Prinsip Genetik
Prinsip Genetik
Prinsip Genetik
kegiatan pengendalian mutu internal yang harus dilaksanakan oleh produsen benih agar kemunduran genetis benih tidak terjadi dan benih memiliki kemurnian yang tinggi
1.
Menggunakan lahan yang diketahui sejarah penggunaan sebelumnya sehingga memenuhi persyaratan bebas voluntir di samping memenuhi persyaratan isolasinya Menggunakan sumber benih yang tepat kelas atau kualifikasi mutunya
2.
3. 4. 5. 6.
Menggunakan isolasi yang sesuai Melakukan roguing Menghindari kontaminasi mekanis, Menggunakan wilayah adaptasi yang sesuai bagi pertanaman
Sertifikasi Benih
Memelihara
kemurnian dan mutu benih dari varietas unggul serta penyediaannya secara kontinyu kepada petani
Pemeriksaan
lapangan pada tahap pertumbuhan tanaman yang tepat Pemeriksaan benih di seluruh tahapan produksi benih untuk membuktikan bahwa untuk benih dan kelompok benih yang dihasilkannya memenuhi persyaratan mutu yang telah ditetapkan berdasarkan standar lapang dan laboratorium
Kemurnian
genetik benih dijamin jika lembaga sertifikasi telah menyetujui dalam bentuk pemasangan label. Sertifikasi benih mengandung arti bahwa pertanaman dan kelompok benih telah benarbenar diperiksa, telah memenuhi persyaratanpersyaratan mengenai benih keturunan (pedigree) yang bermutu baik, atau telah menjalani pengendalian mutu internal yang ketat
Dalam
tanaman untuk benih, tanaman-tanman voluntir dari kultivar atau spesies yang berbeda berasal dari pertanaman sebelumnya di lahan yang sama Menumbuhkan tanaman untuk benih dari spsies semusim/setahun pada lahan yang sama dalam dua musim yang berturut-turut biasanya diizinkan, asalkan kultivarnya sama dan pertanaman pertanamannya adalah yang disertifikasi
Program
sertifikasi benih tanaman pangan di Indonesia mempersyaratkan periode antara pertanaman dari varietas yang sama selama tiga bulan untuk menghindari kontaminasi dari tanamantanaman voluntir sejarah penggunaan tanah sebelumnya dapat dipelajari pada waktu dilakukan pemeriksaan pendahuluan
Kepastian
Penggunaan
benih dan kelas yang sesuai dan dari sumber yang disetujui Empat kelas benih, yaitu :
Benih
yang akan diproduksi harus berasal dari benih-benih bersertifikat dengan kelas-kelas yang lebih tinggi
Diketahui
asal-usulnya dan murni varietasnya, apakah benih bersertifikat atau bukan bebas dari benih varietas lain, biji gulma, dan penyakit terbawa benih
Harus
Untuk
mencegah terjadinya persilangan dengan serbuk sari dari kultivar lain dari spesies yang sama memelihara kemurnian genetik dan mutu benih yang baik
Untuk
Kontaminasi
(a)Persilangan alamiah dengan varietas lain yang ditanam berdampingan dan tipe simpang yang berada di lahan untuk produksi benih (b)Percanpuran mekanis pada waktu menyemai, panen, pengolahan dan penanganan benih (c)Penyakit terbawa benih yang berasal dari lahan di dekatnya
Tercampurnya
benih dari varietas yang berbeda pada saat panen dilakukan silang antara pertanaman yang berbeda varietas, dan hama dan penyakit dari tanaman inang lainnya
Penyerbukan
Penyebaran
Isolasi
Waktu Dilaksanakan dengan memberikan selang waktu tanam yang berbeda antara dua varietas yang berbeda dengan blok/areal berdampingan sehingga saat pembungaan berbeda pula (misal 30 hari untuk padi) Isolasi Jarak Dua varietas tanaman yang berbeda dipisahkan blok nya satu sama lain dengan jarak tertentu (misalnya 3 m untuk padi)
1. Mengosongkan tanah antara kedua blok jarak itu 2. Menanamnya dengan tanaman lain 3. Tanpa isolasi tetapi tanaman yang selebar 3 meter dari kedua batas areal itu pada waktu panen dikeluarkan dari calon benih
Pertimbangan
utama dalam menentukan jarak isolasi adalah apakah tanaman tersebut menyerbuk sendiri atau menyerbuk silang aktual bergantung pada apakah serbuk sari dibawa oleh udara/serangga, pelokasian tanaman dan tingkat resiko yang dapat diterima isolasi ini dapat dikurangi jika terdapat tanaman barier/penghalangm bangunanbangunan atau penghalang lain yang terletak diantara tanaman-tanaman yang dapat saling menyerbuk silang tersebut
Jarak
Jarak
Jarak
