot 3. d. Jawaban kurang penting diberi bobot 2. e. Jawaban tidak penting diberi bobot 1. Untuk kinerja/penampilan diberikan lima penilaian dengan bobot sebagai berikut : a. Jawaban sangat setuju diberi bobot 5, berati masyarakat sangat puas. b. Jawaban setuju diberi bobot 4, berarti masyarakat puas. c. Jawaban cukup setuju diberi bobot 3, berarti masyarakat cukup puas. d. Jawaban kurang setuju diberi bobot 2, berarti masyarakat kurang puas. e. Jawaban tidak setuju diberi bobot 1, berarti masyarakat tidak puas. Kemudian dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap kriteria dalam kuisioner IPA sehingga dapat diketahui bahwa instrumen tersebut berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan. Selanjutnya untuk diagram kartesiusnya sumbu mendatar (X) akan diisi oleh skor tingkat pelaksanaan, sedangkan sumbu tegak (Y) akan diisi oleh skor tingkat kepentingan. Dalam penyederhanaan rumus, maka setiap faktor yang mempengaruhi kepuasan masyarakat dengan persamaan sebagai berikut : X = Xi/n Y = Yi/n Dimana : X = skor rata-rata tingkat pelaksanaan/ kepuasan Y = skor rata-rata tingkat kepentingan n = jumlah responden Selanjutnya tingkat unsur-unsur tersebut akan dijabarkan dan dibagi menjadi empat bagian kedalam diagram kartesius seperti pada gambar berikut ini. Selain itu bisa juga
910
dilakukan analisis korelasi data kualitatif untuk mengetahui seberapa dekat hubungan antara variabel-variabel lain yang terkait.
Sumber : J. Supranto (2001) Gambar 1. Diagram Kartesius Kepuasan Masyarakat 2.2 Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) merupakan dasar untuk membuat suatu keputusan, yang didesain dan dilakukan secara rasional dengan membuat penyeleksian yang terbaik terhadap beberapa alternatif yang dievaluasi dengan multikriteria. Dalam proses ini, para pembuat keputusan mengabaikan perbedaan kecil dalam pengambilan keputusan dan selanjutnya mengembangkan seluruh prioritas untuk membuat rangking prioritas dari beberapa alternatif (Saaty-Vargas,1994). Berikut ini bentuk hirarki model pengambilan keputusan mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks yaitu : 1. Tujuan, kriteria, dan alternatif. 2. Tujuan, kriteria, sub kriteria dan alternatif. 3. Tujuan, kriteria, skenario (tidak wajib) dan alternatif. 4. Aktor, skenario, kriteria dan alternatif. Jumlah alternatif yang banyak dapat dikembangkan dengan kombinasi tersebut. 3. METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian 1. 2. 3. 4. Penelitian ini dilaksanakan dengan melewati beberapa tahapan sebagai berikut: Mengidentifikasi dan merumuskan permasalahan. Melakukan studi kepustakaan (studi literatur) dan studi lapangan (survai pendahuluan). Melakukan pengumpulan data primer dan data sekunder di wilayah kajian studi. Data-data dari hasil kuisioner yang terkumpul kemudian diolah dengan metode Importance Performance Analysis (IPA) untuk menentukan prioritas kriteria (kuadran A dan B) yang akan dijadikan acuan bagi penentuan kriteria dalam metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Apabila jawaban responden dalam metode Analytic Hierarchy Process (AHP) tidak konsisten maka akan dilakukan pengulangan sampai didapatkan jawaban yang konsisten. 911
Kepentingan
Kuadran D Berlebihan
Pelaksanaan
5.
6. 7.
Pemilihan alternatif trase jalan lingkar terbaik dilakukan oleh peneliti berdasarkan data yang mendukung. Menarik kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah dan hasil analisa dan pembahasan.
