Kadar Asam Stearat Pada Sabun
Kadar Asam Stearat Pada Sabun
Kadar Asam Stearat Pada Sabun
LABORATORIUM BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA 2012 Soal yang di tanyakan :
1. Bagaimana pengaruh Tinggi rendah nya asam stearat terhadap pengangkatan kotoran pada kulit ? Jelaskan ! 2. Apakah yang menyebabkan suatu larutan bersifat elektrolit dan Nonelektrolit ? 3. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan kecepatan laju reaksi ? Jelaskan! Jawaban : 1. Pengaruh tinggi rendahnnya asam stearat terhadap pengangkat kotoran pada kulit adalah semakin tinggi kadar asam stearat,maka kemampuan untuk mengangkat kotorannya pada kulit akan semakin besar.Sebelum meninjau jauh terhadap kemapuan asam sterat tersebut mengangkat kotoran pada kulit,akan lebih baik di ketahui terlebih dahulu apa asam stearat tersebut dan di gunakan pada apa dia,sehingga berfungsi sebagai pengangkat kotoran pada kulit. Asam stearat adalah jenis asam lemak dengan rantai hidrokarbon yang panjang mengandung gugus karboksil di salah satu ujungnnya dan gugus metil yang lain,memiliki 18 atom karbon dan merupakan asam lemak jenuh karena tidak memiliki ikatan rangkap di antara atom karbonnya. (Poucher,1974) Asam stearat meleleh pada suhu 69,60 derajat Celcius dan mendidih pada suhu 2400 derajat Celcius.Titik didih dan titik leleh asam stearat relatif tinggi di banding asam lemak jenuh dengan atom karbon yang lebih banyak. (Wade dan Weller ,1994) Berdasarkan referensi yang ada,sudah dapat di ketahui bahwa asam stearat merupakan asam lemak.Selanjutnya di mana penggunaan asam stearat tersebut.Asam stearat dalam pembuatan sabun. Menurut Mitsui (1997) : Asam sterat sering di gunakan sebagai dasar pembuatan krim dan sabun.Asam stearat berwarna putih kekuningan dan memberikan konsistensi dan kekerasan pada sabun. Sabun merupakan garam,garam adalah hasil reaksi antara asam dan basa.Dengan reaksi : Asam + Basa Garam + Air Dalam sabun yang di uji sebagai pengangkat kotoran adalah asam lemaknya,yaitu asam stearat nya. Menurut Veronika (2008) : Asam lemak adalah asam lemah,jika larut dalam air,molekul asam lemak akan terionisasi sebagian melepas ion H+.
Semakin tinggi kadar asam sterat suatu sabun,maka kemampuan untuk mengangkat kotorannya pada kulit akan semakin besar.Di dukung oleh pendapat Veronika (2008) : Molekul-molekul sabun terdiri atas rantai karbon (hidrokarbon) dengan gugus COO- pada ujungnya.Bagian hidrokarbon bersifar
hidrofilik,artinya tidak suka air atau tidak mudah larut dalam air.Maka molekul sabun tidak sepenuhnya larut dalam air tetapi membentuk misel.Sebagai pembersih kotoran,sabun dapat mengemulsi lemak.Bagian hidrofilik sabun akan masuk ke dalam lemak,sedangkan ujungnnya yang bermuatan negatif ada di bagian luar.Dengan adanya gaya tolak antara muatan negatif,maka kotoran akan terpecah menjadi partikel kecil dan membentuk emulsi.Dengan demikian kotoran dapat terangkat. Telah di ketahui bahwa asam stearat memiliki rumus kimia C17H35COOH.Apabila rantai-rantai nya di uraikan,menjadi : Dari rantai-rantai di atas dapat di lihat betapa banyaknya molekul-molekul hidrokarbon yang terdapat.Hidrokarbon dalam asam stearat pada sabun yang bersifat hidrofobik itulah yang berfungsi sebagai pengangkat kotoran pada kulit.Hidrokarbon pada sabun tepatnya di susun oleh asam lemak sabun tersebut.Karena sabun bersifat Garam. Garam Asam + Basa pada sabun ,basa penyusunnya adalah NaOH/KOH. Menurut Tira (2011) : Pembuat kondisi basa yang biasanya yang di gunakan pada sabun adalah NaOH dan KOH. NaOH Na+ + OHKOH K+ + OHTerlihat jelas,bahwa basa di atas tidak memiliki rantai hidrokarbon.Hidrokarbon /gugus H dan C pada asam stearat itulah yang berfungsi sebagai pengangkat kotoran.Sehingga semakin tinggi kadar asam stearat suatu sabun,maka kemampuannya untuk mengangkat kotoran pada kulit akan semakin besar. 