LP Kepji 3

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

ISOLASI SOSIAL

DOSEN PEMBIMBING :
SULASTRI, M.Kep,.Sp.Jiwa

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3

1. Anisa Adelia 2114401055


2. Marsela Panca Destrianti 2114401071
3. Ni Putu Galuh Redia Husadi 2114401076
4. Sofia Yemima Sianturi 2114401088
5. Vivi Ayuningtyas 2114401093

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNG KARANG
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN

ISOLASI SOSIAL

A. Kasus Isolasi Sosial


1. Definisi
Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan
orang lain disekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima,
kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang
lain (Damayanti, 2012).
Isolasi sosial adalah gangguan dalam berhubungan yang merupakan
mekanisme individu terhadap sesuatu yang mengancam dirinya dengan
cara menghindari interaksi dengan orang lain dan lingkungan (Keliat,
2015).
Isolasi sosial atau menarik diri merupakan keadaan seorang individu yang
mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi
dengan orang lain di sekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak
diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti
dengan orang lain (Keliat & Akemat, 2015).
Isolasi sosial atau menarik diri adalah suatu pengalaman menyendiri
dari seseorang dan perasaan segan terhadap orang lain sebagai sesuatu
yang negatif atau keadaan yang mengancam (Nurhaeni H.dkk, 2011)

2. Tanda dan Gejala


Menurut Towsend.M.C dan Carpenito L.J Isolasi sosial : menarik diri
sering ditemukan adanya tanda dan gejala sebagai berikut: kurang spontan,
apatis, ekspresi wajah tidak berseri, tidak memperhatikan kebersihan diri,
komunikasi verbal kurang, menyendiri, tidak peduli lingkungan, asupan
makanan terganggu, retensi uriendan feses, aktivitas menurun, posisi
baring seperti feses, menolak berhubungan dengan orang lain. (Yusuf, dkk.
2015)
1) Data Subyektif
Sukar didapati jika klien menolak berkomunikasi. Beberapa data
subyektif adalah menjawab pertanyaan dengan singkat, seperti kata-
kata “tidak”, “iya”, “tidak tahu”.
2) Data obyektif
Observasi yang dilakukan pada klien akan ditemukan:
a. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul.
b. Menghindar dari orang lain (menyindir), klien tampak dari orang
lain, misalnya pada saat makan.
c. Komunikasi kurang/ tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-
cakap dengan klien lain/ perawat
d. Tidak ada kontak mata, klien lebih sering menunduk.
e. Berdiam diri dikamar/ tempat terpisah. Klien kurang mobilitasnya.
f. Menolak berhubungan dengan orang lain. Klien memutuskan
percakapan atau pergi jika diajak bercakap-cakap.
g. Tidak melakukan kegatan sehari-hari. Artinya perawatn diri dan
kegiatan rumah tangga sehari-hari tidak dilakukan.
h. Posisi janin pada saat tidur.

3. Rentang Respon

Respon adaptif adalah respon yang diterima oleh norma sosial dan kultural
dimana individu tersebut menjelaskan masalah dalam batas normal.
1. Solitude
Respon yang dibutuhkan untuk menentukan apa yang telah dilakukan
dilingkungan sosialnya dan merupakan suatu cara mengawasi diri dan
menentu kan langkah berikutnya.
2. Otonomi
Suatu kemampuan individu untuk menentukan dan menyampalkan ide-
ide pikiran.
1. Kebersamaan
Suatu keadaan dalam hubungan Interpersonal dima na
individu tersebut mampu untuk memberi dan menerima.
2. Saling ketergantungan
Saling ketergantungan antara individu dengan orang lain
dalam hubungan interpersonal.

Respon maladaptif adalah respon yang dilakukan indi vidu dalam menyelesaikan
masalah yang menyimpang dari norma-norma sosial dan kebudayaan suatu
tempat.
a. Menarik diri
Gangguan yang terjadi apabila seseorang memutuskan untuk tidak
berhubungan dengan orang lain untuk men cari ketenangan sementara
waktu.
b. Manipulasi
Adalah hubungan sosial yang terdapat pada individu yang
mengnganggap orang lain sebagai objek dan. dberorientasi pada diri
sendiri atau pada tujuan, bukan CH berorientasi pada orang lain. Individu
tidak dapat mbmembina hubungan sosial secara mendalam.
c. Ketergantungan
Individu gagal mengembangkan rasa percaya diri dan kemampuan yang
dimiliki.
d. Impulsif
Ketidakmampuan merencanakan sesuatu, tidak mampu belajar dari
pengalaman, tidak dapat diandalkan, mem punyai penilaian yang buruk
dan cenderung memak sakan kehendak.
e. Narkisisme
Harga diri yang rapuh, secara terus menerus berusaha mendapatkan
penghargaan dan pujian, memiliki sikap egosentris, pencemburu dan
marah jika orang lain tidak mendukung.

