Laporan pendahuluan ini membahas asuhan keperawatan klien dengan gangguan isolasi sosial di rumah sakit. Dokumen ini menjelaskan definisi isolasi sosial, faktor-faktor yang mempengaruhinya, gejala-gejalanya, diagnosa keperawatan, dan rencana tindakan keperawatan untuk menangani masalah isolasi sosial dan gangguan konsep diri pada klien.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
992 tayangan6 halaman
Laporan pendahuluan ini membahas asuhan keperawatan klien dengan gangguan isolasi sosial di rumah sakit. Dokumen ini menjelaskan definisi isolasi sosial, faktor-faktor yang mempengaruhinya, gejala-gejalanya, diagnosa keperawatan, dan rencana tindakan keperawatan untuk menangani masalah isolasi sosial dan gangguan konsep diri pada klien.
Laporan pendahuluan ini membahas asuhan keperawatan klien dengan gangguan isolasi sosial di rumah sakit. Dokumen ini menjelaskan definisi isolasi sosial, faktor-faktor yang mempengaruhinya, gejala-gejalanya, diagnosa keperawatan, dan rencana tindakan keperawatan untuk menangani masalah isolasi sosial dan gangguan konsep diri pada klien.
Laporan pendahuluan ini membahas asuhan keperawatan klien dengan gangguan isolasi sosial di rumah sakit. Dokumen ini menjelaskan definisi isolasi sosial, faktor-faktor yang mempengaruhinya, gejala-gejalanya, diagnosa keperawatan, dan rencana tindakan keperawatan untuk menangani masalah isolasi sosial dan gangguan konsep diri pada klien.
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN GANGGUAN ISOLASI SOSIAL DI RUANG SHINTA RS GRASIA
Tugas Individu Stase Keperawatan Jiwa Tahap Profesi Program Studi Ilmu Keperawatan FK UGM
Disusun Oleh: Yasinta Nur Rohmah 09/281928/KU/13175
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2014 ISOLASI SOSIAL A. Definisi Isolasi sosial adalah suatu keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain.
B. Rentang Respon Isolasi Sosial 1. Rentang Adaptif a. Menyendiri: merupakan respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa yang telah dilakukan di lingkungan sosialnya dan suatu cara mengevaluasi diri untuk menentukan langkah selanjutnya. Menyendiri/ solitude ini umumnya dilakukan setelah melakukan kegiatan b. Otonomi: merupakan kemampuan individu untuk menentukan dan ide-ide, pikiran, perasaan dalam hubungan social c. Bekerja sama atau mutualisme: suatu kondisi dalam hubungan interpersonal dimana individu tersebut mampu untuk saling member dan menerima d. Saling tergantung (interdependen): merupakan kondisi saling tergantung antar individu dengan orang lain dalam membina hubungan interpersonal 2. Rentang Maladaptif a. Menarik diri: merupakan keadaan dimana seseorang menemukan kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain b. Manipulasi: merupakan gangguan hubungan sosial yang terdapat pada individu yang menganggap seseorang sebaai objek. Individu tersebut tidak dapat membina hubungan sosial secara mendalam. c. Impulsif: individu impulsive tidak mampu merencanakan sesuatu, tidak mampu belajar dari pengalaman, tidak dapat diandalkan d. Narkisme: pada individu narkisme terdapat harga diri yang rapuh, secara terus- menerus berusaha mendapatkan penghargaan dan pujian, sikap egosentris, pecemburu, marah jika orang lain tidak mendukung. e. Tergantung/ dependen: terjadi bila seseorang gagal mengembangkan rasa percaya diri atau kemampuannya untuk berfungsi secara sukses. f. Curiga: terjadi bila seseorang gagal mengembangkan rasa percaya dengan orang lain. Kecurigaan dan ketidakpercayaan diperlihatkan dengan tanda-tanda cemburu, iri hati, berhati-hati. Perasaan individuditandai dengan humor yang kurang, dan individu merasa bangga dengan sikapnya yang dingin dan tanpa emosi.