2. Larutan terbagi menjadi beberapa jenis,di antaranya larutan elektrolit dan nonelektrolit.Suatu larutan di katakan elektrolit dan Nonelektrolit tentu memiliki sebab.Namun,sebelum meninjau penyebabnya,kita ketahui terlebih dahulu apa itu larutan elektrolit dan Nonelektrolit. Senyawa-senyawa yang memiliki ion positif dan ion negatif dimana merupakan konduktor listrik yang baik di sebut elektrolit. (Brady,1999) Senyawa yang larutan berairnya tidak menghantarkan arus di sebut Nonelektrolit.Sebagian besar senyawa ionik terurai sempurna dalam air,sehingga di sebut elektrolit kuat.Kebanyakan senyawa kovalen hanya terurai sedikit,sehingga di sebut elektrolit lemah.( Underwood,1999) Telah dijelaskan oleh seorang ahli kimia swedia Svante August Arrhenius (1859-1927). Didasarkan pada teori ionisasi Arhenius, larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena di dalam larutan terkandung atom-atom atau kumpulan atom yang bermuatan listrik yang bergerak bebas. Atom atau kumpulan atom yang bermuatan listrik disebut ion.(Anonim 2,2010) Perubahan suatu senyawa menjadi ion-ion dalam suatu larutan disebut proses ionisasi. Proses ionisasi merupakan salah satu cara menunjukan pembentukan ion-ion, umumnya ditulis tanpa melibatkan molekul air atau pelarut, namun
terkadang molekul air dituliskan juga. Misalnya HCl yang dilarutkan dalam air dapat ditulis dalam dua persamaan: HCl H+ + Cl HCl + H2O H3O+ + Cl CH3COOH H+ + CH3COO CH3COOH + H2O H3O+ + CH3COO Ketika diberi beda potensial, Ion yang bermuatan negatif bergerak menuju anoda (+) sedangkan ion yang bermuatan positif bergerak menuju katoda (-) karena adanya perbedaan muatan. Aliran ion inilah yang menyebabkan larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik.(Anonim 1,2010) Senyawa seperti glukosa, etanol, gula tebu dan larutan urea dalam bentuk padatan, lelehan maupun larutan tidak dapat menghantarkan arus listrik karena tidak mengalami ionisasi atau tetap dalam bentuk molekul. Dengan demikian,larutan elektrolit merupakan suatu larutan yang memiliki ionion yang dapat bergerak bebas di dalamnya.Adapun sumber ion dalam larutan elektrolit tersebut adalah senyawa ionik dan senyawa kovalen polar. Senyawa Ionik Senyawa ionik tersusun atas ion-ion sekalipun dalam dalam bentuk padat atau kering. Misalnya NaCl dan NaOH. NaCl tersusun dari ion Na+ dan ion Cl sedangkan NaOH tersusun dari ion Na+ dan ion OH. Senyawa-senyawa ionik dalam keadaan padat tidak dapat menghantarkan arus listrik karena ion-ion yang terikat dengan kuat, sehingga ion-ion tersebut tidak mengalami mobilisasi ketika diberi beda potensial. Namun apabila senyawa ionik dilarutkan dalam pelarut polar misalnya air, maka senyawa ionik adalah suatu elektrolit. Hal ini disebabkan ion-ion yang awalnya terikat kuat pada kisi terlepas kemudian segera masuk dan menyebar dengan air sebagai medium untuk bergerak.(Anonim 1,2010) Perlu diketahui bahwa semua senyawa ionik yang yang dapat larut dalam pelarut polar seperti air dan lelehan senyawa ionik merupakan suatu elektrolit. Tetapi lelehan senyawa ionik memiliki daya hantar listrik yang lebih baik dibanding larutannya. Hal ini disebabkan susunan ion-ion dalam lelehan.(Anonim 1,2010) Senyawa ionik lebih rapat dibanding dalam bentuk larutan, sehingga ion-ion yang ada lebih mudah atau lebih cepat bergerak menuju anoda dan katoda ketika diberi beda potensial.(Anonim 1,2010) Senyawa kovalen polar Senyawa-senyawa kovalen baik kovalen polar maupun nonpolar dalam keadaan murni tidak dapat menghantarkan arus listrik. Tetapi senyawa kovalen polar dapat menghantarkan arus listrik jika dilarutkan dalam pelarut yang sesuai. Hal ini disebabkan senyawa kovalen polar dalam pelarut yang sesuai mampu membentuk ion-ion. Misalnya senyawa kovalen polar mampu membentuk ion di dalam air sehingga dapat menghantar arus listrik. Tetapi senyawa kovalen polar tidak mampu membentuk ion di dalam benzena sehingga tidak dapat
