Laporan Praktikum Kimia Analitik

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 82

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALITIK

OLEH :

IHFAH KHAERAWATY GAU

JURUSAN ANALIS KESEHATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN
KESEHATAN MAKASSAR
TAHUN 2014/2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan inayah dan karunia-Nya sehingga penulisan laporan praktikum ini
dapat terselesaikan.
Dalam penulisan makalah ini kami tidak henti-hentinya mengucapkan
banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini termasuk kepada para pembimbing praktikum kami.
Kami sadar sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan sebagaimana pepatah Tak ada gading yang tak retak. Oleh
karenanya kami membuka tangan selebar-lebarnya guna menerima saran dan
kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami berharap agar makalah ini dapat berguna bagi para
mahasiswa khususnya di jurusan Analis Kesehatan.
Sekian dan Terima Kasih.

Makassar, 4 Januari 2015

Penulis

ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

Makassar, 4 Januari 2015

Mengetahui

Pembimbing I

Mursalim, S.Pd., M.Kes

Pembimbing II

Mawar, S.Si., M.Kes

iii

DAFTAR ISI

Halaman Sampul

Kata Pengantar..

ii

Lembar Pengesahan Pembimbing

iii

Daftar Isi

iv

Laporan Praktikum

1. Laporan Praktikum I

2. Laporan Praktikum II

17

3. Laporan Praktikum III

37

4. Laporan Praktikum IV

47

5. Laporan Praktikum V

59

6. Laporan Praktikum VI

71

7. Laporan Praktikum VII

76

Daftar Pustaka

82

iv

LAPORAN I
UJI KATION GOLONGAN I
JUDUL

: Uji Kation Golongan I

HARI / TANGGAL PRAKTIKUM : Rabu / 24 September 2014


TUJUAN PRAKTIKUM

a. Mengenal beberapa reaksi kation Golongan I


b. Membedakan kation Golongan I berdasarkan reaksi terhadap reagen yang
sama

A. DASAR TEORI
Dalam

analisis

Kualitatis

sistematik

kation

kation

dapat

diklasifikasikan ke dalam lima golongan berdasarkan sifat sifat kation itu


terhadap pereaksi tertentu. Dengan menggunakan pereaksi tersebut maka
dapat ditetapkan ada atau tidaknya suatu kation dan dapat juga memisahkan
kation kation untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Larutan yang masih berisi sebagian besar kation kemudian diendapkan
kembali membentuk kelompok kation baru. Jika dalam kelompok kation yang
terendapkan masih berisi beberapa kation maka kation-kation tersebut
dipisahkan lagi menjadi kelompok kation yang lebih kecil, demikian
seterusnya sehingga pada akhirnya dapat dilakukan uji spesifik untuk satu
kation. Jenis dan konsentrasi pereaksi serta pengaturan pH larutan dilakukan
untuk memisahkan kation menjadi beberapa kelompok. Suatu skema analisis
standar untuk mengidentifikasi 25 kation dan 13 anion yang berbeda telah
disusun. Skema analisis tersebut terus dikembangkan sehingga sekarang orang
dapat memilih skema yang sesuai dengan kondisi yang ada dilaboratorium
masing-masing. Bahkan tidak menutup kemungkinan untuk memodifikasi dan
mengembangkan sendiri skema tersebut.

B. ALAT DAN BAHAN


o Tabung reaksi + rak
o Pipet tetes
o Sikat tabung
o Larutan AgNO3 1%
o Larutan Pb(NO3)2 1%
o Larutan HgNO3 1%
o Aquadest

Pereaksi
o HCl 2 N
o NaOH 1%
o NH4OH 5%
o KI 10%
o K2CrO4 1%
o NH4OH pekat

C. PROSEDUR KERJA
1. Diambil 3 tabung reaksi bersih dan diisi masing-masing tabung dengan
sampel berikut:
Tabung pertama isi 2 cc AgNO3 1%
Tabung kedua isi 2 cc Pb2(NO3)2 1%
Tabung ketiga isi 2 cc HgNO3 1%
2. Ditambahkan reagen HCl 2N tetes demi tetes sampai berlebihan (kira-kira
5ml)
3. Tabung bekas percobaan dicuci bersih, kemudian percobaan diulangi
seperti pada nomor 1 di atas, tetapi reagen yang ditambahkan adalah
NaOH 1% tetes demi tetes sampai berlebihan (kira-kira 5mL)
4. Pada setiap percobaan reagen diganti berturut-turut dengan:
-

NH4OH pekat

KI 1%

K2CrO4 1%

D. REAKSI
a. Ag+
o AgNO3 + HCl AgCl + HNO3
o AgNO3 + NaOH AgOH +NaNO3
o AgNO3 + NH4OH AgOH + NH4NO3
o AgNO3 +KI AgI + KNO3
o AgNO3 + K2CrO4 Ag2CrO4 + KNO3
b. Pb+
o Pb(NO3)2 + HCl PbCl + HNO3
o Pb(NO3)2 + NaOH Pb(OH)2 + NaNO3
o Pb(NO3)2 + NH4OH Pb(OH)2 + NH4NO3
o Pb(NO3)2 +KI PbI2 + KNO3
o Pb(NO3)2 + K2CrO4 PbCrO4 + KNO3
c. Hg+
o HgNO3 + HCl HgCl + HNO3
o HgNO3 + NaOH HgOH +NaNO3
o HgNO3 + NH4OH HgOH + NH4NO3
o HgNO3 +KI HgI + KNO3
o HgNO3 + K2CrO4 Hg2CrO4 + KNO3
E. HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji
No.

Kation
Golongan

HCl

NaOH

NH4OH

KI

K2CrO4

I
1

Ag

Putih

Coklat,

Bening,

Putih

Merah

pucat, ada ada

ada

tulang,

bata, ada

endapan

endapan

ada

endapan

endapan

endapan
2

Pb

Tidak

Putih, ada Putih, ada Kuning,

Kuning

terjadi

endapan

endapan

perubahan
warna,

ada

muda,

endapan

ada
endapan

ada
endapan
3

Hg

Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Kuning


perubaha

perubahan perubahan perubahan (karena


warna
pereaksi)

F. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum yang telah dilakukan
adalah, sebagai berikut.
1. Kation golongan I dapat membentuk garam klorida jika direaksikan
dengan Cl-. Senyawa yang terbentuk berupa AgCl, Hg2Cl2, dan PbCl2.
PbCl2 dapat dipisahkan dari senyawa klorida Hg dan Ag dengan cara
memanaskan campuran garam klorida sampai mendidih kemudian
disaring. Pb2+ akan terlarut karena kation Pb2+ mudah larut dalam air
panas dan asam klorida pekat.
2. Identifikasi kation golongan I dapat dilakukan dengan penambahan
K2Cr2O7 yang dapat membentuk endapan berwarna kuning jika
direaksikan dengan Pb2+, dan juga dengan

H2SO4 yang akan

membentuk endapan berwarna putih.


