Laporan Praktikum
Laporan Praktikum
Laporan Praktikum
Oleh:
Indah Nursilowati
NIM A1H010071
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengukuran kadar air tanah penting untuk dapat mengetahui jumlah air yang
tersedia di dalam tanah serta kemampuan penyimpanan air oleh tanah. Kedua hal
tersebut penting dalam pelaksanaan pemberian air irigasi yang berlebih, melebihi
kemampuan tanah dalam menyimpan air akan memperbesar jumlah air yang
terbuang, mengganggu keseimbangan aerasi tanah dan pada daerah air tanah
dangkal dapat menyebabkan kenaikan air tanah sehingga mengurangi daerah
perakaran efektif dan keadaan ini akan merugikan pertumbuhan tanaman.
Penetapan atau pengukuan kadar air tanah dapat dilakukan dengan beberapa
cara, yaitu: melihat rupa dan rasa tanah, cara gravimetris, dengan menggunakan
blok porous (gypsum block), dengan menggunakan sifat listrik blok porous, dengan
menggunakan tensiometer, menggunakan neutron (neutron probe), dan juga dengan
menggunakan sifat panas
Sensor (gypsum block) mengukur kadar air tanah dengan menentukan
resistansi atau tahanan pada dua elektroda yang ada dalam gypsum block. Bahan
dari sensor ini dapat dibuat dengan dari nylon, fiberglass, atau kombinasi fiberglass
dengan gypsum.
B. Tujuan
III. METODOLOGI
B. Prosedur Kerja
A. Hasil
GYPSUM 1
4 16 12.1 48.06% 4
GYPSUM 2
Barat cawan 1 : 4 g
Ka =
Hari ke 1 :
Hari ke 2 :
Hari ke 3 :
Hari ke 4 :
Hari ke 1 :
Hari ke 2 :
Hari ke 3 :
Hari ke 4 :
Kadar air Gypsum 1
Hari ke 1 :
Ka = = = 75.4 %
Hari ke 2 :
Ka = = = 53.6 %
Hari ke 3 :
Ka = = = 43.7 %
Hari ke 4 :
Ka = = = 48.15 %
Hari ke 1 :
Ka = = = 55.4 %
Hari ke 2 :
Ka = = = 69.4 %
Hari ke 3 :
Ka = = = 50 %
Hari ke 4 :
Ka = = = 43.06 %
B. Pembahasan
Gypsum adalah mineral, lembut larut yang terutama terdiri dari kalsium
sulfat, sumber alami nutrisi tanaman penting. Terkenal sebagai salah satu pupuk,
dan digunakan oleh petani tanaman selama lebih dari 250 tahun. Gypsum block
digunakan untuk mengukur kelembaban tanah dan membantu dalam membuat
kekuatan irigasi atau pengairan. Gypsum block berguna juga untuk penanaman
dimana termasuk juga penentuan jadwal periode irigasi pada kondisi kelembaban
tanah kering secara relatif.
Selain itu gypsum juga menyediakan manfaat lain di sektor pertanian.
Sebagai modifikasi tanah, gipsum memiliki manfaat sebagai berikut:
Kadar air tanah adalah jumlah air tanah yang tekandung dalam pori-pori
tanah dalam suatu massa tanah tertentu. Kadar air tanah dapat berubah-ubah pada
tiap kedalaman karena merupakan bagian tanah yang tidak stabil. Perubahan kadar
air tanah tersebut dapat menyebabkan perubahan nilai tahanan penetrasi dan
densitas (bulk density) tanah. Menurut Hardjowigeno (1995), air di dalam tanah
dibagi menjadi air gravitasi, kapiler dan higroskopis. Menurut Hakim et al (1986)
cara yang biasa digunakan untuk menyatakan kadar air dalam tanah adalah dalam
persen terhadap bobot tanah kering. Bobot tanah lembab tidak dipakai karena
bergelonjak dengan kadar airnya. Kadar air juga dapat dinyatakan dalam persen
volume, yaitu persentase volume air terhadap volume tanah.
