Laporan Praktikum Penentuan Kesadahan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 23

A.

Judul Percobaan :Penentuan Kesadahan


B. Waktu Percobaan : Jumat, 4 April 2014, pukul 13.00 15.00 WIB
C. Tujuan Percobaan :Untuk Mengetahui Kesadahan dalam Air
D. Dasar Teori
1. Air
Air merupakan bagian yang penting bagi makhluk hidup baik manusia, hewan
maupun tubuhan.Tanpa air kemungkinan tidak ada kehidupan di dunia inti karena
semua makhluk hidup sangat memerlukan air untuk bertahan hidup. Manusia
mungkin dapat hidup beberapa hari akan tetapi manusia tidak akan bertahan selama
beberapa hari jika tidak minum karena sudah mutlak bahwa sebagian besar zat
pembentuk tubuh manusia itu terdiri dari 73% adalah air. Jadi bukan hal yang baru
jika kehidupan yang ada di dunia ini dapat terus berlangsung karena tersedianya Air
yang cukup. Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia
berupaya mengadakan air yang cukup bagi dirinya sendiri. Berikut ini air merupakan
kebutuhan pokok bagi manusia dengan segala macam kegiatannya, antara lain
digunakan untuk:
a. Keperluan rumah tangga, misalnya untuk minum, masak, mandi, cuci dan
pekerjaan lainnya,
b. Keperluan umum, misalnya untuk kebersihan jalan dan pasar, pengangkutan air
limbah, hiasan kota, tempat rekreasi dan lain-lainnya.
c. Keperluan industri, misalnya untuk pabrik dan bangunan pembangkit tenaga listrik.
d. Keperluan perdagangan, misalnya untuk hotel, restoran, dll.
e. Keperluan pertanian dan peternakan
f. Keperluan pelayaran dan lain sebagainya
Oleh karena itulah air sangat berfungsi dan berperan bagi kehidupan makhluk
hidup di bumi ini. Penting bagi kita sebagai manusia untuk tetap selalu melestarikan
dan menjaga agar air yang kita gunakan tetap terjaga kelestariannya dengan
melakukan pengelolaan air yang baik seperti penghematan, tidak membuang sampah
dan limbah yang dapat membuat pencemaran air sehingga dapat menggangu
ekosistem yang ada.
2. Manfaat Air bagi Kehidupan Manusia
Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar
tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat
bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Selain itu, air juga dipergunakan
untuk memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan kotoran yang ada di sekitar
rumah. Air juga digunakan untuk keperluan industri, pertanian, pemadam kebakaran,
tempat rekreasi, transportasi, dan lain-lain. Penyakit-penyakit yang menyerang
manusia dapat juga ditularkan dan disebarkan melalui air.Kondisi tersebut tentunya
dapat menimbulkan wabah penyakit dimana-mana. Volume air dalam tubuh manusia
rata-rata 65% dari total berat badannya, dan volume tersebut sangat bervariasi pada
masing-masing orang, bahkan juga bervariasi antara bagian-bagian tubuh seseorang.
Beberapa organ tubuh manusia yang mengandung banyak air, antara lain, otak 74,5%,
tulang 22%, ginjal 82,7%, otot 75,6%, dan darah 83%. Setiap hari kurang lebih 2.272
liter darah dibersihkan oleh ginjal dan sekitar 2,3 liter diproduksi menjadi urine.
Selebihnya diserap kembali masuk ke aliran darah. Dalam kehidupan sehari-hari, air
dipergunakan antara lain untuk keperluan minum, mandi, memasak, mencuci,
membersihkan rumah, pelarut obat, dan pembawa bahan buangan industri.
Ditinjau dari sudut ilmu kesehatan masyarakat, penyediaan sumber air bersih
harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih yang
terbatas memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat. Volume rata- rata kebutuhan
air setiap individu per hari berkisar antara 150-200 liter atau 35-40 galon. Kebutuhan
air tersebut bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan, dan
kebiasaan masyarakat.

3. Penjernihan Air
Penjernihan air merujuk ke sejumlah proses yang dijalankan demi membuat
air dapat diterima untuk penggunaan akhir tertentu. Ini mencakup penggunaan seperti
air minum, proses industri, medis dan banyak penggunaan lain. Tujuan semua proses
penjernihan air adalah menghilangkan pencemar yang ada dalam air atau mengurangi
kesadahannya agar air menjadi becomes layak untuk penggunaan akhirnya. Salah satu
penggunaan tersebut adalah mengembalikan ke lingkungan alami air yang sudah
digunakan tanpa berakibatkan dampak yang buruk atas lingkungan. Cara penjernihan
air, yaitu:
a. Penyaringan dan perebusan
Meski tampak bersih, air yang akan diminum harus disaring dan direbus hingga
mendidih setidaknya selama 5-10 menit. Hal ini dapat membunuh bakteri, spora,
ova, kista dan mensterilkan air. Proses penyaringan ini juga menghilangkan karbon
dioksida dan pengendapan kalsium karbonat.
b. Disinfeksi kimia
Hal ini berguna untuk memurnikan air yang disimpan pada tempat seperti di
genangan air, tangki atau air sumur.
c. Bubuk pemutih
Proses ini merupakan diklorinasi kapur. 2,3 gram bubuk pemutih diperlukan untuk
mendisinfeksi 1 meter kubik (1.000 liter) air. Tapi air yang sangat tercemar dan
keruh tidak bisa dimurnikan dengan metode ini.
d. Tablet klorin
Dipasaran, tablet klorin dijual dengan nama tablet halazone. Senyawa ini mungkin
cukup mahal tetapi efektif untuk memurnikan air dengan skala kecil.
e. Filter
Ada beberapa jenis filter air, antara lain filter keramik lilin dan UV filter. Bagian
utama dari sebuah filter keramik lilin ini adalah lilin yang terbuat dari porselin
atau tanah infusorial. Permukaannya dilapisi dengan katalis perak sehingga bakteri
yang masuk ke dalam akan dibunuh. Metode ini menghilangkan bakteri yang
biasanya ditemukan dalam minum air, tetapi tidak efektif dengan virus yang bisa
lolos saringan.