yang aman tergantung pada arah angin datang, kehadiran pohon-pohonan, tanah yang tinggi atau penghalang lainnya bagi aliran udara, banyaknya sumber serbuk sari asing yang mungkin dapat dilepaskan, dan luas areal pertanaman untuk benih itu sendiri jarak yang diperlukan jugan dipengaruhi oleh kategori benih yang diperbanyak. Benih kelas yang lebih tinggi memmpunyai standar kemurnias yang lebih tinggi daripada benih dari kelas yang rendah
Isolasi
Penetapan
arah petakan Penetapan bentuk petakan Alur kebun Pembuangan tanaman pinggir Penataoan ukuran kebun dan petakan Penanaman tanaman penghalang
Cara
penyerbukan tanaman Kemurnian genetik yang diinginkan Kondisi lingkungan selama penyerbukkan
Penyerbukan
sendiri : penyatuan sel telur dan sel sperma yang berasal dari satu tanaman. Jika persentase penyerbukan sendirinya lebih dari 95% maka tanaman tersebut dikelompokkan sebagai tanaman menyerbuk sendiri penyerbukan ini akan dapat mempertahankan homozigositas tanaman yang sudah homozigot atau dapat diperoleh proporsi homozigot yang makin tinggi bila dilakukan penyerbukan sendiri secara terus menerus
Dalam
Penyerbukan
sendiri terjadi karena sifat genetik dan susunan morfologi bunga Sifat genetik yang dimaksud adalah kemampuan sel kelamin tanaman untuk dapat bergabung sendiri Susunan morfologi bunga dikaitkan dengan susunan bunga sedemikian, sehingga dapat menghalangi masuknya tepung sari tanaman lain ke sel telur
Bunga
tidak membuka Tepungsari luruh sebelum bunga membuka Benang sari dan putik ditutup oleh bagian bunga sesudah bunga membuka Putik memanjang segera setelah tepung sari masak Contoh : padi, sorgum, gandum, kacang tanah, kedelai, jeruk apricot, kapas, terung, lada, tembakau, tomat, beberapa kacang tanah dll.
Pada
sorgum, sekam bagian terluar tetap tertutup sampai anthesis selesai. Pada tanaman tomat, tangkai putik tersembunyi dan dikelilingi benangsari tanaman menyerbuk sendiri kadang-kadang dapat mengadakan penyerbukan silang. Persentase terjadinya pernyebukan silang bergantung dari spesies, varietas dan pengaruh lingkungan
Species
Penyerbukan
yang terjadi oleh penyatuan sel sperma tanaman lain dengan sel telur suatu tanaman Jika persentase penyerbukan silangnya lebih dari 95% maka tanaman tersebut dikelompokkan sebagai tanaman menyerbuk silang Penyerbukan ini terjadi karena terhalangnya tepung sarinya sendiri untuk dapat membuahi sel telur
1.Secara morfologi, bunganya mempunyai struktur tertentu 2.Berbeda masaknya tepungsari dan sel telur 3.Inkompatibilitas atau ketidaksesuaian alat kelamin 4. Adanya bunga monoeceous atau dioecious Contoh : jagung, rye, apel, alpokat, pisang, ceri, anggur, mangga, pepaya, beberapa kacangkacangan, asparagus, bit, kubis, wortel, seledri, sawi, bawang, brambang, bunga matahari, ketela pohon, ketela rambat dan semangka
Selain
isolasi jarak dan waktu, isolasi juga dapat dilakukan dengan menggunakan bangunanbangunan seperti rumah kaca dan sangkar dari kawat-kasa. Dengan cara ini kemungkinan terjadinya penyerbukan silang oleh serangga dapat dikurangi atau dihindari
Roguing
Dalam pertanaman untuk benih kehadiaran tanaman-tanaman lain tidak dapat dipisahkan daripadanya atau bahakan tidak dapat dikenali dapat berupa gulma, tanaman species slain, tanaman dari kultivar lain dalam spesies yang sama atau tipe simpang
Tanaman
yang berbeda dalam karakteristik mereka dari yang dimiliki oleh varietas benih yang diproduksi, merupakan sumber penting dari kontaminasi genetik
1.Tipe simpang yang disebabkan oleh kehadiran gen-gen resesif dalam kondisi heterozigot pada waktu penglepasan varietas atau yang timbul karena mutasi. Tanaman-tanaman heterozigot bersegregasi untuk sifat-sifat yang dipengaruhi oleh gen atau gen-gen tertentu dalam siklus produksi berikutnya daan mengakibatkan timbulnya tipe simpang
2. Sumber dari tanaman tipe simpang adalah tanaman-tanaman voluntir yang timbul dari benih yang ditanam secara tidak sengaja karena benih yang dipakai mungkin tercampur dengan benih varietas lain pada waktu benih tersebut diproduksi atau dari benih yang dihasilkan oleh tanaman sebelumnya.