Cara penetapan kadar air tanah dapat digolongkan kedalam cara
gravimetrik, tegangan dan hisapan, hambatan listrik (blok tahanan), serta
pembauran neutron (neutron scattering). Cara gravimetrik merupakan cara yang
paling umum dipakai. Pada cara penentuan kadar air ini, sejumlah tanah basah
dikeringkan dalam oven pada suhu antara 100 ˚C sampai 110 ˚C untuk waktu
tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang
terkandung dalam tanah basah (Hakim et al 1986). Secara umum kadar air tanah
dapat dihitung dengan persamaan:
Dimana :
80
70
60
Kadar air (%)
50
Gypsum1
40
30 Gypsum2
20
10
0
1 2 3 4
Hari ke-
Grafik resistansi
12
10
Resistansi (ohm)
8
GypsumA
6
GypsumB
4
2
0
1 2 3 4
Hari ke-
Dari hasil praktikum yang sudah dilakukan didapat bahwa kadar air gypsum
A dari hari pertama sampai hari ke empat yaitu 75%, 53.6%, 43.7% dan 48.15%
sedangkan untuk gypsum B kadar airnya yaitu 55.4%, 69.4%, 50% dan 43.06%.
Dari kedua gypsum mengalami penurunan kadar air dari hari ke hari walaupun
secara fluktuatif.
Dari hasil yang didapat pada perhitungan dan pengukuran terdapat banyak
ketidaksesuaian antara landasan teori dengan pengukuran di lapangan. Beberapa
pengukuran resistansi yang semakin lama seharusnya nilainya akan bertambah,
namun pada kenyataannya terkadang naik dan terkadang turun. Kadar air semakin
lama seharusnya akan semakin menurun tetapi pada pengukuran ternyata tidak
stabil. Hal ini dapat diakibatkan oleh beberapa faktor antara lain:
1. Kualitas atau mutu gypsum yang kurang baik, ini dapat terjadi karena adanya
rongga dalam gypsum sehingga air dapat masuk dan akan berpengaruh terhadap
besar resistansi terukurnya.
2. Kedalaman pengambilan sample tanah yang kurang tepat berada di sekitar
gypsum, sehingga data yang diperoleh kemungkinan bukanlah nilai resistansi
sekitar gypsum.
3. Tidak meratanya sebaran air sehingga antar gypsum yang satu dengan yang lain
mempunyai selisih nilai resistansi yang signifikan.
A. Simpulan
1. Cara membuat gypsum block dari bubuk CaSO4 yang dicampurkan dengan
air pada takaran tertentu dan di cetak dengan menggunakan selongsong film
dan dihubungkan dengan kabel. Gypsum tersebut ditanam di dalam tanah
yang akan diukur kadar lengasnya pada kedalaman tertentu.
2. Penggunaan gypsum block ini tidak langsung memperoleh kelembaban
tanah, namun harus dikalibrasi dulu, misalnya dengan metode oven.
3. Cara kalibrasi tensiometer adalah air dalam tensiometer akan berekuilbrium
dengan air tanah melalui ujung yang poros, sehingga tegangan air tanah sama
dengan tegangan pada potensiometer (alat mengukur tegangan pada
tensiometer). Tensiometer biasanya digunakan pada tanah yang lembab.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Hansen, V.E., O.W. Israelsen, G.E. Stringham., E.P. Tachyan dan Soetjipto. 1979.
Dasar-Dasar dan Praktek Irigasi. Jakarta: Erlangga.
Asdak, C. 1995. Hidrologi Dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta:
Gadjah Mada Univercity Press.
Hakim, N.,et al. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Sumatera Selatan: Universitas
Lampung.
Islami, T., et al. 1995. Hubungan Tanah, Air dan Tanaman. Malang: IKIP
Semarang Press.
Anonim. 2012. Modul Praktikum Teknik Irigasi dan Drainase. Universitas Jenderal
Soedirman. Purwokerto