3. Berdasarkan data hasil pengamatan, secara kualitatif dapat dibuktikan
bahwa sampel yang diuji mengandung kation golongan I Pb2+.

G. LAMPIRAN HASIL PENGAMATAN


a. Sebelum ditambahkan pereaksi

Ag

Pb

Hg

b. Sesudah ditambahkan pereaksi

Ag
1. AgNO3 + HCl

2. AgNO3 + NaOH

3. AgNO3 + NH4OH

10

4. AgNO3 + KI

5. AgNO3 + K2CrO4

Pb
11

1. Pb(NO3)2 + HCl

2. Pb(NO3)2 + NaOH

3. Pb(NO3)2 + NH4OH

12

4. Pb(NO3)2 + KI

5. Pb(NO3)2 + K2CrO4

13

Hg
1. HgNO3 + HCl

2. HgNO3 + NaOH

14

3. HgNO3 + NH4OH

4. HgNO3 + KI

15

5. HgNO3 + K2CrO4

16

LAPORAN II
UJI KATION GOLONGAN II
JUDUL

: Uji Kation Golongan II

HARI / TANGGAL PRAKTIKUM : Rabu / 1 Oktober 2014


TUJUAN PRAKTIKUM

a. Mengenal beberapa reaksi kation golongan II


b. Membedakan kation golongan II berdasarkan reaksinya terhadap reagen
yang sama

A. DASAR TEORI
Yang termasuk golongan II

adalah Cu, Cd, Bi, Pb, dan Hg2+.

pengendapan untuk golongan II A adalah H2S dalam susasan asam H2O2 pada
golongan II A ini berfungsi mengoksidasi Sn2+ menjadi Sn4+ agar dapat
sempurna dan mudah larut dalam (NH4)2.
Sulfida dari merkurium, timbale, bismuth, tembaga, dan kandium dari
arsenic, stibium, dan timah di endapkan oleh H2S dalam larutan yang
mengandung HCl encer 0,3 M.
Golongan-golongan IIA dan II B pemisahan belerang pada
pengasaman merupakan suatu kebarukan.

B. ALAT DAN BAHAN


Tabung reaksi
Rak tabung
Pipet tetes
Sikat tabung
Batang pengaduk
NaOH 4 N
NH4OH pekat
KCN 10%
17

H2S
C. PROSEDUR KERJA
1. Diambil 4 buah tabung reaksi yang bersih dan di isi dengan sampel
a. Tabung pertama di isi 2 cc CuSo4 1%
b. Tabung ke-2 di isi 2 cc Cd(NO3)2 1%
c. Tabung ke-3 di isi 2 cc HgCl2 1%
d. Tabung ke-4 di isi 2 cc Bi(NO3)2 1%
Kedalam tiap tabung contoh ditambahkan tetes demi tetes reagen
NaOH 4 N (encer) kira-kira tabung. Lalu diamati apa yang
terjadi
2. Cuci tabung sampai bersih kemudian percobaaan di kerja dengan cara
yang sama, tetapi kini reagent NH4OH pekat tetes demi tetes.
3. Dikerjakan:

Na2CO3 10%

KCN 10%

KI 10%

H2S

D. REAKSI
a. CuSO4
CuSO4 + NaOH Cu(OH)2 + Na2SO4
CuSO4 + AgNO3 Cu(OH)2 + Ag2SO4
CuSO4 + KCN Cu(Cn)2 + K2SO4
CuSO4 + ki Cul2 + K2SO4
CuSO4 + SbCl3 CuCl2 + Sb2(SO4)3
CuSO4 + Na2CO3 CuCO3 + Na2SO4
b. Cd (NO3)2
Cd(NO3)2 + NaOH Cd(OH)2 + NaNO3
Cd(NO3)2 + AgNO3 Cd(NO3)2 + AgNO3
Cd(NO3)2 + KCN Cd(Cn)2 + KNO3

18

Cd(NO3)2 + ki Cdl + KNO3


Cd(NO3)2 + SbCl3 Cd(Cl)2 + SbNO3
Cd(NO3)2 +Na2CO3 CdCO3 + NaNO3
c. HgCl
HgCl + NaOH Hg(OH)2 + NaCl
HgCl + AgNO3 Hg(OH)2 + AgCl
HgCl + KCN Hg(Cn)2 + KCl
HgCl + ki Hgl + KCl
HgCl + SbCl3 HgCl2 + Sb2(Cl)3
HgCl +Na2CO3 HgCO3 + NaCl
d. Bi(NO3)2
Bi(NO3)2 + NaOH Bi(OH)2 + NaNO3
Bi(NO3)2 + AgNO3 BiNO + AgN03
Bi(NO3)2 + KCN BiCu + KNO3
Bi(NO3)2 + ki BiI + KNO3
Bi(NO3)2 + SbCl3 Bi(Cl)2 + SbNO3
Bi(NO3)2 + Na2CO3 BiCO3 + NaNO3
E. HASIL DAN PEMBAHASAN
No.
1

Uji Kation

Cu

Golongan II
NaOH

AgNO3

Cd

Hg

Bi

Biru

Bening, ada Tidak ada Bening,

malam,

endapan

ada

putih

perubahan

ada
endapan

endapan

putih

hijau

tulang

Biru

Tidak

bening,

perubahan

tidak ada

ada Tidak ada Putih,


perubahan

tidak ada
endapan

endapan

19

KCN

Hijau

Berwarna

Tidak ada Putih ada

pekat,

keruh, tidak perubahan

tidak ada ada

SbCl3

KI

endapan
putih

endapan

endapan

Biru

Putih pucat, Putih

bening,

ada sedikit pucat, tidak endapan

tidak ada endapan

ada

endapan

endapan

Biru

Putih

Putih

Putih, ada

putih

Kuning,

langit, ada kekuningan, kekuningan ada


endapan

tidak

ada (karena

endapan
6

Na2CO3

pereaksi)

endapan
kuning

Putih, tidak Tidak ada Bening,


ada
endapan

perubahan

ada
endapan
putih

1) Bismuth ( Bi3+)
1.

