LP Kepji 3
LP Kepji 3
LP Kepji 3
ISOLASI SOSIAL
DOSEN PEMBIMBING :
SULASTRI, M.Kep,.Sp.Jiwa
ISOLASI SOSIAL
3. Rentang Respon
Respon adaptif adalah respon yang diterima oleh norma sosial dan kultural
dimana individu tersebut menjelaskan masalah dalam batas normal.
1. Solitude
Respon yang dibutuhkan untuk menentukan apa yang telah dilakukan
dilingkungan sosialnya dan merupakan suatu cara mengawasi diri dan
menentu kan langkah berikutnya.
2. Otonomi
Suatu kemampuan individu untuk menentukan dan menyampalkan ide-
ide pikiran.
1. Kebersamaan
Suatu keadaan dalam hubungan Interpersonal dima na
individu tersebut mampu untuk memberi dan menerima.
2. Saling ketergantungan
Saling ketergantungan antara individu dengan orang lain
dalam hubungan interpersonal.
Respon maladaptif adalah respon yang dilakukan indi vidu dalam menyelesaikan
masalah yang menyimpang dari norma-norma sosial dan kebudayaan suatu
tempat.
a. Menarik diri
Gangguan yang terjadi apabila seseorang memutuskan untuk tidak
berhubungan dengan orang lain untuk men cari ketenangan sementara
waktu.
b. Manipulasi
Adalah hubungan sosial yang terdapat pada individu yang
mengnganggap orang lain sebagai objek dan. dberorientasi pada diri
sendiri atau pada tujuan, bukan CH berorientasi pada orang lain. Individu
tidak dapat mbmembina hubungan sosial secara mendalam.
c. Ketergantungan
Individu gagal mengembangkan rasa percaya diri dan kemampuan yang
dimiliki.
d. Impulsif
Ketidakmampuan merencanakan sesuatu, tidak mampu belajar dari
pengalaman, tidak dapat diandalkan, mem punyai penilaian yang buruk
dan cenderung memak sakan kehendak.
e. Narkisisme
Harga diri yang rapuh, secara terus menerus berusaha mendapatkan
penghargaan dan pujian, memiliki sikap egosentris, pencemburu dan
marah jika orang lain tidak mendukung.
B . Etiologi
1. Faktor predisposisi
Ada berbagai faktor yang menjadi pendukung terjadinya perilaku isolasi
sosial (Yosep,I., & Sutini, T. 2014)
a. Faktor perkembanga
Tiap gangguan dalam pencapaian tugas perkembangan dari
masa bayi sampai dewasa tua akan menjadi pencetus seseorang
sehingga mempunyai masalah respon sosial menarik diri. Sistem
keluarga yang terganggu juga dapat mempengaruhi terjadinya
menarik diri. Organisasi anggota keluarga bekerja sama dengan
tenaga profesional untuk mengembangkan gambaran yng lebih tepat
tentang hubungan antara kelainan jiwa dan stress keluarga.
Pendekatan kolaboratif dapat mengurangi masalah respon sosial
menarik diri.
b. Faktor biologic
Faktor genetik dapat menunjang terhadap respon sosial
maladaptif. Genetik merupakan salah satu faktor pendukung
gangguan jiwa.
Kelainan struktur otak, seperti atropi, pembesaran ventrikel, penurunan
berat dan volume otak serta perubahan limbik diduga dapat
menyebabkan skizofren
c. Faktor sosiokultural
Isolasi sosial merupakan faktor dalam gangguan berhubungan. Ini
merupakan akibat dari norma yang tidak mendukung pendekatan
terhadap orang lain, atau tidak menghargai anggota masyarakat yang
tidak produktif, seperti lansia, orang cacat dan berpenyakit kronik.
Isolasi dapat dapat terjadi karena mengadopsi norma, perilaku dan sitem
nilai yang berbeda dari yang dimiliki budaya mayoritas. Harapan yang
tidak realistis terhadap hubungn merupakan faktor lain yang berkaitan
dengan gangguan ini.
2. Faktor presipitasi
Ada beberapa faktor presipitasi yang dapat menyebabkan seseorang menarik diri.
Faktor-faktor tersebut dapat berasal dario berbagai stressor antara lain:
1. Stressor sosiokultural
Stressor sosial budaya dapat menyebabkan terjadinya gaangguan dalam
membina hubungan dengan orang lain, misalnya menurunnya stabilitas
unit keluarga, berpisah dari orang yang berarti dalam kehidupannya,
misalnya karena dirawat di rumah sakit.