4. Bahan-bahan Penyaringan
a. Batuan
Dalam geologi, batu adalah benda padat yang tebuat secara alami dari mineral
dan atau mineraloid. Lapisan luar padat Bumi, litosfer, terbuat dari batu. Dalam
batuan umumnya adalah tiga jenis, yaitu batuan beku, sedimen, dan metamorf.
Penelitian ilmiah batuan disebut petrologi, dan petrologi merupakan komponen
penting dari geologi. Dalam bangunan batu biasanya dipakai pada pondasi
bangunan untuk bangunan dengan ketinggian kurang dari 10 meter, batu juga
dipakai untuk memperindah fasade bangunan dengan memberikan warna dan
tekstur unik dari batu alam.
Batuan umumnya diklasifikasikan berdasarkan komposisi mineral dan kimia,
dengan tekstur partikel unsur dan oleh proses yang membentuk mereka. Ciri-ciri
ini mengklasifikasikan batuan menjadi beku, sedimen, dan metamorf. Mereka lebih
diklasifikasikan berdasarkan ukuran partikel yang membentuk mereka.
Transformasi dari satu jenis batuan yang lain digambarkan oleh model geologi.
Pengkelasan ini dibuat dengan berdasarkan:
1) kandungan mineral yaitu jenis-jenis mineral yang terdapat di dalam batu ini.
2) tekstur batu, yaitu ukuran dan bentuk hablur-hablur mineral di dalam batu
3) struktur batu, yaitu susunan hablur mineral di dalam batu.
4) proses pembentukan
b. Kerikil
Batu Kerikil (Pebbles) sebenarnya menunjukkan besaran butir pasir, dapat
dikategorikan sebagai Batu Pasir yang banyak mengandung silika. Umumnya
bertekstur halus dan berbentuk bulat terbentuk akibat dari pecahan batu gunung
yang kemudian terseret air hingga ke laut dan selama ribuan tahun saling beradu
sesamanya dan terkikis air, karena itu diperoleh di daerah pesisir pantai. Tersedia
dalam beberapa warna, ukuran dan bentuk. Digunakan untuk ditaburkan pada
taman kering (Patio atau Taman Jepang) atau dicampur dengan adukan semen
(biasa disebut Beton/Koral Sikat) untuk jalan setapak atau driveways atau carport.
Untuk ukuran yang kecil sering juga disebut Batu Aras.
c. Arang
Arang adalah residu hitam berisi karbon tidak murni yang dihasilkan dengan
menghilangkan kandungan air dan komponen volatil dari hewan atau tumbuhan.
Arang umumnya didapatkan dengan memanaskan kayu, gula, tulang, dan benda
lain. Arang yang hitam, ringan, mudah hancur, dan meyerupai batu bara ini terdiri
dari 85% sampai 98% karbon, sisanya adalah abu atau benda kimia lainnya. Jenis-
Jenis Arang:
1) Arang kayu
Arang kayu adalah arang yang terbuat dari bahan dasar kayu.Arang kayu
paling banyak digunakan untuk keperluan memasak seperti yang dijelaskan
sebelumnya.Sedangkan penggunaan arang kayu yang lainnya adalah sebagai
penjernih air, penggunaan dalam bidang kesehatan, dan masih banyak
lagi.Bahan kayu yang digunakan untuk dibuat arang kayu adalah kayu yang
masih sehat, dalam hal ini kayu belun membusuk.
2) Arang serbuk gergaji
Arang serbuk gergaji adalah arang yang terbuat dari serbuk gergaji yang
dibakar.Serbuk gergaji biasanya mudah didapat ditempat-tempat penggergajian
atau tempat pengrajin kayu.serbuk gergaji adalah bahan sisa produksi yang
jarang dimanfaatkan lagi oleh pemilknya. Sehingga harganya bisa terbilang
murah.selain dapat untuk bahan bakar, arang serbuk gergaji biasanya
dimanfaatkan untuk campuran pupuk dan dapat diolah menjadi briket arang
3) Arang sekam padi
Arang sekam padi biasa digunakan sebagai pupuk dan bahan baku briket
arang. Sekam yang digunakan bisa diperoleh ditempat penggilingan padi.Selain
digunakan untuk arang, sekam padi juga sering dijadikan bekatul untuk pekan
ternak.Arang sekam juga bisa digunakan sebagai campuran pupuk dan media
tanam di persemaian.Hal ini karena sekam padi memiliki kemampuan untuk
menyerap dan menyimpan air sebagai cadangan makanan.
4) Arang tempurung kelapa
Arang tempurumg kelapa adalah arang yang berbahan dasar tempurung
kelapa.Pemanfaatan arang tempurung kelapa ini ternasuk cukup strategis
sebagai sektor usaha.Hal ini karena jarang masyarakat yang memanfaatkan
tempurung kelapanya.Selain dimanfaatkan dengan dibakar langsung, tempurung
kelapa dapat dijadikan sabagai bahan dasar briket arang. Tempurung kelapa
yang akan dijadikan arang harus dari kelapa yang sudah tua, karena lebih padat
dan kandungan airnya lebih sedikit dibandingkan dari kelapa yang masih muda.
Harga jual arang tempurung kelapa terbilang cukup tinggi.Karena selain
berkualitas tinggi, untuk mendapatkan tempurung kelapanya juga terbilang sulit
dan harganya cukup mahal.
5) Arang serasah
Arang serasah adalah arang yang terbuat dari serasah atau sampah
dedaunan. Bila dibandingkan dengan bahan arang lain, serasah termasuk bahan
yang paling mudah didapat. Arang serasah juga bisa dijadikan briket arang,
karena mudah dihancurkan.
6) Briket arang
Jenis arang yang terakhir dan sudah banyak terdapat dimasyarakat adalah
Briket Arang. Briket arang adalah arang yang terbuat dari arang jenis lain yang
dihaluskan terlebih dahulu kemudian dicetak sesuai kebutuhan dengan
campuran tepung kanji. Tujuan pembuatan briket arang adalah untuk menambah
jangka waktu bakar dan untuk menghemat biaya. Arang yang sering dijadikan
briket arang diantaranya adalah arang sekam, arang serbuk gergaji, dan arang
serasah. Arang- arang tersebut terlalu kecil untuk digunakan langsung dan akan
cepat habis. Sehingga akan lebih awet jika diubah menjadi briket arang. Untuk
arang tempurung kelapa dapat dijadikan briket arang, tetapi hanya tempurung
yang sudah remuk.Sedangkan tempurung yang masih utuh tidak perlu dijadikan
briket arang.
7) Arang kulit buah mahoni
Arang kulit buah mahoni adalah arang dengan bahan dasar kulit buah
mahoni.Bila dilihat secara kasat mata, kulit buah mahoni memiliki tekstur yang
keras dan padat.Sayang jika hanya dibiarkan tertumpuk disekitar halaman.
Arang kulit buah mahoni diproses menggunakan tungku drum, sama halnya
dengan arang kayu. arang jenis ini juga dapat diolah menjadi briket arang.
Arang yang dihasilkan dari kulit buah mahoni juga terbukti memiliki kualitas
yang cukup baik. Jika dibakar hanya mengeluarkan sedikit asap. Nilai kalor
yang dihasilkan saat dibakar sangat tinggi dan lebih tahan lama sehingga dapat
menghemat biaya pengeluaran.
d. Ijuk
Ijuk adalah serat alami berkarakter kuat, lentur dan tahan terhadap kelembaban
dan air asin.Ijuk terbuat dari pohon aren. Kelebihan ijuk diantaranya kuat tehadap
asan dan air asin, tahan lama, tidak lapuk. Pemanfaatan untuk atap, bahan sapu,
bahan tali, sebagai filter resapan air pada bangunan modern, dan tali untuk mengikat
bagian-bagian tertentu dari badan kapal atau perahu. Ijuk dimulai dari memanennya
dari batang aren yang sudah berumur lima tahun. Dengan sebatang tangga bambu
panjang yang diberi lubang-lubang, ijuk yang sudah di lepas lidi-lidinya mulai
dicongkel dengan parang agar terlepas dari batang. Setelah itu di bawa ke tempat
pengolahan untuk nanti di sisir menggunakan kawat baja runcing yang dipakukan
pada sebatang kayu. Gunanya selain membersih, agar serat-serat tertata rapi dan bisa
dipisahkan besar dan panjang serat. Kemudian di jemur dan setelah kering baru
diikat seperti cemara (bahan sanggul) ibu-ibu jaman dulu.Orang Sunda menyebut
pekerjaan ini sebagai Ngakab.
e. Kapas
Kapas (dari bahasa Hindikapas, sendirinya dari bahasa Sanskertakarpasa)
adalah serat halus yang menyelubungi biji beberapa jenis Gossypium (biasa disebut
"pohon"/tanaman kapas), tumbuhan 'semak' yang berasal dari daerah tropika dan
subtropika. Serat kapas menjadi bahan penting dalam industri tekstil. Serat itu dapat
dipintal menjadi benang dan ditenun menjadi kain. Produk tekstil dari serat kapas
biasa disebut sebagai katun (benang maupun kainnya). Serat kapas merupakan produk
yang berharga karena hanya sekitar 10% dari berat kotor (bruto) produk hilang dalam
pemrosesan. Apabila lemak, protein, malam (lilin), dan lain-lain residu disingkirkan, sisanya
adalah polimerselulosa murni dan alami. Selulosa ini tersusun sedemikian rupa sehingga
memberikan kapas kekuatan, daya tahan (durabilitas), dan daya serap yang unik namun
disukai orang. Tekstil yang terbuat dari kapas (katun) bersifat menghangatkan di kala dingin
dan menyejukkan di kala panas (menyerap keringat).

