Laporan Praktikum Kimia Analitik
Laporan Praktikum Kimia Analitik
Laporan Praktikum Kimia Analitik
KIMIA ANALITIK
OLEH :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan inayah dan karunia-Nya sehingga penulisan laporan praktikum ini
dapat terselesaikan.
Dalam penulisan makalah ini kami tidak henti-hentinya mengucapkan
banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini termasuk kepada para pembimbing praktikum kami.
Kami sadar sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan sebagaimana pepatah Tak ada gading yang tak retak. Oleh
karenanya kami membuka tangan selebar-lebarnya guna menerima saran dan
kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami berharap agar makalah ini dapat berguna bagi para
mahasiswa khususnya di jurusan Analis Kesehatan.
Sekian dan Terima Kasih.
Penulis
ii
Mengetahui
Pembimbing I
Pembimbing II
iii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Kata Pengantar..
ii
iii
Daftar Isi
iv
Laporan Praktikum
1. Laporan Praktikum I
2. Laporan Praktikum II
17
37
4. Laporan Praktikum IV
47
5. Laporan Praktikum V
59
6. Laporan Praktikum VI
71
76
Daftar Pustaka
82
iv
LAPORAN I
UJI KATION GOLONGAN I
JUDUL
A. DASAR TEORI
Dalam
analisis
Kualitatis
sistematik
kation
kation
dapat
Pereaksi
o HCl 2 N
o NaOH 1%
o NH4OH 5%
o KI 10%
o K2CrO4 1%
o NH4OH pekat
C. PROSEDUR KERJA
1. Diambil 3 tabung reaksi bersih dan diisi masing-masing tabung dengan
sampel berikut:
Tabung pertama isi 2 cc AgNO3 1%
Tabung kedua isi 2 cc Pb2(NO3)2 1%
Tabung ketiga isi 2 cc HgNO3 1%
2. Ditambahkan reagen HCl 2N tetes demi tetes sampai berlebihan (kira-kira
5ml)
3. Tabung bekas percobaan dicuci bersih, kemudian percobaan diulangi
seperti pada nomor 1 di atas, tetapi reagen yang ditambahkan adalah
NaOH 1% tetes demi tetes sampai berlebihan (kira-kira 5mL)
4. Pada setiap percobaan reagen diganti berturut-turut dengan:
-
NH4OH pekat
KI 1%
K2CrO4 1%
D. REAKSI
a. Ag+
o AgNO3 + HCl AgCl + HNO3
o AgNO3 + NaOH AgOH +NaNO3
o AgNO3 + NH4OH AgOH + NH4NO3
o AgNO3 +KI AgI + KNO3
o AgNO3 + K2CrO4 Ag2CrO4 + KNO3
b. Pb+
o Pb(NO3)2 + HCl PbCl + HNO3
o Pb(NO3)2 + NaOH Pb(OH)2 + NaNO3
o Pb(NO3)2 + NH4OH Pb(OH)2 + NH4NO3
o Pb(NO3)2 +KI PbI2 + KNO3
o Pb(NO3)2 + K2CrO4 PbCrO4 + KNO3
c. Hg+
o HgNO3 + HCl HgCl + HNO3
o HgNO3 + NaOH HgOH +NaNO3
o HgNO3 + NH4OH HgOH + NH4NO3
o HgNO3 +KI HgI + KNO3
o HgNO3 + K2CrO4 Hg2CrO4 + KNO3
E. HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji
No.
Kation
Golongan
HCl
NaOH
NH4OH
KI
K2CrO4
I
1
Ag
Putih
Coklat,
Bening,
Putih
Merah
ada
tulang,
bata, ada
endapan
endapan
ada
endapan
endapan
endapan
2
Pb
Tidak
Kuning
terjadi
endapan
endapan
perubahan
warna,
ada
muda,
endapan
ada
endapan
ada
endapan
3
Hg
F. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum yang telah dilakukan
adalah, sebagai berikut.
1. Kation golongan I dapat membentuk garam klorida jika direaksikan
dengan Cl-. Senyawa yang terbentuk berupa AgCl, Hg2Cl2, dan PbCl2.
PbCl2 dapat dipisahkan dari senyawa klorida Hg dan Ag dengan cara
memanaskan campuran garam klorida sampai mendidih kemudian
disaring. Pb2+ akan terlarut karena kation Pb2+ mudah larut dalam air
panas dan asam klorida pekat.
