Uji Kation Golongan 1
Uji Kation Golongan 1
Uji Kation Golongan 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kation golongan pertama, membentuk klorida-klorida yang tak larut. Namun,
timbel klorida sedikit larut dalam air, dan karena itu timbel tak pernah mengendap
dengan sempurna bila ditambahkan asam klorida encer kepada suatu cuplikan; ion
timbel yang tersisa itu, diendapkan secara kuantitatif dengan hidrogen sulfida dalam
suasana asam bersama-sama kation golongan kedua. Ion-ion golongan ini adalah
timbel, merkurium(I), dan perak.
Nitrat dari kation-kation ini sangat mudah larut. Diantara sulfat-sulfat, timbal
sulfat praktis tidak larut, sedangkan perak sulfat larut jauh lebih banyak. Kelarutan
merkurium(I) sulfat terletak diantara kedua zat tersebut.
Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukanlah percobaan ini
(identifikasi kation golongan I).
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari percobaan ini adalah bagaimana mengetahui identifikasi
kation golongan I yang terdapat pada suatu sampel.
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui identifikasi kation
golongan I yang terdapat pada suatu sampel.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
reaksi-reaksi
yang
menghasilkan
endapan
larutan
menjadi
terlalu
jenuh
dengan
zat
yang
zat-zat baru yang berbeda dari zat semula dan berbeda sifat
fisiknya (Hardjadi, 1993).
BAB III
METODE PERCOBAAN
Waktu dan Tempat
percobaan ini berdasarkan reaksi zat atau reagen yang menimbulkan warna, endapan
yang spesifik.
Dalam metode analisis kualitatif, kita menggunakan beberapa pereaksi
diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan
untuk mengetahui jenis anion/kation suatu larutan. Metode dalam melakukan analisis
kualitatif ini dilakukan secara konvensional, yaitu memakai cara visual yang
berdasarkan kelarutan. Pengujian kelarutan dilakukan pertama-tama dengan
mengelompokkan ion-ion yang mempunyai kemiripan sifat. Pada percobaan uji
kation golongan satu ini digunakan pereaksi NH 3 2%, KI 0,5%, NaOH 0,5%, dan
Na2CO3 1%.
Pada percobaan pertama yaitu sampel AgNO3 yang ditambahkan larutan KI sebanyak
5 tetes membentuk endapan yang berwarna hijau muda. Dengan reaksi:
AgNO3 + KI
Secara teori, penambahan kalium iodida akan membentuk endapan kuning perak
iodida (svehla :219. ). Hasil yang diperoleh berbanding terbalik dengan teoritis, yang
seharusnya menghasilkan warna kuning pada penambahan kalium iodida.
Kemungkinan hal ini terjadi karena larutan sampel AgNO3 yang dipakai sudah lama
sehingga hasil reaksinya kurang tepat, dan juga Pereaksi yang digunakan terlalu pekat
atau terlalu encer.
Pada percobaa selanjutnya, penambahan NH3 sebanyak 5 tetes pada larutan AgNO 3 ,
diperoleh larutan tidak mengalami perubahan. Hal ini tidak sesuai dengan teoritis,
dimana penambahan larutan amonia akan membentuk endapan coklat perak oksida
(svehla :219). Ketidak sesuaian ini mungkin disebabkan karena larutan sangat asam,
sehingga tak terjadi pengendapan (svehla: 219).
Ag2O
+ H2O
Cokelat
Hasil percobaan ini sesuai dengan teoristis, dimana penambahan natrium hidoksida
pada larutan argentum akan membentuk endapan cokelat perak oksida (svehla :219)
Pada percobaan terakhir untuk mendeteksi kation Ag+ dalam larutan AgNO3 yaitu
dengan penambahan larutan Na2CO3 yang menghasilkan endapan putih. Hasil ini
berbanding lurus teori yang menyatakan bahwa penambahan natrium karbonat
menghasilkan endapan putih kekuningan, perak karbonat. Dengan reaksi;
2Ag+ + CO32-