Kec. Nglegok
Kec. Garum
Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian 3.3 Metode Pengolahan Data Data-data yang diperoleh dari kuisioner diolah dengan menggunakan software pendukung (Microsoft Excel 2003 dan SPSS Rel. 12) serta program-program lain. 3.4 Metode Analisa Data Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif digunakan untuk mereduksi data hasil survai dalam bentuk tabelarisasi dan grafis. Teknik statistik yang digunakan adalah tabulasi sederhana/tabulasi silang dan nilai rata-rata. 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Penjelasan Ruas Trase Jalan Lingkar Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dilapangan yang meliputi survei ruas jalan yaitu melakukan pengukuran terhadap ruas jalan yang dilalui oleh alternatif trase jalan lingkar utara Kota Blitar didapatkan hasil sebagai berikut : Alternatif I didapatkan panjang trase jalan sebesar 8,94 km. Alternatif II didapatkan panjang trase jalan sebesar 10,52 km Alternatif III didapatkan panjang trase jalan sebesar 7,94 km Ketiga alternatif trase jalan lingkar utara tersebut mempunyai titik awal pada kelurahan yang sama dan titik akhir pada kelurahan yang berbeda sebagaimana berikut ini : 912
Alternatif I berawal di Kelurahan Pakunden Kecamatan Sukorejo dan berakhir di Kelurahan Gedog Kecamatan Sananwetan. Alternatif II berawal di Kelurahan Pakunden Kecamatan Sukorejo dan berakhir di Kelurahan Ngadirejo Kecamatan Kepanjenkidul. Alternatif III berawal di Kelurahan Pakunden Kecamatan Sukorejo dan berakhir di Kelurahan Gedog Kecamatan Sananwetan. Dengan hasil survei tersebut dapat digambarkan skema trase jalan lingkar utara Kota Blitar sebagai berikut :
Keterangan : A B: 1,09 km B C: 1,28 km C D: 2,03 km D E: 1,98 km E J: 1,19 km J K: 0,50 km K L: 0,87 km G H: 0,29 km H I: 1,00 km
H F K E J G L
C D
Sumber : Hasil Survei Gambar 7. Skema Trase Jalan Lingkar Utara Kota Blitar 4.2 Hasil Analisis Metode Importance Performance Analysis (IPA) Dengan metode IPA ini diajukan kriteria umum mengenai trase jalan lingkar utara Kota Blitar.Adapun kriteria yang diajukan untuk mendapatkan penilaian masyarakat meliputi : 1. Faktor Aman 2. Faktor Nyaman 3. Faktor Waktu Perjalanan 4. Faktor Kesesuaian Rencana Tata Ruang Wilayah 5. Faktor Biaya Peningkatan dan Biaya Pembangunan 6. Faktor Manfaat Terhadap Kawasan Andalan dan Potensi Pariwisata 7. Faktor Lingkungan Sosial 8. Faktor Konservasi Tabel 3. Rekapitulasi Lembar Kuisioner
Kelurahan Pakunden Kauman Bendo Tanggung Sentul Ngadirejo Bendogerit Gedog Jumlah Kuisioner yang Disebar 31 28 33 31 55 61 51 51 Jumlah Kuisioner yang dapat Dipergunakan 27 25 31 30 53 58 51 46 Jumlah Kuisioner yang Dapat Dipergunakan 4 3 2 1 2 3 0 5 Tidak
913
20 362
18 340
2 22
Sumber : Dari Hasil Penelitian Dari hasil kuisioner AHP yang telah terkumpul dapat direkapitulasikan sebagai berikut : Jawaban dari pertanyaan I : Jika di Kota Blitar akan dibangun Jalan lingkar Utara maka menurut anda seberapa penting faktor-faktor berikut dijadikan pertimbangan dalam menentukan trase jalan lingkar tersebut ? Tabel 4. Rekapitulasi Jawaban Metode IPA Terhadap Pertanyaan I
No. Parameter Penelitian Aman Nyaman Waktu Tempuh Kesesuaian dengan RTRW Biaya Manfaat terhadap Andalan/Wisata Pengaruh Sosial Konservasi Lahan Jumlah Kawasan 3 3 6 32 6 7 4 39 13 15 14 103 44 55 54 452 274 260 262 2094 340 340 340 2720 Tidak Pentin g 5 4 5 4 2 Kurang Penting 5 6 4 3 4 Cukup Penting 9 16 9 10 17 Penting 59 57 62 63 58 Sangat Penting 262 257 260 260 259 Jumlah 340 340 340 340 340
