Biofarmasetika 2008
Biofarmasetika 2008
Biofarmasetika 2008
Definisi
Ilmu yang mempelajari hubungan sifat fisika-kimia molekul obat dan teknologi farmasi dengan absorpsi obat Sediaan obat adalah zat aktif yang dikemas menjadi suatu bentuk yang memudahkan pasien menggunakan dan mudah dibawa,terjaga kestabilannya dsb
Zat aktif basa lemah sedikit terserap dalam lambung, dia masuk kedalam usus dan diserap dalam usus. Sel lambung dan usus atau sel sel lain seluruh tubuh dibungkus oleh membran sel. Zat aktif atau molekul obat harus menyeberangi (melintasi) membran sel agar dapat masuk kedalam plasma sel kemudian keluar untuk terdistribusi ke seluruh tubuh
Kelarutan obat
Dalam lambung molekul obat harus dapat larut dalam air, pada saat melintasi membran dia ha rus dapat larut dalam lemak. Molekul obat yang kelarutannya dalam air terlalu besar (sangat polar) seperti antimikroba amino glikosida sukar sukar larut lemak sehingga su kar diserap tidak diberikan peroral tapi intravena. Molekul obat yang kelarutannya dalam lemak terlalu besar (sangat nonpolar) sukar larut air seperti tiopental sukar diserap tidak diberikan peroral tapi disuintikkan
pKa lanjutan
Nama obat Fenobarbital Propranolol Sifat Kimia Asam Basa pKa 7.2 9.4
Sekobarbital
Tolbutamid
Asam
asam
7.9
5.4
Dalam pelaksanaanya fase non polar dapat digunakan oktanol, kloroform, sikloheksan, isopropil miristat. Fase polarnya digunakan larutan dapar dengan pH tertentu temperatur 30o atau 37o C Alatnya digunakan corong pisah atau erlen meyer, diisi dua macam pelarut tersebut, dikocok kemudian ditetapkan kadar mole kul obat dalam masing masing pelarut.
Perubahan pH fase air akan mengubah derajat disosiasi elektrolit Bagian nondisosiasi lebih larut dalam fase nonpolar daripada bagian terdisosiasi. pH naik maka koef.partisi obat asam akan turun dan sebaliknya basa naik pH setiap organ berbeda sehingga akan mempengaruhi absorpsi/transport elektrolit lemah yang mengguinakan difusi pasif.
Tabel pH tubuh
Organ Empedu Nilai pH 5.6-8.0 Darah arteri 7.35-7.45 Darah vena 7.32-7.42 CSS 7.32-7.37 Cairan lambung 1.92-2.92
Rata rata pH Catatan
1,922,92Anak 0,9-7.7
ASI
Cairan Pankreas
Saliva
Anak6,48.2
Keringat Urin
4.0-6.-89 4.8-7.5
4.5 5.7
Anak 5,1-7,2
Feses
Stomach Jejunum Ileum
5.85-8.45
1.0-3.5 6.3-7.3 7.6
7.2
Anak4.6-5.2
Duodenum 6.5-7.6
Kolon
Rektum Plasma
Dikutip dari
7.9-8.0
7.8 7.40
Handbook of
Pharmakokinetics WA Ritschel 80
Disolusi Obat.
Molekul obat sebelum melintasi membran harus larut dalam cairan lambung dan usus. Setelah melintasi membran harus larut dalam plasma sel. Kecepatan melarutnya molekul obat dalam cairan lambung merupakan faktor penentu absortpsi obat.
Kecepatan pelarutan molekul obat disebut disolusi Kecepatan pelarutan obat mengikuti Hukum Ficks pertama, kemudian dijabarkan lebih lanjut menjadi Hukum Noyes dan Whitney DC/dt = KS(CS-Ct) Dc/dt = kecepatan disolusi K = parameter disolusi S= luas permukaan partikel Cs= larutan jenuh molekul obat dipermukaan partikel = kelarutan molekul obat. Ct =konsentrasi molekul obat dalam cairan lambung.
Oleh karena molekul obat yang terlarut dalam cairan lambung dan usus selalu diserap masuk kedalam pembuluh darah maka nilai Ct menjadi sangat kecil, sehing ga diabaikan terhadap Cs (kondisi Sink.) Dalam percobaan disolusi menggunakan alat disolusi digunakan bejana yang besar satu liter, maksudnya untuk meniru kondisi dalam lambung sehingga Ct jauh lebih kecil. Cairan dibuat asam seperti asam lambung dan suhu juga suhu tubuh.
Kondisi Sink
Sink maknanya tenggelam, maksudnya harga Ct jauh lebih kecil daripada Cs, sehingga Cs dapat diabaikan. Karena kondisi Sink ma rumus NoyesWhitney menjadi : Dc/dt = KSCs Kecepatan disolusi tergantung dari S(luas permukaan) dan Cs(kelarutan)
Ukuran partikel molekul obat masing masing ada optimumnya. Konsentrasi kloramfenikol 50m sama dengan ukuran kloramfenikol 200 m Novobiosin micronize mempunyai disolusi lebih cepat dari yang nonmicronize. Disolusi Sulfadiazin micronize lebih besar dari sulfadiazin USP. Untuk mengurangi absorpsi obat seperti yang terjadi pada obat cacing fenotiasin ukuran partikelnya justru diperbesar.