Bi3+ + 3I- BiI3


Reaksi dengan larutan KI akan menghasilkan endapan hitam
(BiI3). Jika endapan (BiI3) ditambahkan dengan larutan KI
berlebih maka endapan (BiI3) larut dan endapan berwarna
kuning.
BiI3 + I- [BiI4]Kemudian apabila endapan (BiI3) ditambahkan dengan air
endapan berwarna hitam lalu dipanaskan akan menghasilkan
endapan merah bata dan endapan mengendap dibawah

2.

Bi3+ + 3OH- Bi(OH)3


Apabila lar. Bi(NO3)3 direaksikan dengan NaOH bertetes-tetes
akan menghasilkan endapan endapan putih seperti kristal

20

melayang-layang, kemudian jika dilanjutkan sampai berlebihan


maka tidak ada perubahan.
3.

Bi3+ + 2NH3 + NO3- 2H2O Bi(OH)2NO3 + 2NH4+


Jika lar. Bi(NO3)3 direaksikan dengan larutan ammonia
bertetes-tetes maka akan menghasilkan endapan putih seperti
kristal-kristal ,lalu dilanjutkan sampai berlebih maka akan
membentuk kristal putih.

2) Merkuri (Hg2+)
1.

Hg2+ + 2I- HgI2


Merkuri direaksikan dengan larutan KI bertetes-tetes akan
menghasilkan endapan merah ,lalu dilanjutkan akan sampai
berlebih maka akan menghasilkan endapan yang terpisah dengan
larutan dan endapan mengendap dibawah.

2.

Hg2+ 2OH- HgO + H2O


Apabila merkuri ditambahkan larutan NaOH bertetes-tetes maka
akan menghasilkan endapan coklat, lalu dilanjutkan sampai
penambahan NaOH berlebihan akan menghasilkan endapan
coklat yang semakin pekat.

3.

2Hg2+ +4 NH3+ NO3- + H2O HgO.Hg(NH)2NO3 + 3NH4+


Apabila merkuri ditambahkan dengan ammonia (NH3) maka
akan menghasilkan endapan putih .

3) Kadmium ( Cd2+)
1.

Cd2+ 2OH- Cd(OH)2


Apabila kadmium ( Cd2+) direaksikan dengan larutan NaOH
bertetes-tetes akan menghasilkan endapan putih melayanglayang dan menyebar dari larutan, lalu jika dilanjutkan dengan
penambahan larutan NaOH berlebihan maka akan menghasilkan
endapan yang memisah dari larutan dan endapan mengandap
dibawah,

2.

Cd2+ + 2NH3 + 2H2O Cd(OH)2 + 2NH4+

21

Apabila kadmium

( Cd2+) direaksikan dengan larutan

ammonia(NH3) bertetes-tetes akan menghasilkan endapan putih.


4) Tembaga ( Cu2+)
1.

Cu2+ + 2OH- Cu(OH)2


Apabila tembaga ( Cu2+) direaksikan dengan larutan NaOH
bertetes-tetes maka akan menghsilkan endapan biru, lalu
dilanjutkan dengan penambahan secara berlebihan akan
menghasilkan endapan biru muda + hijau dan larutan terpisah
dengan endapan.

2.

2Cu2+ +SO42- + 2NH3 + 2H2O Cu(OH)2CuSO4 + 2NH4+


Apabila tembaga ( Cu2+) direaksikan dengan larutan NH3
bertets-tetes akan menghasilkan endapan biru muda dan larutan
berwarna biru, lalu dilanjutkan dengan penambahan NH3
berlebihan maka tidak ada perubahan.

3.

2 Cu2+ + 5I- 2CuI + I3Apabila tembaga (Cu2+) direaksikan dengan larutan KI akan
menghasilkan endapan putih sedangkan

larutan berwarna

coklat.

F. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum yang telah dilakukan
adalah, sebagai berikut.
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan bahwa kation golongan II
diantaranya Bismuth ( Bi3+), Merkuri (Hg2+), Kadmium ( Cd2+), Tembaga (
Cu2+) dan Stibium (Sb2+).

G. LAMPIRAN HASIL PENGAMATAN


a. Sebelum ditambahkan pereaksi
Hg

22

Bi

Cu

23

Cd

b. Setelah ditambahkan pereaksi


Hg
HgCl2 + NaOH

24

HgCl2 + AgNO3

HgCl2 + KCN

25

HgCl2 + KI

HgCl2 + SbCl3

26

HgCl2 + Na2CO3

Bi
Bi(NO3)2 + NaOH

27

Bi(NO3)2 + AgNO3

Bi(NO3)2 + KCN

28

Bi(NO3)2 + KI

Bi(NO3)2 + SbCl3

29

Bi(NO3)2 + Na2CO3

Cd
Cd(NO3)2 + NaOH

30

Cd(NO3)2 + AgNO3

Cd(NO3)2 + KCN

31

Cd(NO3)2 + KI

Cd(NO3)2 + SbCl3

32

Cd(NO3)2 + Na2CO3

Cu
CuSO4 + NaOH

33

CuSO4 + AgNO3

CuSO4 + KCN

34

CuSO4 + KI

CuSO4 + SbCl3

35

CuSO4 + Na2CO3

36

LAPORAN III
UJI KATION GOLONGAN III
JUDUL

: Uji Kation Golongan III

HARI / TANGGAL PRAKTIKUM : Rabu / 8 Oktober 2014


TUJUAN PRAKTIKUM

a. Mengenal beberapa reaksi kation golongan III;


b. Membedakan kation golongan III berdasarkan reaksinya terhadap
beberapa reagent yang sama.