5. Kesadahan air
Analisis kualitatif untuk zat-zat anorganik yang mengandung ion-ion logam
seperti aluminium, bismuth, kalium, magnesium, dan zink dengan cara gravimetri
memakan waktu yang lama. Sekarang telah ditemukan prosedur titrimetri yang baru
untuk penentuan ion-ion logam ini dengan peraksi etilen diamin tetra asetat dinatrium
yang umumnya disebut EDTA dengan menggunakan indikator terhadap ion logam
yang mempunyai sifat seperti halnya indikator pH pada titrasi asam basa,dengan dasar
pembentukan khelat yang digolongkan dalam golongan komplekson. Titrasi
kompleksometri ialah suatu titrasi berdasarkan reaksi pembentukan senyawa
kompleks antara ion logam dengan zat pembentuk kompleks. Menurut Khopkar
(2002), titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan persenyawaan
kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar mengion). Kompleksometri
merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling mengkompleks, membentuk
hasil berupa kompleks.
Salah satu tipe reaksi kimia yang berlaku sebagai dasar penentuan titrimetrik
melibatkan pembentukan (formasi) kompleks atau ion kompleks yang larut namun sedikit
terdisosiasi. Kompleks yang dimaksud di sini adalah kompleks yang dibentuk melalui reaksi
ion logam, sebuah kation, dengan sebuah anion atau molekul netral (Basset, 1994). Titrasi
kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan persenyawaan kompleks (ion
kompleks atau garam yang sukar mengion), jenis titrasi ini juga dikenal sebagai reaksi yang
meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang
terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks demikian adalah
tingkat kelarutan tinggi. Selain titrasi kompleks biasa sepertidi atas, dikenal pula
kompleksometri yang dikenal sebagai titrasi kelatometri, yang menyangkut penggunaan
EDTA (Khopkar, 2002). Dimana dari berbagai macam titrasi yang sering digunakan dalam
kompleksometri terdapat proses titrasi langsung, yakni titrasi yang biasa digunakan untuk ion-
ion yang tidak mengendap pada pHtitrasi, reaksi pembentukan kompleksnya berjalan cepat.
Contoh penentuannya ialah untuk ion-ion Mg, Ca, dan Fe. Air sadah tidak begitu
berbahaya untuk diminum, namun dapat menyebabkan beberapa masalah. Air sadah
dapat menyebabkan pengendapan mineral, yang menyumbat saluran pipa dan keran.
Air sadah juga menyebabkan pemborosan sabun di rumah tangga, dan air sadah yang
bercampur sabun dapat membentuk gumpalan scum yang sukar dihilangkan.
Dalam industri, kesadahan air yang digunakan diawasi dengan ketat untuk mencegah
kerugian. Untuk menghilangkan kesadahan biasanya digunakan berbagai zat kimia,
ataupun dengan menggunakan resin penukar ion. Air sadah digolongkan menjadi 2
jenis berdasarkan jenis anion yang iikat oleh kation (Ca
2+
, Mg
2+
), yaitu:
a. Air sadah sementara
Mengandung garam hidrokarbonat seperti Ca(HCO
3
)
2
dan atau Mg(HCO
3
)
2
. Air
sadah sementara dapat dihilangkan kesadahannya dengan cara memanaskanair
tersebut sehingga garam karbonatnya mengendap, reaksinya:
Ca(HCO
3
)
2 (aq)
CaCO
3(s)
+ H
2
O
(l)
+ CO
2(g)
Mg (HCO
3
)
2