2. Identifikasi kation golongan I dapat dilakukan dengan penambahan
K2Cr2O7 yang dapat membentuk endapan berwarna kuning jika
direaksikan dengan Pb2+, dan juga dengan
Ag
Pb
Hg
Ag
1. AgNO3 + HCl
2. AgNO3 + NaOH
3. AgNO3 + NH4OH
10
4. AgNO3 + KI
5. AgNO3 + K2CrO4
Pb
11
1. Pb(NO3)2 + HCl
2. Pb(NO3)2 + NaOH
3. Pb(NO3)2 + NH4OH
12
4. Pb(NO3)2 + KI
5. Pb(NO3)2 + K2CrO4
13
Hg
1. HgNO3 + HCl
2. HgNO3 + NaOH
14
3. HgNO3 + NH4OH
4. HgNO3 + KI
15
5. HgNO3 + K2CrO4
16
LAPORAN II
UJI KATION GOLONGAN II
JUDUL
A. DASAR TEORI
Yang termasuk golongan II
pengendapan untuk golongan II A adalah H2S dalam susasan asam H2O2 pada
golongan II A ini berfungsi mengoksidasi Sn2+ menjadi Sn4+ agar dapat
sempurna dan mudah larut dalam (NH4)2.
Sulfida dari merkurium, timbale, bismuth, tembaga, dan kandium dari
arsenic, stibium, dan timah di endapkan oleh H2S dalam larutan yang
mengandung HCl encer 0,3 M.
Golongan-golongan IIA dan II B pemisahan belerang pada
pengasaman merupakan suatu kebarukan.
H2S
C. PROSEDUR KERJA
1. Diambil 4 buah tabung reaksi yang bersih dan di isi dengan sampel
a. Tabung pertama di isi 2 cc CuSo4 1%
b. Tabung ke-2 di isi 2 cc Cd(NO3)2 1%
c. Tabung ke-3 di isi 2 cc HgCl2 1%
d. Tabung ke-4 di isi 2 cc Bi(NO3)2 1%
Kedalam tiap tabung contoh ditambahkan tetes demi tetes reagen
NaOH 4 N (encer) kira-kira tabung. Lalu diamati apa yang
terjadi
2. Cuci tabung sampai bersih kemudian percobaaan di kerja dengan cara
yang sama, tetapi kini reagent NH4OH pekat tetes demi tetes.
3. Dikerjakan:
Na2CO3 10%
KCN 10%
KI 10%
H2S
D. REAKSI
a. CuSO4
CuSO4 + NaOH Cu(OH)2 + Na2SO4
CuSO4 + AgNO3 Cu(OH)2 + Ag2SO4
CuSO4 + KCN Cu(Cn)2 + K2SO4
CuSO4 + ki Cul2 + K2SO4
CuSO4 + SbCl3 CuCl2 + Sb2(SO4)3
CuSO4 + Na2CO3 CuCO3 + Na2SO4
b. Cd (NO3)2
Cd(NO3)2 + NaOH Cd(OH)2 + NaNO3
Cd(NO3)2 + AgNO3 Cd(NO3)2 + AgNO3
Cd(NO3)2 + KCN Cd(Cn)2 + KNO3
18
Uji Kation
Cu
Golongan II
NaOH
AgNO3
Cd
Hg
Bi
Biru
malam,
endapan
ada
putih
perubahan
ada
endapan
endapan
putih
hijau
tulang
Biru
Tidak
bening,
perubahan
tidak ada
tidak ada
endapan
endapan
19
KCN
Hijau
Berwarna
pekat,
SbCl3
KI
endapan
putih
endapan
endapan
Biru
bening,
ada
endapan
endapan
Biru
Putih
Putih
Putih, ada
putih
Kuning,
tidak
ada (karena
endapan
6
Na2CO3
pereaksi)
endapan
kuning
perubahan
ada
endapan
putih
1) Bismuth ( Bi3+)
1.
2.
20
2) Merkuri (Hg2+)
1.
2.
3.
3) Kadmium ( Cd2+)
1.
2.
21
Apabila kadmium
2.
3.
