Terapi Bermain
Terapi Bermain
Terapi Bermain
MOEWARDI SURAKARTA
Oleh 1. AHMAD MUNIR 2. ASTRID DYAH FEBRI DIANE 3. BEKTI ANITA OKTAVIANI P.17420111042 P.17420111044 P.17420111045
PRODI DIII KEPERAWATAN SEMARANG JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG 2013
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bermain merupakan kebutuhan anak seperti halnya kasih sayang, makanan, perawatan, dan lain-lainnya, karena dapat memberi kesenangan dan pengalaman hidup yang nyata. Bermain juga merupakan unsur penting untuk perkembangan anak baik fisik, emosi, mental, sosial, kreativitas serta intelektual. Oleh karena itu bermain merupakan stimulasi untuk tumbuh kembang anak. Terapi bermain adalah suatu bentuk permainan yang direncanakan untuk membantu anak mengungkapkan perasaannya dalam menghadapi kecemasan dan ketakutan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan baginya. Bermain pada masa pra sekolah adalah kegiatan serius, yang merupakan bagian penting dalam perkembangan tahun-tahun pertama masa kanak-kanak. Hampir sebagian besar dari waktu mereka dihabiskan untuk bermain (Elizabeth B Hurlock, 1999: 121). Dalam bermain di rumah sakit mempunyai fungsi penting yaitu menghilangkan kecemasan, dimana lingkungan rumah sakit membangkitkan ketakutan yang tidak dapat dihindarkan (Sacharin, 1993: 78). Hospitalisasi biasanya memberikan pengalaman yang menakutkan bagi anak. Semakin muda usia anak, semakin kurang kemampuannya beradaptasi, sehingga timbul hal yang menakutkan. Semakin muda usia anak dan semakin lama anak mengalami hospitalisasi maka dampak psikologis yang terjadi salah satunya adalah peningkatan kecemasan yanng berhubungan erat dengan perpisahan dengan saudara atau teman-temannya dan akibat pemindahan dari lingkungan yang sudah akrab dan sesuai dengannya (Whaley and Wong, 1995). Anak-anak dapat merasakan tekanan (stress) pada saat sebelum hospitalisasi, selama hospitalisasi, bahkan setelah hospitalisasi, karena tidak dapat melakukan kebiasaannya bermain bersama teman-temannnya,
berbagai prosedur yang harus dijalaninya terutama bagi anak yang baru pertama kali di rawat menjadi sumber utama stress dan kecemasan / ketakutan (Carson, dkk, 1992: 1139). Hospitalisasi merupakan masalah yang dapat menyebabkan terjadinya kecemasan bagi anak. Dengan demikian berarti menambah permasalahan baru yang bila tidak ditanggulangi akan menghambat pelaksanaan terapi di rumah sakit. Pemberian terapi bermain ini dapat menunjang tumbuh kembang anak dengan baik. Pada kenyataannya tidak semua anak dapat melewati masa kanak-kanaknya dengan baik, ada sebagian yang dalam proses tumbuh kembangnya mengalami gangguan kesehatan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas, maka perlu adanya program terapi bermain di rumah sakit khususnya di ruang perawatan anak, sehingga diharapkan asuhan keperawatan dapat menunjang proses penyembuhan.
B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Merangsang perkembangan sensorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral, dan bermain dengan terapi. 2. Tujuan Khusus a. Meningkatkan kemampuan dan kreatifitas b. Meningkatkan keterampilan anak c. Mengidentifikasi anak terhadap keterampilan tertentu d. Memberikan kesenangan dan kepuasan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN BERMAIN Tumbuh Kembang anak usia prasekolah akhir (3-5 tahun) merupakan pertumbuhan dimana anak berada pada fase inisiatif vs masa bersalah (initiative vs guilty). Sedangkan menurut Sigmund Freud anak berada pada fase phalik yaitu dimana anak mulai mengenal perbedaan jenis kelamin perempuan dan laki-laki . Bermain adalah cara alamiah bagi anak mengungkapkan konflik dalam dirinya yang tidak disadari (wholey and Wong,1991). Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan untuk memperoleh kesenangan (Foster,1989). Bermain adalah kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkan tanpa mempertimbangkan hasil akhir (Hurlock).