(aq)
MgCO
3(s)
+ H
2
O
(l)
+ CO
2(g)
Selain degan memanaskan air, sadah sementara juga dapat
dihilangkankesadahannya dengan mereaksikan larutan yang mengandung
Ca(HCO
3
)
2
atauMg (HCO
3
)
2
dengan kapur (Ca(OH)
2
) :
Ca(HCO
3
)
2(aq)
+ Ca(OH)
2 (aq)
> 2CaCO
3 (s)
+ 2H
2
O
(l)
b. Air sadah tetap
Mengandung garam sulfat (CaSO4 atau MgSO4) terkadang juga
mengandung garam klorida (CaCl2 atau MgCl2). Air sadah tetap dapat
dihilangkan kesadahannya menggunakan cara:
1) Mereaksikan dengan soda Na2CO3 dan kapur Ca(OH)2, supaya
terbentukendapan garam karbonat dan atau hidroksida:
CaSO4 (aq) + Na2CO3 (aq) > CaCO3 (s) +Na2SO4 (aq)
2) Proses Zeolit Dengan natrium zeolit (suatu silikat) maka kedudukan akan
digantikan ion kalsium dan ion magnesium atau kalsium zeolit(Fardiaz,1992)
Di kalangan masyarakat yang awam, sangat sulit untuk membedakan mana air
yang tingkat kesadahannya tinggi. Mereka hanya bisa memperkirakan saja
berdasarkan apa yang ditimbulkan dari air, misalnya mereka mengamati kerak
yang ditimbulkan air pada dasar panci memberikan sedikit pemahaman pada
masyarakat bahwa air yang dikonsumsinya itu tingkat kesadahannya tinggi, dan
sebaliknya jika tidak terlihat kerak yang ditimbulkan artinya bahwa air yang
dikonsumsinya tingkat kesadahannya masih tergolong rendah (Sanropie dkk, 1984
dalam Resthy, 2011). Standar kesadahan air meliputi (Bakti Husada, 1995 dalam
Resthy 2011):
Standar kesadahan menurut WHO, 1984, mengemukakan bahwa :
1) Sangat lunak sama sekali tidak mengandung CaCO
3
;
2) Lunak mengandung 0-60 ppm CaCO
3
;
3) Agak sudah mengandung 60-120 ppm CaCO
3
;
4) Sadah mengandung 120-180 ppm CaCO
3
;
5) Sangat sadah 180 ppm ke atas.

Standar kesadahan menurut E. Merck, 1974, bahwa :
1) Sangat lunak antara 0-4 OD atau 0-71 ppm CaCO
3
;
2) Lunak antara 4-8 OD atau 71-142 ppm CaCO
3
;
3) Agak sadah antara 8-18 OD atau 142-320 ppm CaCO
3
;
4) Sadah 18-30 OD atau 320-534 ppm CaCO
3
;
5) Sangat sudah 30 OD keatas atau sekitar 534 ppm ke atas.

Standar kesadahan menurut EPA, 1974, bahwa :
1) Sangat lunak sama sekali tidak mengandung CaCO
3
;
2) Lunak, antara 0-75 ppm CaCO
3
;
3) Agak sadah, antara 75-150 ppm CaCO
3
;
4) Sadah, 150-300 ppm CaCO
3
;
5) Sangat sadah 300 ppm ke atas CaCO
3
.