A. DASAR TEORI
Tujuan analis kualitatif sistematik kation-kation diklasifiklasikan
dalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa sifat
reagensia golongan secra spesifik, dapat kita tetapkan ada tidaknya golongangolongan kation dan dapat juga memisahkan golongan-golongan ini dengan
pemeriksaan lebih lanjut.
Dalam analis kualitatif cara memisahkan ion logam tertentu harus
memiliki prosedur kerja yang khas. Zat yang diselidiki harus disiapakan atau
diubah dalam bentuk suatu larutan.
Kation Golongan III tidak dapat bereaksi dengan asam Klorida encer
ataupun dengan Hydrogen Sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun,
kation ini membentuk endapan dengan Amonium Sulfida dalam suasana netral
atau amoniak.
B. ALAT DAN BAHAN
2. Alat

Tabung reaksi
Rak tabung
Pipet tetes
3. Bahan

37

Preaksi
o NaOH 4N
o NH4OH Pekat
o K3FE(CN)6
o K4FE(CN)6
o KCNS

Sampel
o Larutan FeSO4 1%
o Larutan Al(SO4) 1%

C. PROSEDUR KERJA
a. Ambil 10 tabung reaksi yang bersih, kemudian isi sampel :
Tabung 1-5 isi 2 cc larutan FeSO4 1%
Tabung 6-10 isi 2 cc larutan Al2 1%
b. Lakukan cara yang sama dengan mengunakan reagen NH4OH pekat,
tetespertetes sampai berlebih
c. Larutkan hal yang sama dengan reagent
Larutan K3Fe (CN) 6 1%
Larutan K4Fe (CN)6 1%
Larutan KCNS
Larutan NaOH 4 N

D. REAKSI
FeSO4 + K4Fe (CN)6 Fe4[(CN)6]2 + 2K2SO4
FeSO4 + K3Fe(CN)6 Fe3[Fe(CN)6]2 + 3K2SO4
FeSO4 + 2NaOH Fe(OH)2 + Na2SO4
FeSO4 + KCNS Fe(CNS)2 + K2SO4
FeSO4 + NH4OH Fe(OH)2 + (NH4)2SO4
Al2(SO4)3 + K4Fe(CN)6 6K2SO4 + Al4[Fe(CN)6]3
Al2(SO4)3 + 2K3Fe(CN)6 3K2SO4 + 2Al[Fe(CN)6]
Al2(SO4)3 + NaOH Al(OH)3 + 3Na2SO4
38

Al2(SO4)3 + KCNS 3K2SO4 + 2Al(CNS)3


Al2(SO4)3 + NH4OH 3(NH4)2SO4 + 2Al(OH)3
E. HASIL DAN PEMBAHASAN
No.

Sampel

Reagen

FeSO4

Al2(SO4)3

1.

NH4OH

Bening, oranye

putih

2.

K3Fe(CN)6

Kuning pekat, hijau

Kuning muda
(karena pereaksi)

3.

KCNS

Merah bata, oranye

Tidak ada perubahan

kecoklatan
4.

NaOH

Bening, oranye

Tidak ada perubahan

kecoklatan
5.

K4Fe

Biru malam,

Tidak ada perubahan

tidak ada
Sampel FeSO4
-

FeSO4 ditambahkan reagen NaOH menghasilkan warna orange


kecoklatan dan menghasilkan endapan.

FeSO4 ditambahkan reagen K3Fe(CN)6 menghasilkan warna biru


kehitaman dan menghasilkan endapan.

FeSO4 ditambahkan reagen , K4Fe(CN)6 menghasilkan warna


hijau kebiru biruan dan menghasilkan endapan.

Sampel Al2(SO4)3
-

Sampel Al2(SO4)3 ditambahkan reagen NaOH tidak mengalami


perubahan warna.

Sampel Al2(SO4)3 ditambahkan reagen K3Fe(CN)6 menghasilkan


warna hijau

Sampel Al2(SO4)3

ditambahkan reagen , K4Fe(CN)6 tidak

mengalami perubahan warna.

39

Semua kesalahan yang terjadi selama melakukan percobaan itu


dikarnakan beberapa hal diantaranya sampel dan juga reagen yang digunakan
saat peraktikum telah lama (tidak layak untuk digunakan), alat yang digunakan
kurang bersih sehingga menyebatkan adanya reaksi lain selain sampel dan
reagen yang diuji.

F. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum yang telah dilakukan
adalah, sebagai berikut.
Semua sampel yang diujikan, ada beberapa sampel yang mengalami
perubahan. Jadi hal ini terbukti bahwa sampel-sampel tersebut positif
mengandung kation-kation yang diujikan. Perubahan warna dan endapan
terjadi karena ada reaksi kimia yang terjadi. Adapun sampel yang tidak
mengalami

perubahan

walupun

terdapat

jenis-jenis

kation

yang

digunakan,mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya dari


kondisi alat dan bahan (sampel maupun reagent/pereaksi) yang digunakan.

G. LAMPIRAN HASIL PENGAMATAN


a. Sebelum ditambahkan pereaksi
Al

40

Fe

b. Sesudah ditambahkan pereaksi


Al
Al2(SO4)3 + NaOH

41

Al2(SO4)3 + K3Fe(CN)6

Al2(SO4)3 + K4Fe(CN)6

42

Al2(SO4)3 + KCNS

Al2(SO4)3 + NH4OH

43

Fe
FeSO4 + NaOH

FeSO4 + K3Fe(CN)6

44

FeSO4 + K4Fe(CN)6

FeSO4 + KCNS

45

FeSO4 + NH4OH

46

LAPORAN IV
UJI KATION GOLONGAN IV
JUDUL

: Uji Kation Golongan IV

HARI / TANGGAL PRAKTIKUM : Rabu / 15 Oktober 2014


TUJUAN PRAKTIKUM

a. Mengenal beberapa reaksi kation golongan IV


b. Membedakan kation golongan IV berdasarkan reaksinya terhadap
beberapa reagent yang sama.

A. DASAR TEORI
Uji kation golongan IV mengandung logam-logam yang sulfidanya
larut dalam air, tetapi karbonatnya tidak larut dalam larutan yang mengandung
NH4Cl. Kation-kation ini diendapkan dengan (NH4)2CO3 dalam larutan
NH4Cl.
B. ALAT DAN BAHAN
a. Tabung reaksi
b. 18 pipet tetes
c. Batang pengaduk
d. NaOH 4N
e. H2SO4 4N
f. K2CrO4
g. Larutan Ba(NO3)2 1%
h. Larutan Ca(NO3)2 1%
i. Larutan Sr(NO3)2 1%
j. Na2CO3 10%
k. Air gibs
l. K2CrO7

47

C. PROSEDUR KERJA
-

Ambil 18 tabung reaksi masing-masing isi dengan:


a. 5 tabung I diisi dengan 2 cc Ba(NO3)2 1%
b. 5 tabung II diisi dengan 2 cc Ca(NO3)2 1%
c. 5 tabung III diisi dengan 2 cc Sr(NO3)2 1%

Isi reagen NaOH, H2SO4, K2CrO4, Na2CO3, K2CrO7. Kedalam masingmasing tabung yang telah diisi larutan.