menghantarkan arus listrik. HCl, NH3 dan CH3COOH merupakan beberapa contoh senyawa kovalen polar.(Anonim 1,2010) Dengan demikian,kemampuan ion-ion bergerak bebas dan menghantarkan listrik itulah yang menyebabkan larutan tersebut bersifat elektrolit. Adapun hal yang menyebabkan suatu larutan bersifat Nonelektrolit adalah ionionnya tidak dapat bergerak bebas di dalamnya ,seperti terdapat pada senyawa dalam keadaan murni dan senyawa organik.Contoh senyawa dalam keadaan murni,yaitu Asam cuka glasial dan contoh lain dari senyawa organik adalah glukosa,urea,dll. Dalam zat gula yang termasuk senyawa organik , jika dilarutkan dalam air tidak dapat terionisasi menjadi ion positif dan ion negatif sehingga tidak bisa menghantarkan arus listrik.(Oenang,2011) Sehingga sudah jelas penyebabnya bahwa larutan elektrolit,ion-ion di dalam nya dapat bergerak bebas ,sehingga dapat menghantarkan arus listrik.Sedangkan pada larutan Nonelektrolit,ion-ionnya tidak dapat bergerak bebas,melainkan diam pada tempatnya,itu lah yang menyebabkan larutan tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik dan di sebut Nonelektrolit.
3. Laju reaksi : setiap reaksi yang terjadi ,pasti memiliki faktor-faktor yang mempengaruhinya.Apa lagi reaksi-reaksi kimia. Kecepatan reaksi tergantung pada macam ikatan yang terlibat dalam reaksi kimia.Secara eksperimen,kecepatan reaksi tergantung pada substansi spesifik yang mengadakan reaksi atau yang bereaksi.(Mustafa,1992) Secara kuantitatif,kecepatan reaksi kimia di tentukan oleh orde reaksi, yaitu jumlah dari eksponent konsentrasi pada persamaan kecepatan reaksi.(Respati, 1992) Jadi,kecepatan reaksi di sebabkan oleh orde reaksi nya.Namun pada Laju reaksi itu sendiri ,ada beberapa faktor-faktor penyebab,yaitu Konsentrasi,Luas Permukaan Sentuhan,Suhu,Katalis,Molaritas dan Tekanan gas. A.Konsentrasi Karena persamaan laju reaksi didefinisikan dalam bentuk konsentrasi reaktan maka dengan naiknya konsentrasi maka naik pula kecepatan reaksinya. Artinya semakin tinggi konsentrasi maka semakin banyak molekul reaktan yang tersedia dengan demikian kemungkinan bertumbukan akan semakin banyak juga sehingga kecepatan reaksi meningkat. (Anonim 2,2011) Jika konsentrasi suatu zat semakin besar maka laju reaksinya semakin besar pula.Begitu juga sebaliknya.Menentukan tingkat reaksi atau orde reaksi dari suatu reaksi kimia pada prinsipnya menentukan seberapa besar pengaruh perubahan konsentrasi pereaksi terhadap laju reaksinya.Suatu larutan dengan konsentrasi besar (pekat) mengandung partikel yang lebih rapat jika di
bandingkan dengan larutan yang berkonsentrasi kecil (encer),sehingga lebih sering bertumbukan dan laju reaksinya semakin besar. (Arisandi, 2010) B.Luas Permukaan Sentuhan Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam banyak, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil luas permukaan bidang sentuh, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil. Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu semakin halus kepingan itu, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi, sedangkan semakin kasar kepingan itu, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.(Anonim 2,2011) Makin besar luas permukaan sentuhan makin besar laju reaksi.Makin kecil ukuran partikel makin besar total luas permukaan sentuhan (Kusrahman, 2010) Makin halus suatu zat,maka makin luas permukaannya,makin banyak pula kemungkinan bereaksi dan semakin cepat reaksi berlangsung.(Arisandi, 2010) Makin besar luas permukaan sentuhan,makin besar laju reaksi.Semakin kecil ukuran partikel makin besar total luas permukaan sentuhan.(Kusrahman, 2010) C. Suhu