Kesadahan merupakan salah satu sifat kimia yang dimiliki air. Kesadahan air
disebabkan adanya ion ion Ca
2+
dan Mg
2+
. Berdasarkan Standar kesadahan
menurut PERMENKES RI, 2010 batas maksimum kesadahan air minum yang
dianjurkan yaitu 500 mg/L CaCO
3
. Bila melewati batas maksimum maka harus
diturunkan (pelunakan).
Asam etilen diamin tetra asetat atau yang lebih dikenal dengan
EDTA,sebenarnya adalah ligan seksidentat yang dapat berkoordinasi dengan suatu
ion logam lewat kedua nitrogen dan keempat gugus karboksil-nya atau disebut
ligan multidentat yang mengandung lebih dari dua atom koordinasi per molekul.
Suatu EDTA dapat membentuk senyawa kompleks yang mantap dengan sejumlah
besar ion logam sehingga EDTA merupakan ligan yang tidak selektif. Dalam
larutan yang agak asam dapat terjadi protonasi parsial EDTA tanpa pematahan
sempurna kompleks logam. Ternyata bila beberapa ion logam yang ada dalam
larutan tersebut maka titrasi dengan EDTA akan menunjukkan jumlah semua ion
logam yang ada dalam larutan tersebut (Harjadi, 1993).Prinsip dan dasar reaksi
penentuan ion-ion logam secara titrasikompleksometri umumnya digunakan
komplekson III (EDTA) sebagai zat pembentuk kompleks khelat, dimana EDTA
bereaksi dengan ion logam yang polivalen.
Faktor-faktor yang membuat EDTA ampuh sebagai pereaksi titrimetriantara
lain selalu membentuk kompleks ketika direaksikan dengan ionlogam,
kestabilannya dalam membentuk kelat sangat konstan sehingga reaksi berjalan
sempurna (kecuali dengan logam alkali), dapat bereaksi cepat dengan banyak jenis
ion logam, telah dikembangkan indikatornya secara khusus, dan mudah diperoleh
bahan baku primernya dan dapat digunakan baik sebagai bahan yang dianalisis
maupun sebagai bahan untuk standarisasi Selektivitas kompleks dapat diatur
dengan pengendalian pH,misalnya Mg, Ca, Cr, dan Ba dapat dititrasi pada pH = 11
EDTA.
Sebagian besar titrasi kompleksometri mempergunakan indikator yang juga
bertindak sebagai pengompleks dan tentu saja kompleks logamnya mempunyai
warna yang berbeda dengan pengompleksnya sendiri. Indikator demikian disebut
indikator metalokromat. Indikator jenis ini contohnya adalah Eriochromeblack T,
pyrocatechol violet, xylenol orange, calmagit, 1-(2-piridil-azonaftol), PAN, zincon,
asam salisilat, metafalein dan calcein blue (Khopkar, 2002). Titrasi dapat
ditentukan dengan adanya penambahan indikator yang berguna sebagai tanda
tercapai titik akhir titrasi. Namun indikator yang digunakan harus sangat peka
terhadap ion logam sehingga perubahan warna terjadi sedikit mungkin dengan titik
ekuivalen. Namun untuk penentuan kesadahan Ca dan Mg dapat dilakukan dengan
titrasi EDTA dengan pH untuk titrasi adalah 10 menggunakan indikator
eriochrome black T (Basset, 1994). Keunggulan lain dari EDTA adalah mudah
larut dalam air sehingga dapat diperoleh dalam keadaan murni maka EDTA banyak
dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri. Namun, karena adanya
jumlah air yang tak tentu, sebaiknya EDTA distandarisasikan dahulu misalnya
dengan menggunakan larutan kadmium(Harjadi, 1993)

E. Dampak dari Kesadahan Air yang Kurang dan yang Berlebih
Air jika tidak mengandung kapur atau tidak sadah akan terasa lunak atau hambar
karena tidak mengandung garam-garam mineral sehingga akan mengurangi selera
dalam mengkonsumsinya. Akan tetapi, jika di dalam air kandungan kapurnya sangat
tinggi atau dengan kata lain terlalu banyak mengandung garam-garam mineral justru
akan memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan. Oleh karena itu, dirasa perlu
untuk mengetahui dampak apa saja yang dapat ditimbulkan jika kandungan kapur
dalam air berlebih atau kesadahannya tinggi (Sanropie dkk, 1984 dalam Resthy,
2011).
Air lunak atau air yang tidak mengadung kapur mempunyai kecenderungan
menyebabkan korosi pada pipa. Sedangkan jika air memiliki kandungan kapur yang
banyak atau tingkat kesadahannya tinggi, maka mengakibatkan terbentuknya kerak-
kerak pada dinding pipa yang menyebabkan penyempitan pipa, sehingga memperkecil
debit aliran air. Dalam rumah tangga hal tersebut menyebabkan terbentuknya kerak
pada dinding peralatan memasak sehingga menyebabkan pemakaian bahan bakar
yang lebih banyak dan menyebabkan pemakaian sabun yang semakin tinggi (Bakti
Husada, 1995 dalam Resthy, 2011).
Apabila kandungan CaCO
3
atan MgCO
3
dalam air itu melewati batas 10 derajat
Jerman maka akan menyebabkan, antara lain (Sanropie dkk, 1984 dalam Resthy,
2011):
1. Menyababkan lapisan kerak pada alat dapur yang terbuat dari logam;
2. Kemungkinan terjadinya ledakan pada boiler;
3. Pipa air menjadi terumbat;
4. Sayur-sayuran menjadi keras apabila dicuci dengan air bersih.
Air sadah tidak terlalu berbahaya untuk diminum, akan tetapi dapat menyebabkan
beberapa masalah jika dikonsumsi dalam jangka panjang, hal tersebut dapat
menimbulkan osteoporosis atau pengapuran pada tulang manusia. Air sadah dapat
menyebabkan pengendapan mineral, yang menyumbat pipa dan keran. Air sadah juga
menyebabkan pemborosan sabun di rumah tangga, selain itu air sadah dapat
membentuk gumpalan scum yang sukar dihilangkan. Dalam industri, kesadahan air
yang digunakan diawasi ketat untuk mencegah kerugian. Untuk menghilangkan
kesadahan biasanya digunakan beberapa zat kimia ataupun dengan menggunakan
resin pertukaran ion (Kris, 2006 dalam Resthy, 2011).
Air sadah membawa dampak negatif, yaitu (Anoymous, 2009 dalam Resthy,
2011):
1. Menyebabkan sabun tidak berbusa karena adanya hubungan kimiawi antara
kesadahan dengan molekul sabun sehingga sifat detergen sabun hilang dan
pemakaian sabun menjadi lebih boros;
2. Menimbulkan kerak pada ketel yang dapat menyumbat katup-katup ketel karena
terbentuknya endapan kalsium karbonat pada dinding atau katup ketel. Akibatnya
hantaran panas pada ketel air berkurang sehingga memboroskan bahan bakar.