B . Etiologi
1. Faktor predisposisi
Ada berbagai faktor yang menjadi pendukung terjadinya perilaku isolasi
sosial (Yosep,I., & Sutini, T. 2014)
a. Faktor perkembanga
Tiap gangguan dalam pencapaian tugas perkembangan dari
masa bayi sampai dewasa tua akan menjadi pencetus seseorang
sehingga mempunyai masalah respon sosial menarik diri. Sistem
keluarga yang terganggu juga dapat mempengaruhi terjadinya
menarik diri. Organisasi anggota keluarga bekerja sama dengan
tenaga profesional untuk mengembangkan gambaran yng lebih tepat
tentang hubungan antara kelainan jiwa dan stress keluarga.
Pendekatan kolaboratif dapat mengurangi masalah respon sosial
menarik diri.
b. Faktor biologic
Faktor genetik dapat menunjang terhadap respon sosial
maladaptif. Genetik merupakan salah satu faktor pendukung
gangguan jiwa.
Kelainan struktur otak, seperti atropi, pembesaran ventrikel, penurunan
berat dan volume otak serta perubahan limbik diduga dapat
menyebabkan skizofren
c. Faktor sosiokultural
Isolasi sosial merupakan faktor dalam gangguan berhubungan. Ini
merupakan akibat dari norma yang tidak mendukung pendekatan
terhadap orang lain, atau tidak menghargai anggota masyarakat yang
tidak produktif, seperti lansia, orang cacat dan berpenyakit kronik.
Isolasi dapat dapat terjadi karena mengadopsi norma, perilaku dan sitem
nilai yang berbeda dari yang dimiliki budaya mayoritas. Harapan yang
tidak realistis terhadap hubungn merupakan faktor lain yang berkaitan
dengan gangguan ini.

2. Faktor presipitasi
Ada beberapa faktor presipitasi yang dapat menyebabkan seseorang menarik diri.
Faktor-faktor tersebut dapat berasal dario berbagai stressor antara lain:
1. Stressor sosiokultural
Stressor sosial budaya dapat menyebabkan terjadinya gaangguan dalam
membina hubungan dengan orang lain, misalnya menurunnya stabilitas
unit keluarga, berpisah dari orang yang berarti dalam kehidupannya,
misalnya karena dirawat di rumah sakit.
2. Stressor psikologik
Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan keterbatasan
kemampuan untuk mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah dengan orang
terdekat atau kegagalan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya hal ini
dapat menimbulkan ansietas tinggi bahkan dapat menimbulkan seseorang
mengalami gangguan hubungan (menarik diri).
3. Stressor intelektual
Kurangnya pemahaman diri dalam ketidakmampuan untuk berbagai
pikiran dan perasaan yang mengganggu pengembangan hubungan dengan
orang lain.

Strategi Pelaksanaan
1) Evaluasi kegiatan latihan berkenalan, bicara saat melakukan empat
kegiatan harian, beri pujian
2) Latian cara bicara sosial : meminta sesuatu, menjawab pertanyaan
3) Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan berkenalan> 5 orang,
orang baru, berbicara saat melakukan kegiatan harian dan sosialisasi.

Strategi Pelaksanaan
1) Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat / melatih pasien
berkenalan, berbicara saat melakukan kegiatan harian / RT,
berbelanja. Beri pujian.
2) Jelaskan follow up ke RSJ/ PKM, tanda kambuh dan
rujukan.
3) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal kegiatan dan
memberikan pujian.

Strategi Pelaksanaan
1) Evaluasi kegiatan latihan berkenalan, bicara saat
melakukan kegiatan harian dan sosialisasi. Beri pujian
2) Latih kegiatan harian
3) Nilai kemampuan yang telah mandiri
4) Nilai apakah isolasi sosial teratasi.

