Uji Kation Golongan 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kation golongan pertama, membentuk klorida-klorida yang tak larut. Namun,
timbel klorida sedikit larut dalam air, dan karena itu timbel tak pernah mengendap
dengan sempurna bila ditambahkan asam klorida encer kepada suatu cuplikan; ion
timbel yang tersisa itu, diendapkan secara kuantitatif dengan hidrogen sulfida dalam
suasana asam bersama-sama kation golongan kedua. Ion-ion golongan ini adalah
timbel, merkurium(I), dan perak.
Nitrat dari kation-kation ini sangat mudah larut. Diantara sulfat-sulfat, timbal
sulfat praktis tidak larut, sedangkan perak sulfat larut jauh lebih banyak. Kelarutan
merkurium(I) sulfat terletak diantara kedua zat tersebut.
Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukanlah percobaan ini
(identifikasi kation golongan I).
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari percobaan ini adalah bagaimana mengetahui identifikasi
kation golongan I yang terdapat pada suatu sampel.
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui identifikasi kation
golongan I yang terdapat pada suatu sampel.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation-kation


diklasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat
kation itu terhadap beberapa reagensia. Reagensia golongan
yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah
asam klorida, hidrogen sulfida, dan amonium karbonat.
Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi
dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan
atau tidak. Jadi boleh kita katakan bahwa klasifikasi kation yang
paling umum, didasarkan atas perbedaan kelarutan klorida,
sulfida, dan karbonat dari kation tersebut (Svehla,1985:203).
Dalam analisa kualitatif cara memisahkan ion logam
tertentu harus mengikuti prosedur kerja yang khas. Zat yang
diselidiki harus disiapkan atau diubah dalam bentuk suatu
larutan. Untuk zat padat kita harus memilih pelarut yang cocok.
Ion-ion pada golongan-golongan diendapkan satu per satu,
endapan dipisahkan dari larutan dengan cara disaring atau

diputar dengan centrifuge. Endapan dicuci untuk membebaskan


dari larutan pokok atau filtrat dan tiap-tiap logam yang mungkin
akan dipisahkan (Cokrosarjiwanto,1977:14).
Kation-kation golongan I adalah kation-kation yang akan
mengendap bila ditambahkan dengan asam klorida (HCl) yaitu
Ag, Pb, dan Hg yang akan mengendap sebagai campuran
AgCl, HgCl, dan PbCl

. Pengendapan ion-ion golongan I

harus pada temperatur kamar atau lebih rendah karena PbCl


terlalu mudah larut dalam air panas. Juga harus dijaga agar asam
klorida tidak terlalu banyak ditambahkan. Dalam larutan HCl
pekat, AgCl dan PbCl

melarut, karena Ag dan Pb

membentuk kompleksi dapat larut (Keenan,1984:20).


Banyak

reaksi-reaksi

yang

menghasilkan

endapan

berperan penting dalam analisa kualitatif. Endapan tersebut


dapat berbentuk kristal atau koloid dan dengan warna yang
berbeda-beda. Pemisahan endapan dapat dilakukan dengan
penyaringan ataupun sentrifugasi. Endapan tersebut terbentuk
jika

larutan

menjadi

terlalu

jenuh

dengan

zat

yang

bersangkutan. Kelarutan suatu endapan adalah sama dengan


konsentrasi molar dari larutan jenuhnya. Kelarutan bergantung
pada berbagai kondisi seperti tekanan, suhu, konsentrasi bahan
lain dan jenis pelarut. Perubahan larutan dengan perubahan
tekanan tidak mempunyai arti penting dalam analisa kualitatif,
karena semua pekerjaan dilakukan dalam wadah terbuka pada
tekanan atmosfer. Kenaikan suhu umumnya dapat memperbesar
kelarutan endapan kecuali pada beberapa endapan, seperti
kalsium sulfat, berlaku sebaliknya. Perbedaan kelarutan karena
suhu ini dapat digunakan sebagai dasar pemisahan kation.
Misalnya, pemisahan kation Ag, Hg(l), dan Pb dapat dilakukan
dengan mengendapkan ketiganya sebagai garam klorida,
kemudian memisahkan Pb dari Ag dan Hg(l) dengan
memberikan air panas. Kenaikan suhu akan memperbesar
kelarutan Pb sehingga endapan tersebut larut sedangkan kedua
kation lainnya tidak.
Suatu pereaksi menyebabkan sebagian kation mengendap
dan sebagian larut, maka setelah dilakukan penyaringan
terhadap endapan tebentuk dua kelompok campuran yang massa
masing-masingnya kurang dari campuran sebelumnya. Reaksi
yang terjadi saat pengidentfikasian menyebabkan terbentuknya

zat-zat baru yang berbeda dari zat semula dan berbeda sifat
fisiknya (Hardjadi, 1993).