Amati

D. REAKSI
Ba(NO3)2 + Na2CO3 Ba2(CO3) + NaNO3
Ba(NO3)2 + NaOH Ba2 (OH)3 + NaNO3
Ba(NO3)2 + H2SO4 Ba2(SO4)3 + HNO3
Ba(NO3)2 + K2CrO4 Ba2(CrO4)3 + KNO3
Ba(NO3)2 + K2CrO7

Ba2 (CrO7)3 +NaNO3

Ca(NO3)2 + Na2CO3 Ca(OH)2 + NaNO3


Ca(NO3)2 + NaOH CaSO4 + 2HNO3
Ca(NO3)2 + H2SO4 CaCrO4 + 2KNO3
Ca(NO3)2 + K2CrO4 CaCO3 + 2NaNO3
Ca(NO3)2 + K2CrO7 CaCrO3 + 2KNO3
Sr(NO3)2 + NaOH Sr(OH)2 + NaNO3
Sr(NO3)2 + H2SO4 SrSO4 + 2HNO3
Sr(NO3)2 + K2CrO4 SrCrO4 + 2KNO3
Sr(NO3)2 + K2CrO7 SrCO3 + 2 NaNO3
Sr(NO3)2 + Na2CO3 SrCrO7 + 2KNO3

48

E. HASIL DAN PEMBAHASAN


No.
1.

Reagen
NaOH

Sampel
Ba(NO3)2

Ca(NO3)2

Sr(NO3)2

Bening,

Putih pucat,

Bening,

putih

putih

sedikit
putih

2.

H2SO4

Putih pucat,

Tidak ada

Putih keruh,

putih

perubahan

sedikit
putih

3.

K2CrO4

Kuning

Kuning

Kuning

(karena

(karena

(karena

pereaksi),

pereaksi)

pereaksi)

Bening,

Bening,

Bening,

putih

putih

Ada

Kuning,

Kuning

Kuning

putih

minyak,

oranye, tidak

tidak ada

ada

putih
4.

5.

Na2CO3

K2CrO7

Golongan kation ke IV yaitu Barium, Stronsium, dan Kalium. Pada


percobaan pertama yaitu Ca (

diteteskan 2 cc larutan NaOH

menghasilkan warna putih, warna Ca (

tetap pada warna semula. Ba

diteteskan 2 cc larutan NaOH menghasilkan warna hijau, warna Ba

mengalami perubahan dari warna semula yaitu kuning. Sr

diteteskan 2 cc larutan NaOH menjadi tidak berwarna., warna Sr


mengalami perubahan dari warna putih menjadi tidak berwarna.
Pada reaksi kedua, yaitu
Sr

diteteskan 2 cc larutan

warna semula Sr

. Pada percobaan pertama yaitu


menghasilkan warna putih, dari

yaitu warna putih. Ba (

menghasilkan warna kuning

diteteskan 2 cc larutan

, dari warna Ba (

semula yaitu

warna kuning (tidak mengalami perubahan) hal ini bisa saja terjadi karena
49

beberapa faktor atau karena pereaksi yang sudah tidak berfungsi. Ca (


diteteskan 2 cc

menghasilkan warna tidak berwarna.

Pereaksi ketiga yaitu


Sr

. Pada percobaan pertama yaitu

diteteskan 2 cc larutan

tidak mengalami perubahan warna

yaitu tetap pada warna putih. Ba (


menghasilkan warna hijau
kuning. Ca (

diteteskan 2 cc larutan

, mengalami perubahan warna yaitu

diteteskan 2 cc larutan

menghasilkan warna putih

kebiruan dan mengalami sedikit perubahan dari warna semula yaitu putih.
Pereaksi keempat yaitu
Sr

. Pada percobaan pertama yaitu

diteteskan 2 cc larutan

warna semula yaitu putih. Ba (

menghasilkan warna kuning dari


diteteskan 2 cc larutan

menghasilkan warna oranges

dari warna semula yaitu kuning. Ca (

diteteskan 2 cc larutan

menghasilkan kuning keemasan dari warna

semula Ca (

yaitu putih.

Pereaksi terakhir yaitu


Sr

diteteskan 2 cc larutan

warna sebelumnya yaitu putih. Ba (

. Pada percobaan pertama yaitu


menghasilkan warna kuning dari
diteteskan 2 cc larutan

menghasilkan warna kuning dari warna semula yaitu kuning (tidak mengalami
perubahan warna). Ca (

diteteskan 2 cc larutan

menghasilkan

warna kuning emas dari warna semula yaitu putih.

F. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum yang telah dilakukan
adalah, sebagai berikut.
Semua sampel yang diujikan, ada beberapa sampel yang mengalami
perubahan. Jadi hal ini terbukti bahwa sampel-sampel tersebut positif
mengandung kation-kation yang diujikan. Perubahan warna dan endapan
terjadi karena ada reaksi kimia yang terjadi. Adapun sampel yang tidak
mengalami

perubahan

walupun

terdapat

jenis-jenis

kation

yang

digunakan,mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya dari


kondisi alat dan bahan (sampel maupun reagent/pereaksi) yang digunakan.
50

G. LAMPIRAN HASIL PENGAMATAN


a. Ca
Ca(NO3)2 + NaOH

Ca(NO3)2 + H2SO4

51

Ca(NO3)2 + K2CrO4

Ca(NO3)2 + Na2CO3

52

Ca(NO3)2 + K2CrO7

b. Ba
Ba(NO3)2 + NaOH

53

Ba(NO3)2 + H2SO4

Ba(NO3)2 + K2CrO4

54

Ba(NO3)2 + Na2CO3

Ba(NO3)2 + K2CrO7

55

c. Sr
Sr(NO3)2 + NaOH

Sr(NO3)2 + H2SO4

56

Sr(NO3)2 + K2CrO4

Sr(NO3)2 + Na2CO3

57

Sr(NO3)2 + K2CrO7

58

LAPORAN V
UJI KATION GOLONGAN V
JUDUL

: Uji Kation Golongan V

HARI / TANGGAL PRAKTIKUM : Rabu / 22 Oktober 2014


TUJUAN PRAKTIKUM

a. Mengenal beberapa reaksi kation golongan V


b. Membedakan kation golongan V berdasarkan reaksinya terhadap beberapa
reagent.