Strategi Pelaksanaan
1) Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat / melatih pasien
berkenalan, berbicara saat melakukan kegiatan harian. RT,
berbelanja dan kegiatan lain dan follow up. Beri pujian.
2) Nilai kemampuan keluarga merawat pasien
3) Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol ke RSJ / PK
A. Rencana Tindakan Keperawatan
No Dx Perencanaan
Tgl
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Defisit TUM: klien dapat
perawatan diri mandiri dalam
perawatan diri

TUK:
1. Klien menunjukkan tanda-tanda
1. Klien dapat 1. Bina hubungan saling percaya :
percaya kepada perawat:
mengenal DPD  Beri salam setiap berinteraksi.
o Wajah cerah, tersenyum
dan latihan  Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan
personal hygiene o Mau berkenalan
tujuan perawat berkenalan
o Ada kontak mata
 Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien
o Menerima kehadiran perawat  Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali
o Bersedia menceritakan berinteraksi
perasaannya  Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi
klien
 Buat kontrak interaksi yang jelas
2. Klien mengetahui pentingnya  Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan
perawatan diri, klien menyebutkan: empati
o Penyebab tidak merawat diri  Penuhi kebutuhan dasar klien
o Manfaat menjaga perawatan diri 2. Diskusikan dengan klien:
o Tanda-tanda bersih dan rapi  Penyebab klien tidak merawat diri
o Gangguan yang dialami jika  Manfaat menjaga perawatan diri untuk keadaan

perawatan diri tidak diperhatikan fisik, mental, dan sosial.


 Tanda-tanda perawatan diri yang baik
 Penyakit atau gangguan kesehatan yang bisa
dialami oleh klien bila perawatan diri tidak adekuat

3. Klien mengetahui cara-cara 3.1. Diskusikan frekuensi menjaga perawatan diri selama
melakukan perawatan diri: ini
3.1. klien menyebutkan frekuensi  Mandi
menjaga perawatan diri:  Gosok gigi
o Frekuensi mandi  Keramas
o Frekuensi gosok gigi  Berpakaian
o Frekuensi keramas  Berhias

o Frekuensi ganti pakaian  Gunting kuku

o Frekuensi berhias
o Frekuensi gunting kuku
3.2. Diskusikan cara praktek perawatan diri yang baik dan
3.2.klien menjelaskan cara menjaga
benar :
perawatan diri:
 mandi
o Cara mandi
 gosok gigi
o Cara gosok gigi
 Keramas
o Cara Keramas
 Berpakaian
o Cara Berpakaian
 Berhias
o Cara berhias
 Gunting kuku
o Cara gunting kuku 3.2. Berikan pujian untuk setiap respon klien yang positif
4. klien mempraktekkan perawatan diri 4.1.Bantu klien saat perawatan diri :
dengan dibantu oleh perawat:  Mandi
o Mandi  Gosok gigi
o Gosok gigi  Keramas
o Keramas  Ganti pakaian

o Ganti pakaian  Berhias

o Berhias  Gunting kuku


4.2. Beri pujian setelah klien selesai melaksanakan
o Gunting kuku
perawatan diri
4.3. Masukan pada jadual kegiatan untuk latihan mandi,
sikat gigi (2 kali per hari), cuci rambut (2 kali per
minggu), potong kuku (satu kali per minggu)
2. Klien dapat latihan 1. Klien mampu menyebutkan 1.1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri. Beri pujian
merias diri o perawatan diri yang sudah 1.2. Jelaskan cara dan alat untuk berhias
dilakukan 1.3. Latih cara berhias setelah kebersihan diri: sisiran, rias
o cara berhias:
 Wanita: berhias/berhias muka untuk perempuan; sisiran, cukuran untuk pria
 Laki-laki: mencukur jenggot 1.4. Masukkan pada jadual kegiatan untuk kebersihan diri
dan kumis dan berhias
3. Klien dapat latihan 1. Klien mampu menyebutkan 1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri dan berhias. Beri
makan dan minum o perawatan diri dan berhias yang pujian
sudah dilakukan 2. Jelaskan cara dan alat makan dan minum
o cara/adab makan dan minum: 3. Bantu/latih klien saat makan dan minum :