Persyaratan Kualitas Air Minum menurut PERMENKES no. 492/Menkes/Per/IV/2010

F. Alat dan Bahan :
Alat alat :
1. Botol air kemasan 1 buah
2. Gunting 1 buah
3. Kertas saring secukupnya
4. Kasa filter secukupnya
5. Erlenmeyer 100 mL 3 buah
6. Stopwatch 1 buah
7. Penangas air 1 buah
8. Pipet gondok 25 mL 1 buah
9. Pro Pipet 1 buah
10. Statif 1 buah
11. Klem 1 buah
12. Buret 1 buah
13. Gelas ukur 10 mL 1 buah
14. Pipet tetes 4 buah
Bahan bahan :
1. Arang aktif 20 gram
2. Batu kerikil 140 gram
3. Pasir 60 gram
4. Ijuk 15 gram
5. Air sampel secukupnya
6. Larutan Na
2
EDTA 0,01 M secukupnya
7. Indikator EBT secukupnya
8. Larutan NaOH 0,1 N secukupnya
9. Larutan buffer pH 10 secukupnya
10. Akuades secukupnya
11. Indikator murexid secukupnya


G. Cara Kerja :
1. Penjernihan Air Sampel

2. Kesadahan Ca
2+


3. Kesadahan Mg
2+


- dimasukkan ke dalam botol yang dasarnya sudah dipotong
- ditambahkan kasa yang berfungsi sebagai filter
- ditambahkan ijuk
- ditambahkan pasir
- ditambahkan batu kerikil
- ditambahkan arang
- digunakan untuk menyaring air sumur selama 30 menit
Kertas saring
Air sampel
- dimasukkan ke dalam erlenmeyer
- ditambahkan 1 mL larutan NaOH 0,1 N dan 1 tetes serbuk murexid
- dititrasi dengan larutan EDTA 0,01 Mhingga terjadi perubahan warna
dari merah muda menjadi ungu

25 mL air sampel
Volume larutan EDTA 0,01 M
- dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL
- ditambahkan dengan akuades hingga tanda batas


- diambil 25 mL
- dimasukkan ke dalam erlenmeyer
- ditambahkan 1 mL larutan buffer pH 10 dan 1 tetes indikator EBT
- dititrasi dengan larutan EDTA 0,01 M hingga terjadi perubahan
warna dari kemerah-merahan menjadi biru
Volume larutan EDTA 0,01 M
10 mL air sampel
air sampel setelah pengenceran
H. Tabel Hasil Pengamatan :
No. Sebelum Sesudah Dugaan/reaksi Kesimpulan
1.
Air sampel : tidak
berwarna
NaOH 0,1 N : larutan
tidak berwarna
Serbuk murexid :
hitam
Larutan EDTA 0,01
M : tidak berwarna
Air sampel + 1 mL
NaOH 0,1 N : tidak
berwarna
+ murexid : merah
muda
Setelah dititrasi
dengan EDTA 0,01
M : ungu
Reaksinya adalah :
Penambahan indikator :
Ca
2+
+ HI
n
-
CaI
n
-
+ H
+

Penambahan H
2
Y
2-

CaI
n
-
+ H
2
Y
2-
CaY
2-
+ HI
n
2-
+ H
+

Data :
Kesadahan Ca
2+
rata-rata : 29,390 mg/L
Replikasi
Volume EDTA
0,01 M (mL)
Kesadahan Ca
2+

(mg/L)
1 2,1 33,666
2 1,7 27,253
3 1,7 27,253
2.
Air sampel : tidak
berwarna
Larutan buffer pH 10
: tidak berwarna
Indikator EBT :
larutan ungu
Air sampel + 1 mL
larutan buffer pH 10 :
tidak berwarna
+ indikator EBT :
kemerah-merahan
Setelah dititrasi
dengan EDTA 0,01
M : biru
Reaksinya adalah :
Penambahan indikator :
Mg
2+
+ HI
n
-
MgI
n
-
+ H
+

Penambahan H
2
Y
2-

MgI
n
-
+ H
2
Y
2-
MgY
2-
+ HI
n
2-
+ H
+

Berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan no.
492/Menkes/Per/IV/2010 tentang
Persyaratan Air Minum, kesadahan
maksimal adalah 500 mg/L.
Data :
Replikasi
Volume EDTA
0,01 M (mL)
Kesadahan Mg
2+