2 Cu2+ + 5I- 2CuI + I3Apabila tembaga (Cu2+) direaksikan dengan larutan KI akan
menghasilkan endapan putih sedangkan
larutan berwarna
coklat.
F. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum yang telah dilakukan
adalah, sebagai berikut.
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan bahwa kation golongan II
diantaranya Bismuth ( Bi3+), Merkuri (Hg2+), Kadmium ( Cd2+), Tembaga (
Cu2+) dan Stibium (Sb2+).
22
Bi
Cu
23
Cd
24
HgCl2 + AgNO3
HgCl2 + KCN
25
HgCl2 + KI
HgCl2 + SbCl3
26
HgCl2 + Na2CO3
Bi
Bi(NO3)2 + NaOH
27
Bi(NO3)2 + AgNO3
Bi(NO3)2 + KCN
28
Bi(NO3)2 + KI
Bi(NO3)2 + SbCl3
29
Bi(NO3)2 + Na2CO3
Cd
Cd(NO3)2 + NaOH
30
Cd(NO3)2 + AgNO3
Cd(NO3)2 + KCN
31
Cd(NO3)2 + KI
Cd(NO3)2 + SbCl3
32
Cd(NO3)2 + Na2CO3
Cu
CuSO4 + NaOH
33
CuSO4 + AgNO3
CuSO4 + KCN
34
CuSO4 + KI
CuSO4 + SbCl3
35
CuSO4 + Na2CO3
36
LAPORAN III
UJI KATION GOLONGAN III
JUDUL
A. DASAR TEORI
Tujuan analis kualitatif sistematik kation-kation diklasifiklasikan
dalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa sifat
reagensia golongan secra spesifik, dapat kita tetapkan ada tidaknya golongangolongan kation dan dapat juga memisahkan golongan-golongan ini dengan
pemeriksaan lebih lanjut.
Dalam analis kualitatif cara memisahkan ion logam tertentu harus
memiliki prosedur kerja yang khas. Zat yang diselidiki harus disiapakan atau
diubah dalam bentuk suatu larutan.
Kation Golongan III tidak dapat bereaksi dengan asam Klorida encer
ataupun dengan Hydrogen Sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun,
kation ini membentuk endapan dengan Amonium Sulfida dalam suasana netral
atau amoniak.
B. ALAT DAN BAHAN
2. Alat
Tabung reaksi
Rak tabung
Pipet tetes
3. Bahan
37
Preaksi
o NaOH 4N
o NH4OH Pekat
o K3FE(CN)6
o K4FE(CN)6
o KCNS
Sampel
o Larutan FeSO4 1%
o Larutan Al(SO4) 1%
C. PROSEDUR KERJA
a. Ambil 10 tabung reaksi yang bersih, kemudian isi sampel :
Tabung 1-5 isi 2 cc larutan FeSO4 1%
Tabung 6-10 isi 2 cc larutan Al2 1%
b. Lakukan cara yang sama dengan mengunakan reagen NH4OH pekat,
tetespertetes sampai berlebih
c. Larutkan hal yang sama dengan reagent
Larutan K3Fe (CN) 6 1%
Larutan K4Fe (CN)6 1%
Larutan KCNS
Larutan NaOH 4 N
D. REAKSI
FeSO4 + K4Fe (CN)6 Fe4[(CN)6]2 + 2K2SO4
FeSO4 + K3Fe(CN)6 Fe3[Fe(CN)6]2 + 3K2SO4
FeSO4 + 2NaOH Fe(OH)2 + Na2SO4
FeSO4 + KCNS Fe(CNS)2 + K2SO4
FeSO4 + NH4OH Fe(OH)2 + (NH4)2SO4
Al2(SO4)3 + K4Fe(CN)6 6K2SO4 + Al4[Fe(CN)6]3
Al2(SO4)3 + 2K3Fe(CN)6 3K2SO4 + 2Al[Fe(CN)6]
Al2(SO4)3 + NaOH Al(OH)3 + 3Na2SO4
38
Sampel
Reagen
FeSO4
Al2(SO4)3
1.
NH4OH
Bening, oranye
putih
2.
K3Fe(CN)6
Kuning muda
(karena pereaksi)
3.
KCNS
kecoklatan
4.
NaOH
Bening, oranye
kecoklatan
5.