 menyiapkan makan  menyiapkan makan

 cuci tangan sebelum makan  cuci tangan sebelum makan

 duduk dimeja makan  duduk dimeja makan

 berdoa sebelum makan  berdoa sebelum makan

 tertib selama makan  tertib selama makan

 berdoa setelah makan  berdoa setelah makan

 merapihkan meja makan  merapihkan meja makan

 membersihkan alat makan  membersihkan alat makan


4. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan
kebersihan diri, berhias dan makan & minum yang baik
4. Klien dapat 1. Klien mampu menyebutkan 1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri, berhias, makan &
menyebutkan cara o perawatan diri, berhias dan minum. Beri pujian
BAB/BAK yang makan/minum yang sudah 2. Jelaskan cara BAB dan BAK yang baik
baik dilakukan  BAB/BAK di toilet
o cara/adab BAB/BAK:  Membersihkan diri setelah BAB/BAK
 BAB/BAK di toilet  Membersihkan/menyiram toilet setelah BAB/BAK

 Membersihkan diri setelah 3. bantu/Latih BAB dan BAK yang baik

BAB/BAK 4. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan

 Membersihkan/menyiram toilet kebersihan diri, berhias, makan & minum dan


setelah BAB/BAK BAB&BAK
Klien dapat merawat Klien mampu menyebutkan cara 1. Evaluasi kegiatan latihan perawatan diri: kebersihan
diri secara mandiri merawat diri dengan baik diri, berhias, makan & minum, BAB & BAK. Beri pujian
o Membersihkan diri 2. Latih kegiatan harian
o Berhias 3. Nilai kemampuan yang telah mandiri
o Makan/minum 4. Nilai apakah perawatan diri telah baik