BAB III
METODE PERCOBAAN
Waktu dan Tempat

Alat dan Bahan


Alat
Pipet tetes
Tabung Reaksi
Rak tabung
Bahan
Pb (NO3 )2 1%
AgNO3 1%
NH3 2%
KI 0,5%
NaOH 0,5%
Na2 CO3 1%
Prosedur Kerja

Siapkan tabung reaksi sebanyak 4 buah dam beri label sesuai


nama sampel
2. Masing-masing tabung reaksi diisi dengan 5 tetes Pb(NO3)2 1%
3. Tambahkan pada tiap tabung reaksi secara berurutan, 5 tetes
Na2CO3 1% pada tabung 1; 5 tetes NH3 2% pada tabung 2; 5 tetes NaOH 0,5%
pada tabung 3; dan 5 tetes KI 0,5% pada tabung 4.
4. Amati dan catat perubahan yang terjadi pada masing-masing
tabung
5. Ulangi langkah 1-4 menggunakan AgNO3 1%
PEMBAHASAN
Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan
dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia.
Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah
asam klorida, hidrogen sulfida, dan amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas
apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk
endapan atau tidak. Jadi boleh kita katakan bahwa klasifikasi kation yang paling
umum, didasarkan atas perbedaan kelarutan klorida, sulfida, dan karbonat dari kation
tersebut.
Prosedur yang biasa digunakan untuk menguji suatu zat yang tidak
diketahui, pertama kali adalah membuat sampel (contoh) yang dianalisis dalam
bentuk cairan (larutan), selanjutnya terhadap larutan yang dihasilkan dilakukan uji
ion-ion yang mungkin ada. Biasanya dilakukan pemisahan ion terlebih dahulu melalui
proses pengendapan, selajutnya dilakukan pelarutan kembali endapan tersebut.
Kemudian diadakan uji spesifik untuk ion-ion yang akan diidentifikasi. Uji spesifik
dilakukan dengan menambahkan reagen (pereaksi) tertentu yang akan membentuk
endapan berwarna yang merupakan karakteristik untuk ion-ion tertentu. Prinsip

percobaan ini berdasarkan reaksi zat atau reagen yang menimbulkan warna, endapan
yang spesifik.
Dalam metode analisis kualitatif, kita menggunakan beberapa pereaksi
diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan
untuk mengetahui jenis anion/kation suatu larutan. Metode dalam melakukan analisis
kualitatif ini dilakukan secara konvensional, yaitu memakai cara visual yang
berdasarkan kelarutan. Pengujian kelarutan dilakukan pertama-tama dengan
mengelompokkan ion-ion yang mempunyai kemiripan sifat. Pada percobaan uji
kation golongan satu ini digunakan pereaksi NH 3 2%, KI 0,5%, NaOH 0,5%, dan
Na2CO3 1%.
Pada percobaan pertama yaitu sampel AgNO3 yang ditambahkan larutan KI sebanyak
5 tetes membentuk endapan yang berwarna hijau muda. Dengan reaksi:
AgNO3 + KI

AgI + KNO3 (endapan hijau muda)

Secara teori, penambahan kalium iodida akan membentuk endapan kuning perak
iodida (svehla :219. ). Hasil yang diperoleh berbanding terbalik dengan teoritis, yang
seharusnya menghasilkan warna kuning pada penambahan kalium iodida.
Kemungkinan hal ini terjadi karena larutan sampel AgNO3 yang dipakai sudah lama
sehingga hasil reaksinya kurang tepat, dan juga Pereaksi yang digunakan terlalu pekat
atau terlalu encer.
Pada percobaa selanjutnya, penambahan NH3 sebanyak 5 tetes pada larutan AgNO 3 ,
diperoleh larutan tidak mengalami perubahan. Hal ini tidak sesuai dengan teoritis,
dimana penambahan larutan amonia akan membentuk endapan coklat perak oksida
(svehla :219). Ketidak sesuaian ini mungkin disebabkan karena larutan sangat asam,
sehingga tak terjadi pengendapan (svehla: 219).

Pada percobaan ke tiga, larutan AgNO3 ditambahkan larutan NaOH, membentuk


endapan berwarna cokelat. Dengan reaksi:
2Ag+ + 2OH-

Ag2O

+ H2O
Cokelat

Hasil percobaan ini sesuai dengan teoristis, dimana penambahan natrium hidoksida
pada larutan argentum akan membentuk endapan cokelat perak oksida (svehla :219)
Pada percobaan terakhir untuk mendeteksi kation Ag+ dalam larutan AgNO3 yaitu
dengan penambahan larutan Na2CO3 yang menghasilkan endapan putih. Hasil ini
berbanding lurus teori yang menyatakan bahwa penambahan natrium karbonat
menghasilkan endapan putih kekuningan, perak karbonat. Dengan reaksi;
2Ag+ + CO32-

Ag2CO3 (putih kekuningan)

Anda mungkin juga menyukai