A. DASAR TEORI
Kelompok kation golongan V sering juga disebut dengan kation sisa.
Disebut golongan sisa karena tidak bereaksi dengan reagensia-reagensia
golongan sebelumnya. Ion-ion kation yang termasuk dalam golongan ini ada
empat, yaitu Magnesium,Natrium, Kalium, dan Amonium.
Karena termasuk golongan sisa,maka kation golongan ini tidak
memiliki pereaksi umum, semua pereaksinya spesifik sehingga sangat mudah
dalam mengidentifikasi golongan ini.

B. ALAT DAN BAHAN

Alat
1. 2 buah rak tabung
2. 17 buah tabung reaksi
3. 10 pipet tetes
4. sikat tabung
5. batang pengaduk
6. 2 beaker glass
7. corong gelas
8. 3 labu ukur + tutup asa

59

9. botol reagen

Bahan
1. Aquadest
2. Larutan MgSO4, NH4NO3,NaCl,dan KCl masing-masing 1%
sebagai sampel.
3. Reagen NaOH,Na2CO3, Na2HPO4, NH4OH, seng uranil asetat,
asam piktrat, asam tartrat, natrium kobalt nitrit.

C. PROSEDUR KERJA
1. Buat reagen atau sampel yang belum tersedia, dengan cara :
a. Timbang zat
b. Larutkan dengan sedikit aquadest menggunakan wadah beaker
glass dan diaduk dengan batang pengaduk.
c. Ukur dengan labu ukur dan dicukupkan.
d. Kocok sampai homogen.
e. Masukkan ke dalam botol dengan reagen menggunakan corong
gelas.
2. Memasukkan 1 cc sampel MgSO4 1%, NaCl 1%, KCl 1%, NH4NO3 1%
masing-masing ke dalam 4 tabung reaksi.
3. Menambahkan pereaksi ke dalam masing-masing sampelnya
Sampel MgSO4
o NaOH 1 %
o Na2CO3 10%
o Na2HPO4 10%
o NH4OH 20%
Sampel NaCl
o Natrium kobalt nitrit
o Asam tartrat 1 %
o Asam piktrat 1 %
o Seng uranil asetat 1 %

60

Sampel KCl
o Natrium kobalt nitrit
o Asam tartrat 1 %
o Asam piktrat 1 %
o Seng uranil asetat 1 %
Sampel NH4NO3
o NaOH 1%
o Na2CO3 10%
o Na2HPO4 10%
o Natrium kobalt nitrit
4. Mengamati perubahan warna yang terjadi.

D. REAKSI
a. Mg2+
MgSO4 + 2NaOH Mg(OH)2 + Na2SO4
MgSO4 + Na2CO3 MgCO3 + Na2SO4
MgSO4 + Na2HPO4 MgHPO4 + Na2SO4
MgSO4 + NH4OH Mg(OH)2 + (NH4)2SO4
b. Na+
NaCl + Na3[Co(NO2)]6 Na3[Co(NO2) 6] + NaCl
NaCl + C4H6O6 Na4H6O6 + CCl
NaCl + C6H3N3O7 Na6H3N3O7 + CCl
NaCl + ZnUO2[(CH3COO)4] Na2(CH3COO) + ZnUOCl4
c. K+
KCl + Na3[(Co(NO2)]6 K3[Co(NO2)6] + NaCl
KCl + C4H6O6 K4H6O6 + CCl
KCl + C6H3N3O7 K6H3N3O7 + CCl
KCl + ZnUO2[(CH3COO)4] K2(CH3COO) + ZnUO2Cl4
d. NH4+
NH4NO3 + NaOH NaNO3 + NH4OH
NH4NO3 + Na2CO3 (NH4)2CO3 + NaNO3

61

NH4NO3 + Na2HPO4 (NH4)2HPO4 + NaNO3


NH4NO3 + Na3[(Co(NO2)6] NH4Co(NO2) + NaNO3
E. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Hasil Pengamatan untuk Sampel MgSO4
Sampel MgSO4

Pereaksi
NaOH

Putih keruh, tidak ada

Na2CO3

Putih keruh, putih

Na2HPO4

Tidak ada perubahan

NH4OH

Putih pucat, tidak ada

b. Hasil Pengamatan untuk Sampel NaCl


Sampel NaCl

Pereaksi
C4H6O6

Tidak ada perubahan

ZnUO2[(CH3COO)4]

Putih kekuningan, tidak ada

c. Hasil Pengamatan untuk Sampel KCl


Sampel KCl

Pereaksi
C4H6O6

Tidak ada perubahan

ZnUO2[(CH3COO)4]

Putih kekuningan, tidak ada

d. Hasil Pengamatan untuk Sampel NH4NO3


Pereaksi

Sampel NH4NO3

NaOH

Tidak ada perubahan

Na2CO3

Tidak ada perubahan

Na2HPO4

Tidak ada perubahan

C4H6O6

Tidak ada perubahan

Kation merupakan ion yang bermuatan positif. Kation pada


golongan V terdiri dari Mg2+ , Na+ , NH4+ , K+. Pada percobaan ini

62

dilakukan pencampuran dengan larutan lain untuk mengetahui adanya


perubahan warna yang terjadi. Dalam praktikum ini analisa yang di
gunakan

yaitu

analisa

kering meliputi

pemeriksaan organoleptis

(warna,bau,rasa) dan pemanasan. Analisis campuran kation-kation


memerlukan pemisahan kation secara sistematik dalam golongan dan
selanjutnya di ikuti masing-masing.
Percobaan yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu uji kation
golongan V (golongan sisa). Praktikum ini bertujuan untyk menentukan
hasil reaksi, segi warna, bentuk maupun bau. Reagen yang di gunakan
untyk mereaksikan antara lain NaOH, Na2CO3, Na2HPO4, Asam pikrat,
Asam tartrat. Semua sampel dan reagen tersebut merupakan sampel dan
reagen (larutan) yang di buat dalam konsentrasi dan komposisi tertentu
agar dapat bereaksi meninggalkan endapan ataupun perubahan warna.
Adapun hasil dari masing-masing sampel itu berbeda seperti
MgSO4 yang telah ditambahkan dengan Na2CO3 hasil reaksinya putih susu
dan yang telah di tambahkan dengan reagen NaOH hasil warnanya bening
2 lapisan , dan tidak terjadi perubahan warnaseperti: NaCl dan KCl yang
telah di tambahkan dengan reagen Asam tartrat tidak terjadi perubahan
warna atau tetap jernih(bening) dan MgSO4 yang di tambahkan dengan
reagen Na2HPO4 tidak terjadi perubahan warna atau tetap bening, serta
adapula yang hasil reaksinya sama seperti: NaCl dan KCl yang di telah di
tambahkan dengan reagen Asam pikrat perubahan warna yang di hasilkan
yaitu kuning terang.

F. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum yang telah dilakukan
adalah, sebagai berikut.
Semua sampel yang diujikan, ada beberapa sampel yang mengalami
perubahan. Jadi hal ini terbukti bahwa sampel-sampel tersebut positif
mengandung kation-kation yang diujikan. Perubahan warna dan endapan
terjadi karena ada reaksi kimia yang terjadi. Adapun sampel yang tidak

63

mengalami

perubahan

walupun

terdapat

jenis-jenis

kation

yang

digunakan,mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya dari


kondisi alat dan bahan (sampel maupun reagent/pereaksi) yang digunakan.

G. LAMPIRAN HASIL PENGAMATAN


a. Mg
MgSO4 + NaOH

MgSO4 + Na2CO3

64

MgSO4 + Na2HPO4

MgSO4 + NH4OH

65

b. Na
NaCl + C4H6O6

NaCl + ZnUO2(CH3COO)4

66

c. K
KCl + C4H6O6

KCl + ZnUO2(CH3COO)4

67

d. NH4
NH4NO3 + NaOH

NH4NO3 + Na2CO3

68

NH4NO3 + Na2HPO4

69

NH4NO3 + C4H6O6

70

LAPORAN VI
PEMBAKUAN LARUTAN NaOH 0,1 N DENGAN LARUTAN
ASAM OKSALAT 0,1 N
JUDUL

: Pembakuan Larutan NaOH 0,1 N Dengan

Larutan Asam Oksalat 0,1 N


HARI / TANGGAL PRAKTIKUM : Rabu / 8 Desember 2014
TUJUAN PRAKTIKUM

Mampu

menerapkan

teknik

titrasi

menganalisis sampel dan mampu menstandarisasi larutan.


A. DASAR TEORI
Larutan baku /standar adalah larutan yang telah diketahui normalitas
atau molaritasnya dengan tepat. Normalitas menunjukkan kepekatan dari suatu
larutan yang dinyatakan dalam bentuk.Jumblah ekuivalen zat terlarut dalam
tiap liter larutan. Molaritas menunjukkan dari suatu larutan yang dinyatakan
dalam bentuk jumblah molekul zat terlarut dalam tiap liter larutan.Cara
menentukan normalitas dan molaritas inilah yang digunakan pada suatu
larutan yang disebut dengan pembakuan/standarisasi yang dilakukan dengan
cara melihat kepekaan yang diperoleh dari hasil penimbangan zat yang
diketahui kemurniaanya.
Alkali metri dalah suatu metode analisis titrimetri yang didasarkan
pada pengukuran secara kuantitatif asam yang terdapat dalam contoh dengan
cara titrasi dengan larutan yang sesuai.
Asam oksalat merupakan suatu asam lemah,sedangkan NaOH
merupakan suatu basa yang bersifat kuat maka untuk melihat hasil perubahan
warna dari titrasi NaOH dengan Asam Oksalat dari warna putih menjadi
merah mudah dengan megunakan indicator PP.

B. ALAT DAN BAHAN


Alat:

71

Botol kecil berisi air suling

Buret

Corong kecil

Labu erlemeyer 250 ml

Labu ukur 100 ml

Pipet volumetrik 25 ml

Statif dan klem

Bahan:

Natrium hidroksida (NaOH)

Asam oksalat

Indikator Fenolftalein

C. PROSEDUR KERJA
1. Ditimbang dengan teliti Kristal H2C2O4 (Asam oksalat) sebanyak
0,45 g
2. Dibilas dalam Erlenmeyer dan diaduk sampai semua larut
3. Tambahkan air suling sampai volume 100 ml
4. Tambahkan beberapa tetes larutan indicator pp
5. Titrasi dengan larutan NaOH yang akan ditentukan kenormalannya
sampai terjadi perubahan warna

D. REAKSI
2NaOH + H2C2O4 Na2C2O4 + 2H2O
E. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil titrasi

: 22,4 ml

II

: 22,3 ml

III

: 22,7 ml

72

Rata-rata titrasi : 22,46667

Perhitungan :
V1

. N1

V2

. N2

22,46667 . 0,1 =

25

. N2

2,246667

25

.N2

2,246667

N2

25

N2

0,08986668

0,089 N

Hasil Normalitas asam oksalat : 0,089

F. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum yang telah dilakukan
adalah, sebagai berikut.
Kadar larutan asam dapat ditentukan dengan menggunakan laruta basa
yang sudah diketahui kadarnya,dan sebaiknya kadar suatu larutan basa dapat
ditentukan dengan menggunakan larutan asam yang sudah diketahui kadarnya.
Pada standarisasi NaOH terhadap asam oksalat indicator yang
digunakan adalah penolftalein atau PP 1 %.

73

G. LAMPIRAN HASIL PENGAMATAN


a. Percobaan I
Sebelum

Sesudah

b. Percobaan II
Sebelum

Sesudah

74

c. Percobaan III
Sebelum

Sesudah

75

LAPORAN VII
PEMBAKUAN LARUTAN HCl 0,1 N DENGAN TETRA BORAX 0,1 N
JUDUL

: Pembakuan Larutan HCl 0,1 N dengan

Tetra Borax 0,1 N


HARI / TANGGAL PRAKTIKUM : Rabu / 10 Desember 2014
TUJUAN PRAKTIKUM

a. Mengetahui penetralan asam basa


b. Menentukan konsentrasi suatu larutan
c. Mengetahui titik ekuivalen dan titik akhir titrasi