B. FUNGSI BERMAIN Bermain / aktifitas fisik secara umum berfungsi : 1. Merangsang hormon pertumbuhan, nafsu makan, metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein 2. Merangsang pertumbuhan otot dan tulang 3. Merangsang perkembangan 4. Mempengaruhi pengetahuan anak 5. Menghibur anak-anak 6. Menghilangkan kebosanan Fungsi bermain sesuai tumbuh kembang anak : 1. Perkembangan sensori motorik a) Memperbaiki keterampilan motorik kasar dan halus serta koordinasi. b) Meningkatkan perkembangan semua indera. c) Mendorong perkembangan pada sifat fisik
2. Perkembangan Intelektual a) Memberikan sumber-sumber yang beraneka ragam untuk pembelajaran. b) Eksplorasi dan manipulasi bentuk, ukuran, tekstur, warna. c) Pengalaman dengan angka. d) Kesempatan untuk mempraktekkan dan memperluas keterampilan berbahasa. e) Memberikan kesempatan untuk melatih pengalaman masa lalu dalam upaya mengasimilasinya kedalam persepsi hubungan baru. f) Membantu anak untuk memahami dunia dimana mereka hidup dan membedakan antara fantasi dan realita
3. Perkembangan sosialisasi dan moral a) Mengajarkan peran orang dewasa, termasuk perilaku peran seks. b) Memberikan kesempatan untuk menguji hubungan. c) Mengembangkan keterampilan sosial. d) Mendorong interaksi dan perkembangan sikap yang positif terhadap orang lain. e) Menguatkan pola perilaku yang telah disetujui
4. Kreativitas a) Memberikan saluran ekspresif untuk ide dan minat yang kreatif. b) Memungkinkan fantasi dan imajinasi c) Mengembangkan minat dan bakat
5. Kesadaran diri a) Memudahkan perkembangan identitas diri. b) Mendorong pengaturan perilaku sendiri. c) Memungkinkan pengujian pada kemampuan sendiri (keahlian sendiri)
d) Memberikan perbandingan antara kemampuan sendiri dengan kemampuan orang lain e) Memungkinkan kesempatan untuk belajar bagaimana perilaku sendiri dapat mempengaruhi orang lain
6. Nilai Terapeutik a) Memberikan pelepasan stress dan ketegangan. b) Memungkinkan ekspresi emosi dan pelepasan impuls yang tidak dapat diterima dalam bentuk yang secara sosial dapat diterima. c) Mendorong percobaan dan pengujian situasi yang menakutkan dengan cara yang aman. d) Memudahkan komunikasi verbal tidak langsung dan non verbal tentang kebutuhan, rasa takut dan keinginan.
C. JENIS PERMAINAN / KARAKTERISTIK PERMAINAN 1. Cross motor and fine motors 2. Dapat melompat, bermain dan bersepeda. 3. Sangat energik dan imaginative 4. Mulai terbentuk perkembangan moral 5. Mulai bermain dengan jenis kelamin dan bermain dgn kelompok 6. Assosiative play 7. Dramatic play 8. Skill play 9. Laki-laki aktif bermain di luar 10. Perempuan didalam rumah Alat permainan yang cocok untuk anak usia 3-5 tahun: 1. Peralatan rumah tangga 2. Sepeda roda Tiga 3. Papan tulis/kapur 4. Lilin, boneka, kertas 5. Drum,buku dengan kata simple, kapal terbang, mobil, truk
D. BERMAIN DI RUMAH SAKIT Pinsip Bermain di Rumah sakit yaitu : 1. Permainan tidak boleh bertentangan dengan pengobatan yang sedang dijalankan pada anak. Apabila anak harus tirah baring, harus dipilih permainan yang dapat dilakukan di tempat tidur, dan anak tidak boleh diajak bermain dengan kelompoknya di tempat bermain khusus yang ada di ruangan rawat. 2. Permainan yang tidak membutuhkan banyak energi, singkat dan sederhana 3. Permainan harus mempertimbangkan keamanan anak 4. Permainan harus melibatkan kelompok umur yang sama 5. Melibatkan orang tua
BAB III RANCANGAN BERMAIN TOPIK SUB TOPIK TEMPAT WAKTU : Terapi bermain pada anak usia pra sekolah (3- 5 tahun) : Permainan menyanyi, menari dan mewarnai : Ruang Bermain Melati II RSUD Dr.Moewardi Surakarta : 08.30 09.00
A. TUJUAN 1. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM Melanjutkan proses tumbuh kembang anak. Mempertahankan dan meningkatkan kreativitas dan imajinasi anak
2. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS Untuk menyalurkan energi anak Untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas melalui pengalaman bermain Untuk membantu anak beradaptasi dengan efektif terhadap stress karena penyakit dan dirawat Untuk membantu anak terdistraksi terhadap penyakit yang sedang dialami
B. PERENCANAAN 1. JENIS PROGRAM BERMAIN Menyanyi & Menari Mewarnai bertema transfusi darah
2. KARAKTERISTIK PERMAINAN Melatih motorik kasar dan motorik halus Mengembangkan kreativitas dan imajinasi
3. KARAKTERISTIK PESERTA Usia Diagnosa Jumlah peserta Keadaan Umum Posisi : 3-5 tahun : ALL, & Thalasemia : 3 Orang : Baik, Kooperatif : Duduk
4. SASARAN Sasaran terapi kreativitas ini adalah anak-anak usia pra-sekolah (35 thn) yang dirawat di ruang perawatan anak (Melati II RSUD Dr. Moewardi Surakarta) berjumlah 3 anak
5. METODE Demonstrasi
7. SETTING TEMPAT Setting tempat ini digunakan untuk untuk permainan pertama. Permainan kedua menyesuaikan. Keterangan :
= Leader = Co Leader
= Anak-anak
= Fasilitator
8. PENGORGANISASIAN
a. Leader : Bekti Anita Oktaviani Bertanggung jawab terhadap terlaksananya terapi kreativitas, yaitu membuka dan menutup kegiatan ini. b. Co Leader : Astrid Dyah Febri Diane Menjelaskan pelaksanaan dan mendemonstrasikan terapi kreativitas. c. Fasilitator : Ahmad Munir Mempersiapkan alat dan tempat permainan serta mendampingi setiap peserta dalam mengikuti terapi kreativitas. Memfasilitasi pelaksanaan terapi bermain; terapi kreativitas dan mengamati, mencatat jalannya terapi kreativitas.