2. Stressor psikologik
Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan keterbatasan
kemampuan untuk mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah dengan orang
terdekat atau kegagalan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya hal ini
dapat menimbulkan ansietas tinggi bahkan dapat menimbulkan seseorang
mengalami gangguan hubungan (menarik diri).
3. Stressor intelektual
Kurangnya pemahaman diri dalam ketidakmampuan untuk berbagai
pikiran dan perasaan yang mengganggu pengembangan hubungan dengan
orang lain.
Strategi Pelaksanaan
1) Evaluasi kegiatan latihan berkenalan, bicara saat melakukan empat
kegiatan harian, beri pujian
2) Latian cara bicara sosial : meminta sesuatu, menjawab pertanyaan
3) Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan berkenalan> 5 orang,
orang baru, berbicara saat melakukan kegiatan harian dan sosialisasi.
Strategi Pelaksanaan
1) Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat / melatih pasien
berkenalan, berbicara saat melakukan kegiatan harian / RT,
berbelanja. Beri pujian.
2) Jelaskan follow up ke RSJ/ PKM, tanda kambuh dan
rujukan.
3) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal kegiatan dan
memberikan pujian.
Strategi Pelaksanaan
1) Evaluasi kegiatan latihan berkenalan, bicara saat
melakukan kegiatan harian dan sosialisasi. Beri pujian
2) Latih kegiatan harian
3) Nilai kemampuan yang telah mandiri
4) Nilai apakah isolasi sosial teratasi.
Strategi Pelaksanaan
1) Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat / melatih pasien
berkenalan, berbicara saat melakukan kegiatan harian. RT,
berbelanja dan kegiatan lain dan follow up. Beri pujian.
2) Nilai kemampuan keluarga merawat pasien
3) Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol ke RSJ / PK
A. Rencana Tindakan Keperawatan
No Dx Perencanaan
Tgl
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Defisit TUM: klien dapat
perawatan diri mandiri dalam
perawatan diri
TUK:
1. Klien menunjukkan tanda-tanda
1. Klien dapat 1. Bina hubungan saling percaya :
percaya kepada perawat:
mengenal DPD Beri salam setiap berinteraksi.
o Wajah cerah, tersenyum
dan latihan Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan
personal hygiene o Mau berkenalan
tujuan perawat berkenalan
o Ada kontak mata
Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien
o Menerima kehadiran perawat Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali
o Bersedia menceritakan berinteraksi
perasaannya Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi
klien
Buat kontrak interaksi yang jelas
2. Klien mengetahui pentingnya Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan
perawatan diri, klien menyebutkan: empati
o Penyebab tidak merawat diri Penuhi kebutuhan dasar klien
o Manfaat menjaga perawatan diri 2. Diskusikan dengan klien:
o Tanda-tanda bersih dan rapi Penyebab klien tidak merawat diri
o Gangguan yang dialami jika Manfaat menjaga perawatan diri untuk keadaan
3. Klien mengetahui cara-cara 3.1. Diskusikan frekuensi menjaga perawatan diri selama
melakukan perawatan diri: ini
3.1. klien menyebutkan frekuensi Mandi
menjaga perawatan diri: Gosok gigi
o Frekuensi mandi Keramas
o Frekuensi gosok gigi Berpakaian
o Frekuensi keramas Berhias
o Frekuensi berhias
o Frekuensi gunting kuku
3.2. Diskusikan cara praktek perawatan diri yang baik dan
3.2.klien menjelaskan cara menjaga
benar :
perawatan diri:
mandi
o Cara mandi
gosok gigi
o Cara gosok gigi
Keramas
o Cara Keramas
Berpakaian
o Cara Berpakaian
Berhias
o Cara berhias
Gunting kuku
o Cara gunting kuku 3.2. Berikan pujian untuk setiap respon klien yang positif
4. klien mempraktekkan perawatan diri 4.1.Bantu klien saat perawatan diri :
dengan dibantu oleh perawat: Mandi
o Mandi Gosok gigi
o Gosok gigi Keramas
o Keramas Ganti pakaian
Ermawati Dalami,S.Kp, Suliswati, S.Kp, M.Kes, Ns. Rochimah, S.Kep, Ketut Rai Suryati,
SKM, Widji Lestari, SKM, 2009 Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa.
jakarta: Trans info media
Damayanti, M., & Iskandar. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika
Aditama.
Keliat, B. A. 2015. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta : EGC