1 2 3 4 5 6
7 8
Sumber : Hasil Kuisioner Jawaban Pertanyaan II : Dalam pembangunan jalan selama ini apakah Pemerintah Kota Blitar menjadikan faktorfaktor berikut sebagai pertimbangan dalam menentukan trase jalan ? Tabel 5. Rekapitulasi Jawaban Metode IPA Terhadap Pertanyaan II
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 Parameter Penelitian Aman Nyaman Waktu Tempuh Kesesuaian dengan RTRW Biaya Manfaat terhadap Kawasan Andalan/Wisata Pengaruh Sosial Konservasi Lahan Jumlah Tidak Setuju 1 2 3 5 4 1 4 2 22 Kurang Setuju 8 11 7 7 5 11 15 8 72 Cukup Setuju 14 31 25 18 20 21 36 15 180 Setuju 115 86 67 98 77 74 74 63 654 Sangat Setuju 202 210 238 212 234 233 211 252 1792 Jumlah 340 340 340 340 340 340 340 340 2720
Sumber : Hasil Kuisioner 4.3 Hasil Analisis Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) 4.3.1 Pembobotan terhadap tingkat kepentingan kriteria. Tabel 6. Pembobotan Tingkat Kepentingan Kriteria
No 1 2 3 4 Parameter Penelitian Aman Nyaman Waktu Tempuh Kesesuaian Tidak Penting 5 4 5 4 Kurang Penting 10 12 8 6 Cukup Penting 27 48 27 30 Penting 236 228 248 252 Sangat Penting 1310 1285 1300 1300 Jumlah 1588 1577 1588 1592
dengan
914
5 6
RTRW Biaya Manfaat terhadap Kawasan Andalan/Wisata Pengaruh Sosial Konservasi Lahan Jumlah
2 3 3 6 32
8 12 14 8 78
51 39 45 42 309
7 8
Sumber : Hasil Perhitungan 4.3.2 Pembobotan terhadap kriteria tingkat kinerja pemerintah. Penilaian kriteria tingkat kinerja pemerintah ini akan mencerminkan pandangan responden mengenai pelaksanaan kriteria-kriteria tersebut dalam perencanaan trase jalan di Kota Blitar sebelumnya. Tabel 7. Pembobotan Tingkat Kinerja Pemerintah
No. 1 2 3 4 5 6 Parameter Penelitian Aman Nyaman Waktu Tempuh Kesesuaian dengan RTRW Biaya Manfaat terhadap Kawasan Andalan/Wisata Pengaruh Sosial Konservasi Lahan Jumlah Tidak Setuju 1 2 3 5 4 1 4 2 22 Kurang Setuju 16 22 14 14 10 22 30 16 144 Cukup Setuju 42 93 75 54 60 63 108 45 540 Setuju 460 344 268 392 308 296 296 252 2616 Sangat Setuju 1010 1050 1190 1060 1170 1165 1055 1260 8960 Jumlah 1529 1511 1550 1525 1552 1547 1493 1575 12282
7 8
Sumber : Hasil Perhitungan 1. Perhitungan rata-rata penilaian kinerja dan kepentingan. Perhitungan ini untuk mengetahui posisi masing-masing kriteria pada diagram kartesius, sehingga akan dapat diketahui kriteria yang akan dijadikan acuan dalam metode Analytic Hierarchy Process (AHP) yaitu kriteria pada kuadran A dan B sedangkan kriteria pada kuadran C dan D tidak akan dijadikan kriteria dalam penentuan alternatif trase jalan karena masyarakat dalam hal ini adalah responden menganggap kriteria tersebut tidak begitu penting dibandingkan dengan kriteria yang lain. Tabel 8 Perhitungan Rata-Rata Penilaian Kinerja dan Kepentingan
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 Parameter Penelitian Aman Nyaman Waktu Tempuh Kesesuaian dengan RTRW Biaya Manfaat terhadap Kawasan Andalan/Wisata Pengaruh Sosial Konservasi Lahan Rata-rata (X dan Y) Penilaian (X) 1529 1511 1550 1525 1552 1547 1493 1575 Kinerja Penilaian Kepentingan (Y) 1588 1577 1588 1592 1588 1600 1582 1582 X 4,4971 4,4441 4,5588 4,4853 4,5647 4,5500 4,3912 4,6324 4,5154 Y 4,6706 4,6382 4,6706 4,6824 4,6706 4,7059 4,6529 4,6529 4,6680
Dari hasil perhitungan diatas maka dapat dibuat diagram kartesius yang berisi posisi masing-masing kriteria dalam empat kuadran yang dibuat.