C. STRATEGI PELAKSANAAN 1. Pra kegiatan Menyiapkan tempat/ruangan Menyiapkan alat-alat Menyiapkan peserta
2. Kegiatan Anak dianjurkan untuk berbaris sesuai setting yang sudah ditentukan untuk menyanyi bersama. Anak diajak untuk duduk dan menggambar
D. EVALUASI 1. Anak mampu mengembangkan kreativitas dan imajinasi 2. Anak mampu mengikuti permainan dengan baik 3. Anak mampu mengembangkan motorik kasar dan halus dengan bernyanyi dan menari 4. Anak mampu mengembangkan motorik halus dengan mewarnai gambar bertema transfusi darah 5. Anak mampu berinteraksi dengan baik 6. Orang tua mengungkapkan manfaat yang dirasakan dengan aktivitas bermain.
A. PELAKSANAAN Kegiatan terapi bermain di laksanakan pada : Hari Jam Tempat : Selasa, 21 Mei 2013 : 10.30 WIB : Ruang Bermain Melati II RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Persiapan tempat dan alat-alat bermain sudah disiapkan dan dipilih sesuai usia anak yaitu 3-5 tahun. Kontrak waktu kepada klien dilakukan satu hari
sebelum hari pelaksanaan dilakukannya terapi bermain. Kegiatan terapi bermain dimulai setelah semua persiapan lengkap, dan pesrta telah siap mengikuti terapi bermain. Terapi bermain dimulai dengan pembukaan oleh leader, perkenalan peserta tujuan diadakannya terapi bermain, dan penjelasan mengenai ketentuan permainan. Fasilitator memberikan permainan mewarnai gambar yang bertema tentang transfusi darah, menyiapkan puzzle dan beberapa miniatur buah dan sayuran. Permainan diberikan dalam waktu 30 menit. Permainan dimulai dari mewarnai, anak mampu mewarnai gambar yang telah disediakan dengan baik, rapi, dan kreatif dalam menuangkan idenya. Selanjutnya anak bermain puzzle, anak bermain dengan aktif, cepat dan tepat dalam menyelesaikan susunan puzzle. Peningkatan pengetahuan akan sayur dan buah yang baik untuk tubuh juga diberikan, anak-anak aktif bertanya mengenai fungsi-fungsi dari miniatur buah-buahan yang disediakan. Setelah 30 menit waktu berakhir, penutup dari terapi bermain ini yaitu dengan menari dan menyanyi bersama dengan menirukan gerakan di video yang disediakan. Anak bersemangat dalam mengikuti permainan, anak senang karena mampu berinteraksi dengan teman sebayanya.
B. EVALUASI KEGIATAN Secara keseluruhan, terapi bermain berhasil dilaksanaklan dengan baik. Seluruh anak dapat hadir tepat waktu dan dapat melaksanakn kegiatan yang sudah direncanakan.
C. KENDALA YANG DIHADAPI Kendala yang dihadapi selama proses terapi bermain adalah adanya salah satu peserta terapi bermain yang masih terpasang infus sehingga anak tidak bebas untuk menari.
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Bermain tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak, karena bagi anak bermain sama saja bekerja bagi orang dewasa. Bermain pada anak mempunyai fungsi yaitu untuk perkembangan sensorik, motorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral sekaligus terapi anak saat sakit. Tujuan bermain adalah melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal, mengekspresikan dan mengalihkan keinginan fantasi. Dan idenya mengembangkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah dan membantu anak untuk beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan di rawat di Rumah Sakit.
B. SARAN Sosialisasi terapi bermain diharapkan dapat selalu diberikan kepada anak dan orang tua anak yang dirawat di rumah sakit, sehingga anak mampu beradaptasi secara efektif. Selain itu juga diharapkan agar orang tua mengetahui bagaimana cara merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak. Akan menjadi lebih baik apabila di setiap rumah sakit disediakan fasilitas bermain bagi anak-anak yang di rawat di rumah sakit.