(mg/L)
I 2,6 252,772
II 3,0 291,660
III 2,9 281,938
Kesadahan Mg
2+
rata-rata : 275,457 mg/L
Kesadahan total : 304,847 mg/L
I. Analisis Data dan Pembahasan :
Percobaan penetuan kesadahan air ini bertujuan untuk menentukan kesadahan suatu
sampel air yang didapatkan dari daerah Cupat yang berlokasi di dekat dengan Pantai
Kenjeran. Kondisi sampel air didaerah tersebut tidak layak untuk dikonsumsi karena
warna sampel air yang keruh mengindikasikan bahwa di dalam sampel tersebut
mengandung zat zat yang berbahaya bagi tubuh. Sebelum melakukan pengujian
terhadap kesadahan sampel, langkah awal adalah melakukan penyaringan dengan alat
Water Purifier Sederhana. setelah penyaringan selama 30 menit, sampel kemudian
diambil dan dilakukan uji kesadahan sampel. Yang menyebabkan kesadahan suatu air
adalah karena adanya garam kalsium dan magnesium serta besi pada suatu larutan
sehingga dalam uji kesadaha ini yang dilakukan adalah dua tahap uji, yaitu uji kesadahan
ion Ca
2+
dan uji kesadahan ion Mg
2+
.

1. Kesadahan ion Ca
2+

Pada percobaan pertama, sampel dari hasil penyaringan dengan water purifier
sederhana selama 30 menit diambil sebanyak 25 mL yang kemudian ditempatkan
dalam erlenmeyer 100 mL. Setelah itu ditambahkan 1 mL NaOH. fungsi penambahan
NaOH adalah untuk meningkatkan pH sampel. Langkah selanjutnya adalah dengan
menambahkan indikator murexid berupa serbuk warna hitam senyak 1 butir. Setelah
penambahan murexid larutan sampel dan NaOH yang semula tidak berwarna
kemudian berubah warna menjadi larutan merah muda. Menurut teori pada pH lebih
tinggi 12, Mg akan mengendap sehingga EDTA hanya dapat diikat oleh Ca
2+
dengan
indikator murexid. Reaksi antara Ca
2+
dan indikator adalah
Ca
2+
+ HI
n
-
CaI
n
-
+ H
+

Larutan kemudian dititrasi dengan EDTA 0,01 M sampai warna larutan
berubah menjadi ungu. Reaksinya adalah :
CaI
n
-
+ H
2
Y
2-
CaY
2-
+ HI
n
2-
+ H
+

Volume titran yang digunakan dalam titrasi ini adalah sebesar 2,1 mL setelah itu
dilakukan perhitungan dengan persamaan 1:


Berdasarkan persamaan 1, didapatkan kesadahan Ca
2+
pada sampel air
sebesar 33,66552 mg/L yang artinya dalam 1 liter sampel mengandung 33,66552 mg
kalsium (Ca). Untuk replikasi kedua dan ketiga menggunakan 1,7 mL volume titran
(EDTA) sehingga kesadahan Ca
2+
dalm sampel adalah 27,25304 mg/L. Dari ketika
replikasi tersebut kemudian dilakukan pengukuran rata rata kesadahan Ca
2+
dalam
sampel dengan cara menjumlah ketika kesadahan tersebut kemudian dibagi dengan
jumlah keseluruhan replikasi. Hasil perhitungan tersebut menghasilkan kesaharan rata
rata Ca
2+
dalam sampel sebesar 29,3904 mg/L. Hal ini berarti dalam 1 liter sampel
air mengandung 29,3904 mg kalsium.

2. Kesadahan ion Mg
2+

Pada percobaan kedua dilakukan penetuan kesadahan dari ion Mg
2+
. Langkah
langkahnya hampir sama dengan penetuan kesadahan ion Ca
2+
hanya saja berbeda
dalam beberapa penambahan zat zatnya. Langakh pertama adalah pengambilan
sampel sebanayak 25 mL kemudian ditempatkan dalam erlenmeyer 100 mL.
Kemudian ditambahkan 1 mL larutan penyangga pH 10 kemudian ditambah 1 tetes
indikator EBT yang berwarna merah muda. Penambahan larutan penyangga pH 10
bertujuan untuk mempertahankan harga pH dari sampel yang disebabkan ketika ion
hidrogen lepas pada proses titrasi yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan pH
dalam titrasi kompleksiometri. Kedua mencegah terbentunya endapan logam
hidroksida, dengan demikian,penyangga itu dapat bertindak sebagai zat pembentuk
kompleks tambahan Indikator EBT adalah indikator yang mampu membentuk secara
kompleks dengan ion Ca
2+
dan Mg
2+
, namun lebih berikatan kuat dengan ion Mg
2+

dibandingkan Ca
2+
Indikator EBT berwarna biru langit dalam larutan namun
membentuk kompleks merah anggur. Hal itu terjadi karena ketika H2Y2- mengalami
reaksi dengan ion sadah Ca
2+
dan mengkompleks, maka Mg
2+
yang berikatan lebih
banyak dibandingkan Ca
2+
ini mengalami disosiasi dan mengubah warna merah
anggur menjadi biru langit dari indikator EBT. Reaksi antara ion Mg
2+
dengan
indikator EBT adalah
Mg
2+
(aq)
+ EBT
(aq)
(Mg EBT)
2+
(aq)

Setelah itu kemudian dilakukan titrasi dengan menggunakan larutan EDTA
dengan konsetrasi 0,01 M. Titik akhir dari titrasi tersebut ditandai dengan perubahan
warna dari sebelum titrasi berwarna kemerah merahan menjadi larutan berwarna
biru setekah titrasi. Reaksinya adalah :
(Mg EBT)
2+
(aq)
+ H
2
Y
2-
(aq)
MgY
(aq)
+ 2H
+
(aq)
+ EBT
(aq)