Diagram Karte sius Krite ria Trase Jalan Lingk ar Utara
4,7100
4,7000
4,6900
K pe e ntinga n
4,6800
4,6700
4,6600
4,6500
4,6400
4,6300 4,3500
4,4000
4,4500
4,5000 Kinerja
4,5500
4,6000
4,6500
Aman
Waktu Tempuh
Biaya
Pengaruh Sosial
Nyaman
Kesesuaian dengan RTRW
Manf aat Terhadap Kaw asan Andalan/Wisata
Konservasi Lahan
Sumber : Hasil Perhitungan Gambar 8. Diagram Kartesius Trase Jalan Lingkar Utara Diskripsi dari diagram tersebut untuk masing-masing kuadran : A. Kriteria kesesuaian dengan RTRW dan kriteria aman termasuk unsur-unsur jasa yang dianggap sangat penting oleh masyarakat, B. Kriteria manfaat terhadap kawasan andalan/wisata, waktu tempuh dan faktor biaya telah berhasil dilaksanakan oleh pemerintah daerah Kota Blitar C. Kriteria pengaruh sosial dan kenyamanan belum menjadi prioritas penting bagi pemerintah daerah dan masyarakat Kota Blitar. D. Kriteria konservasi lahan menurut masyarakat kurang penting, akan tetapi pelaksanaannya oleh pemerintah daerah Kota Blitar berlebihan. Dianggap kurang penting tetapi sangat memuaskan. 4.3 Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) Setelah dilakukan penentuan prioritas kriteria dengan metode Importance Performance Analysis (IPA) didapatkan kriteria-kriteria yang akan dimasukkan dalam struktur hirarki metode Analytic Hierarchy Process (AHP) sebagaimana gambar berikut ini.
Tujuan
Level I
Aman
Manfaat
Waktu Tempuh
Biaya
Level II
Alternatif I
Alternatif II
Alternatif III
Sumber : Hasil Analisis Gambar 10 Struktur Hirarki Pemilihan Alternatif Trase Jalan Lingkar Utara Tabel 9. Rekapitulasi Matrik Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria
Resp. Aman Kesesuaian Tata Ruang Kriteria Biaya Manfaat Waktu Tempuh Jumlah
916
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Rerata
0,256 14,935 16,725 3,222 62,461 37,134 25,564 19,958 20,588 57,143 71,306 42,440 49,175 53,538 46,953 81,679 9,330 50,040 89,846 13,873 5,615 36,751
86,121 4,480 44,600 26,095 9,369 32,492 60,597 0,023 0,107 0,397 14,261 53,050 4,610 20,077 0,183 9,801 46,649 7,413 2,340 2,601 28,077 21,588
0,046 0,933 35,680 54,365 28,107 0,031 0,189 0,185 77,204 38,095 3,209 0,531 9,220 0,035 35,215 0,454 0,046 0,834 1,404 0,289 35,097 15,294
12,918 74,673 2,973 16,310 0,052 29,707 0,015 8,870 0,386 3,571 10,696 1,326 36,881 3,764 17,607 0,408 43,733 0,013 6,317 55,491 31,197 16,996
0,659 4,978 0,022 0,008 0,011 0,637 13,634 70,963 1,716 0,794 0,528 2,653 0,114 22,586 0,041 7,657 0,243 41,700 0,094 27,746 0,013 9,371
100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
40,0 35,0 30,0 25,0 Bbt oo 20,0 15,0 10,0 5,0 0,0
36,8
21,6
15,3
17,0
9,4
Sumber : Hasil Analisis Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah dengan melakukan normalisasi untuk masing-masing kriteria dalam struktur hirarki yang telah ditetapkan. Tabel 10. Hasil Perkalian Antara Nilai Bobot Kriteria dan Nilai Bobot Alternatif
Kriteria Keamanan Kesesuaian RTRW Biaya Manfaat Waktu Tempuh Bobot 0,3675 0,2159 0,1529 0,1699 0,0937 Nilai Normalisasi Alt.1 Alt. 2 0,3307 0,3708 0,3404 0,3448 0,2921 0,2728 0,3193 0,2546 0,4158 0,2899 Alt. 3 0,2985 0,3404 0,4006 0,2921 0,4373 Bobot x Nilai Alt.1 Alt. 2 0,1215 0,1363 0,0735 0,0527 0,0496 0,0256 0,3229 0,0689 0,0389 0,0706 0,0272 0,3419 Alt. 3 0,1097 0,0735 0,0613 0,0496 0,0410 0,3350