C. Faktor Predisposisi dan Presipitasi Isolasi Sosial 1. Faktor Presdiposisi a. Faktor perkembangan: pada dasarnya kemampuan seseorang untuk berhubungan sosial berkembang sesuai dengan proses tumbuh kembang mulai dari usia bayi sampai dewasa lanjut untuk dapat mengembangkan hubungan sosial yang positif, diharapkan setiap tahap perkembangan dilalui dengan sukses. Sistem keluarga yang terganggu dapat menunjang perkembangan respon sosial maladaptive. b. Faktor Biologis: faktor genetic dapat berperan dalam respon sosial maladaptive. c. Faktor sosiokultural: Isolasi sosial merupakan faktor utama dalam gangguan berhubungan. Hal ini diakibatkan oleh norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain, tidak mempunyai anggota masyarakat yang kurang produktif seperti lanjut usia, orang cacat, dan penderita penyakit kronis. Isolasi sosial dapat terjadi karena mengadopsi norma \, perilaku, dan sistem nilai yang berbeda dari yang dimiliki budaya mayoritas. d. Faktor dalam keluarga: pada komunikasi dalam keluarga dapat mengantar seseorang dalam gangguan berhubungan. Bila keluarga hanya menginformasikan hal-hal yang negative dan mendorong anak mengembangkan harga diri rendah, mengakibatkan anak enggan berkomunikasi dengan orang lain. 2. Faktor Presipitasi a. Stress sosiokultural: stress dapat ditimbulkan oleh karena menurunnya stabilitas keluarga dan berpisah dari orang yang berarti b. Stress psikologi: ansietas berat yang berkepanjanga terjadi bersamaan dengan keterbatasan kemampuan untuk mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah dengan orang dekat atau kegagalan untuk memenuhi kebutuhan dapat menimbulkan ansietas tinggi.
D. Tanda dan Gejala Isolasi Sosial 1. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul 2. Menghindardari orang lain (menyendiri) 3. Komunikasi kurang/ tidak ada. Pasien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien lain atau perawat 4. Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk 5. Berdiam diri di kamar/ klien kurang mobilitas 6. Menolak berhubungan dengan orang lain. Jika diajak bercakap-cakap, klien memutuskan percakapan 7. Tidak melakukan kegiatan sehari-hari
E. Masalah Keperawatan dan Data yang perlu dikaji Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial, dan spiritual. Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa dapat pula berupa faktor presdiposisi, penilaian terhadap stressor, sumber koping, dan kemampuan koping yang dimiliki klien. a. Data Subjektif Sukar didapati apabila klien menolak berkomunikasi. Beberapa data subjektif adalah menjawab pertanyaan dengan singkat, seperti tidak, iya, tidak tahu. b. Data Objektif Observasi yang dilakukan pada klien akan ditemukan: 1. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul 2. Menghindari orang lain/ menyendiri. Klien tampak memisahkan diri dengan orang lain, misalnya saat makan 3. Komunikasi kurang/ tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan orang lain 4. Tidak ada kontak mata, lebih suka menunduk 5. Berdiam diri di kamar/ tempat terpisah. Klien kurang mobilitasnya. 6. Menolak berhubungan dengan orang lain. Jika diajak bercakap-cakap, klien memutuskan percakapan 7. Tidak melakukan kegiatan sehari-hari. Artinya perawatan diri dan kegiatan rumah tangga sehari-hari tidak dilakukan
F. Diagnosa Keperawatan 1. Isolasi social 2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
G. Rencana Tindakan Keperawatan Diagnosa: Isolasi Sosial NOC: Loneliness Indikator: - Tidak mengekspresikan keputusasaan - Tidak mengekspresikan ketidakberdayaan - Tidak kesulitan membangun hubungan dengan orang lain - Tidak menunjukkan fluktuasi mood - Tidak menunjukkan gangguan makan, gangguan tidur, sakit kepala, mual, nyeri NIC: Emotional Support Aktivitas: 1. Diskusi dengan pasien tentang ekspresi emosional 2. Buat pernyataan supportif dan empati 3. Sentuh pasien dengan support 4. Dukung penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat 5. Bantu pasien mengenali perasaan seperti cemas, marah, atau sedih 6. Dengarkan untuk mendorong ekspresi perasaan Diagnosa: Gangguan Konsep diri NOC: Identity Indikator: 1. Mengidentifikasi aspek positif yang dimiliki 2. Mengembangkan kemampuan yang telah diajarkan 3. Mengikuti aktivitas di rumah NIC: Psikoterapeutik Intervensi: 1. Bina hubungan saling percaya 2. Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien 3. Bantu klien menilai kemampuannya 4. Bantu klien memilih kegiatan dan melatih sesuai dengan kemampuannya 5. Anjurkan pasien memasukkannya dalam jadwal kegiatan harian 6. Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien 7. Jelaskan kepada keluarga cara merawat klien dengan ggangguan konsep diri
H. DAFTAR PUSTAKA Herdman, Heather. Nanda International Nursing Diagnoses: Definition Classification 2012-2014. United State of America: Sheridan Books, Inc. McCloskey, Joanne et al. 2008. Nursing Intervention Classification (NIC). United State of America: Mosby Moorhead, Sue et al. 2008. Nursing Outcome Clasification (NOC). United State of America: Mosby Stuart, G. W., 2006. Buku Saku keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC. W., 2006. Buku Saku keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Intelijen: Pengantar psikologi kecerdasan: apa itu kecerdasan, bagaimana cara kerjanya, bagaimana kecerdasan berkembang, dan bagaimana kecerdasan dapat memengaruhi kehidupan kita