A. DASAR TEORI
Analisis volumetri didasarkan pada pengukuran volume sejumlah
larutan pereaksi yang diperlukan untuk bereaksi dengan senyawa yang hendak
di tentukan. Larutan pereaksi yang digunakan untuk penentuan volumetri ini
disebut larutan baku. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk melakukan
metode volumetri adalah: Reaksi antara larutan baku dan zat yang hendak
ditentukan harus berjalan secara kuantitatif dan stoikiometri. Reaksi
berlangsung secara cepat. Konsentrasi larutan baku diketahui secara tepat.
Titik akhir penentuan volumetri harus dapat ditentukan dengan menggunakan
indikator visual.
Volume jumlah reagen yang ditambahkan tepat sama dengan yang
diperlukan untuk bereaksi sempurna dengan zat yang dianalisis disebut titik
ekivalen.Volume dimana perubahan warna indikator tampak oleh pengamat
disebut titik akhir.Titik akhir dan titik ekivalen tidak sama, pada prakteknya,
titik akhir dicapai setelah titik ekivalen tercapai. Perbedaan antara titik akhir
dan titik ekivalen disebut kesalahan titik akhir.
Metode volumetri yang biasa digunakan adalah titrasi asam-basa yang
meliputi reaksi asam-basa baik kuat atau lemah.Suatu asam hanya dapat
memberikan proton jika ada basa yang berfungsi sebagai akseptor proton,
76

sebaliknya basa baru dapat menerima proton jika ada asam yang memberikan
proton. Konsep asam-basa menurut Bonsted-Lowry adalah:
Asam Basa + Proton

Titrasi asam-basa hanya mungkin terjadi jika titik ekivalen dapat


ditentukan dari reaksi yang terjadi.Jumlah asam atau basa penitrasi dapat
digunakan untuk menghitung jumlah asam atau basa yang dititrasi.Indikator
yang digunakan dalam titrasi asam-basa dapat berupa asam atau basa, larut,
stabil dan menunjukan perubahan warna yang kuat dan biasanya adalah
Senyawa organik.Perubahan warna disebabkan oleh resonansi isomer
elektron. Indikator-indikator memiliki tetapan ionisasi yang berbeda,
akibatnya indikator tersebut menunjukan warna pada range pH berbeda.
Indikator asam-basa secara garis besar dikelompokan mejadi 3 kelompok
yaitu:
a. Indikator ftalein dan sulfotalein
b. Indikator azo
c. Indikator trifenilmetana
Semua metode volumetri tergantung pada larutan standar yang
mengandung sejumlah reagen per satuan volume larutan dengan ketepatan
yanag tinggi. Larutan standar primer adalah zat yang tersediadalam komposisi
kimia yang jelas murni. Larutan tersebut hanya bereaksi pada kondisi titrasi
dan tidak terjadi reaksi samping. Senyawa ini harus dimurnikan dan sedapat
mungkin tidak higroskopis. Berat ekivalennya sebaiknya besar, untuk
menghindarikesalahan. Bila suatu asam atau basa,harus mempunyai tetapan
ionisasi yang besar.

B. ALAT DAN BAHAN


Buret
Gelas Erlenmeyer (3 buah)
Beaker gelas (2 buah)

77

Pipit tetes
Corong
Larutan HCl
Larutan boraks
Indicator metyl red
Statif dan klem

C. PROSEDUR KERJA
1. Timbang boraks sebanyak 2.6 gram kemudian larutkan kedalam 250 ml
aquadest didalam beaker gelas.
2. Larutkan HCl 2.1 ml kedalam 250 ml aquadest didalam beaker gelas.
3. Tuangkan boraks 25 ml kedalam masing-masing 3 erlenmeyer.
4. Tuangkan HCl kedalam buret menggunakan corong agar tidak tumpah.
5. Teteskan metyl red 2-3 tetes kedalam masing-masing gelas Erlenmeyer
sampai berubah warna.
6. Kemudian, titrasi dengan larutan HCl melalui buret yang sudah disiapkan
tetes demi tetes.
7. Titrasi dihentikan setelah mencapai titik ekuivalen dimana larutan yang
ada didalam gelas Erlenmeyer berwarna merah muda.
8. Catat volume HCl yang digunakan (baca skala pada buret)
9. Ulangi percobaan ini sebanyak 3 kali.

D. REAKSI
3HCl + Na3B3O7 H3B3O7 + 3NaCl
E. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penimbangan Na2B4O7 = 2,26 gram
HCl = 2,07mL

Volume titrasi HCl


Erlenmeyer 1

78

Volume awal : 0 mL
Volume akhir : 12,6 mL
Volume titrasi : 12,6 mL

Erlenmeyer 2
Volume awal : 7 mL
Volume akhir : 19,7 mL
Volume titrasi : 12,7 mL

Erlenmeyer 3
Volume awal : 19,7 mL
Volume akhir : 32,7 mL
Volume titrasi : 13 mL

Normalitas HCl pada Erlenmeyer 1


N1.V1

N2.V2

12,6 . N1

0,1 25

N1

2,5 / 12,6

N1

0,1981

Normalitas HCl pada Erlenmeyer 2


N1.V1

N2.V2

12,7.N1

0,1 25

N1

2,5 / 12,7

N1

0,1968

Normalitas pada Erlenmeyer 3


N1.V1

N2.V2

13.N1

0,1 25

N1

2,5 / 13

N1

0,1923

79

Maka normalitas HCl = 0,1981 + 0,1968 + 0,1923


3
= 0,1957

F. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum yang telah dilakukan
adalah, sebagai berikut.
Ketelitian dalam pengenceran merupakan salah satu faktor untuk
memperoleh ketetapan konsentrasi yang diinginkan, karena itu pengenceran
akan lebih baik bila dilakukan dalam labu ukur untuk membuat larutan dari
bahan padat, maka ditimbang sejumlah zat tertentu zat padat dilarutkan dalam
air sampai volume tertentu sesuai konsentrasi yang diinginkan. Konsentrasi
larutan yang tepat akan diperoleh pengambilan zat padat dan pengembangan
dikerjakan dengan teliti dan sebersih mungkin.

G. LAMPIRAN HASIL PENGAMATAN


a. Percobaan I
Sebelum

Sesudah

80

b. Percobaan II
Sebelum

Sesudah

c. Percobaan III
Sebelum

Sesudah

81

DAFTAR PUSTAKA
G. Svehla. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimakro, ed.5 PT. Kalman Media Pusaka. Jakarta.
Penuntun dan Laporan Praktikum Kimia Analitik Kualitatif. Politeknik Kesehatan
Kemenkes Makassar.
Sempadian, Cristiano Hamdiansyah. Kimia Analisis Titrasi Asam Basa.
https://www.scribd.com/doc/98886272/Prak-Kimia-Analisis-Titrasi-AsanBasa#download (diakses pada tanggal 5 Januari 2015)
Saputra, Agil. Laporan Kimia Analitik.
https://www.academia.edu/7287903/LAPORAN_KIMIA_ANALITIK
(diakses pada tanggal 5 Januari 2015)

82

Anda mungkin juga menyukai