Sumber : Hasil Perhitungan 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari uraian pada bab-bab terdahulu dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 917
A a mn
Ks s a n e e u ia
B y ia a
Mn a a fa t
Wk T m u a tu e p h
T taR a g a un
Kriteria
1. Dengan menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA) dapat diketahui prioritas kriteria yang akan digunakan dalam menentukan alternatif trase jalan lingkar utara Kota Blitar sebagai berikut : 2. Dari prioritas kriteria terpilih (kuadran A dan B) dapat ditentukan trase jalan terbaik dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Hasil analisis dengan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dapat dijelaskan sebagai berikut : 3. Dari metode IPA (Importance Performance Analysis) dapat diketahui bahwa responden masyarakat Kota Blitar cukup puas pada kinerja pemerintah Kota Blitar dalam penentuan trase jalan terutama pada kriteria manfaat terhadap kawasan andalan/wisata, biaya, waktu tempuh dan konservasi lahan sedangkan untuk kriteria kesesuaian dengan RTRW, keamanan, pengaruh sosial, dan kenyamanan masyarakat menganggap kinerja pemerintah Kota Blitar masih perlu ditingkatkan. 5. Dengan menggunakan metode AHP (Analytic Hierarchy Process) didapatkan hasil bahwa alternatif II adalah alternatif terbaik sebagai trase jalan lingkar utara Kota Blitar, hal ini membuktikan bahwa sektor keamanan adalah kriteria yang paling penting disamping luasnya wilayah potensi andalan yang akan terlayani apabila jalan lingkar utara tersebut direalisasikan. 5.2 Saran Dengan memperhatikan hasil dari pembahasan dan kesimpulan dapat diberikan saran sebagai berikut : 1. Hasil akhir penelitian dengan menggunakan metode IPA (Importance Performance Analysis) sangat tergantung pada keakuratan pemilihan responden sebagai sampel penelitian sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, sedangkan untuk metode AHP (Analytic Hierarchy Process) sangat tergantung pada kompetensi dari masing-masing responden sehingga ketelitian dan kehati-hatian dalam menentukan responden sangat berpengaruh terhadap hasil akhir penelitian. 2. Perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai kelayakan pembangunan jalan lingkar utara Kota Blitar dengan melibatkan berbagai komponen masyarakat Kota Blitar sehingga akan didapatkan hasil yang lebih memuaskan. 6. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2001. Laporan Akhir Proyek Penelitian Pengembangan Transportasi Kota Blitar, Bappeda Kota Blitar. Derek J. Wade, Paul F.J. Eagles. 2003. The Use Importance Performance Analysis In Park and Market Segmentation for Tourism Management in Parks and Protected Areas: An Application to Tanzanias National parks, Jurnal Of Ecotourism. 2 (3): 196-211 Saaty, T.L. and Vargas, L.G. 1994. The Analytic Hierarchy Process: Decision Making in Economic, Political, Social and Technological Environments, University of Pittsburgh. Supranto, J. 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan (Cetakan Kedua), Rineka Cipta. Jakarta. Tanjung, F., Tarumingkeng, R.C. 2004. Penerapan Metode Proses Hirarki Analitik dalam Evaluasi Pemanfaatan Rumah Susun Sederhana (RUSUNA) Sewa dan Sewa Beli di DKI Jakarta, Simposium VII FSTPT. 918
Usman, H., Akbar, P.S. 2003. Pengantar Statistika (Cetakan Ketiga), Bumi Aksara. Jakarta. Warpani, S. 2002. Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, ITB. Bandung.
919