Tanaman
memiliki keragaman morfologi yang luas yang digunakan berasal dari hasil persilangan
Benih
Tujuannya
: untuk menjaga kemurnian varietas Dilaksanakan dengan cara mengadakan pemeriksaan dan membuang tanaman-tanaman yang memiliki ciri-ciri berbeda dengan varietas yang sedang diperbanyak Dilaksanakan untuk tanaman lain, tanaman tipe simpang, tanaman berpenyakit dan gulma berbahaya
Karakteristik
(deskripsi) varietas yang diusahakan Karakteristik tipe simpang Penyakit yang terbawa benih dan sulit dikendalikan dengan perawatan benih Gulma yang berbahaya, kurang berbahaya dan yang lazim tumbuh Tanaman lain yang biasa ditemukan Ketidaknormalan tanaman termasuk stres nutrisi, suhu dan kelembaban tanah Pengambilan contoh dan cara penghitungan yang berlaku untuk memenuhi persyaratan sertifikasi
Bergantung
pada perbedaan roguing dan sebagian lagi pada keterampilan pembuangannya. Suatu roguing dapat dibuang hanya jika cukup berbeda untuk dikenali oleh petugas pembuang yang berpengalaman.
Roguing
harus dilakukan beberapa kali pada tahap pertumbuhan tanaman yang berbeda terbaik adalah ketika pertanaman berbunga penuh -- perbedaan bungan sangat nyata tanaman menyerbuk silang, roguing dilakukan pada tahap pertumbuhan lebih dini sebelum serbuk sari dilepaskan
Waktu
Pada
Tanaman
ditanam sedemikian rupa sehingga tanaman-tanaman yang ada dapat diamati/terlihat per individu Berjalan secara sistematik melalui pertanaman yang ada sehingga tanaman dapat terlihat dan dapat dipertimbangkan sebagai rogue atau bukan; tidak melakukan pemeriksaan pada wilayah pertanaman yang terlalu luas sekaligus
Seluruh
bagian tanaman rogue atau tipe simpang dicabut dan dibuang lapangan dilakukan dengan membelakangi matahari, pemeriksaan terhadap ciri-ciri tanaman lebih sulit dilakukan apabila matahari ada di depan pelaksana roguing, roguing hendaknya dilakukan sepagi mungkin sebelum tanaman mulai layu, serta sebelum matahari terlalu panas agar pengenalan terhadap ciri-cir kritis yang ada dapat lebih mudah dilakukan
Pemeriksaan
Pemeriksaan
tidak ditunda-tunda pelaksanaannya, semua tanaman yang memiliki ciri-ciri yang tidak dikehendaki harus dicabut dan dibuang sebelum berbunga dan tipe tanaman-tanaman yang dicabut dan dibuang dari pertanaman penghasil benih hendaknya dicatat
Jumlah
Gulma
dan tanaman-tanaman liar yang dapat menyerbuk silang yang mungkin berhasil lolos dari pengendalian atau pengolahan tanah sebelumnya harus dicabut dan dibuang dan gulma yang terinfeksi oleh penyakit terbawa benih harus dicabut dan dibuang
Tanaman
Ciri-ciri
varietas yang sedang diperiksa harus diketahui sehingga dalam pelaksanaan roguing pemeriksa dapat membedakan antara varietas yang dimaksud dengan tanaman tipe simpang atau rogue sifat atau ciri tanaman ada yang dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. Ciri-ciri morfologi yang secara umu dapat dinyatakan merupakan dasar yang baik bagi pelaksanaan roguing
Beberapa
Deskripsi
suatu varietas biasanya didasarkan atas ciri-ciri morfologi tanaman seperti : ada atau tidaknya rambut, bentuk daun, warna bunga, serta bentuk dan warna buah, sedangkan sifat-sifat atau ciri-ciri lain seperti ketahanan terhadap penyakit hanya kadangkadang saja digunakan
Kontaminasi
mekanik yaitu pencampuran dengan benih asing Semua alat dan wadah (traktor, alatalat pengolahan tanah, mesin tanam, mesin pemotong, combine harvester, perontok, pengering, wadah simpan, dsb) dibersihkan antar operasi yang berbeda.