K4Fe
Biru malam,
tidak ada
Sampel FeSO4
-
Sampel Al2(SO4)3
-
Sampel Al2(SO4)3
39
F. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum yang telah dilakukan
adalah, sebagai berikut.
Semua sampel yang diujikan, ada beberapa sampel yang mengalami
perubahan. Jadi hal ini terbukti bahwa sampel-sampel tersebut positif
mengandung kation-kation yang diujikan. Perubahan warna dan endapan
terjadi karena ada reaksi kimia yang terjadi. Adapun sampel yang tidak
mengalami
perubahan
walupun
terdapat
jenis-jenis
kation
yang
40
Fe
41
Al2(SO4)3 + K3Fe(CN)6
Al2(SO4)3 + K4Fe(CN)6
42
Al2(SO4)3 + KCNS
Al2(SO4)3 + NH4OH
43
Fe
FeSO4 + NaOH
FeSO4 + K3Fe(CN)6
44
FeSO4 + K4Fe(CN)6
FeSO4 + KCNS
45
FeSO4 + NH4OH
46
LAPORAN IV
UJI KATION GOLONGAN IV
JUDUL
A. DASAR TEORI
Uji kation golongan IV mengandung logam-logam yang sulfidanya
larut dalam air, tetapi karbonatnya tidak larut dalam larutan yang mengandung
NH4Cl. Kation-kation ini diendapkan dengan (NH4)2CO3 dalam larutan
NH4Cl.
B. ALAT DAN BAHAN
a. Tabung reaksi
b. 18 pipet tetes
c. Batang pengaduk
d. NaOH 4N
e. H2SO4 4N
f. K2CrO4
g. Larutan Ba(NO3)2 1%
h. Larutan Ca(NO3)2 1%
i. Larutan Sr(NO3)2 1%
j. Na2CO3 10%
k. Air gibs
l. K2CrO7
47
C. PROSEDUR KERJA
-
Isi reagen NaOH, H2SO4, K2CrO4, Na2CO3, K2CrO7. Kedalam masingmasing tabung yang telah diisi larutan.
Amati
D. REAKSI
Ba(NO3)2 + Na2CO3 Ba2(CO3) + NaNO3
Ba(NO3)2 + NaOH Ba2 (OH)3 + NaNO3
Ba(NO3)2 + H2SO4 Ba2(SO4)3 + HNO3
Ba(NO3)2 + K2CrO4 Ba2(CrO4)3 + KNO3
Ba(NO3)2 + K2CrO7
48
Reagen
NaOH
Sampel
Ba(NO3)2
Ca(NO3)2
Sr(NO3)2
Bening,
Putih pucat,
Bening,
putih
putih
sedikit
putih
2.
H2SO4
Putih pucat,
Tidak ada
Putih keruh,
putih
perubahan
sedikit
putih
3.
K2CrO4
Kuning
Kuning
Kuning
(karena
(karena
(karena
pereaksi),
pereaksi)
pereaksi)
Bening,
Bening,
Bening,
putih
putih
Ada
Kuning,
Kuning
Kuning
putih
minyak,
oranye, tidak
tidak ada
ada
putih
4.
5.
Na2CO3
K2CrO7
diteteskan 2 cc larutan
warna semula Sr
diteteskan 2 cc larutan
, dari warna Ba (
semula yaitu
warna kuning (tidak mengalami perubahan) hal ini bisa saja terjadi karena
49
diteteskan 2 cc larutan
diteteskan 2 cc larutan
diteteskan 2 cc larutan
kebiruan dan mengalami sedikit perubahan dari warna semula yaitu putih.
Pereaksi keempat yaitu
Sr
diteteskan 2 cc larutan
diteteskan 2 cc larutan
semula Ca (
yaitu putih.
diteteskan 2 cc larutan
menghasilkan warna kuning dari warna semula yaitu kuning (tidak mengalami
perubahan warna). Ca (
diteteskan 2 cc larutan
menghasilkan
F. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum yang telah dilakukan
adalah, sebagai berikut.