o BAB & BAK


5. Klien mendapatkan 5.1. Keluarga menyampaikan masalah 1. Diskusikan masalah yg dirasakan dalam merawat
dukungan keluarga dalam merawat pasien pasien, jelaskan pengertian, tanda & gejala, dan proses
untuk terjadinya defisit perawatan diri (gunakan booklet)
meningkatkan  Penyebab klien tidak melaksanakan perawatan diri
perawatan diri:  Tindakan yang telah dilakukan klien selama di
keluarga mengenal rumah sakit dalam menjaga perawatan diri dan
masalah DPD dan kemajuan yang telah dialami oleh klien
melatih klien  Dukungan yang bisa diberikan oleh keluarga untuk
merawat diri meningkatkan kemampuan klien dalam perawatan
5.2. keluarga menyiapkan sarana diri
perawatan diri klien: sabun mandi, 2. Jelaskan sarana untuk membersihkan diri
pasta gigi, sikat gigi, shampoo,  Sarana yang diperlukan untuk menjaga perawatan
handuk, pakaian bersih, sandal, dan diri klien
gunting kuku, dll  Anjurkan kepada keluarga menyiapkan sarana
5.3. Menjelaskan cara-cara membantu tersebut
klien dalam memenuhi kebutuhan 3. Diskusikan dengan keluarga hal-hal yang perlu
perawatan dirinya dilakukan keluarga dalam perawatan diri :
 Anjurkan keluarga untuk mempraktekkan
perawatan diri (mandi, gosok gigi, keramas, ganti
baju, dan gunting kuku)
 Ingatkan klien waktu mandi, gosok gigi, keramas,
ganti baju, dan gunting kuku.
 Bantu jika klien mengalami hambatan dalam
5.4. Keluarga mempraktekan cara perawatan diri
perawatan diri/personal hygiene pada  Berikan pujian atas keberhasilan klien
klien 4. Latih cara merawat : kebersihan diri dan anjurkan
membantu pasien sesuai jadual dan memberikan pujian
6. Klien mendapatkan 6.1. Keluarga menyampaikan 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih
dukungan keluarga kemampuan dalam merawat/melatih pasien kebersihan diri. Beri pujian
untuk pasien membersihan diri
meningkatkan 6.2. keluarga menyiapkan sarana berhias 2. Jelaskan sarana untuk berhiasi
perawatan diri: klien: sisir, bedak & Lipstik (wanita),  Sarana yang diperlukan untuk berhias
keluarga melatih alat cukur (laki-laki),  Anjurkan kepada keluarga menyiapkan sarana
klien berhias tersebut
6.3. Menjelaskan cara-cara membantu 3. Diskusikan dengan keluarga hal-hal yang perlu
klien dalam berhias dilakukan keluarga dalam berhias :
 Anjurkan keluarga untuk mempraktekkan berhias
 Ingatkan klien waktu berhias.
 Bantu jika klien mengalami hambatan dalam
berhias
 Berikan pujian atas keberhasilan klien
6.4. Keluarga mempraktekan cara
4. Latih cara merawat : kebersihan diri dan berhias,
berhias pada klien
anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberikan
pujian
7. Klien mendapatkan 7.1. Keluarga menyampaikan 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih
dukungan keluarga kemampuan dalam merawat/melatih pasien kebersihan dir dan berhias. Beri pujian
untuk pasien membersihan diri dan berhias
meningkatkan 7.2. keluarga menyiapkan sarana makan 2. Jelaskan sarana untuk makan dan minum
perawatan diri: dan minum  Sarana yang diperlukan untuk makan dan minum
keluarga melatih  Anjurkan kepada keluarga menyiapkan sarana
klien makan dan tersebut
minum yang baik 7.3. Menjelaskan cara-cara membantu 3. Diskusikan dengan keluarga hal-hal yang perlu
klien dalam makan dan minum dilakukan keluarga untuk makan dan minum:
 Anjurkan keluarga untuk mempraktekkan makan
dan minum
 Ingatkan klien waktu makan dan minum.
 Bantu jika klien mengalami hambatan dalam
makan dan minum
 Berikan pujian atas keberhasilan klien
7.4. Keluarga mempraktekan cara
4. Latih cara merawat : kebersihan diri, berhias dan
berhias pada klien
makan minum, anjurkan membantu pasien sesuai jadual
dan memberikan pujian
8. Klien mendapatkan 8.1. Keluarga menyampaikan 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih
dukungan keluarga kemampuan dalam merawat/melatih pasien kebersihan diri, berhias dan makan-minum. Beri
untuk pasien membersihan diri, berhias dan pujian
meningkatkan makan/minum
perawatan diri: 8.2. keluarga menyiapkan sarana BAB & 2. Jelaskan sarana untuk BAB & BAK
keluarga melatih BAK  Sarana yang diperlukan untuk BAB & BAK
klien BAB dan  Anjurkan kepada keluarga menyiapkan sarana
BAK tersebut
8.3. Menjelaskan cara-cara membantu 3. Diskusikan dengan keluarga hal-hal yang perlu
klien dalam BAB & BAK dilakukan keluarga untuk BAB & BAK:
 Anjurkan keluarga untuk mempraktekkan makan
dan minum
 Ingatkan klien jika ingin BAB & BAK.
 Bantu jika klien mengalami hambatan dalam BAB
& BAK
 Berikan pujian atas keberhasilan klien
8.4. Keluarga mempraktekan cara BAB
& BAK pada klien 4. Latih cara merawat : kebersihan diri, berhias, makan
minum dan BAB & BAK, anjurkan membantu pasien
sesuai jadual dan memberikan pujian
Keluarga mampu Keluarga dapat menyebutkan cara  Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih
merawat pasien merawat pasien dengan masalah DPD pasien dalam perawatan diri: kebersihan diri,
secara mandiri berdandan, makan & minum, BAB & BAK. Beri
pujian
 Nilai kemampuan keluarga merawat pasien
 Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol ke
PKM
 Jelaskan follow up ke PKM, tanda kambuh, rujukan
 Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan
memberikan pujian
DAFTAR PUSTAKA

Ermawati Dalami,S.Kp, Suliswati, S.Kp, M.Kes, Ns. Rochimah, S.Kep, Ketut Rai Suryati,
SKM, Widji Lestari, SKM, 2009 Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa.
jakarta: Trans info media

Damayanti, M., & Iskandar. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika
Aditama.
Keliat, B. A. 2015. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta : EGC

Keliat, B. A., Akemat, Helena, N., & Nurhaeni, H. 2012.


Keperawatan Kesehatan
Jiwa Komunitas: CHMN (Basic Course). Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Yusuf, dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa.


Jakarta : Salemba Medika
Yosep,I., & Sutini, T. 2014. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika

Anda mungkin juga menyukai