Pemilihan
wilayah yang memiliki lingkungan cocok untuk menghasilkan benih bermutu tinggi wilayah yang tertentu yang bebas dari berbagai penyakit penyakit terbawa benih yang dapat menyulitkan
Pemilihan
Apa
perbedaan dan persamaan prinsip genetik dan prinsip agronomik pada produksi benih ? perbedaan morfologi bunga antara tanaman menyerbuk sendiri dan menyerbuk silang ?
Bagaimana
Pada dasarnya, praktek budidaya tanaman untuk menghasilkan benih sama dengan produksi biji untuk konsumsi. Produksi benih ditinjau dari sisi agronomi 1.Pemilihan dan penyiapan lahan produksi 2.Penumbuhan tanaman 3.Pemanenan tanaman 4.Penanganan benih agar siap salur
. .
. Memanfaatkan unsur hara yang masih tersisa dari 1.2.Penyiapan Lahan tanaman
-. -
Pembersihan Perataan sebelumnya Irigasi dan Drainase Pemberian bahan organik Jaringan transportasi Pemberian unsur hara
2. PENUMBUHAN TANAMAN
2.1. Penanaman
Untuk benih kultivar hibrid (F1), benih untuk tetua jantan dan tetua betina harus disemai dalam lahan yang sama pada barisan-barisan yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk benih tanaman kacang-kacangan dan legum, pada penanaman pertama dilapangan perlu diinokulasi dengan strain bakteri Rhizobium yang benar.
Beberapa jenis tanaman memerlukan penyemaian benih dan pembibitan sebelum ditanam di lapangan, dengan alasan : 1. Kesulitan mempersiapkan bedeng semai secara langsung di lapangan 2. Tanaman biasanya memerlukan naungan untuk menghindari sengatan matahari atau memerlukan perlindungan dari angin-dingin, hujan-badai, atau frost 3. Untuk memudahkan upaya pengendalian hama (burung, serangga,dsb) dan penyakit pada saat tanaman berstadium bibit.
Lanjutan 4. Dapat memperpanjang musim tanam karena dengan adanya transplanting berarti lama tanaman berada di lapangan dapat dikurangi. 5. Untuk mendapatkan tanaman-tanaman yang lebih seragam di lapangan atau di kebun produksi nantinya (melakukan seleksi tanaman tipe simpang). 6. Menghemat waktu dan tenaga kerja pada fase awal produksi
pertanaman. cabang lateral atau jumlah anakan yang banyak menyebabkan jumlah batang utama yang sedikit, yang secara bersama-sama menentukan jumlah bunga dan benih yang terbentuk. kebutuhan air lebih sedikit Kerugiannya: populasi tanaman tidak mampu
okasi pesemaian / pembibitan aungan (paranet, plastik, rumah kaca) klimatisasi (hardening)
kerapatan tanam optimum 2.Pendangiran, untuk menghindari pemadatan tanah di sekitar tanaman 3.Pengendalian gulma
Metode :
Penggenangan (kasus padi sawah) untuk mengendalikan gulma yang kurang toleran terhadap kondisi air tergenang Penyemaian pada lahan yang bersih setelah dilakukan pengolahan tanah Roguing Pengendalian mekanis Pengggunaan herbisida
4. Irigasi/Pengairan Tujuan : Mengatasi masalah keterbatasan air bagi tanaman terutama pada fase-fase kritis : - awal pertumbuhan tanaman (fase vegetatif) - saat pembungaan - saat pematangan benih Sistem irigasi disesuaikan dengan keadaan
5. . Pemupukan
Pada fase perkembangan vegetatif : mineral nitrogen, fosfat dan kalium diperlukan dalam jumlah yang cukup untuk membangun struktur tanaman. Setelah memasuki fase pembungaan, perkembangan benih tergantung pada proses sintesis dari jaringan hijau yang tersisa sehingga membutuhkan pasokan hara.