Semua sampel yang diujikan, ada beberapa sampel yang mengalami
perubahan. Jadi hal ini terbukti bahwa sampel-sampel tersebut positif
mengandung kation-kation yang diujikan. Perubahan warna dan endapan
terjadi karena ada reaksi kimia yang terjadi. Adapun sampel yang tidak
mengalami
perubahan
walupun
terdapat
jenis-jenis
kation
yang
Ca(NO3)2 + H2SO4
51
Ca(NO3)2 + K2CrO4
Ca(NO3)2 + Na2CO3
52
Ca(NO3)2 + K2CrO7
b. Ba
Ba(NO3)2 + NaOH
53
Ba(NO3)2 + H2SO4
Ba(NO3)2 + K2CrO4
54
Ba(NO3)2 + Na2CO3
Ba(NO3)2 + K2CrO7
55
c. Sr
Sr(NO3)2 + NaOH
Sr(NO3)2 + H2SO4
56
Sr(NO3)2 + K2CrO4
Sr(NO3)2 + Na2CO3
57
Sr(NO3)2 + K2CrO7
58
LAPORAN V
UJI KATION GOLONGAN V
JUDUL
A. DASAR TEORI
Kelompok kation golongan V sering juga disebut dengan kation sisa.
Disebut golongan sisa karena tidak bereaksi dengan reagensia-reagensia
golongan sebelumnya. Ion-ion kation yang termasuk dalam golongan ini ada
empat, yaitu Magnesium,Natrium, Kalium, dan Amonium.
Karena termasuk golongan sisa,maka kation golongan ini tidak
memiliki pereaksi umum, semua pereaksinya spesifik sehingga sangat mudah
dalam mengidentifikasi golongan ini.
Alat
1. 2 buah rak tabung
2. 17 buah tabung reaksi
3. 10 pipet tetes
4. sikat tabung
5. batang pengaduk
6. 2 beaker glass
7. corong gelas
8. 3 labu ukur + tutup asa
59
9. botol reagen
Bahan
1. Aquadest
2. Larutan MgSO4, NH4NO3,NaCl,dan KCl masing-masing 1%
sebagai sampel.
3. Reagen NaOH,Na2CO3, Na2HPO4, NH4OH, seng uranil asetat,
asam piktrat, asam tartrat, natrium kobalt nitrit.
C. PROSEDUR KERJA
1. Buat reagen atau sampel yang belum tersedia, dengan cara :
a. Timbang zat
b. Larutkan dengan sedikit aquadest menggunakan wadah beaker
glass dan diaduk dengan batang pengaduk.
c. Ukur dengan labu ukur dan dicukupkan.
d. Kocok sampai homogen.
e. Masukkan ke dalam botol dengan reagen menggunakan corong
gelas.
2. Memasukkan 1 cc sampel MgSO4 1%, NaCl 1%, KCl 1%, NH4NO3 1%
masing-masing ke dalam 4 tabung reaksi.
3. Menambahkan pereaksi ke dalam masing-masing sampelnya
Sampel MgSO4
o NaOH 1 %
o Na2CO3 10%
o Na2HPO4 10%
o NH4OH 20%
Sampel NaCl
o Natrium kobalt nitrit
o Asam tartrat 1 %
o Asam piktrat 1 %
o Seng uranil asetat 1 %
60
Sampel KCl
o Natrium kobalt nitrit
o Asam tartrat 1 %
o Asam piktrat 1 %
o Seng uranil asetat 1 %
Sampel NH4NO3
o NaOH 1%
o Na2CO3 10%
o Na2HPO4 10%
o Natrium kobalt nitrit
4. Mengamati perubahan warna yang terjadi.
D. REAKSI
a. Mg2+
MgSO4 + 2NaOH Mg(OH)2 + Na2SO4
MgSO4 + Na2CO3 MgCO3 + Na2SO4
MgSO4 + Na2HPO4 MgHPO4 + Na2SO4
MgSO4 + NH4OH Mg(OH)2 + (NH4)2SO4
b. Na+
NaCl + Na3[Co(NO2)]6 Na3[Co(NO2) 6] + NaCl
NaCl + C4H6O6 Na4H6O6 + CCl
NaCl + C6H3N3O7 Na6H3N3O7 + CCl
NaCl + ZnUO2[(CH3COO)4] Na2(CH3COO) + ZnUOCl4
c. K+
KCl + Na3[(Co(NO2)]6 K3[Co(NO2)6] + NaCl
KCl + C4H6O6 K4H6O6 + CCl
KCl + C6H3N3O7 K6H3N3O7 + CCl
KCl + ZnUO2[(CH3COO)4] K2(CH3COO) + ZnUO2Cl4
d. NH4+
NH4NO3 + NaOH NaNO3 + NH4OH
NH4NO3 + Na2CO3 (NH4)2CO3 + NaNO3
61
Pereaksi
NaOH
Na2CO3
Na2HPO4
NH4OH
Pereaksi
C4H6O6
ZnUO2[(CH3COO)4]
Pereaksi
C4H6O6
ZnUO2[(CH3COO)4]
Sampel NH4NO3
NaOH
Na2CO3
Na2HPO4
C4H6O6
62
yaitu
analisa
kering meliputi
pemeriksaan organoleptis
F. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum yang telah dilakukan
adalah, sebagai berikut.