Jika suhu di naikkan,maka kalor yang di berikan akan menambah energi kinetik partikel pereaksi.Sehingga pergerakan partikel-partikel pereksi semakin cepat,makin cepat pergerakan partikel akan menyebabkan terjadinya tumbukan antara zat pereaksi makin banyak,sehingga reaksi semakin cepat.(Anonim 1,2008) Semakin tinggi suhu,maka semakin sedikit waktu yang di perlukan.Suhu yang tinggi menyebabkan energi kinetik bertambah,maka tumbukan kan lebih sering,reaksi semakin cepat.(Nurma,2008) Umumnya,laju reaksi semakin cepat bila suhu di naikkan,umumnya setiap kenaikan suhu 10 derajat Celcius ,laju reaksi menjadi 2x semula. (Kusrahman,2010) D. Katalis
Penambahan katalisator dapat menurunkan energi aktivasi sehingga reaksi semakin cepat.(Nurma,2008) Katalis memunngkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang di picunya terhadap
pereaksi.Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah.Katalis mengurangi energi yang di butuhkan untuk berlangsungnnya reaksi.(Anonim 2,2010) E. Molaritas
Hubungan molaritas dengan laju reaksi adalah bahwa semakin besar molaritas,maka semakin cepat suatu reaksi berlangsung.(Anonim 2,2010) F. Tekanan Gas
Jika tekanan gas di perbesar,maka volume gas itu di perkecil,sehingga letak partikel makin berdekatan dan makin mudah bertumbukan.Jadi,makin besar tekanan gas maka makin cepat reaksinya.(Arisandi,2010) Berdasarkan literatur di atas,dapat di simpulkan bahwa : (1) Konsentrasi berbanding terbalik dengan waktu. M = 1/t .Semakin besar konsentrasi,waktu yang di perlukan semakin sedikit dan laju reaksi semakin cepat. (2) Luas Permukaan Bidang Sentuh berbanding terbalik terhadap waktu.Semakin luas permukaan bidang sentuh,maka waktu yang di perlukan untuk bereaksi semakin sedikit dan laju reaksi semakin cepat. (3) Suhu berbanding terbalik terhadap waktu.Semakin tinggi suhu,maka waktu yang di perlukan untuk bereaksi semakin sedikit dan laju reaksi semakin cepat. (4) Tekanan berbanding terbalik terhadap volume.Semakin besar tekanan,maka volume yang di butuhkan untuk bereaksi semakin kecil dan laju reaksi semakin cepat. (5) Penambahan katalis berbanding terbalik terhadap energi yang di butuhkan untuk bereaksi.Jika katalis di tambahkan,maka akan terjadi pengurangan energi yang di butuhkan untuk bereaksi dan laju reaksi berlangsung lebih cepat. Referensi : Anonim 1.2010.Larutan Elektrolit dan Bukan Elektrolit.wanibesak.files.wordpress.com/.../larutan-elektrolit-dannonelektrolit (Di akses 11 Januari 2012) Anonim 2.2011.Laju reaksi. www.id.wikipedia.org/wiki/Laju_reaksi (Di akses 26 Desember 2011) Anonim 3.2008.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi.www.scribd.com (Di akses 27 Desember 2011)
Arisandi.2011.Pengaruh Suhu dan Luas Permukaan Terhadap Laju Reaksi.www.artikelkimia.info (Di akses 29 Desember 2011) Brady,James.E.1999.Kimia Asas Universitas dan Struktur.Binarupa Aksara.Jakarta Day,A.R dan Underwood,A.L.1995.Analisis Kimia Kuantitatif.Erlangga.Jakarta Kusrahman,Asep.2010.Laju Reaksi. www.asep-kusrahman.com/wpcontent/.../10/LAJU-REAKSI.doc Mitsui,T.1997.New Cosmetic Science.Elsever.Amsterdam Mustafa.1992.Diktat Kuliah Kimia Dasar.UMMIKA.Yogyakarta Nurma.2008.Prinsip Dasar Laju Reaksi.http://nurma.staff.uns.ac.id/wpcontens/blog.dir/25/files/2008/12/diskusi-praktikum-kimdas1.pdf (Di akses 28 Desember 2011) Oenang,Udie.2011.Daya Hantar Listrik. id.answers.yahoo.com ... Sains & Matematika Ilmu Kimia (Di akses 11 Januari 2012) Poucher,W.A.1974.Perfumes,Cosmetic and Soap.Chapman and Hall.London Respati,Ir.1992.Dasar-Dasar Ilmu Kimia.Rineka Cipta,Jakarta. Tira.2011.Sabun.www.multiply.com. (Di akses 6 Desember 2011) Veronika.2008.Biokimia Lipid.www.wordpress.com (Di akses 3 Desember 2011) Wade,A dan P.J.Weller.1994.Hanbook of Pharmaceutical Excipients 2nd Edition.The American Pharmaucetical Association.Washington.USA