Jika H
2
Y
2-
mengkompleks semua Mg
2+
bebas dari sampel air maka kompleks
merah anggur (Ca EBT)
2+
terdisosiasi dari warna merah anggur berubah menjadi
biru langit dari indikator EBT. Dan titik akhir dicapai, semua ion sadah telah
terkompleksikan dengan H
2
Y
2-
. Volume titran yang digunakan dalam penetuan
kesadaran Mg
2+
adaalah sebesar 2,6 mL, 3,0 mL dan yang terakhir adalah 2,9 mL.
Setelah didaptkan volume tersebut kemudia digunakan untuk menghitung kesadahan
dari ion mg
2+
dengan persamaan 2


Adanya faktor pengenceran 10 kali dikarenakan sebelum dilakukan
pengenceran pada sampel, untuk titrasi dibutuhkan volume EDTA >15 mL untuk
menentukan titik akhir titrasi. Setelah dilakukan pengenceran sebanyak 10 kali pada
sampel, dan dengan menggunakan persamaan 2 , didapatkan kesadahan Mg
2+
pada
sampel yang disesuaikan dengan volume EDTA ynag digunakan pada titrasi adalah
sebesar 252,772 mg/L untuk titrasi dengan 2,6 mL larutan EDTA 0,01M. untuk titrasi
dengan 3,0 mL larutan EDTA 0, 01M didapatkan hasil kesadahan Mg
2+
sebesar
291,660 mg/l. Yang terakhir dengan 2,9 mL larutan EDTA 0.01M didapatkan hasil
kesadahan Mg
2+
sebesar 281,938 mg/L. Dari ketiga hasil tersebut didapatkan tara-
rata kesadahan Mg
2+
pada sampel sebesar 275,457 mg/L yang artinya dalam 1 liter
sampel air mengandung 275,458 mg magnesium (Mg).
Total kesadahan air adalah jumlah total kesadahan rata rata dari ion Ca
2+
dan
Mg
2+
. Dari hasil penjumlahan tersebut didapatkan hasil kesadahan total sebesar
304,847 mg/L.



J. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Kesadahan rata rata Ca
2+
dalam sampel air dari daerah Cupat yang telah
dilakukan penyaringan dengan water purifier selama 30 menit sebesar 29,3904
mg/L
2. Kesadahan rata rata Mg
2+
dalam sampel air dari daerah Cupat yang telah
dilakukan penyaringan dengan water purifier selama 30 menit sebesar 275,457
mg/L
3. Total kesadahan pada dalam sampel air dari daerah Cupat yang telah dilakukan
penyaringan dengan water purifier selama 30 menit sebesar 304,847 mg/L.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan 492/Menkes/Per/IV/2010, Persyaratan
Air Minum, kesadahan kesadahan maksimal adalah 500 mg/L. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa air didaerah tersebut masih dapat dikonsumsi karena nilai
kesadahna masih dibawah ambang batas yang ditetapkan oleh pemerintah.

K. Daftar Pustaka :
Basset. J. etc. 1994. Buku Ajar Vogel, Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik .Ja
karta: Erlangga.
Day, R.A. Jr & A.L. Underwood. 1999. Kimia Analisis Kuantitatif. Jakarta:
Erlangga.
Fardiaz, Srikandi.1992. Polusi Air dan Udara.Yogyakarta: Kanisius.
Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press.
Menkes. 2010. PMK No. 492 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
SNI 01-3553-2006. 2006. Syarat Mutu Air.
http://xa.yimg.com/kQ/groups/9534928/152236470/name/SNI+01-3553-
2006.pdf (diakses tanggal 31 maret 2014).
TIM. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Lingkungan. Surabaya : Jurusan Kimia
Universitas Negeri Surabaya.


LAMPIRAN
1. Perhitungan
a. Kesadahan Ca
2+


Diketahui : V
EDTA
untuk titrasi I : 2,1 mL [EDTA] : 0,01 M
V
EDTA
untuk titrasi II : 1,7 mL
V
EDTA
untuk titrasi III : 1,7 mL
Mr Ca : 40,078 am
V
sampel
: 25 mL
Ditanya : Berapa kesadahan Ca
2+
dalam air sampel ?
Penyelesaian :



Volume EDTA = 2,1mL


Volume EDTA = 1,7mL


Volume EDTA = 1,7mL


Maka, kesadahan Ca
2+

mg/l
rata-rata :



b. Kesadahan Mg
2+


Diketahui : V
EDTA
untuk titrasi I : 2,6 mL [EDTA] : 0,01 M
V
EDTA
untuk titrasi II : 3,0 mL
V
EDTA
untuk titrasi III : 2,9 mL
Mr Mg: 24,305 am
V
sampel
: 25 mL
Faktor pengenceran : 10 kali
Ditanya : Berapa kesadahan Mg
2+
dalam air sampel ?
Penyelesaian :


Volume EDTA : 2,6mL



Volume EDTA : 3,0mL



Volume EDTA : 2,9mL



Maka, kesadahan Mg
2+
mg/L
rata-rata :



Sehingga, kesadahan total = Kesadahan Ca
2+
rata-rata + Kesadahan Mg
2+
rata-rata
=
= 304, 847 mg/L




2. Foto
a. Penjernihan Air Sampel

Pasir Ijuk

Batu kerikil Rancangan percobaan

Air sampel setelah proses penjernihan
b. Kesadahan Ca
2+


NaOH 0,1 N Air sampel + NaOH 0,1 N

Air sampel + NaOH + murexid Air sampel + NaOH + murexid
(sebelum titrasi) (setelah titrasi)
c. Kesadahan Mg
2+


Air sampel setelah pengenceran Air sampel + larutan buffer + EBT
(sebelum titrasi)

Air sampel + larutan buffer + EBT
(setelah titrasi)

Anda mungkin juga menyukai