Semua sampel yang diujikan, ada beberapa sampel yang mengalami
perubahan. Jadi hal ini terbukti bahwa sampel-sampel tersebut positif
mengandung kation-kation yang diujikan. Perubahan warna dan endapan
terjadi karena ada reaksi kimia yang terjadi. Adapun sampel yang tidak
63
mengalami
perubahan
walupun
terdapat
jenis-jenis
kation
yang
MgSO4 + Na2CO3
64
MgSO4 + Na2HPO4
MgSO4 + NH4OH
65
b. Na
NaCl + C4H6O6
NaCl + ZnUO2(CH3COO)4
66
c. K
KCl + C4H6O6
KCl + ZnUO2(CH3COO)4
67
d. NH4
NH4NO3 + NaOH
NH4NO3 + Na2CO3
68
NH4NO3 + Na2HPO4
69
NH4NO3 + C4H6O6
70
LAPORAN VI
PEMBAKUAN LARUTAN NaOH 0,1 N DENGAN LARUTAN
ASAM OKSALAT 0,1 N
JUDUL
Mampu
menerapkan
teknik
titrasi
71
Buret
Corong kecil
Pipet volumetrik 25 ml
Bahan:
Asam oksalat
Indikator Fenolftalein
C. PROSEDUR KERJA
1. Ditimbang dengan teliti Kristal H2C2O4 (Asam oksalat) sebanyak
0,45 g
2. Dibilas dalam Erlenmeyer dan diaduk sampai semua larut
3. Tambahkan air suling sampai volume 100 ml
4. Tambahkan beberapa tetes larutan indicator pp
5. Titrasi dengan larutan NaOH yang akan ditentukan kenormalannya
sampai terjadi perubahan warna
D. REAKSI
2NaOH + H2C2O4 Na2C2O4 + 2H2O
E. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil titrasi
: 22,4 ml
II
: 22,3 ml
III
: 22,7 ml
72
Perhitungan :
V1
. N1
V2
. N2
22,46667 . 0,1 =
25
. N2
2,246667
25
.N2
2,246667
N2
25
N2
0,08986668
0,089 N
F. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum yang telah dilakukan
adalah, sebagai berikut.
Kadar larutan asam dapat ditentukan dengan menggunakan laruta basa
yang sudah diketahui kadarnya,dan sebaiknya kadar suatu larutan basa dapat
ditentukan dengan menggunakan larutan asam yang sudah diketahui kadarnya.
Pada standarisasi NaOH terhadap asam oksalat indicator yang
digunakan adalah penolftalein atau PP 1 %.
73
Sesudah
b. Percobaan II
Sebelum
Sesudah
74
c. Percobaan III
Sebelum
Sesudah
75
LAPORAN VII
PEMBAKUAN LARUTAN HCl 0,1 N DENGAN TETRA BORAX 0,1 N
JUDUL
A. DASAR TEORI
Analisis volumetri didasarkan pada pengukuran volume sejumlah
larutan pereaksi yang diperlukan untuk bereaksi dengan senyawa yang hendak
di tentukan. Larutan pereaksi yang digunakan untuk penentuan volumetri ini
disebut larutan baku. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk melakukan
metode volumetri adalah: Reaksi antara larutan baku dan zat yang hendak
ditentukan harus berjalan secara kuantitatif dan stoikiometri. Reaksi
berlangsung secara cepat. Konsentrasi larutan baku diketahui secara tepat.
Titik akhir penentuan volumetri harus dapat ditentukan dengan menggunakan
indikator visual.