6. Pengendalian Organisasi Pengganggu Tanaman (OPT) Serangan OPT juga dipengaruhi oleh faktor iklim dan tanah. Penyebaran hama dan penyakit dapat melalui udara, dari lahan itu sendiri, carrier. Karena itu, sebelum melakukan pemilihan wilayah atau lahan perlu diperhitungkan munculnya serangan OPT. Metode pengendalian : Penguburan sisa-sisa tanaman dengan pembajakan tanah Roguing Rotasi tanaman Perawatan benih Penyemprotan pestisida Memelihara kebersihan gudang Solarisasi Penggenangan (pengendalian hama)
7. Penggunaan Ajir atau Lanjaran Ajir diperlukan untuk species yang merambat seperti mentimun, kacang panjang, tomat dan paria. Ajir harus cukup kuat menopang tanaman, panjang dan posisinya disesuaikan dengan kebutuhan setiap species 8. Pemangkasan Pemangkasan diperlukan pada species tertentu untuk membentuk tajuk, mengatur pembungaan, dan mengatur produksi benih. 9. Membantu penyerbukan Penyerbukan perlu dibantu terutama pada tanaman yang memerlukan serangga bagi penyerbukannya. 10. Perlindungan tanaman dari kontaminasi
3. PEMANENAN TANAMAN
Saat panen yang terbaik adalah ketika tanaman menghasilkan benih yg bermutu tinggi dalam jumlah maksimum (matang fisiologis). Karena itu, pemanenan harus dilakukan dengan cara dan waktu yang tepat agar daya simpan benih tinggi. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam produksi benih yang berkualitas : 1.Berasal dari tegakan tanaman yg tumbuh baik dan seragam 2.Proses pematangan tanaman berlangsung tidak terlalu lama dan juga tidak terlalu pendek 3.Tingkat keberhasilan penyerbukan dan pembuahan yg tinggi sehingga dapat terbentuk rangkaian buah
Agar produksi benih dapat dilaksanakan pada suatu wilayah, diperlukan waktu tanam yg tepat sehingga pelaksanaan pemotongan dan panen sesuai dengan cuaca kering. Apabila waktu tanam dilakukan pada musim kemarau, cara ini memerlukan irigasi tambahan atau akan menyebabkan pengurangan hasil yg serius. Karena kultivar diusahakan telah beradaptasi dengan hujan dan panjang hari. Jika benih dipanen sebelum fase pemasakan, ukuran benih belum cukup optimal dan akan menjadi keriput saat pengeringan dan sulit untuk dipisahkan saat perontokan, sehingga rentan terhadap kerusakan saat perontokan,
adalah kacang tanah. Pemanenan dilakukan dengan cara menggali tanaman, kemudian dikeringkan dalam barisan-barisan atau onggokan kecil. Polong dipisahkan dari tanaman baik dengan perontok statis atau dengan mesin combine hervester. Pengeringan dapat dipercepat dengan menyemprotkan bahan kimia :
Desikan, misal diquat dan paraquat (bahan ini
merusak membran sel dan menyebabkan kematian jaringan) Defolian, misal etefon (bahan ini menyebabkan pelepasan etilen pada daun sehingga mengalami absisi)
terhadap daya simpan benih. Benih yang dipanen sebelum masak tidak dapat disimpan lama. Faktor cuaca juga mempengaruhi KA dan penyimpanan benih. Cuaca yang basah meningkatkan jumlah spora jamur yang terbawa pada benih dan berkembang pada saat penyimpanan. Penyebab lain yang menyebabkan hilangnya viabilitas benih adalah kerusakan mekanis yang