Garam Ca -Novobiosin
Kristal 0 0 0 0 0 0 0
Polimorfi
Dalam sintesis obat kristal yang dapat ter jadi berbagai bentuk kristal, Berbagai bentuk kristal ini umumnya mem punyai sifat kimia dan farmakologik yang sama namun sifat fisikanya berbeda. Keadaan ini disebut polimorfi. Berbagai obat yang telah diketahui mempunyai polimorfi yaitu novobiosin, kloramfenikol, steroid, sulfamid, barbiturat.
Kloramfenikol
Suatu kristal yang pahit, sukar larut, dalam bentuk suspensi sirup tidak bisa diberikan kepada balita atau anak anak. Untuk menghilangkan rasa pahit para ahli sintesis obat mereaksikannya dengan as am lemak palmitat/stearat terbentuk ester kloramfenikol palmitat /stearat yang tidak pahit namun tetap sukar larut.
Pada waktu rekristalisasi Kristal ester klor amfenikol stearat/palmitat ternyata terda pat dalam beberapa bentuk ada yang am orf, kristal , kristal , dan kristal Bentuk amorf dan kristal lebih mudah la rut daripada dan . Baik amorf, kristal semuanya sukar larut sehingga harus disediakan dalam bentuk suspensi. Anderson, Australia, menyimpulkan kon sentrasi plasma kloramfenikol 10x
Ester ester kloramfenikol tersebut invitro tidak aktif, dalam lambung dihidrolisa kembali menjadi kloramfenikol ester yang aktif mikrobiologik Polimorfi juga terjadi pada prednisolon, me tilprednisolon, krtison, aspirin denagn fenomena seperti kloramfenikol sterat maupun palmitat
Progesteron
Riboflavin Spironolakton
5
3 3
Sulfatiazol
Testosteron
3
3
Pembentukan Garam
Untuk memperbesar kelarutan senyawa obat dapat direaksikan sehingga membentuk garam. Garam umumnya mempunyai kelarutan lebih besar dari molekulnya. Asam salisilat ( 1:400) menjadi larut jika direaksikan dengan NaOH membentuk Na Salisilat. Dalam lambung Na.Salisilat bereaksi dengan HCl menjadi asam salisilat kembali yang halus dan mudah diserap.
Pembentukan klatrat
(Clathrate Formation)
Klatrat (asam galat, urea, tiourea, amilosa zeolit) ialah senyawa yang dapat membentuk saluran atau keranjang keranjang yang dapat menang kap senyawa lain yang sukar larut masuk keda lamnya. Caranya yaitu mencampur larutan obat sukar larut dan senyawa klatrat dalam pelarut organik, setelah terjadi klatrat kemudian disaring. Bila kompleks senyawa ini digerus kemudian di larutkan kedalam air maka kelarutan senyawa yang ditangkapnya menjadi lebih besar. Contohnya Vitamin A, Kloramfenikol, reserpin.
Larutan padat
(Solid in Solid Solution)
Senyawa obat yang sukar larut dapat di perbesar kelarutannya bila dilarutkan da lam leburan (melt) manitol, campuran ma nitol dengan karbohidrat lain,asam suksinat, PVP, PEG maka akan terbentuk larutan padat. Jika larutan padat ini digerus kemudian di larutkan dalam air maka senywa obat yang sukar larut tadaio menjadi larut. Contoh yaitu griseovulvin, kloramfenikol, parasetamol, asam aminobenzoat, antihistamin dalam leburan urea, manitol, asam suksinat.,
Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Disolusi Dan Absorpsi Zat Aktif Sediaan Padat
Jika zat aktif dalam bentuk serbuk maka dia harus dapat terbasahi. Cangkang kapsul harus dapat rusak atau larut dalam cairan asam lambung. Tablet atau tablet salut harus dapat terbasahi lebih dulu kemudian disintegrasi lalu melepaskan serbuk zat aktifnya kemudian serbuk berdisolusi lalu terabsorpsi.
Energi Penggabungan
Pada saat pencampuran terutama pencam puran menggunakan mesin pencampur akan timbul ghaya kohesi (packing force) (gaya elektrostatiK) dan gaya adesi. Semakin keras pengadukan semakin banyak energi yang ditimbulkan, menimbulkan aglomerat yang mengurangi laus permukaan yang mengurangi kelarutan.
Porositas Serbuk
Porositas serbuk perbandingan udara yang dikandung serbuk tersebut. Jika perbandingan optimum maka serbuk mudah dibasahi. Jika terlalu rendah, partikel serbuk saling tarik menarik sehingga permukaan pelarutan kurang. Jika terlalu tinggi maka serbuk kurang hidrofil harus ditambahkan surfaktan agar mudah terbasahi.
Permukaan partikel yang tidak teratur me nyebabkan lekuk lekuknya cenderung me nahan udara, memperbesar porositas dan menyebabkan sukar dibasahi. Lekukan juga mengandung cemaran misal nya runutan oksigen yang menghambat proses pembasahan Talk mempunyai kanal kanal halus yang me ngandung udara sehingga sukar terbasahi. Penambahan cairan pelembab seperti gliserin dapat mempermudah pembasahan.SAA menu runkan permukaan Dan menusir udara sehingga memudah kan pembasahan. Zat warna mengurangi pembasahan karena terikat pada bagian yang cacad yang merupakantempat terjadinya pelarutan.
Granul adalah butiran bulat kecil yang da pat langsung sebagai sediaan obat atau bentuk yang memudahkan aliran dan men ambah keseragaman zat aktif yang meng alir pada corong (feeding tube) kedalam mesin cetak tablet atau kapsul keras. Untuk membuat granul perlu ditambahkan zat pengisi, pengikat, penghancur, dan pelincir.