Volume jumlah reagen yang ditambahkan tepat sama dengan yang
diperlukan untuk bereaksi sempurna dengan zat yang dianalisis disebut titik
ekivalen.Volume dimana perubahan warna indikator tampak oleh pengamat
disebut titik akhir.Titik akhir dan titik ekivalen tidak sama, pada prakteknya,
titik akhir dicapai setelah titik ekivalen tercapai. Perbedaan antara titik akhir
dan titik ekivalen disebut kesalahan titik akhir.
Metode volumetri yang biasa digunakan adalah titrasi asam-basa yang
meliputi reaksi asam-basa baik kuat atau lemah.Suatu asam hanya dapat
memberikan proton jika ada basa yang berfungsi sebagai akseptor proton,
76
sebaliknya basa baru dapat menerima proton jika ada asam yang memberikan
proton. Konsep asam-basa menurut Bonsted-Lowry adalah:
Asam Basa + Proton
77
Pipit tetes
Corong
Larutan HCl
Larutan boraks
Indicator metyl red
Statif dan klem
C. PROSEDUR KERJA
1. Timbang boraks sebanyak 2.6 gram kemudian larutkan kedalam 250 ml
aquadest didalam beaker gelas.
2. Larutkan HCl 2.1 ml kedalam 250 ml aquadest didalam beaker gelas.
3. Tuangkan boraks 25 ml kedalam masing-masing 3 erlenmeyer.
4. Tuangkan HCl kedalam buret menggunakan corong agar tidak tumpah.
5. Teteskan metyl red 2-3 tetes kedalam masing-masing gelas Erlenmeyer
sampai berubah warna.
6. Kemudian, titrasi dengan larutan HCl melalui buret yang sudah disiapkan
tetes demi tetes.
7. Titrasi dihentikan setelah mencapai titik ekuivalen dimana larutan yang
ada didalam gelas Erlenmeyer berwarna merah muda.
8. Catat volume HCl yang digunakan (baca skala pada buret)
9. Ulangi percobaan ini sebanyak 3 kali.
D. REAKSI
3HCl + Na3B3O7 H3B3O7 + 3NaCl
E. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penimbangan Na2B4O7 = 2,26 gram
HCl = 2,07mL
78
Volume awal : 0 mL
Volume akhir : 12,6 mL
Volume titrasi : 12,6 mL
Erlenmeyer 2
Volume awal : 7 mL
Volume akhir : 19,7 mL
Volume titrasi : 12,7 mL
Erlenmeyer 3
Volume awal : 19,7 mL
Volume akhir : 32,7 mL
Volume titrasi : 13 mL
N2.V2
12,6 . N1
0,1 25
N1
2,5 / 12,6
N1
0,1981
N2.V2
12,7.N1
0,1 25
N1
2,5 / 12,7
N1
0,1968
N2.V2
13.N1
0,1 25
N1
2,5 / 13
N1
0,1923
79
F. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum yang telah dilakukan
adalah, sebagai berikut.
Ketelitian dalam pengenceran merupakan salah satu faktor untuk
memperoleh ketetapan konsentrasi yang diinginkan, karena itu pengenceran
akan lebih baik bila dilakukan dalam labu ukur untuk membuat larutan dari
bahan padat, maka ditimbang sejumlah zat tertentu zat padat dilarutkan dalam
air sampai volume tertentu sesuai konsentrasi yang diinginkan. Konsentrasi
larutan yang tepat akan diperoleh pengambilan zat padat dan pengembangan
dikerjakan dengan teliti dan sebersih mungkin.
Sesudah
80
b. Percobaan II
Sebelum
Sesudah
c. Percobaan III
Sebelum
Sesudah
81
DAFTAR PUSTAKA
G. Svehla. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimakro, ed.5 PT. Kalman Media Pusaka. Jakarta.
Penuntun dan Laporan Praktikum Kimia Analitik Kualitatif. Politeknik Kesehatan
Kemenkes Makassar.
Sempadian, Cristiano Hamdiansyah. Kimia Analisis Titrasi Asam Basa.
https://www.scribd.com/doc/98886272/Prak-Kimia-Analisis-Titrasi-AsanBasa#download (diakses pada tanggal 5 Januari 2015)
Saputra, Agil. Laporan Kimia Analitik.
https://www.academia.edu/7287903/LAPORAN_KIMIA_ANALITIK
(diakses pada tanggal 5 Januari 2015)
82